NovelToon NovelToon
Istri Kontrak CEO Duda

Istri Kontrak CEO Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Duda / CEO / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: sweetmatcha

menceritakan gadis cantik yang berwajah baby face dengan jilbab yang selalu warna pastel dan nude yang menjadi sekretaris untuk melanjutkan hidup dan membantu perekonomian panti tempat dia tinggal dulu. yang terpaksa menikah dengan CEO duda tempat dia berkerja untuk menutupi kelakuan sang ceo yang selalu bergonta ganti pasangan dan yang paling penting untuk menjadi mami dari anaknya CEO yang berusia 3 tahun yang selalu ingin punya mami
dan menurut yang CEO cuman sang seketerasi yang cocok menjadi ibu sambung untuk putri dan pasang yang bisa menutupi kelakuannya
dan bagaimana pernikahan Kontrak ini apakah akan berakhir bahagia atau berakhir sampai kontrak di tentukan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweetmatcha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 17 – Titik Awal Rencana

Suasana kantin kantor perlahan mulai lengang. Jam istirahat telah usai, dan para karyawan satu per satu kembali ke meja kerja mereka. Di sudut ruangan, Mega, Nayla, dan Doni pun berdiri dari tempat duduk mereka. Waktu telah memanggil mereka kembali ke rutinitas.

Mega menatap dua pria yang masih duduk di meja makan—Agra dan Dion. Dengan sikap sopan dan profesional, ia melangkah maju sedikit, mewakili teman-temannya untuk berpamitan.

"Pak Agra, Pak Dion, kami pamit kembali bekerja ya. Jam istirahat sudah habis," ucapnya ramah.

Agra hanya membalas dengan anggukan kecil, tanpa sepatah kata pun keluar dari bibirnya. Wajahnya tetap datar, dingin seperti biasa. Sementara Dion justru tersenyum santai, seperti tidak pernah kehilangan energi positif.

"Oke. Semangat kerja, ya," sahutnya ringan.

Mega, Nayla, dan Doni membalas dengan anggukan kecil dan senyum tipis. Mereka berbalik hendak pergi, namun langkah Mega terhenti tiba-tiba. Ia menoleh, baru menyadari bahwa ada satu orang yang belum mereka pamiti.

Di pangkuan Agra, seorang gadis kecil tengah bersandar dengan manja. Nabila—anak Agra—duduk tenang, dengan mata bulatnya yang mulai berat menahan kantuk. Perut kenyang membuatnya malas bergerak. Wajahnya terlihat sayu, namun justru itulah yang membuat dirinya semakin menggemaskan.

Mega mendekat dengan perlahan, berjongkok di depan Nabila.

 "Nabila, tante Mega, tante Nayla, sama om Doni pamit kerja dulu ya. Dadah, cantik," ucapnya lembut sambil tersenyum hangat.

Nabila mengangguk pelan, matanya separuh terpejam.

 "Dadah... tante... om..." sahutnya lirih, dengan suara manja yang nyaris berbisik. Meski lelah dan mengantuk, pesona polos dari anak itu tetap menyala—dan membuat siapa pun ingin memeluknya.

Setelah berpamitan, mereka akhirnya benar-benar pergi, meninggalkan Agra dan Dion di meja kantin yang kini mulai sepi.

Dion menyandarkan tubuhnya di kursi dengan malas, lalu melirik sahabatnya yang sedang membelai kepala Nabila dengan sentuhan yang tidak biasa keluar dari pria sekeras Agra.

"Tumben, dayang lo nggak ada yang nongol hari ini," celetuk Dion, nada suaranya menyindir namun tetap bersahabat.

Agra melirik sekilas, lalu mengangkat bahu.

 "Lu nggak lihat gue bawa anak gue? Mana berani gue ngundang mereka. Bisa ribet nanti," jawabnya datar.

Dion terkekeh pelan. Ia mengenal Agra lebih dari siapa pun. Duda satu anak itu punya reputasi sebagai pria yang sulit jauh dari godaan perempuan—tapi ketika bersama Nabila, sisi lain dari dirinya muncul: sosok ayah yang lembut, penuh proteksi, dan tak ingin diganggu siapa pun.

Tak lama, Agra perlahan bangkit dari kursinya. Nabila sudah tertidur di pangkuannya, dan ia tak ingin membangunkan sang putri kecil.

"Ayo ke atas. Mau tidurin Nabila," ucapnya singkat.

Dion hanya mengangguk, lalu mengikuti sahabatnya menuju ruang kerja mereka di lantai atas.

Di balik pintu ruangan yang luas dan elegan, Agra masuk ke kamar pribadinya—ruang kecil di dalam kantor yang dirancang khusus untuk kenyamanan Nabila. Tempat tidur mungil di pojok ruangan sudah menunggu.

Dengan penuh hati-hati, Agra membaringkan tubuh mungil anaknya di atas ranjang, menyelimutinya, dan mengecup keningnya pelan.

"Istirahat, Sayang..." bisiknya, seolah tak ingin suara itu mengusik mimpinya.

Setelah memastikan Nabila tidur dengan nyaman, Agra keluar dari kamar. Ia kembali ke kursi kebesarannya, tempat di mana dunia nyata dan segala urusan bisnis menantinya. Dion telah duduk menunggu, dengan raut wajah serius.

Agra bersandar dan menatap sahabatnya dalam diam.

 "Jadi gimana, Yon? Soal rencana kita... lo bisa bantu gue, kan?"

Dion menyilangkan tangan di dada. Tatapannya tajam, menunjukkan bahwa ini bukan sekadar obrolan biasa.

"Gue bisa bantu. Tapi dengan satu syarat."

"Apa?"

"Lo harus yakin. Karena gue nggak mau lo nyakitin dia, Gra. Hidup Nayla udah cukup berat."

 Nada Dion kali ini jauh dari bercanda—penuh ketegasan.

Agra terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan.

 "Gue yakin. Yang gue butuhin... mami buat Nabila. Apalagi Nabila kan mau sekolah. Gue cuma mau ada sosok perempuan buat dia, bukan buat gue. Lagipula, Nayla pasti nggak akan pernah mau sama gue. Dan gue juga nggak mau maksa, apalagi ngarep yang enggak-enggak."

Dion menarik napas panjang, matanya masih tak lepas dari sahabatnya itu.

"Gue ngerti. Tapi kalau nanti semuanya berubah, lo harus siap, Gra. Karena Nayla bukan cuma bagian dari rencana. Dia manusia juga, yang bisa sakit, bisa kecewa."

Agra tak menjawab, hanya memandangi langit mendung dari jendela kantornya. Suasana mulai senyap, seakan dunia ikut menahan napas.

Dion kemudian menjelaskan, suaranya lebih tenang.

 "Panti asuhan tempat Nayla dulu tinggal sekarang lagi bermasalah. Tanah yang mereka tempatin ternyata tanah sengketa. Pemilik aslinya minta mereka angkat kaki dan bayar ganti rugi. Sekarang mereka butuh banyak uang, dan satu-satunya harapan mereka ya Nayla. Dan batas waktunya… tinggal dua hari lagi."

Agra menyimak tanpa memotong. Wajahnya mulai berubah—ada sesuatu dalam tatapannya, seolah sedang merangkai kepingan strategi di pikirannya.

"Gue pikir, kita bisa manfaatin situasi ini. Ini bisa jadi jalan buat rencana lo," ucap Dion, pelan tapi pasti.

Di luar, langit benar-benar gelap. Hujan belum turun, tapi hawa dingin mulai menyusup ke dalam. Di dalam ruangan itu, sebuah rencana perlahan terbentuk. Sebuah jalan yang mungkin akan menyelamatkan sebuah panti... tapi bisa menyesatkan satu hati yang tak tahu apa-apa.

Gadis itu... Nayla.

 Gadis polos dengan luka masa lalu.

 Yang kini, tanpa ia sadari, akan segera menjadi bagian dari hidup seorang lelaki yang kehilangan arah—dan terlalu pandai menyembunyikan niatnya di balik dinginnya sikap.

 

 

 

1
Herliyanti Kilik
bagus
Merda
Agra...Arga..perhatikan dong thor...kesalahan menulis nama Arga, sampai berbab2..
Merda
Hahhhh baru umur 23 thn, dah jd Sekre CEO, buat kek umur 25 thn, lbh masuk akal...
Miu Miu 🍄🐰
bagus ceritanya seru ...semoga bisa sampai and KK Thor nulisnya 😍
Miu Miu 🍄🐰
lanjut Thor bagus ceritanya 😍
Shishio Makoto
Ceritanya sangat menyentuh hati, jangan berhenti menulis thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!