Putri Mafia Telah Terlahir Kembali

Awalnya mereka berusaha fokus menebak lagu itu namun akhirnya mereka menyadari bahwa ketukan itu adalah sebuah sandi rahasia.

Daren,Areksa dan Alvaska saling tatap lalu kembali fokus mendengar tiap ketukan yang di berikan oleh Eve.

setelah selesai Eve tersenyum.

"bagaimana,apakah kalian sudah tau apa lagunya??"ucap Eve.

"emm seperti nya aku tau"ucap Areksa.

Cup

"aku akan melaksanakan dengan baik,jangan bahayakan diri mu" bisik Areksa di telinga Eve.

"hehe kakak tidak tau,karena kakak hanya tau mencium pipi lembut Eve saja"ucap Areksa.

"aku juga"ucap Alvaska lalu mencium pipi Eve.

cup.

"huff baiklah aku memaafkan kalian,soalnya masakan mommy sangat mengiurkan"ucap Eve.

Lalu mereka mulai sarapan bersama pagi yang kesiangan itu dengan pikiran masing-masing.

setelah sarapan Eve membersihkan diri dan bersiap-siap pergi bersama Daddy nya.

Setelah siap Eve berjalan menuju lantai bawah.

"Kane,Haider kalian sudah datang"ucap Eve.

"selamat siang nona"ucap Haider.

"wahh nona kecil aku merindukan mu, Daddy mu benar-benar tidak tanggung-tanggung memberi ku pekerjaan untung ada Haider yang membantu ku"ucap Kane.

"Kane,Haider ayo pergi"ucap Damian sambil menggandeng Eve.

"pak zeko, selamat siang"ucap Eve menyapa seorang pekebun.

"selamat siang nona kecil,selamat siang tuan besar"ucap pak zeko.

"pak zeko sebaiknya sambil istirahat,umur semakin hari semakin tua,tengah hari begini jangan memaksakan memangkas tanaman hias itu"ucap Eve.

"baik nona"ucap pak zeko.

"Daddy nanti Daddy akan meeting kan?kalau begitu Eve akan bermain di taman"ucap Eve dengan suara yang cukup keras.

"hum, baiklah"ucap Damian.

Lalu mereka masuk ke dalam mobil dan Kane menjadi sopir mereka.

"apakah dia orangnya??"ucap Damian.

"ya,dan bang Daren,kak Al dan kak Ar sudah mengetahui tanda yang kuberikan itu"ucap Eve.

"tuan sepertinya mereka mengikuti kita"ucap Kane.

"tidak apa-apa,kita akan menggunakan jalur bawah tanah di kantor"ucap Damian.

"baik tuan"ucap Kane serius.

Akhirnya mereka sampai di perusahaan milik Damian.Damian membawa Eva masuk dan di ikuti oleh Kane dan Haider.

kini mereka sedang berada di dalam lift.

"Daddy pergilah ke markas dan gunakan strategi pertahanan untuk markas"ucap Eve.

"aku akan menjadi umpan untuk mereka"ucap Eve.

"Eve"ucap Damian tidak rela putri kecilnya melangkah menuju bahaya.

Eve memberikan sebuah alat pelacak kepada Damian.

"aku menanam alat pelacak di tangan ku,dengan alat ini kalian bisa mengetahui posisi ku"ucap Eve.

"apa??!alat pelacak kamu tanam di tubuh mu dimana??"ucap Damian heboh sambil memeriksa tubuh putrinya itu.

"di sini"ucap Eve sambil menunjuk jari telunjuk yang tampak baik-baik saja.

"aku sudah lama menanamnya,lagipula jangan khawatir chipnya sangat kecil"ucap Eve.

"Haider,tolong lakukan apa yang ku katakan pada mu tadi,ini ujian pertama mu.Kalau kamu berhasil aku akan membuat mu selamanya berkerja bersama ku"ucap Eve.

"baik nona"ucap Haider dengan formal.

Saat sampai di lantai bawah Kane dan Damian keluar dan kini hanya tersisa Haider dan Eve di dalam lift.

"Kane tolong lindungi Daddy"ucap Eve.

"seharusnya kami mengatakan itu pada Haider"ucap Kane.

"Haider pasti bisa di andalkan,aku percaya dia pasti melindungi ku"ucap Eve sambil menatap ke arah Haider.

"Eve, Daddy akan menjemput mu dengan selamat"ucap Damian.

"aku menunggu Daddy"ucap Eve tersenyum.

Lalu pintu lift tertutup dan turun ke lantai bawah lagi.saat sampai di lobby Eve dan Haider saling tatap lalu Eve menganggukan kepalanya setelah itu Haider melangkah pergi dahulu meninggalkan Eve sendiri.

"Aiden apa kamu sudah bersiap??"biso Eve pada kalungnya.

"tentu saja,aku mengawasi mu gadis kecil" ucap Aiden.

Eve lalu berlari keluar dari perusahaan dan pergi menuju taman yang berada di samping perusahaan.

Tampak dia orang sedari tadi mengincar Eve.

sampai slah satu dari mereka berjalan mendekati Eve yang sedang bermain dengan cara sambil sesekali bersembunyi di balik tanaman hias dan satu lagi sedang siaga di depan mobil.

Pria yang mendekati Eve langsung membekap mulut Eve dengan kain yang sudah di lumuri sesuatu.

Eve langsung pingsan tak sadarkan diri setelah itu pria itu langsung mengendong Eve bagaikan karung beras menuju ke mobil.

Pria yang menunggu di mobil langsung membuka pintu belakang dan menempatkan Eve di belakang.

"jalan"ucap pria yang membawa Eve tadi.

Lalu pria yang siaga tadi langsung membawa mobil mereka menuju tempat yang sudah di tentukan oleh tuan mereka.

"periksa dia apakah dia membawa alat pelacak!"ucap pria yang menyetir mobil.

Pria satunya langsung memeriksa Eve.

"tidak ada, perhiasan yang ia gunakan hanya perhiasan biasa tanpa alat pelacak"ucap orang itu.

"baguslah,jangan sampai mereka mengetahui keberadaan kita"ucap pria yang menjadi sopir itu.

setelah menempuh perjalanan yang panjang akhirnya mereka sampai di sebuah gubuk di tengah hutan belantara.

Mereka membawa Eve masuk dan mengikatnya ke sebuah tiang penyangga di gubuk itu.

Lalu pria yang menjadi sopir tadi menelpon sang tuan mengatakan bahwa mereka berhasil menculik Eve dengan sukses.

-

-

-

"hahahha akhirnya, sekarang siapkan pasukan dan serang markas mereka,hahaha lebih cepat dari yang ku bayangkan"ucap pria parubaya itu.

"aku akan pergi untuk menyiksa dan membunuh putri tercinta nya itu"ucap pria parubaya itu lalu bangkit dari kursi miliknya dan pergi dari markas.

-

-

sedangkan kini di mansion.

Daren,Areksa dan Alvaska membantu pak zeko di taman.

"tuan muda sekalian tak usah repot-repot,saya bisa sendiri kok"ucap pak zeko.

"kami bosan karena Eve pergi bersama Daddy,jadi biarkan kami membantu mu pak Zeko"ucap Daren.

"benar"ucap Areksa dan Alvaska bersamaan.

"baiklah"ucap pak Zeko.

Lalu mereka mulai bersama-sama memangkas tanaman hias di taman belakang mansion.

setelah pak zeko terlihat lengah Daren mengode kepada adik kembarnya itu.

Areksa dan Alvaska mengangguk lalu mendekati pak zeko dengan cara menghilangkan hawa keberadaan mereka.

Bugh

Areksa memukul tengkuk pak zeko yang membuat pak zeko pingsan tak sadarkan diri.

"bagus kita bawa di ke hutan kematian,biar kita interogasi disana bersama dengan serigala-serigala yang manis"ucap Alvaska.

"bang Daren,sisanya kamis serahkan pada Abang dan mommy"ucap Areksa.

"hum,aku akan berusaha"ucap Daren lalu berlari kembali ke dalam mansion menemui sang mommy.

"mom,apakah sudah siap?"ucap Daren.

"sudah, bagaimana bukankah dandanan mommy cantik??"ucap mommy velin.

"hahah Daren malah kasihan kepada mommy kalau tidak tau kalau luka itu hanyalah make up"ucap Daren.

"sekarang waktunya mommy mendandani kamu sayang"ucap mommy velin.

TBC