My Naughty Boss

Tessa kembali ke kamarnya dengan perasaan kesal. Dia menatap pantulan dirinya di depan kaca kamarnya dengan tajam. Dia tidak mau Keenan terus-terusan mengerjainya.

"Dia semakin semena-mena padaku!" gerutunya.

Keesokan harinya, Tessa bertekad untuk mengabaikan Keenan. Selain pekerjaan, dia akan berusaha membuat Keenan dan Bella semakin dekat.

Sebelum ke tempat proyek, Tessa sarapan berdua dengan Kevin.

"Bella memintaku untuk membantunya mengerjakan endorse karena kau sibuk, aku menerimanya," ungkap Kevin.

"Aku akan ke tempat proyek dan akan rapat dengan kontraktor, mungkin kita bisa jalan saat sore tiba," sahut Tessa.

"Melihat sunset di pantai bagaimana?" tanya Kevin.

"Ide bagus, aku akan membawa kameraku!" seru Tessa tidak sabar.

Di meja lain, Keenan dan Bella juga tengah sarapan bersama. Kali ini Keenan bersikap manis sekali pada Bella.

"Cobalah ini!" Keenan memberikan potongan rotinya pada Bella.

Bella sebenarnya tengah menjaga pola makannya tapi karena tidak enak hati dengan Keenan, dia memakannya perlahan.

"Oh iya, aku dengar ada festival di Pulau Borgia. Festival untuk merayakan panen ikan mereka, aku ingin melihat festival itu seperti apa," ungkap Bella.

"Kalau kau mau kita bisa kesana nanti malam," sahut Keenan.

"Benarkah? Kalau begitu aku akan menunggumu. Tapi..." Bella jadi meragu. "Kita pergi ke tempat umum, mungkin banyak yang tidak tahu aku tapi bisa jadi ada paparazi yang menangkap potret kita!"

"Aku tidak masalah dengan pemberitaan kita!" jelas Keenan yang mengerti arah pembicaraan Bella.

Bella mengembangkan senyumnya, dia jadi berharap lebih pada hubungannya dengan Keenan.

"Kalau begitu, aku kerja dulu!" pamit Keenan dengan mengelus rambut Bella sebelum pergi.

Keenan mendatangi meja di mana Tessa berada.

"Apa kau sudah selesai? Aku menunggu di mobil," ucap Keenan dingin.

Rupanya baik Tessa dan Keenan sudah bertekad tidak mau terlalu over seperti semalam.

Di dalam mobil keduanya juga hanya diam, tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

Saat sampai di tempat proyek, Keenan mengamati bangunan yang sudah setengah jadi.

"Tuan Keenan," sapa salah satu kontraktor.

"Sebaiknya kita mulai rapatnya," sahut Keenan.

Mereka semua pergi ke salah satu ruangan untuk membicarakan masalah pembangunan.

"Ada beberapa brand sudah menawarkan diri untuk menyewa tempat,"

"Mereka juga berebut tempat paling strategis,"

"Bahkan ada yang berani membayar full dimuka,"

Keenan menganggukkan kepalanya. "Mereka tahu potensi pusat perbelanjaan nanti akan berdampak besar!"

"Kita butuh lebih banyak investor lagi!"

Tessa mengamati Keenan yang duduk di depannya, kalau saja Keenan terus bersikap serius seperti itu pasti tidak akan terlihat menyebalkan.

"Tessa..." panggil Keenan. "Kenapa kau melamun?"

"I--iya, Bos. Maaf..." Tessa jadi salah tingkah.

"Kita harus membuat proposal untuk perusahaan kak Flo, aku ingin dia menanam saham di sini dan menjadi sponsornya!" jelas Keenan.

"Baik, aku akan membuat proposal itu!" sahut Tessa.

Keenan kemudian melanjutkan rapatnya mengenai material yang harus dipakai serta anggaran yang diperlukan.

"Aku ingin kualitas yang terbaik, mahal tidak masalah," tambah Keenan.

"Sepertinya kita harus survey penduduk di Pulau Borgia, Bos. Kita harus memastikan bahwa pusat perbelanjaan kita terjangkau oleh mereka jadi sasaran kita bukan hanya turis," usul Tessa.

"Bella bilang ada festival nanti malam, aku akan melakukan survey tipis-tipis," sahut Keenan yang mulai bertingkah tengil.

"Padahal beberapa detik lalu kau terlihat sedikit keren, Bos," komentar Tessa sambil menggelengkan kepalanya.