Menikahi Kakak Ipar Kejam

"Jo, apa kau yakin ini tempatnya?"

"Yakin tuan"

"Kenapa tempatnya aneh seperti ini"

"Ini hanya tempat khusus untuk merias saja tuan"

"Ini sih seperti rumah untuk uji nyali. Seram sekali. Kau yakin istriku ada di dalam?"

"Yakin tuan"

"Jangan hanya bilang yakin yakin saja. Cepat masuk!"

"Silahkan Tuan. Saya akan mengikuti anda di belakang"

"Yang aku suruh masuk itu kamu, kenapa kau malh bergantian menyuruhku? Apa kau sudah bosan memiliki pekerjaan?"

"Baiklah tuan, saya akan masuk lebih dulu"

Radika terus mengekor di belalang tubuh sekertaris Jo. Karena jujur saja, Radika memang tak begitu berani dengn hal hal berbau mistis. Terutama dengan tampilan rumah tua seperti ini.

Meskipun rumah tersebut tak se seram yang dibayangkan lantaran kondisi dalam rumah yang masih bersih, namun karena tampilan luar rumah yang tak terawat hingga di tumbuhi rumput rumput liar jelas membuat rumah itu semakin terkesan horor.

"Jo, kau sedang mengerjaiku ya?"

"Mana berani saya mengerjai anda tuan?"

"Buktinya istriku tidak ada disini"

Sekarang baru ngakui istri, kemarin kemana aja?

"Apa kau sedang mengumpatku"

"Tidak tuan. Saya tidak mungkin berani melalukan itu"

"Baguslah, kalau begitu ayo kita pergi. Percuma kita disini, tak ada sesuatu yang berguna"

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk meninggalkan rumah tua itu dan karena waktu sudah menunjukkan pukul 19.30 malam, keduanya pun memilih untuk mendatangi acara yang di selenggarakan di sebuah hotel mewah di negara itu.

Namun bukan berarti Radika menyerah begitu saja. Sebelum datang ke sini, Ia sudah lebih dulu menyewa tim detektif handal dan terpercaya untuk mencari keberadaan istrinya dalam jangka waktu yang ia berikan hanya dalam satu jam saja.

"Hay Mam"

"Radika, kenapa kau baru datang? Bukankah kau mendarat sejak pagi tadi?"

"iya mam, aku menyewa hotel untuk tiga hari ke depan"

"Kau itu! Kenapa tidak tinggal di rumah mama saja? Oh ya, dimana Renata? Kau bawa istrimu ikut kesini kan?"

"Aku.."

"Hay Radika.. Honey Bunny Sweety.."

Belum sempat Radika menjawab pertanyaan sang mama, rupanya dari arah yang tak terduga, datanglah seorang wanita cantik dengan berpakaian sangat ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sangat indah tengah menghampirinya.

Bahkan yang membuat Radika merasa tak nyaman saat gadis itu langsung bergelayut manja di lengan tangan sebelah kanannya. Bagaimana kalau kejadian ini sampai terlihat oleh Renata? Pikir Radika.

Namun tentu saja Radika tak tinggal diam, ia segera menarik lengannya dari dekapan gadis cantik dan seksi tersebut.

"Dih.. Kau itu, sok jual mahal sekali" ucap Angel sembari mengecurutkan bibir manja.

"Mama lihat sendiri kan?"

"Apa ini yang menjadi alasanmu tak mau tinggal di rumah mama?"

"Ya, itu termasuk salah satunya"

"Ah, mama tak mau tau urusan kalian. Mama mau kesana dulu. Banyak relasi bisnis yang harus mama temui"

"Tapi ma.."

"Sudahlah, kau itu sudah keewat besar. Kau itu bahkan sudh tua, kau pasti bisa mengurus hal seperti ini. Lagi pula kau ini kan sudah menikah jadi kau bisa gunakan Renata sebagai alasan agar kau bisa menghindar dari Angel kan?

"Iya Ma"

Radhika pun memilih untuk mengiyakan saja ucapan sang Mama, meski pada nyatanya ia tahu bahwa semua tak semudah yang dibicarakan. Karena ia juga tahu persis bahwa Angel adalah wanita yang ambisius. Tak akan mundur hingga dirinya yang memilih untuk menyerah dan menyudahi semua.

Dulu saja saat dia sudah menikah dengan Nadia, Angel terus berusaha untuk memisahkan mereka. Bahkan wanita itu pernah merendahkan dirinya sendiri dengan suka rela untuk menjadi pemuas ranjang demi mendapatkan simpati dari Radika. Beruntunglah Radika tak pernah terpengaruh olehnya.

Karena sang Mama sudah pergi, maka Radika pun hendak menyusul pergi meninggalkan tempat ini. Namun baru saja ia berbalik, tangannya sudah lebih dulu digenggam oleh Angel.

"Hei, kau mau kemana?"

"Bukan urusanmu"

"Radika, kita sudah lama sekali tidak bertemu, apa kau tak merinduknku?"

"Merindukanmu adalah hal yang mustahil bagiku"

"Kau itu jahat sekali!"

Radika hanya tersenyum smirk.

"Senyummu manis sekali. Tak berubah, kau tetap Radika yang cuek. Dan apa kau tau? Inilah yang membuat aku sangat menyukaimu. Bahkan sampai sekarang" bisik Angel tepat di teling Radika.

"Dasar bodoh. Kau sangat menjijikkan!" Radika menjauhkan telinga saat tiba tiba Angel menjilat telinganya.

"Aku tak peduli Jika kau terus mengetahui ku bodoh atau gila sekalipun, yang penting bagiku, aku bisa mendekatimu lagi karena sudah tak ada penghalang lagi untukku"

"Bermimpilah"

"Ya, aku akan terus bermimpi untuk bisa menjadi pendamping hidupmu"

"Dasar gila"

Radika kembali berbalik badan meninggalkan gadis yang menurutnya gila itu. Namun baru saja dua langkah ia berjalan, seketika tubuhnya sudah dibekap dari belakang oleh Angel. Dekapan yang benar-benar erat sehingga susah sekali untuk melepaskannya.

"Angel! lepaskan aku"

"Aku tidak akan Melepaskanmu sebelum kau berjanji satu hal padaku"

"Aku tak akan berjanji apapun padamu"

"Baiklah kalau begitu biarkan seperti ini sampai aku sendiri yang bosan untuk melepasmu"

Benar benar tak tahu malu. Wanita gila! Ia bahkan tak merasa malu sedikitpun saat banyak pasang mata yang melihat kearahnya. Batin Radika.

Radika kehabisan akal untuk menghadapi wanita yang satu ini. Karena semakin ia berontak, wanita ini akan semakin menggila dalam melakukan aksinya. Ia bisa saja memeluk mesra, mencium manja, meremas penuh hasrat, bahkan mungkin bisa lebih dari itu.

"Lepaskan Suamiku!"

Deg

Banyak pasang mata yang tak berkedip saat seorang perempuan tengah memasuki aula tempat acara tersebut berlangsung.

Termasuk Radika yang ikut menganga menatap kecantikan wanita tersebut. Bahkan dirinya pun tak sadar saat wanita itu ternyata sudah berdiri di depannya.

"Lepaskan suamiku! Jangan sentuh tubuh suamiku dengan tanganmu itu!"

"Kamu?"

"Ya, aku adalah istrinya. Aku adalah nyonya Radika. Aku adalah belahan hidup dari laki laki yang kau inginkan"

"Sialan!"

Plak

Sebuah tamparan mendarat begitu saja di wajah cantik Renata hingga menimbulkan warna kemerahan di pipi mulus itu.

Sementara Radika hanya diam dan menatap sang istri dan saudara sepupunya bergantian. Lalu..

.

.