Menjadi istri kedua hanya untuk melahirkan seorang penerus tidak pernah ada dalam daftar hidup Sheana, tapi karena utang budi orang tuanya, ia terpaksa menerima kontrak pernikahan itu.
Hidup di balik layar, dengan kebebasan yang terbatas. Hingga sosok baru hadir dalam ruang sunyinya. Menciptakan skandal demi menuai kepuasan diri.
Bagaimana kehidupan Sheana berjalan setelah ini? Akankah ia bahagia dengan kubangan terlarang yang ia ciptakan? Atau justru semakin merana, karena seperti apa kata pepatah, sebaik apapun menyimpan bangkai, maka akan tercium juga.
"Tidak ada keraguan yang membuatku ingin terus jatuh padamu, sebab jiwa dan ragaku terpenjara di tempat ini. Jika bukan kamu, lantas siapa yang bisa mengisi sunyi dan senyapnya duniaku? Di sisimu, bersama hangat dan harumnya aroma tubuh, kita jatuh bersama dalam jurang yang tak tahu seberapa jauh kedalamannya." —Sheana Ludwiq
Jangan lupa follow akun ngothor yak ...
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia
Tiktok @Ratu Anu👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Klien?
Sheana menceritakan kejadian semalam kepada suaminya, dari awal hingga akhir, karena setelah bisa dihubungi pria itu langsung mendatangi kediaman istri keduanya beserta Felicia.
"Sepertinya dia memang sengaja ingin meneror Nyonya Sheana, Tuan," sambar Luan yang ada di sana juga. Karena semalam dia juga terlibat dalam pengejaran.
Felicia dan Ruben melirik ke arah pemuda itu, Luan tampak lebih menggebu dari siapapun. Sementara Pak Rio terus menunduk, tak berani berkata apa-apa, karena akibat kecerobohannya sang nyonya hampir terancam.
"Akan aku selidiki, tapi di samping itu kalian juga harus menjaga keamanan lebih ketat, jangan sampai teledor lagi!" ujar Ruben memberi perintah sambil melirik ke arah Pak Rio.
"Siap, Tuan!" jawab Luan dan Pak Rio berbarengan. Kemudian semua orang membubarkan diri, termasuk Sheana yang memilih pergi ke ruang pribadinya, dia ingin membaca buku.
"Tidak ada yang tahu tempat ini selain kita berdua. Jadi siapa kira-kira pelakunya?" ujar Ruben sambil menyandarkan punggungnya ke sofa. Pikirannya melayang-layang, karena merasa sangat janggal. Apalagi penyerangan dilakukan kepada Sheana. Apakah Sheana punya musuh?
"Sayang," panggil Felicia yang duduk di sampingnya, dia menggenggam tangan Ruben hingga pria itu pun menoleh.
"Ada apa?"
Felicia pura-pura memastikan tidak ada orang lagi di antara mereka dengan menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Aku dengar Sheana punya mantan kekasih sebelum menikah denganmu. Dia membatalkan perjodohan secara sepihak, dan mungkin saja itu yang membuat Sheana punya musuh. Dia mencari tahu di mana Sheana tinggal, dan mulai meneror," papar Felicia dengan tatapan serius. Kini Firza menjadi sasaran utama. Karena satu-satunya kemungkinan penyerangan ini adalah orang yang sakit hati pada wanita itu.
Ruben menyipitkan mata, perkataan Felicia ada benarnya juga. Kalau begitu, dia harus mencari tahu tentang mantan kekasih dari istri keduanya.
"Aku akan mencari tahunya," ujar Ruben dengan cepat. Karena dia cukup khawatir Sheana kenapa-kenapa. Namun, entah kenapa hati Felicia terasa terbakar mendapati fakta itu.
'Tidak masalah, Fel. Kamu punya kambing hitam sekarang.'
"Ya, aku setuju. Selama program hamil, bukankah dia tidak boleh stres?" balas Felicia dengan bijak yang membuat Ruben tersenyum. Pria itu mengusap puncak kepala istrinya, karena Felicia sudah mulai mengerti situasi mereka.
*
*
*
Sudah beberapa hari terlewat, Sheana mulai merasa tenang karena teror itu tak berkelanjutan. Mungkin karena Pak Rio dan Luan selalu berjaga semalaman, membuat pelaku tak berani melakukan aksinya.
Namun, saat sedang menggambar desain baju, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Sheana terlonjak kaget karena mendapati suaminya ada di depan mata. Dia melirik jam dinding.
Pukul sembilan pagi, seharusnya pria ini pergi ke kantor kan? Tapi kenapa dia malah datang ke sini.
"Ada apa, Tuan?" tanya Sheana seraya beranjak dari duduknya. Dia kebingungan.
Ruben masuk dan langsung mengunci pintu. Dia membuka jas dan membuat Sheana semakin mengerutkan keningnya dalam.
"Aku ingin menuntaskan sesuatu," ujar Ruben sambil menangkup kedua bahu Sheana hingga wanita itu berdiri sangat tegak.
"Menuntaskan apa? Anda tidak pergi ke kantor?"
Ruben melirik ke luar jendela dan tak sengaja beradu pandang dengan Luan, sontak dia pun langsung menutup gorden.
"Aku tidak butuh pertanyaan!" tukas Ruben segera menggiring tubuh istrinya ke atas ranjang. Sheana yang hilang keseimbangan tak berkutik, dia akhirnya terjerembab, bersama tubuh tegap suaminya yang menindihnya.
Matahari di luar sana bahkan baru memanas, tapi tak sepanas atmosfer di kamar yang ditempati mereka berdua untuk bercinta. Rasa candu yang Ruben rasakan membuatnya menggila.
"Tuan, pelan-pelan!" sentak Sheana, karena Ruben terlihat dan terasa tidak sabaran untuk menjamah. Di saat-saat seperti ini, Ruben seolah menjadi orang lain yang sangat penurut, tanpa bicara dia mengikuti apa kata Sheana, melakukan gerakan dengan lembut dan membuat wanita itu merasakan geleyar yang memikat.
Sheana hanya bisa pasrah, menikmati permainan yang tidak bisa dikatakan singkat. Karena Ruben cukup lihai memainkan ritme.
Sementara di luar sana Paramita melaporkan pada Felicia bahwa Ruben tidak datang ke kantor. Melainkan ke tempat istri keduanya.
"Kau benar-benar mengujiku ya, Ben!" pekik Felicia di dalam kamarnya. Matanya menyalak tajam, lalu membuang semua yang ada di meja riasnya, tidak peduli jika semua itu adalah make up dan skincarenya yang mahal.
"Argh! Wanita itu mulai ingin merebut semuanya dariku!"
*
*
*
Charlie yang mendapat tugas untuk melaporkan ke atasan, langsung naik ke ruangan kakaknya. Tanpa mengetuk pintu dia langsung menyelonong masuk, tapi dia malah terbengong-bengong, karena tak mendapati Ruben ada di meja kebesarannya.
"Lho ke mana Kak Ruben? Dia belum datang?" tanya Charlie dengan kening mengernyit. Karena seingatnya, tadi Ruben tidak terlambat atau apapun.
"Tuan Ruben bertemu klien di luar, mungkin sebentar lagi dia kembali ke kantor," jelas Andrey menutupi kebohongan atasannya. Karena jelas di jadwal bahwa mereka tidak ada tamu ataupun klien di pagi ini.
"Klien?" Charlie semakin menyipitkan mata. "Siapa dia?"
"Meskipun saya sebutkan, anda tidak mungkin kenal, Tuan Charlie," jawab Andrey, seakan mencibir jabatan Charlie yang jauh di bawah kakaknya itu.
Mendengar itu Charlie pun berdecih.
"Kau terlihat belagu sekali, seperti tuanmu!" balas Charlie, dia pun menutup pintu dengan keras dan tak jadi menyerahkan laporannya.
"Awas saja, setelah aku naik jabatan. Ku pastikan orang-orang yang dipercaya Kakakku akan aku pecat! Kecuali mereka bersedia menjilat kakiku!" gerutu Charlie di sela-sela langkah.
"Tapi sepertinya aku kurang yakin, Kakakku menemui klien di luar," lanjutnya.
selamat luan, akhirnya kamu bisa masuk rumah utama. ingat luan? kamu harus selalu melindungi Shiena, karena di dalam rumah utama ada seseorang yang pastinya akan mencelakai Shiena.
Sukurinn kamu fel? pelan2 keberadaanmu pasti tersingkirkan, kamu yang memulai dan akhirnya kamu juga yang pasti tereliminasi. yang pasti nyonyah Sandra akan berada di pihak shiena 😂😂
apalagi kalo nti dia bisa memberikan cucu dari Ruben ..s Felicia bakal d tendang dari istana yg selama ini buat d nyaman 🤭
emejing bgt klo bgitu🤭🤣🤣🤣