NovelToon NovelToon
Biar Aku Yang Pergi

Biar Aku Yang Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Penyesalan Suami
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Biru_Muda

Jangan menikah saat hati kita belum bisa move on dan berdamai dari masa lalu, karena yang akan dirugikan tak hanya diri sendiri, namun juga pasangan baru kita. Hal itu yang pada akhirnya menjadi konflik pada hubungan Rania dan juga Andreas. Pernikahan mereka di ambang pada perpisahan karena masa lalu Andreas tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka, terlebih sikap Andreas yang dingin dan cuek membuat Rania lelah untuk terus bertahan pada pernikahannya, karena seolah hanya dia yang selama ini memperjuangkan hubungannya. Ia pun akhirnya memilih untuk pergi. Tapi, bisakah ia pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru_Muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permulaan Menuju Lebih Dekat

"Aneh sekali tingkahmu itu, ya. Tidak biasanya kamu begini."

Oma terheran melihat tingkah cucunya yang sedikit berbeda hari ini. Karena biasanya pasti tidak mau tiap disuruh untuk menginap dirumahnya. Sekarang justru menawarkan sendiri akan menginap.

"Apanya yang aneh dengan aku menginap disini?" Jawab Andreas dengan wajah tenang.

"Ya aneh lha, kan biasanya kamu tidak mau tiap disuruh untuk menginap dirumah oma. Kenapa sekarang jadi berubah pikiran begini?"

Tak menjawab, Andreas malah melirik ke arah Rania yang duduk tepat di depannya.

"Entahlah, aku sendiri juga tidak tahu." Jawabnya kemudian.

Yang kali ini menatap lurus ke arah istrinya yang duduk di depannya. Hal itu diketahui oleh Rania, namun respon Rania justru terlihat biasa saja dan terkesan heran melihat tingkah Andreas.

"Bukanya ini masih jam kerja? Kok kamu sudah ada disini?" Tanya oma, pada Andreas yang sudah pulang padahal belum menunjukkan jam pulang kerjanya.

"Aku sengaja pulang lebih awal." Balas Andreas.

"Kamu tidak sengaja mengabaikan pekerjaanmu, kan?" Selidik oma sedikit tak percaya.

"Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku, makanya aku bisa pulang lebih awal. Lagi pula hari ini tidak terlalu banyak untuk dikerjakan." Sanggah Andreas yang mencoba untuk membela diri.

"Jadi, kamu pulang lebih awal dan memilih untuk datang kesini hanya ingin menjemput istrimu disini?"

"Harusnya sih begitu, ya."

Andreas tak menyangka kalau Rania akan memilih untuk menginap. Karena sejatinya ia datang kerumah oma memang untuk menjemputnya pulang, ia bahkan rela mengebut pekerjaanya agar cepat selesai. Tapi, diluar dugaan bahwa istrinya itu memilih untuk tetap tinggal.

"Kamu pikir istrimu itu anak kecil! Dia bisa pulang sendiri tahu, jadi tidak usah repot-repot untuk menjemputnya, dan lagi pula nanti dia bakal di antar sama supir pulangnya"

Oma tak habis fikir sama kelakuan cucunya itu. Entah kenapa tiap kali Rania berkunjung kerumahnya selalu saja disuruh untuk cepat pulang.

"Kenapa oma jadi marah sih, kan aku cuma mau menjemput Rania untuk pulang"

"Ya itu masalahnya, kenapa kamu selalu menyuruh Rania cepat pulang tiap dia datang kerumah oma." Protes oma yang tak terima.

Andreas hanya diam mendengar protes dari omanya. Ia terlihat tak perduli mendengar ocehan omanya. Sedangkan Rania yang ada ditengah-tengah mereka hanya bisa menonton perdebatan antara keduanya. Ia diam melihat pemandangan itu, karena tak ada celah baginya untuk bisa masuk dalam perdebatan antara oma dan cucunya itu . Hanya saja, ada yang membuatnya heran sejak tadi, yaitu soal sikap dari suaminya.

Kali ini suaminya tak memaksanya untuk pulang saat mendengarnya ingin menginap dirumah oma. Ia melihat suaminya itu justru terlihat tenang dan tak mempermasalahkan soal itu, hal yang tak biasanya ia lihat dulu.

"Kamu dirumah oma?"

"Iya mas, kenapa, ya?"

"Sebaiknya kamu pulang"

"Eh, tapi oma memintaku untuk menginap hari ini?"

"Kalau begitu aku jemput."

Panggilan terputus dan Andreas benar-benar menjemputnya dirumah oma. Dan setiap kali menjemputnya pasti selalu ada perdebatan antara Andreas dan oma.

"Cucu durhaka, bisa-bisanya kamu selalu melarang Rania menginap disini."

"Oma tuh yang kenapa selalu menahan Rania disini?"

"Oma tidak menahan ya, kan oma hanya menawarkan Rania tinggal disini. Lagian apa salahnya kalau dia tinggal disini?"

"Aku yang tidak suka"

"Ya kenapa kamu tidak suka"

"Karena dia istriku"

"Duh, benar-benar ya ini anak."

Omel oma, lalu memukul Andreas yang kekeh tak memperbolehkan Rania untuk menginap. Oma terlihat kesal melihat sikap kekanakan cucunya itu.

Dan, yah seperti itulah setiap kali ia berkunjung kerumah oma dulu. Selalu dilarang untuk berlama-lama, dan setiap kali Andreas menjemput pasti selalu ada perdebatan panjang dengan oma. Walau Ia tak tahu betul alasan dibalik Andreas yang tak memperbolehkan untuk menginap atau terlalu lama dirumah oma. Dan, sekarang ia justru melihat suaminya itu memperbolehkannya menginap bahkan dirinya sendiri juga memilih untuk tetap tinggal.

"Aneh" Gumamnya dalam hati.

....

Perdebatan itu akhirnya berakhir dengan Andreas yang memilih untuk masuk kedalam kamar. Meninggalkan Rania dan Oma yang masih duduk di ruang keluarga.

"Kamu pasti kesulitan kan menghadapi Andreas" Ujar oma mengasihani cucu menantunya itu tentang sikap cucunya sendiri yang selalu bikin darahnya naik tiap kali bertemu.

Rania hanya bisa tersenyum mendengar keluhan oma.

"Oma tidak usah perdulikan soal mas Andreas, lebih baik oma perdulikan soal kesehatan oma saja, takutnya nanti oma sakit lagi"

Rania menyarankan untuk tak terlalu menanggapi Andreas, karena ia lebih khawatir soal kesehatan oma yang nanti bisa berpengaruh.

"Iya kamu benar, terimakasih ya sudah di ingatkan."

Mendengar itu membuat oma sadar dan menurunkan sedikit emosinya.

"Apa oma mau ke kamar, biar saya antar."

Rania mengajukan diri untuk mengantar oma kedalam kamar dan oma menyambutnya dengan baik.

"Baiklah, tolong ya.."

Oma dan Rania pun berjalan menuju ke arah kamar oma. Dengan hati-hati Rania menuntun oma menuju ke kamarnya. Ucapan terimakasih yang tulus dari oma untuk Rania yang telah membawanya ke Kamar dengan aman. Oma juga tak lupa untuk memberikan nasihat dalam menghadapi cucunya, Andreas yang juga suaminya.

"Kalau Andreas bikin kamu kesal, bilang saja ke oma, ya. Nanti biar oma marahin dia." Ujar oma dan hanya di jawab senyuman kecil oleh Rania.

Rania pun beranjak pergi dari kamar oma. Menutup pintunya pelan dan mulai meninggalkannya. Arah matanya kali ini tertuju pada anak tangga yang ada disampingnya. Dimana Andreas naik untuk masuk kedalam kamar, dan kamar itu adalah yang nantinya akan ia gunakan bersama Andreas.

Ia dilema untuk naik, mengingat harus satu ruangan lagi bersama suaminya. Mengingat ia masih sulit untuk bertatap muka dengan suaminya karena belum bisa terbuka soal perasaanya kembali. Tapi, akhirnya ia pun mencoba naik untuk bertemu suaminya yang kini ada di dalam kamar. Dengan perlahan ia mencoba menaiki anak tangga menuju ke arah kamar.

Namun, tak ada siapapun saat ia membuka pintu kamar. Andreas tak ada di dalam kamar. Ia masuk lebih dalam untuk mencari keberadaanya.

"Kamu mencariku.."

Tiba-tiba suara dari arah berlawanan mengagetkannya dan hampir membuatnya jatuh, beruntung Andreas sigap menangkap tubuhnya yang hendak jatuh.

Posisi keduanya kini saling menempel dan melihat itu Rania spontan langsung melepaskan tangan Andreas yang menahan tubuhnya yang hendak jatuh.

"Kamu muncul dari mana sih.." Protes Rania pada Andreas yang mengagetkannya.

"Aku habis dari kamar mandi" Jawab Andreas yang memang terlihat habis mandi.

Melihat Andreas yang hanya memakai handuk dengan kondisi tubuhnya juga rambutnya yang masih basah, membuat Rania terdiam. Ia langsung memalingkan wajahnya begitu melihat dada suaminya yang sedikit terbuka. ditambah rambutnya yang berantakan dan basah, entah mengapa itu membuatnya sedikit kesal, karena dikondisi seperti itu ia justru mengagumi wajah suaminya.

"Aku mau keluar."

Dengan ekspresi kesal, Rania terus memalingkan wajahnya dan berusaha untuk keluar.

"Tunggu, kamu mau bicara sesuatu sama aku?"

Namun, Andreas berusaha mencegah Rania untuk pergi.

"Tadinya iya, sekarang tidak jadi."

"Kenapa tidak jadi?"

"Kamu yakin bertanya soal itu? Lihat kondisi kamu sekarang? Apa mungkin aku bicara dalam kondisi kamu seperti ini?" Pungkas Rania yang tak mau mengobrol di depan Andreas yang masih memakai handuk ditubuhnya.

Melihat reaksi istrinya yang terus memalingkan wajah malah justru membuat Andreas senang.

"Padahal kamu sudah melihat seluruh tubuhku, masih saja malu." Ucap Andreas sedikit menggoda.

"A a.. Apa yang kamu maksud?" Balas Rania tergagap dan sedikit malu.

Andreas semakin ingin menggoda istrinya. Namun, Rania keburu lari bersama keluhannya.

"Tidak apa, ini baru permulaan." Ujar Andreas.

1
Novansyah
terlalu mutar2 kalau mau d kenang masa kalau nya kenapa gak dari awal ceritanya biar gak mutar2 buat bingung terlalu bajang cerita d masa lalu sama masa kecil nya
Biru_Muda: Thanks masukannya tp emang alurnya maju mundur
total 1 replies
Novansyah
bagus kk tapi kalau bisa update nya jangan cuma 1 bab kalau bisa sekali update 4 sampai 5 bab kk biar enak bacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!