Pengenalan Tokoh
Isma Wulandari(29th) janda muda yang memiliki 2 orang anak, Refa(9thn) dan Rafa (3thn). Suaminya meninggal 2 tahun lalu, karena penyakit ginjal yang dideritanya. Sepeninggal suaminya Isma bekerja keras menghidupi diri dan kedua anaknya dengan profesinya sebagai seorang penata rias, atau bahasa kerennya MUA.
Andika Maulana Hartanto(39th) seorang duda yang berprofesi sebagai seorang dokter specialis di sebuah rumah sakit. Dika dan istrinya bercerai tiga tahun yang lalu, dan dari pernikahannya itu, dia dikaruniai anak laki-laki bernama Reyhan yang sekarang berusia -+16 tahun.
Dika mempunyai wajah yang tampan, tak heran jika banyak wanita yang berusaha mendekatinya, apalagi semenjak ia menyandang status duda. Namun sayangnya tidak ada satupun dari mereka yang bisa merebut perhatian Dika, kecuali Isma.
Pertemuannya dengan sang Mua terasa membekas dihati abang duren itu.
Lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya? Yuk kita simak kisah selengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom's chaby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Isma
Sabtu pagi di area parkir rumah sakit, Dika baru saja memarkirkan mobilnya. Dia berjalan menuju ruang prakteknya.Tiba-tiba terdengar suara seseorang perempuan yang memanggilnya. Dia adalah dokter Feby. Ia berlari kecil menghampiri Dika
"Selamat pagi dokter!!!" Sapanya.
"Selamat pagi juga dokter Feby!!"
"Kenapa dokter Feby disini?? Bukankah hari sabtu, dokter tidak ada jadwal praktek?"Tanya Dika.
"Saya kesini ingin menemui anda dokter Dika."Jawab Feby
"Bertemu saya, ada apa?" Tanya Dika.
"Iya, Saya mau mengundang anda makan malam dirumah saya."
"Makan malam?? Tapi kenapa dokter Feby tiba-tiba mengundang saya?."
"Saya hanya ingin berterima kasih pada dokter, karena selama ini dokter Dika sudah sangat baik pada saya, dan mau mengajari saya banyak hal dirumah sakit ini."
"Karena itu??"...Dika tersenyum."Saya berterimakasih atas undangannya.Tapi, kalau hanya karena itu, rasanya dokter tidak perlu repot-repot seperti ini. Bukankah sudah seharusnya seorang senior mengajari juniornya?" Tambah Dika.
"Tapi dok, orang tua saya sangat mengharapkan kehadiran anda, mereka juga ingin berterima kasih." Bohong Feby
"Maaf dokter Feby, malam ini saya ada urusan, mungkin lain waktu."
"Hmmm.... baiklah dok kalau anda tidak bisa. Tapi janji kan lain kali anda mau makan malam dirumah saya?." Tanya Feby
"Insyaa Allah dokter Feby. Kalau begitu saya duluan. Pasien saya sudah menunggu." Pamit Dika.
"Oh ya silahkan dok, maaf saya sudah mengganggu." Balas Feby.
Dika berjalan menuju ruangannya.Tapi sebelum itu, Dika berniat akan menemui dokter Tama terlebih dahulu. Setelah mengetuk pintu ruangan sahabatnya dan mendengar suara yang mempersilahkannya masuk, Dika pun masuk.
"Tumben pagi-pagi lo kesini, ada apa?." Tanya Tama.
"Gue kangen sama lo Tam." Jawab Dika.
"Ciihhh....merinding gue dengernya, segitunya lo sama gue. Apa jangan-jangan lo udah nggak nafsu sama perempuan?." Tanya Tama dengan tersenyum meledek Dika.
"Gilaaa lo, gue masih normal kali." Jawab Dika
"Kali aja lo udah nggak nafsu sama perempuan. Secara, selama ini banyak perempuan cantik yang deketin elo, tapi lo kayak nggak nafsu sama mereka semua." Ucap Tama
"Sudahlah gak usah bahas hal yang nggak penting. Gue kesini mau ngajak lo."
"Kemana???" Tanya Tama.
"Ke rumah Isma." jawab Dika
"Rumah Isma? Serius lo?" Tanya Tama
"Dua rius." Jawab Dika.
"Maksud gue, ngapin lo ngajak gue kesana?.Lo bukan mau melamar Isma kan?" Tanya Tama
"Mungkin." Jawab Dika
"Apa maksud lo mungkin?." Tama bingung.
"Udahlah...lo mau apa enggak?.Lo nggak perlu tau gue mau ngapain kesana. Yang jelas mau nggak mau lo harus ikut gue, nanti sore sesudah jam praktek." Pungkasnya, lalu meninggalkan Tama yang terlihat heran dengan ucapannya. Tama menebak-nebak, sebenarnya apa yang akan sahabatnya lakukan di rumah Isma.
***
Dirumah Isma
Isma sudah menceritakan pada ibunya kalau sore ini orang yang menggadai tanahnya akan datang. Ibu Fatma dan Isma pun menunggu kedatangan tamunya. Dika dan Tama sedang dalam perjalanan, dan sekarang mereka sudah masuk ke perkampungan dimana Isma tinggal.
Begitu masuk perkampungan, Dika dan Tama disuguhi pemandangan alam yang sangat indah sore itu. Sepanjang mata memandang hanya terlihat pesawahan hijau membentang, dikelilingi gunung-gunung menjulang tinggi, dipayungi awan putih dan langit yang biru, ditambah udara yang sejuk, membuat mereka merasa betah melihat pemandangan yang jarang sekali mereka dapatkan. Karena memang Dika dan Tama tinggal ditengah kota.
Kurang lebih jam empat sore, mereka sampai dirumah Isma. Rumah sederhana berlantai dua, dengan halaman yang lumayan luas. Dika dan Tama sudah berada dihalaman rumah Isma. Mereka mengedarkan matanya melihat pemandangan indah dari halaman rumah Isma. Pemandangan yang sama, yang mereka lihat tadi di sepanjang jalan menuju rumah Isma.
Isma segera membukakan pintu ketika mendengar suara mobil terparkir dihalaman rumahnya.Tentu saja ia tahu siapa yang datang. Isma mempersilahkan mereka masuk, dan mereka pun berjalan mengekor dibelakang Isma lalu duduk diruang tamu.
"Sebentar....saya akan buatkan minum." Ucap Isma
"Gak usah repot-repot." Sahut Tama
Tak lama kemudian Isma datang membawa nampan berisi minuman dan makanan, lalu meletakannya di meja.
"Silahkan dok !! Maaf cuma makanan kampung." Ucap Isma sambil tersenyum tipis.
"Tidak apa-apa. Maaf kami jadi merepotkan." Sahut Dika.
Tidak lama kemudian, ibu Fatma, Rangga dan Anggia menghampiri mereka. "Oiya dok, kenalkan ini ibu dan adik saya." Ujar Isma.
Dika dan Tama berdiri, mereka mengulurkan tangan, dan bersalaman dengan ibu Fatma sambil memperkenalkan dirinya.
Dika sedikit terkejut melihat bu Fatma. Karena dia fikir ibu fatma itu sudah tua, atau sekitar 50 tahunan ke atas, ternyata dia salah. Bu Fatma masih terlihat muda bahkan lebih muda dari bi Nani tukang masak dirumahnya.
Gue nggak nyangka, ternyata bu Fatma masih muda. Kayaknya seumuran sama mbak Dini atau mas Anggara, berarti cuma beda beberapa taun aja ama gue. Wajahnya juga sangat mirip dengan Isma. Batin Dika.
Bu Fatma memang terlihat awet muda di usianya yang hampir menginjak 49 tahun. Dia dan Isma terlihat seperti kakak adik. Setelah berkenalan mereka pun duduk kembali. Tama semakin penasaran dengan apa yang akan dilakukan sahabatnya itu. Setelah semua keluarga Isma memperkenalkan diri.
Gak mungkin kalo Dika mau melamar Isma, lalu mau apa sebenarnya dia?.BatinTama.
Tbc☘️
Jangan lupa Like, Vote dan komentarnya ya.🤗
tapi jangan prustasi ya Feb.
tetep aja berjuang, Khan janur nya belum melengkung...