Lily Rahmawati Gadis manis dari Desa kecil di daerah Brebes, terpaksa menjadi Buruh Migran Indonesia dan merantau ke Negeri Beton, Hongkong. Demi Ibu dan Adik tercintanya, Ia rela meninggalkan Negeri untuk mengais rezeki.
Tak disangka Ia mengalami malam yang buruk bersama Bos tampannya, Emiliano Davidson dan berakhir dengan pernikahan kontrak Antara mereka dikarenakan Lily yang tengah hamil anak David?
Tanpa cinta diantara keduanya,akankah pernikahan itu akan jadi awal dari hati mereka yang akan saling terpaut?
Ditambah Putri David yang sangat menyayangi Lily mampu menyatukan keduanya menjadi suami istri yang sebenarnya?
Ataukah perbedaan mereka yang menjulang tinggi hingga kehadiran wanita dari masa lalu David akan memisahkan keduanya?
*cerita ini adalah hasil imajinasi dan kehaluan mendarah daging dari mamak halu ini ya ibu-ibu.. semoga dapat dinikmati, dan apabila ada kesamaan atau banyak tulisan yang belum sempurna harap dimaklumi karena Saya masih belajar ❤️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kunjungan Mendadak Ibu Mertua
Marry tengah gelisah menunggu seseorang yang baberapa waktu yang lalu Ia hubungi, James.
Sahabatnya itu memang tidak pernah tepat waktu. Membuat Marry yang mood nya sedang memburuk bertambah kesal.
Sampai sebuah tepukan menyadarkan gadis berambut pirang itu.
"Maaf, Aku sedikit terlambat" Ucap Pria yang sudah membuat wanita cantik itu menunggu selama lebih dari dua jam.
Kemudian duduk dengan santainya tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Sedikit katamu? Aku hampir saja mengering karena menunggumu sialan!" Ucap Marry bersungut-sungut.
"Baiklah baiklah, Aku hanya sedikit bermain dengan... Yah, kamu tahu maksudku" balas pria bernama James itu dengan santai.
"Berhentilah bermain-main James, Kita Disni bukan untuk liburan. Kau tahu jelas tujuanku datang jauh-jauh kesini. Aku tidak ingin semuanya sia-sia" Ucap Marry yang riak wajahnya berubah muram.
"Baiklah, Aku minta maaf, Okay. Jadi apa informasi yang kau dapatkan hingga menjadi kesal seperti ini"
"David sudah menikah, James"
"Aku sudah tahu"
"What??? Kau sudah tahu tapi tidak memberitahukannya padaku?"
"Tenang Dulu hei wanita, aku baru mengetahui nya beberapa hari lalu. Aku belum sempat memberitahumu"
"Oh ya... really?" Tanya Marry sanksi.
"Terserah kau saja Mer, tapi aku benar-benar baru mengetahuinya. Itupun karena aku tak sengaja mendengar obrolan Albert dengan Asisten David yang sok ganteng itu"
"Leon maksudmu?"
"Yah, saat itu Tuan Albert mengajakku melakukan pertemuan dengan Perusahaan David. Sangat beruntung karena si Leon itu sepertinya tidak terlalu mengingatku"
James mencoba mengingat kejadian beberapa hari lalu Ia mengunjungi sepupunya Albert Chan yang kebetulan akan melakukan pertemuan dengan perwakilan perusahaan David.
Seperti mendapatkan umpan balik, James pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk membujuk Albert mengajaknya serta.
Beruntung, meski Leon pernah melihatnya bersama Marry di acara party perusahaan milik Albert, sepertinya pemuda itu tidak terlalu memperhatikannya.
"Lalu bagaimana Kamu bisa tahu kalau David sudah menikah?"
"Disela-sela obrolan santai kami saat itu. Albert sedikit menggoda Leon untuk segera menyusul David menikah, tadinya Aku fikir itu hanya sebuah candaan.. tapi ternyata Leon menanggapinya, kemudian mengatakan bahwa David saat itu sedang berlibur dengan istrinya, sebab itulah Leon menggantikannya dalam pertemuan.
"Jadi itu semua benar?"
"Kau kecewa Mer?"
"Kau tahu pasti jawabannya James"
"Sudahlah Marry, Aku rasa kau memang harus berhenti. Kau tahu dari awal ini tidak akan mudah. Sekarang bertambah sulit karena David sudah beristri"
"Aku sudah sejauh ini James. Aku tahu tidak bisa lagi memilikinya, tapi aku sungguh mencintai David James, setidaknya kalau tidak bisa memiliki, Aku bisa menyelamatkannya"
"Kau akan terus terjebak dengan wasiat bodoh Sarah, Mer. Yang akan kita hadapi bukan segerombolan kambing, melainkan Serigala"
"Aku sudah siap dengan semua konsekuensinya. Aku hanya tidak mengerti kenapa Bibi Charlotte sangat membenci David"
"Dan si bodoh itu bahkan tidak mengetahui apapun tentang ibunya itu"
"Itu sebabnya, Aku harus membantunya James"
"Tapi David membencimu Marry"
"Aku tahu, dan bisa mengandalkanmu kan?"
"Me?? Oh My...."
"Hanya kau yang bisa membantuku James"
Ucap Marry dengan wajah penuh permohonan.
"Yah, baiklah" untung sayang. Batin James.
_________________
Hongkong International Airport, July 2021
Seorang wanita yang nampak sudah berusia namun tetap terlihat cantik dan anggun dengan kacamata hitam dan setelan Blazer dari brand kenamaan dunia menambah nilai mewah dan elegan pada dirinya.
Nyonya Charlotte Crambhell, 65 tahun. Ibu dari Emiliano Davidson.
Berjalan dengan anggun tanpa meninggalkan kesan angkuh, hingga menarik perhatian orang yang berlalu lalang disana.
Dibelakangnya dua orang laki-laki berbadan tegap dan berpakaian serba hitam mengekor dengan setia sambil sesekali mengawasi sekitar memastikan keamanan untuk Nyonya besar mereka.
Nyonya besar dan 2 orang pengawal itu berdiri didepan Pintu Keluar Utama bandara , sampai sebuah mobil Limosin hitam nan mewah terparkir indah dihadapan sang Nyonya.
Dengan Sigap, Si sopir turun dari mobil kemudian membantu membukakan pintu tanpa melupakan salam penghormatannya terlebih dulu.
"Selamat Datang Nyonya Crambhell" Ucap si Sopir yang sepertinya sudah sangat mengenal Nyonya besar itu.
"Terima kasih Sam" Balas Nyonya Charlotte dengan lembut kemudian memasuki mobil mewah itu.
Pria dengan panggilan Sam itu segera kembali kedalam kemudinya kemudian melajukan mobil mewah itu.
"David belum tahu tentang kedatanganku bukan?" Tanya Charlotte pada Sopirnya sesaat setelah mobil melaju.
"Sepertinya belum, Nyonya " Jawab Sam singkat dengan tetap fokus pada kemudinya.
"Bagus, Saya ingin memberinya kejutan"
Ucap Charlotte tersenyum lembut. Wanita itu kemudian mulai sibuk memainkan ponsel pintarnya.
"Sam, Antarkan Saya Langsung ke Apartemen David" perintah Charlotte kemudian.
"Baik Nyonya" Jawab Sam.
Sementara itu di Apartemen David...
Lily baru saja kembali dari Pasar setelah mengantar Alice dengan diantar oleh supir pribadi. Yah sekarang dia ini seperti Nyonya-nyonya muda pada umumnya, hehe. Kemanapun pergi harus diantar supir, walaupun Lily sering menolak dengan alasan lebih nyaman menggunakan kendaraan umum, tapi bukan David namanya jika tidak memaksa.
Masih untung karena suaminya yang sedikit lebay itu masih menurutinya untuk tidak menyewa asisten rumah tangga di apartemen ini, setidaknya sampai Lily melahirkan nanti. Kalau tidak Lily benar-benar akan mati gaya karena tidak ada kegiatan sama sekali.
Setelah selesai menata sayuran dan daging ke dalam lemari pendingin, Lily kemudian beristirahat sejenak di ruang tamu.
Kehamilan membuatnya menjadi lemah. Sedikit-sedikit mudah lelah kadang sampai kapalanya terasa pening dan berputar-putar. Jika sudah begitu maka Lily harus segera beristirahat kadang sampai tertidur. Agar bisa melanjutkan aktivitasnya dan kembali segar.
Saat sedang menyandarkan tubuh lelahnya di sofa, tiba-tiba Bel apartemen berbunyi.
"Ada tamu? Siapa ya?" Lily bergumam sendiri, merasa heran karena selama tinggal di Apartemen ini Lily tidak pernah menerima tamu kecuali Leon dan Nyonya besar, itupun selalu di beritahu terlebih dahulu oleh David.
Lily kemudian bangkit dan melihat dari kamera cctv pintu utama, siapakah gerangan yang berkunjung siang bolong begini.
"Astaghfirullah! Nyonya besar???" Pekik Lily yang sangat terkejut. Melihat nyonya besar yang berarti saat ini adalah Ibu mertuanya berkunjung.
Saking terkejutnya, Lily sampai mematung karena bingung harus melakukan apa.
Ini adalah pertama kalinya Nyonya besar muncul semenjak kepergiannya ke Amerika saat Lily baru 2 bulan bekerja di rumah ini.
Kalau status nya saat ini bukanlah istri David, tentu tidak ada beban yang ia tanggung. Tapi saat ini kasusnya menjadi berbeda, maka dari itu Lily sungguh merasa tidak punya muka untuk menghadapi Nyonya besarnya itu.
"Huuuuft. Tenang Lily semua akan baik-baik saja" Ucap Lily pada diri sendiri.
Kemudian sambil merapalkan do'a Ia membuka Pintu untuk Ibu Mertuanya itu.
"Haii Lily!" sapa Charlotte mendahului.
"Ha-halo Nyonya.. S-selamat Datang, Oh silahkan masuk Nyonya" balas Lily tergagap seraya memaksakan senyumnya.
"O' Come On, sweetie, kenapa kau sangat kaku. Panggil aku Mommy seperti suamimu memanggilku" Ucap Charlotte seraya memeluk Lily yang tentu saja terkejut dengan perlakuan itu. Namun secepat mungkin Lily membalas pelukan hangat Charlotte agar mertuanya itu tidak tersinggung.
"Baiklah, Ayo kita masuk"
"Iya Nyonya" Jawab Lily keceplosan yang langsung dihadiahi tatapan mengintimidasi dari Charlotte
"Maksud Saya, Mommy" ralat Lily cepat.
"Bagus sekali" Ucap Charlotte kemudian tersenyum manis.
."Huuft Akhirnya aku bisa beristirahat, perjalanan ke sini cukup melelahkan"
"Iya Nyo, emmm Mommy, kenapa tidak meminta Dave menjemput Anda?"
"Haha aku sengaja tidak memberitahunya. Surprise!"
'Pantas saja' batin Lily bermonolog.
"Mommy tunggu sebentar aku akan buatkan minum"
"Terima kasih sweetie. Ingat jangan beritahu David, biar dia mendapat kejutan saat pulang nanti"
"Baik Mom" Jawab Lily patuh, kemudian berlalu ke dapur.
'Bersiaplah dengan kejutan-kejutanku selanjutnya Emiliano Davidson' Charlotte berucap dalam batin kemudian tersenyum penuh arti.
Bersambung