Definisi 'isekai' ini sangat luas.
Begitu luas sehingga hampir tidak ada batasan yang jelas.
Di komunitas penggemar, definisi yang lebih populer adalah semua dunia kecuali dunia nyata saat ini dapat disebut sebagai isekai, termasuk dunia paralel dan dunia dengan "garis dunia".
Penggemar animasi mana pun pasti tahu akan beberapa setting dasar dari tema isekai- seperti "Tingkat teknologi abad pertengahan", "Sihir", "Ilmu pedang", dan "Makhluk fantasi".
Dari sudut pandang ini, istilah “Isekai” dalam komunitas ACG sebenarnya mengacu pada dunia fantasi tertentu (atau sejenis), sedangkan dunia paralel lainnya, seperti dunia yang tidak jauh berbeda dengan dunia sosial modern, itu tidak termasuk dalam kategori "Isekai".
Dengan begitu, isekai seolah menjadi cabang di bawah tema fantasi. Namun, masalah baru muncul seiring dengan perkembangan zaman:
Apakah "Isekai" benar-benar hanya mencakup elemen-elemen seperti "Tingkat teknologi abad pertengahan", "Sihir", "Ilmu pedang", dan "Makhluk hidup fantasi" saja?
Nah, kan, Rimuru juga penasaran tuh!
Berikut adalah teori yang klasik "The Ship of Theseus": Jika bagian-bagian kapal terus diganti karena penuaan, jadi setelah semua bagian kapal telah diganti, apakah kapal tersebut tetap adalah kapal yang sama?
Mengenai masalah ini, filosof Aristoteles memberikan kesimpulan berdasarkan faktor bentuk, kapal Theseus tetaplah kapal yang semulanya, itu karena meskipun materialnya telah berubah, faktor bentuk desain dari kapal tersebut tidak berubah.
Hal yang sama berlaku untuk tema "Isekai". Elemen-elemen seperti "Tingkat teknologi abad pertengahan", "Sihir", "Ilmu pedang", dan "Makhluk fantasi" ini akan terus diperbarui dan diganti seiring perkembangan zaman dan perubahan selera pembaca, kemungkinan juga akan ditambahkan dengan elemen-elemen yang baru, tapi karena struktur "Isekai" tidak berubah, maka "Isekai" tetaplah "Isekai".
Semoga pembahasan diatas tidak membingungkan Anda ... Mari kita melihat kembali sejarahnya dan semoga bisa menemukan jawaban dari sana.
Sebenarnya tema "Isekai" ini telah muncul selama sekitar 30 tahun jika diperhitungkan secara serius, dan periode waktu ini juga dapat dibagi menjadi empat periode sejarah perkembangan tema "Isekai" (berdasarkan adaptasi karya animasi).
Ini sih pasti pada kenal ya...
- Sejak "Mashin Hero Wataru" (1988) hingga "Inuyasha" (2000) dari samar-samar hingga menjadi awal mula.
- "Lunar Legend Tsukihime" (2003) hingga "Chrome Shelled Regios" (2009) mulai menjelajahi isekai yang berbagai macam.
- Dari "Sword Art Online" (2012) hingga "Cautious Hero: The Hero Is Overpowered But Overly Cautious" (2019), jalan menuju perkembangan dan keragaman isekai.
- 2019 hingga masa depan.
Di sini kita perlu perhatikan: sebagai produk komersial utama industri ACG, animasi tidak hanya dimanipulasi oleh pencipta karya asli dan animator saja, tapi penonton dan tren zaman juga secara tidak langsung memegang pengaruh yang cukup besar, atau bahkan mempengaruhi kerangka struktur umum animasi bertema isekai.
Misalnya, protagonis dari seorang siswa sekolah menengah biasa tiba-tiba berada di dunia lain karena kecelakaan mobil, kemudian membentuk tim seperti di gim berbasis RPG, dan memulai petualangan untuk mengalahkan raja iblis, atau dengan tujuan pasti lainnya.
Tentu saja ada jenis struktur lain, seperti protagonis itu sendiri adalah penduduk asli dunia lain tersebut, kemudian memulai petualangan untuk menjadi lebih kuat demi Adik laki-laki/Adik perempuan/Kakak laki-laki/Kakak perempuan/harapan terakhir/impian hidup/rasa benci pada raja iblis, dan lain sebagainya.
Pada tahap pertama pengembangan "Isekai", "Mashin Hero" adalah karya percobaan untuk tema "Isekai", tapi ternyata percobaan ini justru membuahkan hasil yang luar biasa bagus, dan menemukan formula baru yang tersembunyi di pasar.
Kemudian dalam beberapa tahun ke depan, "Fushigi Yugi", "El Hazard: The Magnificent World" dan seterusnya mendapatkan respon yang baik. Namun, pembaca pada saat itu tidak menganggapnya sebagai tema "Isekai" tersendiri untuk didiskusikan atau dibahas. Memasuki abad baru, kegemaran karya bertema seperti ini terus berlanjut. "Inuyasha" disiarkan pada tahun 2000, dengan durasi yang super panjang, plot yang padat, dan deskripsi karakter yang halus sehingga semuanya menyebabkan respons pembaca yang sensasional pada saat itu, pada saat yang sama, karya ini juga merupakan rangkuman dari masa perkembangan tema "Isekai", sebuah lembar jawaban yang hampir sempurna.
Pada tahap kedua pengembangan "Isekai", tema "Isekai" mulai 'mekar'. Setiap bunga memiliki aroma dan warna yang beragam, ada yang tersingkirkan oleh pembaca dan pasar, sementara yang lain tumbuh dari keterpurukan.
"Chrome Shelled Regios" menggunakan metode alternatif untuk menggambarkan pemandangan isekai, isekai yang belum dikunjungi ini pun telah mengakhiri perjalanan pengembangan ini.
Kita sekarang akhirnya berada di dekade kedua abad ke-21. Pada tahap ketiga pengembangan "Isekai", tema "Isekai" menjadi semakin bagus dalam periode ini, dan struktur tema telah menjadi semakin sempurna: mau itu "Sword Art Online" atau "Archenemy and Hero", "KonoSuba: God Blessing on This Wonderful World", "Overlord", "Rising of the Shield Hero" secara bertahap bergerak menuju aspek yang ingin dilihat penonton, dan karya-karya luar biasa bermunculan secara massal.
Isekainya sudah moderen nih!
Namun, di awal tahap keempat, tema "Isekai" yang muncul pada tahun 2019 dan seterusnya justru terasa seperti memasuki pusaran yang aneh dengan kualitas yang tidak merata: "Arifureta: From Commonplace to World's Strongest", "Demon Lord, Retry!", "No Game No Life: Zero", "Welcome to Demon School! Iruma-kun" dan lain sebagainya. Di antara karya-karya tersebut, ada beberapa contoh yang berantakan, dan sementara yang lain juga menjadi karya unggulan kelas satu, dan tema "Isekai" sepertinya memasuki masa kemacetan.
Sebenarnya di atas tadi kami sudah menyebutkan bahwa tema "Isekai" pada akhirnya akan membentuk struktur kerangka karena berbagai alasan, tapi pada kenyataannya struktur kerangka ini tidak memungkinkan tema "Isekai" berkembang di dalamnya, justru sebaliknya akan menjadi sangkar yang mengunci tema ini di dalamnya.
Di mana ada sangkar, di situ pasti ada kunci, jadi sangkar yang disusun oleh strukturalisme ini harus dihancurkan dengan dekonstruksi yang dengan kata lain adalah kuncinya.
Struktur: Keseluruhan lebih penting secara logis daripada bagian-bagiannya, itu karena segala sesuatu adalah satu kesatuan yang kompleks, maka sifat setiap bagiannya tidak dapat dipahami secara terpisah, tapi hanya dapat dipahami dengan meletakkannya dalam jaringan hubungan yang utuh, yaitu menghubungkan satu bagian dengan bagian-bagian lainnya.
Dekonstruksi: Dekonstruksi adalah penghancuran dan pembangunan kembali struktur suatu hal, dan membentuk definisi baru dari hal-hal di dalamnya.
Oleh karena itu, kita dapat memahaminya seperti ini: Setelah mengidentifikasi struktur tema isekai, permintaan dan kualitas karya dengan tema yang sama pun meningkat pesat. Tapi "Sword Art Online" dan karya lainnya yang berunsur sistem telah menambahkan atribut, keterampilan, dan setting lain yang tak tertandingi untuk protagonis, sehingga beberapa unsur tersebut menjadi struktur standar animasi bertema isekai.
Struktur yang sempurna mendorong keluaran dan kualitas animasi Isekai dan novel ringan terkait semakin populer, "Overlord", "That Time I Got Reincarnated as a Slime", "Wise Man's Grandchild", "Arifureta: From Commonplace to World's Strongest" adalah karya yang lahir pada masa tahapan ini.
Masa indah tidak berlangsung lama, setelah beberapa tahun tema Isekai menjadi sangat populer, setting 'cheat' ini sepertinya juga ikut berakhir, dan penonton perlahan mulai bosan dengan kerangka ini.
Di saat seperti ini pun membutuhkan sesuatu untuk mengatasinya, seperti air panas yang dituangkan ke atas es batu, dan muncullah dekonstruksi yang memecahkan kesulitan sekarang ini.
Sama seperti tren dekonstruksi di dunia seni Eropa, dekonstruksi animasi Isekai tidak bisa diselesaikan dalam semalam, tapi muncul secara bertahap. Sekarang, kami tidak yakin apa yang membuat para artis mulai mendekonstruksi karakter, tema, gaya, dan aspek lain dari animasi sekitar tahun 2015.
Dekonstruksi Karakter
Ketika berbicara tentang dewi di dunia animasi Isekai, gambaran seperti apa yang akan dipikirkan oleh penonton? Bagi penonton yang mengikuti "KonoSuba: God Blessing on This Wonderful World", saat dihadapi pertanyaan seperti ini pasti akan terpikir, Aqua, Dewi yang memiliki keterbelakangan mental. Dibandingkan dengan peran suci dan mulia seorang dewi di karya dulu, Aqua dalam "KonoSuba: God Blessing on This Wonderful World" justru adalah 'orang gila'.
Lagi-lagi, Aqua, kamu memang terbaik!
Di saat yang sama, dibandingkan dengan citra pahlawan di karya dulu yang penuh dengan ambisi untuk mengalahkan raja iblis, protagonis "KonoSuba: God Blessing on This Wonderful World" yang dipanggil ke dunia lain justru sama sekali tidak tertarik dengan misinya untuk mengalahkan raja iblis, kemudian rekan petualangnya juga hanya bisa menggunakan sihir peledak satu kali setiap harinya, yaitu ksatria wanita yang mengidap masokisme.
Karakter-karakter ini membuat orang merasa baru, dan sangat berbeda dari citra tetap yang telah dibentuk oleh struktur sebelumnya, hal ini mematahkan struktur karakter yang tetap, yang dapat disebut sebagai titik awal dekonstruksi karakter animasi Isekai.
Dekonstruksi Tema
Dalam karya dulu, protagonis hampir tidak pernah dikhianati atau ditipu, tapi dalam "Rising of The Shield Hero" justru sebaliknya, protagonis terus didorong hingga terpuruk, oleh karena itu, protagonis menjadi penuh luka sekaligus sangat waspada terhadap orang lain.
Di sini juga boleh memberikan setting di mana protagonis berada dalam situasi di mana seluruh negara menjadi musuhnya dan terpaksa hidup sendirian tanpa daya, kesepian semacam ini relatif jarang terjadi pada animasi dengan tema yang sama dan bahkan di bidang animasi, sehingga dapat meninggalkan kesan yang cukup dalam di benak penonton.
Jika dikatakan bahwa animasi Isekai masa lalu itu adalah menjadi kuat dengan melawan monster, "The Rising of the Shield Hero" justru hidup dengan memakai topeng dan menceritakan sebuah kisah di mana tujuan karakter hanya ingin membersihkan tuduhan dan membalas dendam, ini adalah dekonstruksi dari tema kerangka struktur.
Berbeda dari standar protagonis animasi Isekai dulu yang memakai pedang, protagonis "Rising of The Shield Hero" justru adalah seorang pahlawan pengguna perisai yang hanya bisa memegang perisai saja, poin ini juga termasuk dalam analisis dekonstruksi.
"Grimgar of Fantasy and Ash", yang awalnya menarik penonton dengan gaya lukisannya yang unik, seiring perkembangan plot, justru muncul adegan di mana protagonis dan rombongannya tidak punya apa-apa untuk dimakan, mengalami kelaparan, kelelahan, bahkan terluka dan mati karena dari terlalu lemah, karya ini menghadirkan pengalaman dunia lain sebagai medan perang yang sebenarnya kehidupan sehari-hari di dunia tersebut lebih menyeramkan, dan bisa menunjukkan cerita seperti ini tentunya juga mengandalkan analisis dekonstruksi.
Dua karya di atas tidak diragukan lagi telah mendekonstruksi animasi isekai masa lalu, tapi tidak peduli mau itu terjadi di dunia dengan kekuatan sihir tinggi atau kekuatan sihir rendah, santai maupun sadis, sebagian besar animasi isekai masih mengambil dunia lain sebagai latar belakang cerita, semua orang selain protagonis menjadi tidak realistis.
Ciri-ciri yang paling jelas adalah penghuni dunia lain hanyalah manusia kertas tanpa emosi, mereka memperlakukan protagonis dengan ramah, bermusuhan atau bisa juga cuek, tapi tidak ada interaksi yang rumit seperti yang terjadi di dunia nyata. Dibandingkan dengan ini, "Grimgar of Fantasy and Ash" dan "Rising of the Shield Hero" mencoba untuk menempatkan aturan dunia nyata dan cara komunikasi antarpribadi di dunia nyata ke dunia lain, sehingga menciptakan rasa yang kuat dari déjà vu, yang sangat membangkitkan minat penonton.
Metode "Mencari rasa realitas dalam cerita fantasi" ini sangat berbeda dengan karya-karya sebelumnya dengan subjek yang sama, dan juga sangat berbeda dengan praktik yang lambat laun menjadi populer saat ini, serta cenderung menjadi arah baru dekonstruksi.
Nah, katanya musim ketiga bakal muncul bulan Oktober nanti.
Seiring dekonstruksi dan pemberontakan diri yang terus menerus muncul di animasi Isekai, dekonstruksi dan pemberontakan ini akan membentuk struktur baru, dan dekonstruksi baru juga akan lahir karena pembentukan struktur baru, lalu dekonstruksi baru akan memiliki penataan struktur, dan struktur dari dekonstruksi baru juga akan terus muncul, siklus ini akan berlanjut tanpa henti.
Apakah benar tema isekai berisi pahlawan yang melawan raja iblis, dan seekor naga yang menculik sang putri kerajaan? Tentu saja tidak.
"Ship of Theseus" di tema isekai ini bukan hanya pahlawan dan raja iblis, naga dan putri kerajaan, tapi juga banyak bagian yang menunggu waktunya untuk digantikan dan ditemukan.
Animasi isekai selalu muncul elemen baru yang mengejutkan, setiap kelahiran kembali akan menjadi bagian dari "Ship of Theseus" yang baru, dan akan berlanjut seperti apa? Siapa yang akan tahu tentang itu?
Jangan berhenti, mari terus jelajahi daya tarik karya bertema isekai ini, dan mempelajari tema menarik ini bersama-sama.