NovelToon NovelToon
Ketos, Jodoh Kecil Yang Terlupakan

Ketos, Jodoh Kecil Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Idola sekolah
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: dira.aza07

Alluna seorang gadis yang ceria, bertubuh kecil imut, memasuki sekolah SMU-nya, tanpa di sadarinya dia menjadi sorotan seluruh sekolah akibat dirinya telah di tolong dengan posisi di peluk oleh KETOS yang sangat populer bahkan di idamkan oleh seluruh wanita di sekolah itu.

KETOS yang dingin dan sulit tersentuh itu, tidak pernah berdekatan dengan seorang wanita, bahkan sampai ada yang menggosipkan jika pria ganteng itu adalah seorang Gay.

Bagaimana tidak ... KETOS yang bernama Alaska itu masih mencintai sahabat kecilnya, dan dalam pikirannya selalu terisi oleh sahabatnya itu yang bernama Alluna.

Namun sayang ... Alluna hilang ingatan di kala Alluna telah pergi dari kota yang sama dengan sahabatnya Alaska.

siapa sangka saat kembalinya Alluna ke kota itu, dua orang tuanya yang telah bertemu kembali yang lama telah bersahabat itu. Membuat keputusan tanpa sepengetahuan anaknya yaitu menjodohkan Alluna dan Alaska secara diam-diam.

Bagaimana kisah cintanya? yu saksikan ceitanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Setelah kepergian mereka, Pak Agus menghampiri Alluna.

"Apakah kamu baik-baik saja Nak?, apakah ada yang sakit atau bagaimana?" tanya Agus khawatir.

Alluna menggeleng, "Saya hanya lemas Pak, karena saya menghisap bius dalam sapu tangan dengan begitu kuat, dan hanya memar-memar sedikit akibat ikatan yang begitu kuat," jelas Alluna jujur.

Agus pun langsung mengecek pergelangan tangan juga kaki Alluna, dan menggelengkan kepalanya.

"Alaska bawa Alluna ke ruangan UKS, obati dia, dan kalian ikut saya," ujar Agus dengan melangkah menuju sebuah tempat.

Alaska memapah Alluna yang masih terlihat lemas, namun di pertengahan jalan, Alaska kembali menggendong Alluna Ala bridal style, yang otomatis lengannya langsung mengalungkan kepada leher Alaska, tatapan mereka bertemu persekian detik, membuat jantung Alluna seakan ingin lompat keluar.

"Eh Ka ..., aku masih bisa jalan, ga apa-apa ko," tolak Alluna yang sudah terlanjur di gendong, namun merasa sangat sungkan.

Bibir Alaska melengkungkan senyuman yang terindah yang dia miliki, "Badan kamu lemas, juga sakit bukan?, saya tidak pernah keberatan menolongmu, apalagi jika bisa lebih dari ini," ujar Alaska dengan tatapan yang sangat intens membuat pipi Alluna menjadi semerah tomat.

Alaska begitu gemas di buat kala melihat pipi Alluna merona, ingin sekali mencubitnya, tak henti Alaska memandangi Alluna dengan senyuman yang berseri.

Namun lain hal dengan Rendra, semenjak Pak Agus mengatakan Alluna di antar ke UKS oleh Alaska, membuat mukanya di tengkuk menahan amarah yang menyelimuti dirinya.

Kenapa mesti Alaska sih, enak banget dong dia, ah sumpah nyebelin. Batin Rendra tidak terima.

Dan itu terlihat oleh Gisel yang berada di samping Rendra.

"Lo kenapa Ren?" bisik Gisel polos.

"Gue lapar," kilah Rendra.

"Nanti kita cari makan sama Alluna setelah ini," bisik Gisel lagi-lagi polos.

Sesampainya di ruang UKS, Alaska membuka pintu dengan menendang pintu, lalu memasuki ruangan itu dan menidurkan Alluna di tempat tidur yang tersedia dengan begitu lembut.

Lagi ... tatapan itu bertemu, membuat mereka terdiam terhanyut dalam tatapan itu.

Lun coba ingat gue barang sekecil apapun itu, gue Alaska Lun, gue pria yang selalu menunggu kedatanganmu. Batin Alaska kala menatap Alluna.

Ka Alaska ganteng banget ya, benar kata Gisel, tapi kenapa ya ko hati ini merasa begitu dekat dan kenal banget sama dia, padahal aku baru ketemu dia di sini. Batin Alluna membalas tatapan Alaska.

Alaska menghentikan tatapan itu, dan mereka salah tingkah. Alaska berjalan menyalakan lampu agar penerangan semakin terang.

Lalu mencari obat untuk mengolesi kaki juga pergelangan tangan Alluna, dan tak lupa memberikan sebuah vitamin untuk Alluna.

Alluna terus memperhatikan setiap gerak-gerik Alaska, dia tidak paham dengan perasaannya, bukan suka bukan kagum, Alluna pun tidak paham.

Setelah menemukan semua yang di cari Alaska, Alaska berjalan menghampiri Alluna, dengan tersenyum menatap Alluna yang sedang menatapnya.

Seakan Alluna tidak sadar atas sikapnya yang sedang menatap Alaska dengan begitu intens.

"Boleh aku meminjam kakimu?" ujar Alaska membuyarkan lamunan Alluna.

"E-eh apa ka?" tanya Alluna gagap di tambah rasa malu akibat tersadar dari lamunannya.

Alaska tersenyum..., "Boleh aku meminjam kakimu?" ujar Alaska meminta izin.

"Jangan ka biar saya saja," tolak Alluna segan.

Alaska kembali tersenyum ..., "Tidak usah sungkan Alluna, sudah ku katakan, jika saya tidak keberatan untuk menolongmu, apalagi hingga melindungimu, maaf saya tadi sibuk hingga tidak bisa melindungimu dan terjadilah hal seperti ini," sesal Alaska dan seketika raut mukanya berubah.

Alluna terhenyak atas kata-kata itu, dan Alluna merasa teringat sesuatu ...

"Ka ... aww ... kepalaku ...," teriak Alluna dengan memegang kepalanya dengan kedua tangannya.

Alaska spontan langsung menghampiri Alluna dan seketika merasa panik yang tidak terkira. Alaska mencoba mengusap lembut kepala Alluna berharap itu bisa membantu meredakan sakit di kepalanya.

"Ka ... sakit," tangis Alluna yang kini berada di dada bidang Alaska.

Tanpa di sadari Alluna, Alaska memeluk Alluna dalam dekapannya dan mencium lembut kepala Alluna.

Sakit ... itu pula yang hinggap di hati Alaska.

Sesakit inikah kamu Lun, hingga seperti ini kala kamu mengingat sesuatu?. keluh Alaska meneteskan air matanya.

"Aku antar kamu ke klinik ya, kamu harus di tangani dokter, ini sepertinya lebih sakit dari biasanya," saran Alaska lembut, yang kini tubuh Alaska membungkuk dengan muka yang begitu dekat dengan Alluna.

Alluna menggeleng dan merebahkan tubuhnya ke arah Alaska, dengan air mata yang masih menetes di pipinya.

"Kenapa? aku temani ko, kamu ga akan sendirian," ujar Alaska mencoba membujuk.

Kembali Alluna menggelengkan kepalanya, dan menarik lengan Alaska sebelah kiri.

"Aku baik-baik saja, nanti juga enakan, aku hanya butuh istirahat sebentar, jangan pergi aku takut sendirian," pinta Alluna yang mana bayangan gelap di ruangan gudang yang di sekap Friska masih terbayang.

Alaska tersenyum dan mengusap kembali kepala Alluna, "Itu tidak akan terjadi, sesibuk apapun aku, akan aku luangkan waktu untukmu," ujar Alaska yang tidak ingin kembali ada kejadian yang membuat Alluna dalam bahaya.

Alluna tersenyum, "terimakasih banyak ka," ujar Alluna dan masih menikmati sentuhan lembut Alaska di atas kepalanya.

"Boleh bertanya sesuatu?" tanya Alaska dengan sorot mata penuh kelembutan menatap Alluna.

Alluna menganggukkan kepalanya, "Apa yang terjadi kenapa selalu tiba-tiba merasa sakit di kepalamu?" tanya Alaska ingin mengetahui sesuatu lebih jauh langsung dari mulut Alluna dan bukan sekedar tebakannya.

Alluna menggeleng, "Aku tidak paham ka, tapi seperti ada kilatan bayangan dalam kepalaku, terlihat dua anak kecil pria dan wanita yang sedang bermain, dan terlihat pria itu seperti ada rasa penyesalan dan bersedih. Untuk saat ini aku sering merasa dejavu ka, aku pun sendiri tidak mengerti dan saat itu kepalaku selalu merasa sakit," jelas Alluna.

Alluna tidak akan memahami itu, karena jelas Alluna tidak tahu jika dirinya amnesia akan masa lalunya. Tidak ada satu orangpun yang memberi tahu Alluna jika dia amnesia akan masa lalunya, Alluna hanya tahu dan ingat dia pernah sakit kepala dan di rawat di rumah sakit dan entah penyebabnya dia pun tidak tahu dan tidak peduli, yang jelas dia sekarang baik-baik saja dan tidak merasa amnesia.

Alaska tersenyum meski dalam hatinya teriris nyeri. Itu kita Alluna, kamu mulai mengingat itu. Maaf membuatmu sakit sesakit ini. Batin Alaska kembali merasa bersalah.

"Apa sekarang lebih baik?" tanya Alaska, dan mendapatkan anggukan dari Alluna.

"Izin olesi salep ke kakimu ya, biar kamu bisa cepat pulang, khawatir jika Orang tuamu menunggumu," ucap Alaska.

Alluna menganggukkan kepalanya dan membiarkan Alaska membuka sepatu dan menyalapinya, karena sebenarnya dia masih sedikit merasakan sakit di kepalanya.

Alluna memperhatikan kelembutan yang di berikan Alaska kepada dirinya, jauh dengan Rendra yang terkadang ada rasa emosi dengan dirinya, tapi tidak dengan Alaska.

Alluna merasa ada kenyamanan tersendiri kala di dekat Alaska.

Bersambung ...

1
dira rahmi
Terimakasih 😍💋
🌸 Yowu-Kim 🌸
Fighting ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!