5 tahun bukan waktu yang lama bukan untuk membuka hati lagi setelah merasakan rasa sakit yang pernah di kecewakan dan sia siakan oleh sang kekasih yang di anggap tulus tapi tidak pada kenyataanya.
Rasa muak dan tidak akan percaya cinta di rasakan oleh wanita muda yang cantik dan mandiri bernama caramel ardiana namun dirinya mulai kembali terjebak dalam cinta yang rumit, dirinya bertemu dengan seorang pemuda yang menyakinkan bahwa masih ada cinta yang tulus tapi lagi dan lagi ucapan manis hanyalah di awal.
pria yang di temui caramel masih terperangkap dalam masalah lalunya. selalu berbicara mengenai masalalunya,selalu menyamakan caramel dengan masalalunya,dan membuat caramel merasa dirinya hanyalah bayang bayang wanita di masalalunya.
akankah caramel tetap bertahan bersama pria itu?? atau caramel memilih untuk pergi??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon karavel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BDTA 030
Caramel segera keluar dari mobil dan mencari apa yang ia butuhkan mengambil troli belanja dan mendorongnya sedangkan alan berjalan di belakang caramel. Caramel segera mengambil barang yang sudah ia catat di ponselnya alan yang menatap caramel dari belakang ada garis bibir yang mulai naik entah apa yang sedang ia pikirkan menatap caramel mengingatkan pada pertama kali dirinya bertemu sebenarnya ia tau bahwa dirinyalah yang salah yang sudah buang Sampah sembarangan tapi mana mau ia di salahkan.
"gila ya?"tanya caramel yang menyadari alan tersenyum sendiri di belakangnya alan hanya menurunkan senyumnya dan segera mendorong troli meninggalkan caramel yang menatap punggung alan bingung atas sikapnya yang cepat sekali berubah.
Caramel memutar sekali lagi di bagian makanan dan susu bayi ia tak lupa membelikan barang barang cello karena memang beberapa stok susu dan cemilan cello sudah mulai habis jadi caramel tersenyum melihat beberapa susu dan mengambil susu formula untuk anak usia 5 bulan.
"bua cello?"tanya alan dan di anggukan oleh caramel
"ambil ajah yang banyak"sambungnya membuat caramel menatap wajah alan yang menatap beberapa alat perlengkapan bayi dan beberapa susu bayi, wajah yang putih,kulit yang terlihat cerah,kumis tipis di wajahnya,hidung yang mancung membuatnya deg degkan dan tetap diam menatap wajah alan yang semakin dekat dengan wajahnya makin lama semakin tercium aroma tubuh alan wangi yang maskulin, seperti ada wangi sedikit vanila
"mau sampai kapan ngeliatin gue"tanya alan membuat caramel menggelengkan kepalanya dan segera pergi meninggalkan alan
"dasar bocil untung ajah dia gak denger detak jantung gw kalo dia denger bisa malu gw dasar bocah lu juga gak bisa banget di ajak kerja samanya gw tau lu suka ama dia tapi sabar dulu gw juga baru putus masih sakit nih udah demen ajah lu"kata alan sambil mengelus jantungnya menatap punggung caramel yang mulai menjauh.
Caramel terus berjalan menjauh dari alan entah menuju kemana caramel terus berjalan dan mengontrol detak jantungnya yang berdetak kencang perlahan caramel menarik nafas dan memejamkan matanya mengelus-elus dadanya yang berdetak kencang seperti mau copot
"aku kenapa ya deket deket si alan jantung aku mau copot gini dia penyakitan kah?"kata caramel sambil mengelus dadanya.
"ara"panggil seseorang membuat caramel membuka bola matanya dan menatap pria di hadapannya pria yang benar benar sudah ia benci dan tak ingin sama sekali caramel menatapnya kembali justru berdiri di hadapanya. Bukan semua sudah selesai kemarin? Bukan dia juga berjanji tidak akan ganggu hidup ku lagi?? Mau apa sebenernya?? Pertanyaan itu terbersit di benak caramel.
"apa kabar?"tanya boman membuat caramel mengangguk
"baik"
"senang ketemu sama kamu"kata boman dengan senyum yang khas senyuman yang dulu sangat di sukai caramel, senyum yang mampu meluluhkan hati caramel ketika marah tapi sekarang senyum itu menjadi senyum yang paling di benci oleh caramel.
"kamu tenang ajah aku kesini gak maksud ganggu kamu kebetulan ajah aku kesini nganterin temen aku belanja buat priper pindah kost"sambung boman yang khawatir jika keberadaannya membuat caramel risih dan tak nyaman
"its okey ini juga tempat umum"jawab caramel sambil berpura pura melihat barang yang ada di etalase
"benar ya kata kamu,semuanya butuh waktu"kata boman dengan senyum di wajahnya membuat caramel menatap ke arah boman lekat lekat
"kamu pernah bilang sama aku semua cuman butuh waktu untuk kita ngelupain dan mengikhlaskan sesuatu yang pergi dari kita, aku percaya akan itu semua tapi jujur kamu tetap menjadi pemenangnya mau gimanapun aku ngelupain kamu aku dekat sama siapapun kamu tetep jadi pemenangnya kamu ada tempat tersendiri"
"maaf kalo aku masih sering stalking kamu dan cari tau kabar kamu maaf juga kalo aku masih sering diam diam datengin tempat kerja kamu dari jauh cuman sekedar rindu wajah kamu. Tapi kamu tenang ajah aku gak kaya dulu aku gak akan maksa dan buat kamu ngerasa gak nyaman dengan itu semua. Aku cuman mau pesen sama kamu kalo misalnya pasangan kamu nanti nyakitin kamu atau dunia di depan sana terlalu nyakitin buat kamu yang apa apa sendiri, kamu bisa pulang kapan ajah ke aku,aku siap nemenin kamu dan siap jadi tempat istirahat kamu."sambung boman membuat caramel tersenyum dan menggelengkan kepalanya rumah pulang?? Bagaimana bisa omongan itu keluar dari mulut boman??
Selama bersama caramel selalu menjadi tempat pulang untuk boman sedangan boman jangankan jadi tempat pulang untuk jadi teman cerita ajah hampir tak pernah, caramel hanya bisa pulang ke diri sendiri tanpa rumah tanpa teman cerita semua dirinya rasakan sendiri semua dirinya sembunyikan sendiri sesakit apapun serumit apapun dirinya lakukan sendiri.
"boman boman kalo ngomong jangan lupa liat kebelakang,aman ajah gw bisa kok sendiri kan dulu selama sama lu gw banyak belajar ternyata bersama juga butuh kemandirian dan kuat hati jadi aman ajah"kata caramel sambil menggelengkan kepalanya
"maaf caramel kalo sama aku dulu kamu harus sesakit itu"kata boman yang merasa bersalah atas perilakunya dulu kepada caramel
"its oke boman semua harus bisa ngerasain sakit sebelum merasa dirinya di buat bahagia gw juga makasih sama lu berkat lu gw bisa rasain hidup mandiri dan hidup tanpa merepotkan siapapun tapi harus bisa tetap jadi rumah untuk orang lain pulang jadi gak papa"kata caramel sambil menatap ke arah boman perasaan yang dulu muak dan jiji kepada boman sudah mulai tak ia rasakan lagi perlahan rasa itu hilang menjadi hambar.
"iya udah gw pamit dulu ya ara sehat sehat"kata boman melambaikan tangan dan pergi perlahan
"aneh ya dia yang buat luka dia juga yang sok jadi obat"kata caramel menggelengkan kepalanya
"masih mau cari barang atau mau pulang?"tanya alan tepat di samping caramel membuat caramel terkejut dan menepuk lengan alan
"kenapa sih dateng tiba tiba untung gak punya penyakit jantung kaya lu coba kalo ada mati gw langsung"kata caramel sensi menarik troli menuju kasir di ikuti oleh alan di sampingnya.
"udah biar gw yang bayar"kata alan dan di gelengkan oleh caramel
"ini gw yang beli jadi gw yang bayar"kata caramel membuat alan mengusap wajahnya kasar dan menatap ke kiri dan kanan
"ramel ambil paperbag gw dong di mobil di sini gak ada paperbag"kata alan sambil memberikan kunci mobilnya membuat caramel menghembuskan nafasnya
"lu ajah si gw gak tau dimana"kata caramel menolak secara halus
"kalo gw yang ke sana siapa yang ngantri lu?? Mau naik turunin emangnya?"tanya alan membuat caramel kesal dan mengambil kunci mobil di tangan alan dan pergi
"bocil bocil mau ajah lu kena tipu"kata alan sambil tertawa kecil dan berjalan menuju kasir.
Di rumah bita dan nara sudah mulai meletakan beberapa barang di rumahnya dan sambil menjaga cello yang sedang tertidur membuat bita,nara,dan ender agak leluasa untuk mengerjakan bagian mereka masing masing barang mulai turun satu persatu untung saja mereka sempat belanja minum dan Snack untuk para tukang jika menunggu caramel sudah meninggal di tempat.
"si ara kemana si lama banget"kata nara sambil melihat ke arah pintu masuk
"gak tau lagi pdkt kali dia sama alan"kata bita membuat nara memukul paha bita
"kalo ngomong sekata kata lu ya gak boleh gitu siapa tau nih ya mereka kejebak macet depan kan rawan macet"kata nara membuat bita mengangkat bahunya.
"ini taro di kamar caramel sama cello kan"kata nara dan di anggukan oleh bita
"eh di sini kan masih ada spes kenapa kita gak buat jadi area main cello"kata nara sambil kegirangan
"seterah lu deh atur ajah pusing nih gw"kata bita sambil memegang kepalanya
"ya udah ntar malem coba deh gw cek out barang dulu buat ngisi spes ini"kata nara dan berjalan menuju kamar caramel.
"kalo apa yang gw denger itu bener berarti selama ini caramel salah paham sama aldo? Tapi kenapa tante lily dan dara ngumpetin semua ini??"batin bita sambil memijat keningnya.
Bersambung