Rahmat seorang ustadz yang mencari keberadaan Sarah mantan kekasihnya di waktu kecil yang tiba-tiba mengirimkan sebuah surat dan buku catatan bahwa ia minta tolong di selamatkan hidupnya sehingga membawanya menjadi guru di sebuah pesantren Raudlatul jamiah tapi ketika ia kesana wanita yang ia cari memiliki keadaan yang sehat sehingga membuatnya bingung apakah itu Sarah teman sekaligus mantan masa kecilnya atau orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rusnarose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cerita ulfa
sinar matahari masuk lewat jendela kamar menyentuh kulit wajah Icha, matanya kini terbuka melihat sekeliling sepertinya sudah siang . setelah solat subuh ia kembali tidur berhubung hari ini libur dan tak ada kegiatan sekolah untuk para santri, beberapa anak ada yang di kunjungi oleh keluarganya ada juga hanya bersantai di kamarnya masing-masing.
"catering-..."teriak salah satu anak menyusuri lorong asrama memberi tahu jika catering makan pagi sudah bisa di ambil.semua anak yang ada di sana mengantri dengan teratur untuk mengambil makanannya termasuk juga Icha yang sedang ikut mengantri , setelah menunggu beberapa saat akhirnya tiba gilirannya ,ia mengambil sekotak nasi yang sudah lengkap dengan sayur di dalamnya.
"terimakasih.."ucapnya lalu mulai berjalan menjauh.
"Icha.."panggil Bu murni, mendengar namanya di panggil ia langsung menoleh.
"mana Dewi?" ujar Bu murni yang melihat Icha datang sendirian. Deg.. jantung Icha seketika berhenti ia lupa kalau ia sedang melakukan peran ,ia lupa jika Dewi sedang tak ada di sini.
"ahhh..Dewi di kamar Bu"jawabnya dengan terkekeh gugup di tanya tentang Dewi.
"dia masih sakit??"
"iya Bu ,dia bilang dia masih sedikit pusing"jawabnya mencari-cari alasan.
"kalau begitu kau bawa nasi dia sekalian!!kau ini bagaimana masa teman mu sakit harus mengambil nasinya sendiri!!"tegur Bu murni, seketika Icha langsung kembali lagi dan mengambil nasi jatah Dewi untuk di bawanya.
"terimakasih..."ucapnya sambil tertunduk malu di hadapan Bu murni dan segera mengambil nasi itu.
"jika Dewi semakin parah segera panggil ibuk , siapa tahu nanti kita bisa periksa dia ke dokter!!!"ujar Bu murni.
"tentu buk.. tentu!!"jawab Icha menganggukkan kepalanya beberapa kali dan ia langsung segera pergi dari tempat itu, takut di tanya lebih banyak oleh Bu murni.
Icha berjalan menuju kamarnya dengan menenteng dua buah kotak nasi di tangannya ia menggerutu pada dirinya sendiri kenapa ia bisa lupa .
"kenapa bisa lupa sih!! hampir saja Bu murni bisa curiga, haduh Icha ...sepertinya otak mu perlu di periksa!!"gerutunya sepanjang jalan menuju kamar.
***
di tempat lain Rahmat dan Dewi diam-diam mengikuti Satrio dari kejauhan rasa penasaran mereka semakin besar atas kehadiran Satrio di rumah sakit ini juga.
"kenapa ustadz Satrio juga kesini, ya ustadz??"tanya Dewi sembari memperhatikan gerak-gerik Satrio yang kini berdiri di lobi rumah sakit sedang menanyakan sesuatu pada resepsionis.
"aku tak tau!!apa ia juga menemui murid yang bernama Ulfa itu juga?"jawab Rahmat.
setelah menanyakan pada resepsionis Satrio langsung pergi menjauhi tempat itu, melihat satrio pergi, Rahmat dan Dewi juga ikut pergi mengikutinya.
"ia akan pergi ke mana ustadz?"ucap Dewi yang berjalan di belakang Rahmat.
"aku juga tak tau!!kita ikuti saja dulu."ucapnya yang kini juga mengikuti langkah demi langkah kemana lelaki itu akan pergi dan siapa yang akan di temuinya.
"apa ia akan menemui mbak Sarah?"gumam Dewi pelan.
mendengar perkataan Dewi Rahmat langsung menatap ke arah Dewi."semoga saja!!" Rahmat sangat berharap orang yang sedang di temui Satrio di sini adalah Sarah, sehingga ia bisa menemukan Sarah dan bisa menyelamatkannya segera.
setelah beberapa saat mereka mengikutinya akhir Satrio berhenti di sebuah ruangan bertuliskan rawat inap.hati mereka berdua bertanya-tanya siapa yang di rawat di sana ,apakah Sarah?atau itu ruangan Ulfa? semua pertanyaan ada di benak mereka berdua . melihat Satrio yang masuk ke dalam ruangan itu Rahmat dan Dewi segera menghampiri dan segera mengintip di balik jendela pintu yang tak terlalu bening.
terlihat seorang anak yang duduk di ranjang rumah sakit dengan Satrio yang berdiri memunggungi mereka.anak itu terlihat pucat dengan selang oksigen yang tertempel di hidungnya dan kepala botak tak tertutup rambut sehelaipun ,ia memakai seragam pasien rumah sakit . melihat keadaan isi dari ruangan itu Rahmat dan Dewi hanya saling menatap dengan pertanyaan masing-masing dalam benak mereka.
"apa itu Ulfa?"tanya Rahmat yang belum tau wajah asli anak bernama Ulfa yang akan mereka temui di sini.
mendengar pertanyaan Rahmat Dewi juga bingung untuk menjawabnya karena ia juga tak mengenali wajah Ulfa seperti apa, tapi dalam benaknya sepertinya itu bukan Ulfa yang mereka cari.
"ku rasa bukan!!"jawabnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"lalu siapa yang ada di dalam?" ujar Rahmat yang kembali melihat ke dalam, terlihat Satrio sedang duduk di samping ranjang sedang membukakan sebuah jeruk untuk anak itu. melihat perlakuan Satrio pada anak itu Rahmat yakin kalau itu bukanlah Ulfa , karena jika Ulfa adalah anak yang sedang bermasalah dengan Satrio tidaklah mungkin Satrio memperlakukan anak itu seperti itu.
"mbak mu hari ini sedang sibuk ,jadi aku datang sendirian!!!" ucap Satrio yang terdengar oleh Rahmat dan Dewi yang masih di luar sedang mengintip.
"tidak apa!! Apa ia sehat?"tanya anak itu yang sedang memasukkan sepotong jeruk ke mulutnya.
"tentu!! Ia selalu sehat untuk mu."jawabnya .
anak itu hanya tersenyum menatap Satrio yang ada di hadapannya.
melihat pemandangan itu Rahmat dan Dewi hanya terdiam.
setelah menunggu beberapa saat Satrio di dalam sepertinya dia tidak akan sebentar di dalam sana, jadi mereka memutuskan untuk meninggalkan Satrio yang masih di dalam untuk mencari ruangan Ulfa yang tujuan utama mereka datang ke sini dan akan kembali menemui anak tadi setelah Satrio pergi.
setelah bertanya pada resepsionis akhirnya mereka tiba di sebuah ruangan yang di sebutkan oleh pihak resepsionis tadi.
Dewi langsung mengetuk ruangan itu "masuk..!!"terdengar jawaban dari dalam mereka berdua langsung masuk.
di dalam ruangan itu ada seorang anak yang sedang terbaring di kasur rumah sakit dan seorang wanita paruh baya yang pernah Dewi temui di sekolahnya.
"asalamualaikum"ucap Dewi di ikuti juga oleh Rahmat.
"walaikumsalam.."jawab wanita itu yang menatap kehadiran dua orang yang baru datang.
"ibu ,apa ibu mengenali ku?"tanya Dewi memastikan.
"ya aku mengenal mu .kau anak yang ada di sekolah waktu itu.!!"jawabnya menatap lekat kehadiran Dewi di sini.
"iya buk ,aku senang ibu masih mengenali ku!!"ujarnya senang akhirnya bisa menemui keluarga ini secara langsung.
"silahkan masuk nak !!ayo duduk dulu.maaf ruangannya sedikit berantakan "ucapnya sambil menyingkirkan beberapa barang yang ada di sofa ruang itu.
Dewi dan Rahmat langsung duduk, di depan mereka ada Ulfa yang terbaring lemah dengan tatapan kosong.
"ohh maaf Bu jika saya lancang datang ke sini berniat menanyakan keadaan Ulfa!!"ujarnya yang kini duduk di samping ibunya Ulfa.
"tidak masalah!!ibuk malah senang ada yang mengunjungi Ulfa."ucapnya dan kini berbalik dan menatap sedih ke adaan Ulfa sekarang yang sedang terbaring di ranjang.
"maaf Bu, sebenarnya apa yang terjadi pada Ulfa?"tanya Dewi yang penasaran dengan keadaan Ulfa.
"ibu tak tau harus memulai dari mana?pihak sekolah memberi tahu kami bahwa Ulfa sedang sakit jadi kami putuskan untuk merawatnya di rumah!!"ujarnya menceritakan awalnya anak mereka jadi seperti ini.
"terus kenapa pihak ibu ingin melaporkan pihak sekolah jika hanya sekedar sakit.?"tanya Rahmat yang melihat wanita itu sepertinya sangat sedih menceritakan semua ini.
"bagaimana kami tak menuntut sekolah!!jika laporan dari pihak dokter jika anak kami sakit akibat pernah mengalami keguguran sedangkan ia bersekolah menimba ilmu agama!!" linangan bening di pelupuk matanya tak tertahankan kini tumpah di pipinya .
mata Rahmat dan Dewi terbelalak kaget dan sangat syok atas penjelasan dari wanita paruh baya yang ada di hadapan mereka.
"apa ibu sudah melaporkan semua ini ke pihak polisi?"tanya Rahmat yang kini sudah tak lagi tenang mendengar pernyataan yang ia dengarnya sekarang.
"sudah , ayahnya sudah mengurus itu ,tapi pihak sekolah tak terlalu menggubris karena mereka tak tau siapa lelaki yang berbuat dosa dengan anak kami!!"ucapnya dengan terisak.
"apa Ulfa tak menyebutkan nama orang itu?"tanya Dewi yang ikut sedih melihat keadaan ini.
wanita itu hanya menggelengkan kepalanya dengan sedih "ia tak pernah mau berbicara jika di tanya tentang kejadian itu ia langsung kembali drop dan harus di bawa ke rumah sakit ,kami juga bingung pihak sekolah menyelidiki tapi tak mendapatkan apapun karena mereka bilang anak kami sangat pendiam dan tak pernah bercerita tentang apapun baik bersama teman ataupun gurunya jadi mereka tak berani menuduh sembarang." ucapnya dengan Isak tangisnya .
Rahmat dan Dewi hanya terdiam menatap wanita yang tertunduk sedih di depan mereka tanpa di sadari air mata Dewi juga ikut menetes mendengar cerita yang di sampaikan padanya ,dalam hatinya ia berjanji akan mengungkap ini semua ia tak mau hanya menjadi penonton atas kejahatan yang ia lihat.
sama seperti Dewi ,Rahmat juga ikut sedih atas kejadian ini ia tak bisa membayangkan bagaimana nasib anak yang ada di hadapannya itu ia akan berusaha mencari keadilan untuk anak itu. tapi ia berpikir jika ini kasus yang besar kenapa kasus ini tidak naik dan rame, ia tau jika ia hanya guru baru tapi setidaknya pasti ada pembicaraan tentang ini tapi semuanya terlihat diam dan tenang seperti tak ada kejadian apapun? hatinya semakin bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi di sekolah ini kenapa ada kejadian seperti ini semua orang diam saja.semua pertanyaan dalam hatinya terasa begitu sakit jika ia tak bisa mengungkap ini semua.
sekali lagi makasih kak yah udah di koreksi insyaallah akan di perbaiki lagi 🙏
tapi sekali lagi makasih yah udah di koreksi insyaallah di perbaiki 🙏
izin tanya..Itu Si Rahmat kuliah di Arab Saudi atau di Mesir?