NovelToon NovelToon
Jodohku Adalah Sahabat Dari Mantan Ku

Jodohku Adalah Sahabat Dari Mantan Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Agnura

cerita ini aku ambil dari kisah aku sendiri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps # Hari pertama jadi pacar nya kak Angga

 

Pagi itu terasa berbeda. Entah kenapa, udara pagi yang biasanya terasa biasa saja, kini seperti punya aroma yang lain. Aku bangun lebih pagi dari biasanya, bahkan sebelum alarm berbunyi. Rasanya jantungku berdebar setiap kali mengingat semalam kata-kata Kak Angga yang masih terngiang jelas di kepala.

“Mulai malam ini, kamu resmi jadi pacar aku ya?”

Kalimat itu seperti lagu yang terus terputar di dalam benak. Aku tersenyum sendiri saat mengingatnya, sampai-sampai mamah yang lewat di depan kamar heran melihat aku senyum-senyum sambil pegang HP.

“Lagi senyum-senyum sendiri, jangan bilang gara-gara si Angga itu, ya?” goda mamah sambil melirik tajam tapi dengan nada bercanda.

Aku langsung salah tingkah. “Ih, mamah! Enggak ah, cuma baca chat temen,” jawabku cepat, padahal jelas-jelas ada notif dari Kak Gio di layar.

Gio: Pagi, adek manis. Udah bangun belum?

Gio: Jangan lupa sarapan ya, nanti sakit.

Bibirku otomatis tersenyum lagi. Ini baru pertama kalinya ada yang nyapa aku sepagi ini cuma buat nyuruh sarapan. Rasanya aneh tapi hangat seperti punya seseorang yang benar-benar perhatian.

Setelah beres mandi dan siap-siap sekolah, aku mematut diri di depan cermin. Entah kenapa hari ini ingin tampil sedikit lebih rapi. Seragam kuatur biar rapi, dan aku pakai dengan hati-hati. Ada rasa gugup bukan karena mau ujian, tapi karena kemungkinan besar aku bakal ketemu Kak Gio.

Begitu sampai di sekolah, suasananya masih seperti biasa. Teman-temanku bercanda di halaman, beberapa sibuk dengan tugas. Tapi begitu aku melangkah masuk ke kelas, Yuli sahabatku langsung menatapku curiga.

“Tumben banget kamu pagi-pagi udah glowing gini. Ada yang spesial ya?” katanya sambil tersenyum jahil.

Aku pura-pura sibuk membuka tas. “Biasa aja, Yul.”

“Biasa apanya, La? Dandan dikit, senyum-senyum terus… pasti ada cowok nih!” katanya sambil cubit pelan lenganku.

Aku tertawa kecil tapi pipiku panas. “Nggak ada, sumpah…”

Tapi belum sempat aku alihkan pembicaraan, HP-ku bergetar di saku. Sebuah pesan muncul:

Gio: Aku lewat di depan sekolah kamu

Aku langsung panik. “Ya ampun…” gumamku pelan.

“Siapa tuh? Jangan-jangan beneran cowoknya!” Yuli sudah berdiri penasaran.

Sepulangnya sekolah Aku melangkah ke depan kelas, dan benar saja di ujung jalan berdiri Kak Gio dengan senyum yang bikin jantungku hampir copot. Seragamnya rapi, rambutnya sedikit berantakan seperti baru naik motor.

“sore,” katanya pelan tapi hangat.

Aku menunduk, berusaha menutupi pipi yang mulai memanas. “sore juga, Kak.”

Dia tersenyum lebih lebar. “Aku anter kamu ke jalan biasa ya? bawa motor bareng?”

“Eh, nggak usah, Kak. Aku pulang sendiri aja kataku cepat.

Tapi dia malah tertawa. “Nggak apa-apa, aku udah beres ko tinggal pulang. Biar aku bisa liat kamu kayak kemarin. Lucu banget soalnya.”

Aku menatapnya heran campur malu. “Kak, jangan gitu ah…”

Kami pun berjalan berdua pakai motor masing-masing,dan sepanjang jalan aku bisa merasakan tatapan teman-teman yang bikin deg-degan. Ada yang berbisik, ada yang senyum-senyum. Tapi entah kenapa, aku nggak peduli. Di sebelahku ada seseorang yang membuat semuanya terasa aman.

Di warung kami berhenti sejenak, kami duduk berdua di pojok dekat pohon. Dia memesan kopi hitam, aku hanya minum air putih.

“Kamu kenapa suka banget kopi, Kak?” tanyaku sambil membuka botol minuman.

Dia tersenyum kecil. “Kopi itu kayak hidup, Dek. Kadang pahit, tapi kalau diminum dengan sabar, lama-lama jadi nikmat.”

Aku terdiam, lalu menatapnya. “Kamu kok bisa ngomong sebijak itu sih?”

“Karena aku udah belajar dari masa lalu,” katanya lirih. “Dan kali ini aku nggak mau salah lagi. Aku mau serius sama kamu.”

Jantungku seperti berhenti sejenak. Kata-katanya begitu dalam, penuh makna. Aku hanya bisa tersenyum kecil sambil menatap cangkir kopinya.

Waktu terasa berjalan cepat.suara gemuruh seperti tanda-tanda mau turun hujan pun bunyi,, tapi sebelum aku beranjak, dia sempat berbisik,

“Dek, nanti pulang jangan lupa kabari aku ya. Aku mau mau nelpon kamu”

Aku hanya mengangguk pelan.

Hari itu rasanya berjalan begitu lama — perjalanan terasa nggak terasa sama sekali. aru juga mulai perjalanan. aku terus melirik ke arah kak Angga, membayangkan Kak Angga yang mungkin sedang menunggu aku pergi terlebih dahulu m

Benar saja, begitu sampai di rumah pas aku mau menghubungi kak Angga ternyata HP aku berbunyi duluan dan tapi tidak langsung aku angkat karena Aku mau masukkan motor dulu ke dalam garasi, mungkin dia sudah menungguku untuk mengangkat telepon dia. Angin sore berhembus pelan, membawa aroma tanah dan daun kering. aku masuk ke dalam rumah sambil menyimpan tas di tempat meja belajar dan langsung aku menghubungi kak Angga untuk memberitahu dia kalau aku sudah sampai rumah.

" hai kak aku udah sampai rumah"

“syukurlah kamu nggak papa kan?” tanyanya sambil tersenyum.

Aku mengangguk. “Iya, Kak aku nggak papa kok ini juga baru sampai di kamar mau mandi dulu.,"

" Iya deh kalau mau mandi boleh nanti malam aku hubungi lagi ya"

selesai merapikan tas aku pun langsung ke kamar mandi untuk membersihkan badan terlebih dahulu karena. Sepanjang perjalanan, banyak mobil yang lalu-lalang jadi banyak debu,

hari-hari berlalu seperti biasa tiba-tiba esok paginya pada hari Minggu kak gio mau main ke rumah aku

Di dekat rumah, aku menepuk bahunya pelan. “Kak, sampai sini aja ya. Nanti mamah lihat.”

Dia berhenti, menatapku dengan senyum lembut. “Iya, Dek.aku kangen kamu emang kamu nggak kangen ya. boleh dong kalo aku mau masuk ke rumah

…” ya kak boleh ayo kita masuk kebetulan hari ini Ayah aku lagi nggak ada di rumah dia lagi keluar kota

sambil Aku menoleh.

“Makasi ya, udah mau nerima aku. Aku janji bakal jaga perasaan kamu sebaik mungkin.”

Aku tersenyum, menatapnya dalam-dalam. “Aku percaya, Kak.”

Dia tersenyum lagi, lalu melaju pergi pelan, meninggalkan jalan depan dan degup di dada yang belum reda.

Sesampainya di dalam rumah, aku ambilin air minum dan buatin dia kopi dengan makanan seadanya, mamah memandangku dengan tatapan menyelidik.

“oh ini yang namanya Angga, gimana kabarnya nak kamu sehat?”

Aku nyengir malu. “Hehehe… iya, dong Mah. dia sehat makanya jadi pacar aku.

Mamah hanya tersenyum kecil sambil menggeleng. “Ya sudah, asal kamu tahu batasnya. Jaga diri, Nak.”

Aku mengangguk pelan.

Malamnya, sebelum tidur, aku membuka HP. Ada pesan dari Kak Gio.

"Makasih udah mau jadi pacar aku,Tidur yang nyenyak ya, adek manis

jangan lupa baca doa dulu, biar aku mimpiin kamu" dia sambil tersenyum

"lah kak emang nggak terbalik ya kan harusnya aku yang mimpi bukan kakak??"

" Iya nggak papa dong kan kakak selalu kangen kamu jadi kamu yang berdoa kakak yang mimpiin kamu"

"emmm kakak ini emang aneh ya"

" udah kamu tidur dulu yang nyenyak ya bye bye mmmmmmuuuuuuaaaaacccch" dia cium dari kejauhan

telepon kami pun terputus

Aku menatap layar itu lama, lalu tersenyum.

Untuk pertama kalinya dalam waktu lama, aku merasa dicintai dengan cara yang sederhana, tapi nyata.

Dan malam itu, aku tertidur sambil memeluk perasaan baru yang hangat perasaan bernama cinta yang tumbuh dari ketulusan.

 

1
Sterling
Asik banget ceritanya!
Agnura 🍑: terimakasih ka
total 1 replies
Agnura 🍑
pokoknya tunggu episode selanjutnya 🙏
Android 17
Wah, ga terasa udah kelar aja. Makasih thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!