Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keinan
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??
Ken dan Avril menjalani kehidupan rumah tangga dengan banyak rintangan.. mampukah mereka melabuhkan kapalnya dengan baik sampai tujuan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dihajar habis-habisan
Kei yang masih dalam posisi bersandar terkejut dengan apa yang dilakukan Avril. Nekat sekali gadis itu, tidak peduli dengan peringatan Li.
"Kembalilah ke posisi tadi, nona" Kei mengusap kepala Avril. Sedikit waspada takut Li kembali lagi ke kamar Avril.
"Nggak Kei, aku mau begini" Avril mengeratkan pelukannya dari samping, kepalanya berada di atas paha Kei. "Kenapa terus memanggilku nona?"
"Baiklah, menurut lah Avril" Kei memaksa memindahkan Avril ke posisinya tadi. "Tidurlah seperti itu!" Peringatan Kei.
Avril cemberut, tapi matanya sudah berat mengantuk dan menguap terus "Berani kamu Kei! Aku mau peluk" berusaha mendekati Kei lagi.
"Diam atau aku pulang!" Tegas Kei, membetulkan kembali bantal guling untuk membatasi jarak mereka.
"Jaangaan" rengek Avril akhirnya tertahan diposisinya. Tidur miring menghadap Kei. "Jangan pulang dulu ya" sedikit senyum dibibirnya dan perlahan terlelap.
"Iya, aku disini jagain kamu"
Kei yang memandang Avril juga tersenyum dan melihatnya terlelap dengan tenang. Ia mengusap-usap kepala Avril dengan lembut.
Ada rahasia apa tentangmu Avril?. Siapa yang dimaksud pembunuh? Dan siapa yang dibunuh?. Kei mencoba berfikir dengan keras dan menduga-duga, namun tak menemukan hasil.
Avril meraih tangan Kei dan menggenggamnya dengan kedua tangannya. Begitu terasa hangat yang dirasakan keduanya dan terasa tenang dihati.
Kei terus tersenyum memandangi wajah Avril.
Sepertinya aku tidak akan bosan memandangmu cantik. Benarkah kita saling mencintai? Aaaa senangnya aku. Kei senyum-senyum sendiri.
Duhh kenapa aku ingin sekali menciumnya. Tapi jangan, jangan!. Bagaimana nanti kalau sekretaris Li tiba-tiba muncul dan melihatku tengah mencium Avril, aku bisa langsung dilemparkan keluar dari atas balkon. Kei bergidik ngeri membayangkannya.
Kei merebahkan tubuhnya sejajar dengan Avril. Mereka saling menghadap dengan jarak cukup jauh. Tangannya tak lepas dari genggaman Avril.
Cantiknya kekasihku.. Aaaa aku tidak menyangka punya pacar sekeren kamu nona. Gumamnya kembali.
Tak lama terasa berat juga matanya, ia berusaha terus terjaga, tapi yang namanya ngantuk, tidur adalah obatnya. Akhirnya Kei terlelap dengan tenang.
Nanti akan dibangunkan oleh sekretaris Li, pikirnya. Lalu dia akan pulang.
Tak beberapa lama, pak Alex memeriksa Avril dan Kei. Dan melihat kedua pasangan itu tertidur dengan posisi aman. Pak Alex membiarkan saja mereka dan menutup kembali pintu.
"Sepertinya aku harus begadang" pak Alex duduk di sofa dekat pintu kamar Avril.
"Mereka benar-benar serasi" pak Alex senyum-senyum memikirkan Avril dan Keiden.
Ini untuk pertama kalinya pak Alex melihat Avril begitu dekat dengan laki-laki yang benar-benar Avril sukai.
****
Ditempat lain..
Sekretaris Li telah tiba di sebuah markas miliknya. Markas itu berada di sebuah tempat yang agak jauh dari pusat kota, satu-satunya bangunan yang berdiri cukup mewah dikelilingi pohon-pohon yang tumbuh tinggi dan subur. Dia disambut oleh beberapa anak buahnya.
"Selamat datang tuan" sapa salah satu anak buah yang bertubuh kekar ketika Li keluar dari mobil. Li mengangguk dengan raut wajah datar.
"Dimana orang itu?!"
"Di dalam bos"
Sambil memakai sarung tangan hitam, Li bergegas dengan langkah penuh keyakinan, ia masuk ke dalam markas dibarengi oleh anak buahnya. Bermaksud menghampiri orang yang dimaksud.
Sampailah pada ruangan yang terdapat seseorang tengah diikat tangannya dengan tali sangat kuat. Wajahnya babak-belur seperti telah dihajar sebelumnya, ia meringis kesakitan, tengah duduk bersimpuh dan merunduk.
Li menatap tajam orang itu, jiwa amarahnya berkobar ingin sekali menghabisi orang yang berada di hadapannya.
"Dasar kau bedebah!!!"
Bukk.. pukulan penuh Li pada orang itu, tepat pada wajahnya dan langsung terkapar.
"Bukankah saya sudah memberimu peringatan dan memberi kesempatan untuk minta maaf waktu itu?!!"
Bukk... Tendangan di wajah Roy
"Tapi kau malah keenakan memakan uang milik nona kami!!"
"Kau sangat kurang ajar!!" Bukk.. Menendang perut Roy.
"Kau pikir bisa lari dariku Roy!!!?" Teriak Li, lalu meraih kerah orang itu dengan kasar hingga terangkat. Roy Xin nama orang itu, seorang penghianat.
"Ampun, tuan" ucapnya dengan meringis tak berdaya.
"Hah? Ampun?!.. sekarang baru kau minta ampun?!" Amarahnya makin memuncak.
Bukk.. pukulan penuh melayang lagi. Roy sampai tersungkur dan meringkuk kesakitan.
Li berjongkok dan menatap jijik pada Roy.
"Lihat apa yang akan dilakukan nona Avril setelah bertemu denganmu nanti, Roy! Dia bisa membuatmu lebih dari ini. Dan Kau tidak akan selamat!" Suara penuh tekanan dan ancaman.
Li menarik kerah Roy dengan kasar, dan menghadapkan wajahnya pada Li.
"Kamu pikir selama ini saya membiarkanmu begitu saja? Hah?! Kami sengaja membiarkanmu lari lebih lama, agar kami puas menghajarmu sampai mati!!" Tekan Li dan sorot mata tajam, ia mendorong kembali tubuh Roy sampai tersungkur lemah.
Epilog..
Roy Xin, seorang yang ditugaskan Li untuk mengirim uang ke bank. Namun Roy malah mencuri uang hasil bisnis nona Avril tersebut, dan melukai petugas yang ikut bersamanya dalam mengirim uang ke Bank. Uang ratusan milyar tersebut dengan susah payah Roy membawanya sendirian, tanpa persiapan yang matang juga. Emang dasar si Roy, terlalu gegabah dalam bertindak. Cihh..
Tak lama setelah kejadian, anak buah Li berhasil menemukan sebagian uang tersebut di pelabuhan. Namun Roy berhasil melarikan diri dengan beberapa miliyar uang di dalam tas yang digendongnya. Ia bersembunyi di luar negri selama beberapa tahun
Pada saat melakukan kejahatan itu, Roy terlalu meremehkan Avril. Dimatanya Avril hanyalah pebisnis yang mudah dikelabui dan dibodohi olehnya, namun tidak sadar dengan keberadaan Li yang lebih kuat dan aksesnya dimana-mana, siap melindungi Avril dalam situasi apapun.
Li sengaja membiarkan Roy kabur, walaupun dia tau sebenarnya Roy ada dimana.
"Nona, saya akan menangkap Roy kembali disaat waktu yang tepat" ucap Li memberi keyakinan pada Avril.
"Terserah padamu paman, aku serahkan semuanya padamu" Avril terlihat pasrah saja namun Li melihat ada api amarah pada Avril, terlihat dari sorot matanya yang memandang ke arah lain. Dia kecewa pada Roy yang diberi amanah untuk mengantar uangnya. Namun malah mencoba mencurinya.
Avril duduk tidak tenang dimeja kerjanya, tangannya mengepal dengan kuat menahan amarah, rahangnya mengeras mengeratkan giginya.
*****
"Kau sudah tidak punya apa-apa bukan? Bagaimana kalau kau menyerahkan dirimu dengan suka rela untuk dijual saja organmu?" Li menyeringai licik disudut bibirnya.
"Atau kau serahkan saja keluargamu untuk dijadikan budak, untuk nona Avril. Kau punya adik dan ayah angkat bukan?"
Roy terbelalak. Tidak menyangka betapa kejamnya apa yang dipilihkan Li. Mulutnya yang sudah berdarah-darah berusaha untuk bicara.
"Tu.. tuan, saya mohon. Ampuni saya, jangan bunuh saya, jangan jual organ saya" ucapnya dengan suara parau dan lemah.
"Kalau begitu, serahkan saja adik laki-laki mu juga ayah angkatmu itu sebagai tebusan! Bagaimana Roy?"
Sepertinya ini akan menarik. Pikir Li, yang dimana adik laki-laki Roy Xin adalah Keiden sekaligus kekasih Avril sekarang.
Bagaimana ini, Kei dan ayah. Sudah dua tahun ini aku tidak menemui mereka. Aku sudah memutuskan untuk pergi jauh dari kehidupan ayah dan tidak melibatkan mereka. Tapi.. aku akan mati jika tidak menyerahkan Kei dan ayah?. Sekejam inikah tuan Li. Batin Roy.
"Hahaha...." Li tertawa melihat wajah bingung dan ketakutan Roy.
Ia berdiri dan beranjak meninggalkan Roy.
"Waktumu tiga hari Roy, putuskan segera" ucapnya sembari melengos dari ruangan itu.
"Kalian jaga laki-laki itu jangan sampai kabur!" Tegas Li pada anak buahnya.
"Baik tuan"
"Saya dan nona akan melakukan kunjungan kerja ke luar negeri dalam tiga hari kedepan"
"Baik tuan, semoga perjalanan anda menyenangkan" mereka merunduk hormat.
*****
kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...