Generation Sandwich, istilah yang sering di gunakan baru-baru ini. Mungkin sebagian ada yang menjadi pelakunya, ada juga yang menganggapnya hanya sebuah sudut pandang semata.
Tumbuh dan besar dari kalangan menengah kebawah menjadikan seorang gadis cantik bernama Hima Narayan kuat dalam menjalani kehidupannya.
Tanpa di ketahui banyak orang, nyatanya Hima menyimpan luka dan trauma tersendiri dalam hidupnya. Tentang pengkhianatan dan kekecewaan di masa lalu.
Ganindra Pramudya Suryawilaga : " Saat aku pikir kamu adalah rumah yang ku tuju. Tapi kamu justru menjauh saat aku ingin menggapai mu. Beri aku kesempatan sekali lagi Hima!"
Kehidupan keluarganya dan kisah cintanya tak pernah berpihak padanya. Akankah Hima menyerah dengan kehidupannya???? Lantas bagaimana dengan kisah cinta gadis itu?
Semoga para reader's kesayangan berkenan mampir, terimakasih 🙏🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Ganin sedang melanjutkan tugasnya di kantor kesatuannya. Beruntung hal itu bisa ia selesaikan hari itu juga.
Lelaki tampan itu mengganti seragamnya lalu memakai pakaian yang biasa ia pakai sehari-hari. Di lihatnya jam dinding yang ada di ruangan kantornya itu.
"Gugup banget mau pulang?", tanya rekannya. Gank hanya tersenyum tipis.
"Kerjaan udah beres!", jawabnya singkat.
"Lo mau ke mana bro, mau jemput adinda Hima?", ledek Eros.
Ganin mengangguk dan tersenyum tipis.
"Iya lah!", sahutnya singkat.
"Widiiih...udah move on nih ceritanya dari janda pirang?", ledek yang lain. Ganin mendengus sebal. Ia pun memakai jaket hitamnya.
"Yakin nih, tuh Hima mau sama Lo?", tanya Eros.
"Hehehe gue paksa biar mau jadian sama gue! Keren kan?? Jadi stop ngatain gue jomblo!", sahut Ganin. Ia melipat seragamnya dan memasukkannya ke dalam tas ranselnya.
"Wkwkwkw gue yakin, pasti Hima nganggap Lo anak kemarin sore, dia pacaran sama brondong!"
Ganin terdiam dan mendadak memikirkan hal yang rekannya itu ucapkan.
"Kalo gue jujur, takut kebongkar dong penyamaran gue? Ini baru setengah jalan!", kata Ganin.
"Itu artinya Lo belom percaya sama Hima. Dah lah, ngaku aja Lo belom move on dari Megan itu kan?!", Eros menepuk bahu Ganin dan berlalu meninggalkan ruangan itu.
Setelah kepergian Eros, Ganin pun memasang ranselnya lalu berpamitan dengan rekan yang lainnya.
Lelaki tampan dengan wajah awet muda itu jadi memikirkan ucapan Eros.
Ada benarnya sih! Tapi ...nanti lah! Lagi pula, sekarang Hima masih nganggap gue bocil yang ngajak pacaran orang dewasa. Ngga tahu aja kan dia, kalo gue jauh lebih tua dari Hima?
Ganin menggeleng pelan dan tersenyum kecil di balik helm nya. Kali ini ia masih memakai motor besarnya. Entah kenapa, ia lebih senang saat Hima membonceng di belakangnya dan memeluk perutnya.
"Hehehe gue kangen belom liat Lo lagi, Him!", monolog Ganin. Lelaki itu langsung melesat menuju ke kostnya. Hari sudah hampir petang, wajar kalau Hima sudah tiba di kostan di jam seperti saat ini.
Sesampainya di kost, Ganin mendapati lampu kamar Hima yang masih gelap. Tidak ada tanda-tanda bahwa Hima sudah pulang.
Ganin pun masuk ke kamarnya untuk bersiap mandi. Tak lupa ia mencucinya seragamnya yang ia pakai tadi. Tapi ia menjemurnya di dalam kamarnya. Ia tak ingin ada yang tahu tentang pekerjaannya yang sebenarnya.
Selesai mandi dan mencuci pakaiannya, Ganin kembali ke kamar dengan seragam kebesarannya yang basah. Ia hanya perlu menyalakan kipas angin dan kain lap di bawah jemuran urgent itu.
"Udah mau jam tujuh, kok Hima belum pulang ya?", monolog Ganin.
Ia menghubungi nomor Hima, tapi tak ada jawaban. Ganin memutuskan untuk menjemput Hima di tempat kerjanya.
Tanpa pikir panjang lagi, Ganin melesat menuju ke supermarket Xxx yang sudah tutup sejak pukul lima sore tadi.
Ganin memarkirkan kendaraannya di tempat parkir. Masih ada beberapa kendaraan roda dua yang ada di sana.
"Apa lembur ya?", monolog Ganin lagi. Ia pun meletakkan helmnya. Setelah itu ia pun berjalan memutari gedung menuju ke gudang melewati jalan yang biasa di gunakan mobil truk pengangkut barang.
Tapi langkahnya terhenti saat ia mendapati seseorang yang mencurigakan berdiri dan merokok di salah satu sudut dengan posisi yang gelap dan kurang terjangkau sinar lampu.
Tak lama kemudian, seseorang datang menghampiri orang itu.
Ganin memasang telinganya untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Seandainya itu urusan pribadi kedua orang itu, Ganin akan melupakannya. Tapi kalau ternyata ada hubungannya dengan kasus yang sedang ia tangani, ia akan mendengarnya sampai selesai.
"Si Joni dan Jeri di tangkap! Lo bilang mau lindungin kita!", kata seseorang itu. Ganin mengaktifkan mode merekam di ponselnya.
"Itu salahnya sendiri, bodoh!", sahutnya.
Lelaki yang menyebut dua nama itu tak menyahut.
Joni? Jeri? Mereka pelaku kasus narkoba yang Eros tangkap kan? Batin Ganin.
"Setidaknya beri mereka jaminan!", ujarnya.
"Bayu...Bayu...Lo kalo mau be** , ngga usah ngajak-ngajak!", kata lelaki itu.
Jadi, beneran Bayu??? Batin Ganin.
"Gue mau berhenti!", kata Bayu.
Lelaki yang merokok tadi tertawa pelan dan menepuk-nepuk pundak Bayu.
"Coba aja kalo bisa!", sahutnya. Bayu terlihat begitu kesal.
Brugggghhh!!!
Orang itu memukul Bayu tepat di perutnya. Bayu jatuh tersungkur di pavling block. Lalu lelaki itu berjongkok di samping Bayu.
"Lo berani berhenti, nyawa Lo sama kakak Lo bakal jadi taruhannya. Atau bayi dan istri Lo? Eh...tunggu! Gue rasa mereka ngga berharga buat Lo. Gimana kalo cewe gudang itu! Dia cantik, manis dan galak-galak begitu. Heum?"
Mata Ganin melebar sempurna. Dia tak menyangka jika mereka akan membawa-bawa Hima dalam masalah mereka. Satu-satunya cewe gudang, tentu saja Hima.
"Lo ngga usah ngusik orang-orang terdekat gue. Selama ini gue udah nurutin apa mau Lo. Barang dari Lo aja udah gue edarin. Jadi Lo ngga usah ngusik mereka semua!", bentak Bayu.
Lelaki itu tersenyum dan menampar pelan pipi Bayu. Dia menyeringai terdengar dari suaranya.
"Bagus, anak pintar!", ujarnya. Lelaki itu menepuk kedua tangannya dan berlalu dari posisi Bayu yang masih berada di pavling block.
"Sialan!", umpat Bayu dengan kesal. Ia pun berjalan tertatih menuju ke gudang di mana masih ada bongkaran barang.
Setelah memastikan Bayu jauh, Ganin pun keluar dari tempat ia bersembunyi tadi.
Gue harus jagain Hima. Dia tak terlibat di sini, tapi kenapa dia di bawa-bawa apalagi menjadi tumbal ancaman untuk Bayu!!!
Setelah itu Ganin memasang kembali wajah imutnya seperti yang biasa terlihat oleh Hima ataupun teman lainnya.
🌾🌾🌾🌾
Terimakasih ✌️🙏
Kasih bonchap dong
mksh ya thor atas bacaannya yg luar biasa sukses trs dengan karya² baruy..love² buat ithor💖💖💖💖💖💖💖