NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona CEO Dingin

Terjerat Pesona CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: ella ayu aprillia

Ayunda Anindita, seorang gadis yatim piatu yang hidup menderita di kota Bandung. ia memiliki bibi dan sepupu yang jahat kepadanya. suatu saat ia bertemy dengan pria tampan yang kaya raya. mampu kah Ayunda hidup bahagia dengan seorang pria kaya atau justru ia hanya di jadikan asisten?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

Pagi di Perusahaan Januar Corp

Nathan sampai di lobi perusahaannya pukul 9 pagi.

Semua staff menyapa dengan sopan saat mereka berpapasan dengan sang CEO.

"Selamat pagi pak Nathan,"sapa satpam yang berjaga di pintu masuk.

Nathan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Saat akan memasuki lift seseorang menyapa nya dengan lembut.

"Selamat pagi Nathan,"sapa wanita itu dengan tersenyum penuh manipulatif.

Nathan menatapnya malas.

"Untuk apa kamu datang kesini?" Tanya Nathan sinis.

Elisa pun mencoba tetap tersenyum meskipun respon yang diberikan nathan tak sesuai dengan keinginannya.

"Aku ingin ngajak kamu sarapan bareng, kamu pasti belum sarapan kan?"

"Aku sudah sarapan di rumah orang tuaku. Sebaiknya kamu pulang karena percuma saja kamu mendekatiku karena aku sudah punya kekasih."

Mendengar itu Elisa pun syok bukan main.

"Apaa.. Gak mungkin. Kamu pasti cuma mau menghindari aku saja kan makanya kamu bilang kaya gitu."

"Terserah kamu percaya atau tidak itu bukan urusanku tapi yang jelas aku tidak akan pernah sudi menerima perjodohan gila itu. Kamu pikir aku tidak tahu apa yang kamu rencana kan dengan daddy kamu yang tidak tahu diri itu? Kamu pikir aku tidak tahu perushaan kamu terancam bangkrut dan keluarga mu ingin memanfaatkan keluargaku. Mungkin daddy ku tidak peka karena dia terlalu baik dengan daddy mu. Tapi itu tidak berlaku denganku.

Aku bukan orang bodoh yang bisa kalian manfaatkan. Kita lihat nanti siapa yang akan tertawa menang."

Mendengar itu semua, Elisa pun tak bisa berkata apa - apa. Dia hanya bisa diam terpaku dengan segala ucapan Nathan yang sepenuhnya adalah benar adanya.

Wajah Elisa pucat pasi dan tubuhnya sedikit bergetar.

Melihat reaksi Elisa, Nathan pun tertawa kejam.

"Kenapa.. Kenapa wajah kamu pucat seperti mayat hidup?"

"Kamu tidak menyangka kalau aku bisa tahu segala kebusukan kamu dan keluargamu?" Nathan semakin tersenyum bengis.

"Nathan ka... Kamu.." Elisa tergagap tak mampu melanjutkan kata - katanya. Ia terlalu syok dan tak percaya kenapa Nathan bisa mengetahui semua niat buruknya. Bagaimana ia akan menjelaskan dengan daddy nya kalau ia sudah gagal mendekati Nathan dan Nathan pun sudah mengetahui segala rencananya.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Elisa memilih meninggalkan kantor Nathan.

Melihat Elisa yang melangkah pergi, Nathan pun tersenyum dingin dan merasa lega karena dia bisa terlepas dari nya.

Ia menekan tombol lift untuk menuju ke ruangannya. Saat pintu lift akan tertutup namun ada kaki yang menghalangi pintu tersebut agar tidak menutup. Nathan menyaksikan itu dengan wajah merengut.

Saat yang akan masuk ternyata adalah zaky, Nathan pun segera menanyakan tentang informasi yang ia butuhkan.

Zaky masuk lift dengan ngos - ngosan karena ia berlari dari lobby saat melihat Nathan akan baik lift.

"Bagaimana kamu sudah melaksanakan tugas yang aku berikan belum," tanya Nathan.

Zaky pun menoleh dan menatap tajam ke Nathan.

"Tunggu dulu, aku sedang mengatur nafas. Capek lari dari lobby sampai ke sini."

Nathan hanya mendengkus.

"Kamu harus siap - siap mengeluarkan uang 30 juta," ucapnya dengan senyum licik.

Nathan tersenyum, "aku yakin kalau kamu akan dapat melakukan tugas yang aku berikan dengan cepat. Kamu memang dapat diandalkan." Setelah mengucapkan itu Nathan mengeluarkan ponselnya kemudian mentransfer uang ke rekening sang asisten sekaligus sahabatnya.

Zaky pun tersenyum sumringah melihat bukti transferan itu kemudian mengeluarkan ponselnya dan mengirim nomor Ayunda ke ponsel Nathan.

Nathan melihat nomor itu dengan senyum yang penuh misteri.

***

Ayunda akhirnya keluar dari ruang administrasi usai mendaftar dan membayar semuanya. Ayunda kemudian berkeliling kampus untuk mengetahui semua letak dan ruangan agar dia tidak bingung saat mulai kuliah. Saat sedang berjalan di lorong kampus yang sepi, dia dikagetkan dengan kehadiran seorang pemuda yang begitu tampan.

"Haai..." Sapa pemuda tersebut dengan tersenyum ramah.

Ayunda terlonjak kaget saat tiba - tiba ada suara yang mengagetkan nya.

"Eh.. Iya kak," balas Ayunda gugup.

"Kamu mahasiswa baru? Aku belum pernah lihat kamu sebelumnya."

"I.. Iya kak.. Aku baru aja daftar masuk kampus ini terus aku iseng - iseng menyusuri kampus supaya paham sama ruanganya."

"Oh.. Gitu mau aku temani? Kebetulan aku lagi gak ada kelas."

"Emang gak ngrepotin kak?"

"Gak dong, kan aku yang nawarin sendiri. Oya kita belum kenalan. Nama aku Ryan."

"Ayunda.."

"Nama yang cantik sesuai orangnya," cap Ryan sambil tersenyum manis.

Yunda hanya tersenyum tipis menanggapi itu.

"Yukk aku aja keliling kampus."

Setelah beberapa menit lelah berkeliling akhirnya mereka masuk ke kantin untuk membeli minuman atau makanan.

Mereka duduk di tempat yang ada di pojok ruangan dan di dekat jendela. Ayunda dapat melihat terdapat taman di sana yang begitu ramai.

"Kamu mau pesen apa," tanya Ryan.

"Es jeruk aja ka kayanya seger panas - panas gini."

"Oke,, mau makan juga?"

"Gak usah kak, aku udh ada rencana makan siang sama temen - temen aku."

"Baiklah.. Teman kamu di kampus ini juga?"

"Iya ka.. Namanya Tika dan Putri. Kita tinggal di kontrakan yang sama dan kerja di cafe yang sama."

"Oh.. Emangnya kamu orang mana trus orang tua kamu dimana kok bisa ngontrak sama mereka."

Wajah Ayunda pun terlihat murung.

"Aku orang Bandung kak, ke Jakarta mau kerja di cafe saudaranya temen aku yang di Bandung dan orang tuaku sudah lama meninggal."

Mendengar itu Ryan pun merasa bersalah.

"Hmm maaf Yun aku gak tahu."

"Gak papa kok kak. Santai aja."

Tak lama pesanan mereka datang dan mereka pun menikmati minuman tersebut sambil ngobrol - ngobrol ringan sampai ada seorang gadis yang tiba - tiba menghampiri mereka dan mengagetkan nya.

"Ryan.. Kok kamu ada di sini terus ini siapa?"Tanya gadis tersebut dengan wajah angkuh dan sombong.

Matanya menyelidiki ke arah Ayunda dengan tatapan sinis.

"Dia anak baru di kampus ini, jadi aku mengajak dia keliling kampus," jawab Ryan dingin.

"Kenapa harus kamu sih yang antar dia keliling. Kan dia juga bisa keliling sendiri. Aku dari tadi nyariin kamu tahu."

Ryan pun mendengkus kesal. "Lagian kamu tuh ngapain sih nad ngintilin aku mulu."

"Kok kamu ngomongnya kaya gitu sih."

"Kamu tahu kan gimana perasaan aku ke kamu selama ini."

"Dan kamu juga paham kan kalau aku sama sekali gak punya perasaan sama kamu Nadia."

"Kamu hanya membuang - buang waktu kalau mencoba mendekatiku. Karena sampai kapan pun aku gak akan punya perasaan sama kamu."

Nadia merasa sakit hati mendengar ucapan Ryan. Dia sudah mengejar Ryan dari awal masuk kampus namun sampai sekarang tak dapat meluluhkan hatinya.. Tapi dengan anak baru ini, kenapa Ryan bisa begitu dekat, sakit. Hati Nadia sangat sakit.

Ia pun kembali menatap Ayunda. Tatapannya begitu tajam seolah ingin memakannya.

Namun Ayunda terlihat cuek saja karena ia merasa tidak melakukan apapun.

Nadia pun pergi dari kantin dengan wajah yang penuh amarah dan benci.

"Awas kamu anak kampung, aku gak akan biarkan  kamu merebut Ryan dariku."

"Aku sudah lama mengejarnya dan kamu tiba - tiba untuk mendekati Ryan."

"Akan aku buat kamu tidak betah berada di kampus ini," gumam Nadia dengan wajah penuh dendam..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!