NovelToon NovelToon
Two Promises 2

Two Promises 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Angst / Romansa
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Penulis Anonim

Season kedua dari "Two Promises"

Musim panas telah berlalu, dan Minamoto Haruki akhirnya berhasil menjalin hubungan dengan Yoshimoto Sakura. Namun, perjalanan waktu Haruki untuk menyelamatkan kekasihnya baru saja dimulai.

Seiring berjalannya waktu, bayang-bayang masa lalu mulai mengancam kebahagiaan mereka. Haruki harus menghadapi konflik internal keluarga Yoshimoto yang gelap, dan yang lebih mengerikan, rahasia besar yang selama ini disembunyikan Sakura mulai terungkap perlahan.

Akankah Haruki mampu mengungkap kebenaran dan mengubah takdir yang menanti? Atau, akankah usahanya sia-sia, membawa mereka pada akhir yang tragis seperti di masa lalu?

Saksikanlah perjuangan mereka dalam 'Two Promises 2"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(Part 2) Ch. 27 - Malam Natal Yang Indah: Bagian 4

[24 Desember — 2015]

[•] Kediaman Keluarga Yoshimoto

*POV Megumi

Saat ini aku dan Hana sedang membantu Akari dan ibunya untuk mempersiapkan kejutan untuk Sakura-chan saat pulang nanti.

Tetapi... saat aku melihat jam dinding di ruang tamu itu, rasa cemas mengganjal di dalam hatiku.

Sudah lebih dari 30 menit Mai-chan pergi ke luar untuk membeli sesuatu di minimarket.

Sambil menatap jarum jam panjang yang terus berdetak itu, aku terus memikirkan Mai-chan yang masih belum kembali juga.

Saat aku sedang menatap jam dinding, Hana melihatku lalu bertanya.

"Kenapa kamu terus melihat ke arah jam, Megumi?"

Aku berbalik sambil menjawab, "Ah, Hana... aku hanya khawatir dengan Mai-chan. Dia, masih belum kembali juga."

Aku menundukkan kepala setelah menjawab, kemudian Hana berkata.

"Mungkin dia akan kembali sebentar lagi. Jadi, jangan terlalu cemas, Megumi."

Hana benar, mungkin Mai-chan akan sampai sebentar lagi.

"Kamu benar, Hana!" ucapku.

Bersamaan dengan ucapanku, seseorang membuka pintu depan rumah Sakura.

"Eh, kenapa kamu terlihat kelelahan begitu, Kak Mai?" ujar orang yang membukakan pintu; suara Akari.

Karena mendengar suara Akari dari arah sana, aku pun langsung bergegas ke sana dan melihat Mai-chan dengan kelelahan yang terpatri jelas di wajahnya.

"Mai-chan!? k-kamu kenapa terlihat kelelahan begitu?" tanyaku.

"Aku baik-baik saja kok, Megumi-chan. Hanya sedikit kelelahan saja."

Dengan senyum pahit yang dipaksakan itu, Mai-chan menjawab pertanyaanku.

Aku dan Akari membawa Mai-chan untuk duduk di sofa terlebih dahulu.

Selagi membawa Mai-chan untuk duduk, aku kembali menatap ke arah jam dinding.

Aku pun menyadari satu hal—waktu kami tak ada banyak, kami harus segera menyelesaikan ini semua sebelum mereka berdua kembali.

Haruki dan Sakura-chan. Aku harap Haruki dapat menahan sakura sedikit lebih lama.

* * *

SEMENTARA ITU HARUKI DAN SAKURA DI TAMAN....

[•] Taman

*POV Haruki

"Nee, Haruki-kun. Bisakah kamu memejamkan matamu sebentar?"

—Eh? ada apa ini?

Aku berniat membawa Sakura ke taman untuk mengulur waktu sedikit lebih lama.

Namun... kondisi macam apa ini?!

Kenapa Sakura memintaku untuk memejamkan mata? dan kenapa di matanya itu terlihat seperti sebuah cahaya yang sangat terang?

Glek. Aku menelan ludahku sebelum bertanya padanya.

"K-kenapa kamu memintaku untuk memejamkan mata, Sakura?"

Pertanyaanku membuatnya tertunduk dengan pipi yang memerah. Beberapa saat kemudian, Sakura pun menjawab.

"Kenapa aku harus mengatakannya padamu, Haruki-kun?"

Dengan suara kecil nan lembutnya itu menambah kesan seorang gadis yang sedang menahan malu.

Hal itu... membuatku semakin tidak dapat berpikir dengan jernih.

Apakah kami akan melakukan itu? tidak, tidak... itu tidak mungkin! tetapi situasi seperti ini....

Di saat aku sedang bergelut dengan pikiranku sendiri, Sakura menaruh kedua tangannya di pundakku.

Tak lama setelahnya, Sakura mengangkat wajahnya dan menatapku.

"Jangan sampai buat aku mengatakannya dong, Haruki-kun," ucapnya dengan bibir mengerucut dan pipi yang semakin memerah.

Apa maksudmu SAKURA?!! jangan buat aku sampai salah paham dong!!

"Cepat dong, Haruki-kun!"

Sakura terus menerus memojokkanku, tak ada pilihan selain menuruti permintaannya.

"...Baiklah, Sakura."

Setelah menjawab, aku memejamkan kedua mataku dan berharap kalau Sakura tidak menjahiliku.

Setelah aku memejamkan kedua mataku, aku dapat merasakan kalau Sakura menarik pundakku dan mendekatkan wajahnya padaku.

Aku dapat merasakan napas dari mulut Sakura di bawah hidungku.

Tak lama setelah itu, aku merasakan sensasi lembut yang terasa di bibirku. Sensasi ini....

Aku membuka kedua mataku pelan-pelan untuk memastikan.

Saat membuka kedua mataku, aku melihat Sakura memejamkan kedua matanya tepat di depan wajahku.

Dan dia... sedang mencium bibirku.

Sa-kura? dia melakukannya sendiri?

Aku kembali memejamkan mataku sambil mengangkat kedua tanganku dan menyentuh kedua pipinya.

Saat kusentuh kedua pipinya, Sakura membuka matanya selama sesaat sebelum kembali menutupnya.

Ciuman itu hanya berlangsung selama beberapa saat, namun...

Itu adalah ciuman pertama yang sangat berkesan bagiku. Mungkin Sakura juga mengalami hal yang sama.

* * *

BEBERAPA SAAT KEMUDIAN....

Setelah ciuman itu, aku dan Sakura, kami kembali seperti sebelumnya.

Sakura duduk menundukkan kepalanya dengan kedua tangan di pangkuan. Sementara aku, kembali menatap langit malam yang indah itu.

"......."

Selama beberapa saat setelah ciuman itu, kami tidak saling berbicara satu sama lain sampai akhirnya Sakura memulai.

"H-Haruki-kun... t-terima kasih."

Dengan suara kecil yang agak serak dan gagap itu, Sakura mengucapkan terima kasih.

Aku menoleh lalu menjawab sambil tersenyum tipis. "Kamu tak perlu berterima kasih, Sakura. Lagi pula, aku tak menyangkanya kalau kamu akan mencium bibirku."

Jawabanku membuat wajah Sakura memerah, seakan ada asap yang keluar dari sela-sela rambutnya.

Beberapa saat setelahnya, dia meletakkan jari di bibirnya dan tersenyum sesaat kemudian.

Setelah itu, Sakura mengangkat wajahnya dan kembali menatap wajahku.

"Nee, Haruki-kun. Bisakah kamu berjanji untuk melindungiku selamanya?"

Saat mendengar permohonan Sakura, pikiranku kembali dibayang-bayangi oleh masa depan di mana Sakura mati dan meninggalkanku sendirian.

Saat mengingatnya kembali, dadaku terasa sangat sesak. Aku pun berusaha untuk tetap tersenyum dan menjawab pertanyaannya.

"Pasti, Sakura. Tidak, aku pasti akan menyelamatkanmu dari segala macam hal yang mengancam!"

Untuk apa aku ragu sekarang?—sudah sampai sejauh ini dan aku hampir menyerah untuk menyelamatkannya?

Jawabanku membuatnya tersenyum lebar—senyumannya yang paling indah sampai saat ini.

"Terima kasih, Haruki-kun. Sudah memenuhi seluruh permohonanku pada malam ini."

Setelah mengatakan itu, Sakura kembali menatap langit malam itu, aku pun sama.

"......."

Hampir tak ada yang kami bicarakan selama beberapa saat setelah itu. Namun Sakura, mengatakan satu hal yang mungkin telah mengganjal di dalam hatinya.

"Aku juga, Haruki-kun... akan menyelamatkanmu meski harus mengorbankan nyawaku sendiri."

Saat aku menoleh, yang kulihat adalah: Sakura dengan senyum tipis percaya diri menatap langit malam.

"Itu pun kalau kamu bisa, Sakura. Soalnya, aku tidak akan mati, Sakura!" ucapku.

"Kamu benar. Haruki-kun tidak akan mati," balas Sakura sambil tetap menatap langit malam.

Pada saat itu, aku merasakan ada sesuatu yang mengganjal jauh di dalam hatiku.

Aku tak tahu apa itu, tetapi ada dua kata yang terlintas sesaat di dalam kepalaku.

'Rahasia Sakura' adalah dua kata yang terlintas itu.

Setelah itu, kami pun kembali ke rumah Sakura sebelum larut malam.

* * *

BEBERAPA MENIT KEMUDIAN DI DEPAN RUMAH SAKURA....

*POV Sakura

Saat ini aku dan Haruki-kun, kami sedang berjalan kembali ke rumahku.

Kami berjalan sambil bergandengan tangan. Sesekali aku kembali mengingat kejadian saat di taman.

Beberapa menit yang lalu, aku dan Haruki-kun, kami... aku... mencium bibirnya.

Meskipun kejadian itu sudah terlewatkan, aku masih sedikit merasakan rasa malu karenanya.

Dan tanpa aku sadari, kami telah sampai di depan pintu rumahku di saat pikiranku sedang kacau karena tindakanku yang berani itu.

Ding! dong! Haruki-kun menekan bel rumah, namun tak ada jawaban dari dalam setelah beberapa kali menekan bel.

"Yang lain ke mana ya?" ujarnya.

T-tu-tunggu dulu... kalau saat Haruki-kun membuka pintu namun tidak ada orang di d-dalamnya.

Aku jadi tinggal berduaan dengan Haruki-kun di dalam rumahku sendiri setelah semua kejadian di taman?!!

Tidak, tidak. Aku tidak boleh berpikir seperti itu, pasti setidaknya ada seseorang di dalam rumah.

"Hm, apa tidak ada orang di dalam ya? apakah kamu tahu sesuatu, Sakura?"

Jangan tanya aku, Haruki-kun!! saat ini bisa saja aku mati saking malunya.

Haruki-kun menoleh ke arahku dengan senyum di wajahnya.

"Kalau begitu, ayo kita masuk ke dalam, Sakura."

Saat Haruki-kun mengatakan kalimat itu, jantungku berdebar sangat kencang dan napasku menjadi tak teratur.

Aku pun memberanikan diriku dan masuk ke dalam bersama dengan Haruki-kun.

Namun saat pintu dibuka oleh Haruki-kun, tak ada orang sama sekali di dalamnya—hanya ada ruangan yang gelap karena lampu yang dimatikan.

Saat melangkah masuk, perasaanku menjadi sangat tidak enak saat melihat dalam rumahku yang gelap.

Aku dan Haruki-kun, kami pun melangkah lebih dalam untuk ke ruang tamu.

Namun saat sampai di ruang tamu, lampu mendadak menyala dan aku melihat banyak sekali hiasan balon di dinding dengan sebuah kain yang tertulis: "Selamat Ulang Tahun Sakura!"

Sesaat setelah lampu menyala mendadak semua orang keluar dari persembunyiannya sambil mengatakan.

"Selamat Ulang Tahun Sakura!"

"—Eh?!"

Aku mendapatkan kejutan ulang tahunku di malam natal ini.

"Maaf ya, Sakura. Kami telat satu hari untuk merayakan ulang tahun-mu," ucap Haruki-kun di sampingku.

Sekarang aku mengerti, alasan mengapa ibu memintaku untuk pergi ke minimarket bersama Haruki-kun.

Terima kasih, ibu. Terima kasih, semuanya.

Mereka semua, termasuk Haruki-kun, telah berhasil mengejutkanku.

Dan setelah kejutan itu, kami semua pun merayakan ulang tahunku bersamaan dengan malam natal.

Malam natal hari itu... adalah "Malam Natal" yang terindah bagiku selama hidup ini.

* * *

SEMENTARA ITU....

Di saat Sakura, Haruki, dan yang lainnya sedang menikmati malam natal yang indah itu.

Jauh di dalam dimensi yang berbeda—seorang remaja lelaki berjubah putih dengan banyak aksesori berbentuk jam, menatap rumah Sakura dengan senyum tipis, lalu berkata.

"Sebentar lagi musim semi akan tiba. Apa yang akan kamu lakukan?—menyelamatkan Minamoto Haruki atau tidak, Yoshimoto Sakura."

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!