Bara, seorang polisi yang mati karena dikhianati oleh temannya, bereinkarnasi menjadi ikan teri lalu mendapatkan Sistem Predator.
Dengan sistem yang ia miliki, Bara bertekad untuk menjadi yang terkuat. Ini adalah perjalanan penuh tantangan dari seekor ikan teri kecil dengan jiwa manusia yang berusaha menentang hierarki di dalam lautan dan berubah menjadi Raja Lautan.
Bagaimana kisah Bara selanjutnya?
Ikuti petualangan serunya hanya di King of the Ocean.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Kerajaan Aqua.
Bab 10. Kerajaan Aqua.
Setelah terus berenang beberapa waktu, akhirnya Carol dan Bara berhenti di sebuah terumbu karang yang sangat besar. Itulah rumah mereka. Atau lebih tepatnya, wilayah milik ras ikan cupang.
“Nah… kita sampai. Selamat datang di rumah kami,” kata Carol sambil tersenyum.
Mendengar itu, Bara pun mengangguk. Matanya menatap sekeliling dengan takjub.
Bagaimana tidak? Saat ini, di depan matanya, sebuah terumbu karang diukir demikian rupa sehingga menyerupai istana laut.
Yah… meski tidak bisa dikatakan hidup istana sepenuhnya, namun segala sesuatunya diatur sedemikian rupa sehingga sangat nyaman untuk ditinggali.
Bara juga melihat bahwa di sini banyak sekali ikan-ikan cupang yang berkeliaran berenang ke sana kemari. Saat dia sedang menatap sekeliling, tiba-tiba dua ekor ikan cupang berenang mendekat.
“Selamat datang kembali, Lord,” ucap keduanya sambil membungkuk hormat.
Carol yang mendengarnya hanya mengangguk ringan.
“Ya… bagaimana kondisi wilayah kita? Apakah ada serangan lagi dari para piranha?” tanya Carol dengan serius.
Dua ikan cupang itu menggeleng.
“Untuk saat ini belum ada lagi, Lord… tapi seperti yang Anda perintahkan, kami menambah jumlah penjaga dan memperketatnya. Dan juga… melarang anak-anak kecil untuk tidak bermain terlalu jauh dari wilayah kerajaan.”
Untuk sejenak, Carol menarik napas lega.
“Bagus kalau begitu. Terus perketat penjagaan kalian, jangan biarkan kejadian seperti seminggu yang lalu terulang lagi. Aku tidak ingin mendengar ada korban yang menjadi santapan para predator licik itu,” ucapnya dengan tegas.
Lalu dia melanjutkan,
“Dan juga… jika ada tanda-tanda serangan, segera konfirmasi dengan yang lain. Beritahu para pengintai agar selalu waspada.”
Membungkuk sekali lagi, kedua ikan cupang itu menjawab hampir bersamaan,
“Kami mengerti, Lord.”
Tatapan mata keduanya sempat melirik sebentar ke arah Bara. Dahi mereka berkerut. Dalam pikiran mereka terbesit sebuah pertanyaan besar.
“Untuk apa Lord membawa ras ikan teri lemah kemari?”
Namun itu hanya terlintas begitu saja. Keduanya sama sekali tidak berani bertanya. Tetapi, bagaimana mungkin semua pikiran itu bisa lolos dari pengamatan Carol. Bara sendiri sebenarnya juga menyadarinya, tapi dia tidak mengatakan apa pun.
Di atas kepala mereka ada tanda level dengan angka 37 dan 38. Itu menandakan satu hal, yaitu kekuatannya hampir setara dengan dirinya.
Dengan senyum menyeringai, Carol berkata,
“Kalian sudah dengar penyergapan yang dilakukan oleh anak-anak Marcus terhadap Sera dan yang lainnya, bukan?”
Secara spontan, kedua penjaga itu mengangguk. Salah satu dari mereka menjawab,
“Iya, kami sudah mendengarnya, Lord. Ratu dan para pangeran muda berhasil diselamatkan. Terutama Pangeran Mason, dia sangat bersemangat saat bercerita. Masalahnya, sang penyelamat inilah yang membuat kami bingung. Dia berkata penyelamatnya ini adalah ras ikan teri, tapi dia juga bisa berubah menjadi belut. Kami bingung, mana yang benar?”
Carol terkekeh. Melirik ke arah Bara, dia berkata sambil tertawa,
“Haha! Nak, tunjukkan kemampuan unikmu pada mereka.”
Sebagai tanggapan, Bara tidak tahu harus tertawa atau menangis. Dia tidak menyangka ternyata Carol yang dipanggil dengan sebutan Lord ini juga memiliki sisi jahil.
Tak kuasa untuk menolak, akhirnya Bara pun membuka suara.
“Huh… baiklah, Paman. Anggap saja ini caraku untuk membalas budi atas penyelamatan nyawa hari ini.”
Kemudian, Bara pun mengaktifkan skill Transformation Form.
Tubuhnya langsung bersinar dengan warna biru terang, dan di bawah keterkejutan dua penjaga, tubuhnya yang semula kecil kini mulai membengkak dan berubah menjadi seekor belut dengan elemen listrik yang berderak liar di sekujur tubuhnya.
Tak ayal, mata dua penjaga itu terbelalak. Akhirnya mereka mengerti apa yang dimaksud oleh Pangeran Mason. Persis seperti yang dia ceritakan — penyelamatnya adalah ras ikan teri yang bisa berubah menjadi belut.
Awalnya mereka menganggap itu hanyalah bualan, karena tidak mungkin ada seseorang dengan kemampuan seperti itu. Tapi kini, hal yang mereka anggap mustahil justru terpampang jelas di depan mata mereka.
Tidak lama kemudian, Bara pun menonaktifkan skill-nya. Tubuhnya kembali bersinar, dan dalam sekejap dirinya berubah ke wujud aslinya, yaitu ikan teri.
Tiba-tiba, salah satu penjaga berseru dengan bersemangat,
“Woah… kamu sangat keren, Bro! Tidak heran, Pangeran Mason antusias saat membicarakanmu,” ujarnya. Penjaga di sampingnya juga mengangguk. Dia tidak kalah bersemangatnya dengan temannya.
Mendengar itu, Bara tersenyum canggung. Tidak tahu harus merespons bagaimana. Untungnya, kata-kata Carol menyelamatkannya.
“Sudah, sudah! Lihatlah ekspresi bingung di wajahnya itu! Aku akan membawanya masuk. Kalian berdua kembalilah bertugas! Ingat, perketat penjagaan.”
Seketika keduanya langsung membungkuk hormat.
“Baik, Lord.”
Singkat cerita, akhirnya mereka pun berpisah. Bara dibawa masuk ke dalam istana. Sepanjang perjalanan, banyak sekali yang menyambut mereka — atau lebih tepatnya menyambut Carol. Sementara yang lain memandang Bara dengan rasa ingin tahu yang terukir jelas di wajah mereka.
Tiba-tiba terdengar suara teriakan bersemangat bercampur keterkejutan dari arah depan.
“Woah… Om Bara! Apakah itu kau?!”
Bara sendiri yang melihat sosok familiar itu juga langsung tersenyum.
“Hai… jagoan kecil. Kita bertemu lagi,” ucapnya sambil berenang mendekat.
Tidak lama kemudian, Liam, Noah, Oliver, James, Alexander, dan juga Henry mulai mendekat. Mereka juga sangat senang dengan kedatangan Bara. Mata mereka berbinar seolah menemukan pahlawan hebat yang menyelamatkan mereka di saat krisis.
Di belakang, Carol yang menyaksikan betapa semangat anak-anaknya menjadi cemberut. Dirinya adalah Raja yang juga sangat kuat. Tapi saat pulang, dia tidak pernah disambut seantusias itu oleh anak-anaknya.
“Tsk… lihatlah betapa bersemangatnya mereka saat melihatmu! Sementara aku justru diabaikan. Sangat tidak adil,” gumamnya merasa sedih, seolah dia benar-benar merasa teraniaya oleh sikap pilih kasih ini.
Bara yang mendengarnya hanya terkekeh. Dia tidak menyangka sosok kuat dengan level 70 seperti dirinya ternyata bisa juga menunjukkan ekspresi lucu seperti itu.
Barulah saat itu, Liam dan yang lain saling berpandangan. Mereka nyengir dengan ekspresi canggung, lalu berkata dengan serempak,
“Selamat datang, Ayah! Kami senang kau sehat dan kembali dengan selamat!”
Mereka semua segera berenang dan berputar-putar di sekitar Carol.
Merasa dirinya kembali diperhatikan oleh anak-anak, ekspresi murung yang sebelumnya dia tunjukkan kini langsung menghilang entah ke mana. Wajahnya berubah menjadi penuh senyuman.
Matanya memicing menatap Bara, sudut bibirnya sedikit terangkat seolah dia ingin berkata,
“Lihatlah! Aku berhasil merebut semua perhatian mereka darimu!”
Kemudian matanya beralih menatap anak-anaknya. Tatapan itu penuh dengan kelembutan dan kasih sayang. Dengan bersemangat dia berkata,
“Hahaha! Tentu saja ayah kalian ini akan selalu sehat! Ayah kalian ini adalah Raja lautan yang sangat kuat!”
Bara yang melihat itu memiliki senyum tipis di wajahnya.
Yah… memang benar seperti yang dikatakan pepatah, orang tua memiliki seribu wajah saat berhadapan dengan anak-anaknya.
Mau ada masalah seberat apa pun atau sesulit apa pun, mereka akan tetap tersenyum dan menunjukkan segalanya baik-baik saja.
Setelah bermain dengan anak-anaknya, Carol pun mulai berkata dengan suara yang dalam. Tetap lembut memang, namun terdapat ketegasan di dalamnya.
“Baiklah anak-anak! Sekarang kalian bermainlah, ayah memiliki beberapa hal yang harus dibicarakan dengan om kalian!”
Mendengar itu, di bawah kepemimpinan Liam, dia mulai membawa saudara-saudaranya pergi menjauh.
Sebelum benar-benar pergi, saat hendak melewati Bara, Liam berhenti sejenak. Kemudian berkata sambil membungkukkan badan,
“Aku mewakili para saudara-saudaraku mengucapkan terima kasih atas penyelamatan om sebelumnya. Dan juga… selamat datang di Kerajaan Aqua.”
Bara tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
“Iya, itu bukan masalah. Jadilah semakin kuat agar kalian bisa melindungi ibu, ayah, dan juga semua ras ikan cupang di kerajaan ini… apa tadi namanya? Kerajaan Aqua, kah? Nama yang bagus, aku menyukainya!”
Liam dan juga para saudara-saudaranya seketika merasa sangat bangga. Mereka mengangguk dan menjawab dengan bersemangat.
Setelah itu, tanpa menunda waktu lagi, mereka bergegas meninggalkan tempat.
Hanya menyisakan Carol dan dirinya sendiri. Dia hendak bertanya hal penting apa yang ingin dibicarakan oleh Carol. Tapi tiba-tiba, sebuah suara yang terdengar familiar kembali terdengar di telinganya.
“Oh… sepertinya sang penyelamat telah datang berkunjung,” ucapnya dengan ramah.
Secara otomatis, Bara dan Carol pun mengalihkan pandangannya. Dan di sana, seekor ikan cupang dengan level 40 mulai berenang mendekat. Dan ya… tidak salah lagi, itu adalah Sera.
Lagi-lagi sebuah kata “sang penyelamat.” Hal ini membuat Bara benar-benar merasa canggung dan tidak tahu harus berkata apa. Tapi terlepas dari itu semua, dia cukup menyukainya. Itu — pada saat diartikan dengan makna yang lebih luas lagi.
Namun saat ini, yang paling membuatnya penasaran adalah hal penting apa yang ingin dikatakan oleh Carol tadi. Sebelumnya wajahnya terlihat sangat serius. Dia tahu itu bukanlah sekadar kata-kata yang dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian Liam dan yang lainnya.