Kisah hidup Amaya Mentari yang mencari kebahagian sejati nya di tengah perselingkuhan suaminya.
Dimana delapan tahun pernikahan tidak ada artinya di mata suaminya.
Pengorbanan Mentari tak di hargai selama ini. Kesetiaan nya di balas air mata. Dan yang paling mengenjutkan ternyata selama ini suaminya telah menikah lagi dan memiliki anak dari wanita lain. Dan paling sial nya, keluarga suaminya mendukung itu semua.
Mentari" jika kesetianku di balas penghianatan, jika pernikahan ku tak berarti di mata nya, buat aku pertahankan!"
"Bandingkan aku dengan wanita lain nya mas. Apa ada yang bisa menerima mu dengan kemiskinan mu?"
"Apa ada yang melayani mu sebaik aku saat kamu lumpuh mas?"
"Bahkan mantan si4lan mu meninggalkan mu di hari pernikahan mu mas?"
Dan sekarang, kamu malah menikahinya dan memiliki anak dengan nya, di saat sembuh? Terlalu kamu mas?"
"Apa guna nya hadir ku selama ini di hidup mu mas? "
Yuk ikuti Kisah hidup Amaya Mentari di tenggah badai rumah tangga nya. Mentari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HANTU ATAU SYAITAN..
Malvin baru saja menyelesaikan meeting pribadi dengan tuan nya Leon. Selain tugas perusahaan, dia juga mengemban tugas pribadi. Tempat curhat soal asmara si bos.
Apa lagi selain kegalauan sang tuan terhadap wanita nya. Leon menyesali soal status Mentari yang belum resmi bercerai dari pria bangs4t itu.
Andai sudah, Leon pasti akan segera menjadikan nya ratu dalam hidup nya. Seperti nya pria duda lima belas tahun ini tak sabar meminang pujaan hatinya.
Dan laki kelakuan Leon mendapat cibiran dari Malvin.
"Yakin tuan dia mau? Bukti nya di kabur saat melihat tuan."
"Meski tuan tawar kan gratis di hotel mahal eh malah dia pergi tak kembali," olok Malvin.
"Dia pernah berstatus istri sah, dan dia di perlakukan layak nya selingkuhan."
"Aku jamin, nggak akan mudah untuk tuan meyakinkan nona Mentari."
"Apalagi tuan dan nona Mentari kenalan nya dengan cara yang salah."
Leon membenarkan ucapan sang asisten. Dimana memang setiap pertemuan mereka tak pernah baik.
Si Mentari selalu menatap Leon dengan tatapan tak biasa, wajah masam dan julid. Seolah mereka musuhan.
"Trus aku harus bagaimana?" ujar Leon.
"Dekati secara perlahan, buktikan tuan beda dengan suaminya. Aku yakin pasti lambat laun nona Mentari tergerak hatinya."
Leon mengangguk,,, membenarkan ucapan Malvin.
Jadi mulai besok, dia mulai akan mendekati si wanita nya dengan cara benar.
Sesi curhat di tutup. Leon kembali ke kamar pribadi nya. Dan si Malvin juga menuju kamar nya.
Sepanjang perjalanan Malvin berfikir ingin mencabut gambar wanita itu saja. Daripada dia menjadi bahan ledekan bos nya itu terusan. Toh semua satpam disini sudah menyimpan gambar nya di ponsel pribadi mereka.
Malvin memandanggi gambar besar di dinding hotel tuan nya itu. Sayang sih mau di lepas, gambar itu serasa cocok jadi hiasan disana, minus capsion nya saja, yang agak nyeleneh.
Bahkan orang luar mikir foto Gina itu artis ambasador hotel ini. Mukanya terlihat cantik dan lucu disana.
Tapi yang membuat Malvin heran, kenapa si empunya gambar tak protes. Seperti membiarkan nya saja foto nya di gunakan sesuka hati, atau dia pingin terkenal kali ya?
Di saat si anime jepang sedang memandanggi lekat gambar itu. Eh si empunya gambar tetiba sudah ada di belakang nya.
"Pangeran Anime," bisik nya pelan.
Wussss,,, angin seolah berhembus dari tengkuk seorang Malvin. Seketika bulu kuduk nya meremang. Dan dia ingat betul siapa pemilik suara ini. Hapal malah!
Malvin melirik jam hotel yang memang di pasang di dinding atas gedung. Hotel nya ini desain nya seperti hotel di Eropa sana.
"Jam satu tengah malam," gumam nya pelan.
"Nggak mungkin dia kan?"
Sttttt,,, kembali Malvin mendengar suara di telingganya
Satu,, dua,,, tiga,,, Malvin langsung berbalik. Dengan kemampuan bela dirinya, Malvin langsung mengunci lawan nya.
Tangan malvin ada di leher Gina. Posisi mereka saling membelakanggi, seperti pelukan dari balakang.
"Kamu hantu atau shaytan?" tanya Malvin.
" Kuntilanak," jawab Gina.
"Lepas, sakit ni leher. Kalau mau meluk bilang aja, aku juga nggak nolak. Tapi jangan maksa dong, nggak enak"
celoteh Gina random.
Malvin langsung mendorong Gina, untung nya daya imbang Gina bagus. Kalau nggak, di pastikan Gina sudah jatuh tersungkur di buat. Ngerem dadakanlah!
"Oh may good,,, untung aja," lega Gina karena urung jatuh. Agenda nya besok padat. Kalau dia nyungsep, trus jado bonyok, yang ada batal dong semua.
Kini giliran Gina yang menatap kesal pada anime jepang nya ini. Baginya pria ini sangat kas4r.
Malvin sampai mundur ke belakang, dapat tatapan galak dari wanita ini. Sedangkan Gina, langsung mengibaskan rambut nya kebelakang, dan berlalu dari hadapan si anime jepang ini tanpa kata.
Niat nya mau nyari obat penenang. Tapi anime jepang nya kayak nya lagi mode waspada. Dan Gina pun agenda nya banyak saat ini, jadilah dia mundur alon alon dulu.
Besok aja kalau free dia main lagi.
Giliran Malvin yang cenggo di kacangin kayak gitu? Di tinggal gitu aja malah. Mulut nya sampai terbuka lebar di buat.
Bahkan sampai Gina masuk dalam mobil, dan mobil itu berlalu dan menghilang Malvin masih cenggo, mematung di buat.
"Kenapa lo? Bengong disini?" Maxi menepuk pundak Malvin. Dan saat itulah Malvin sadar itu wanita sudah tak ada di depan nya.
Tanpa menjawab pertanyaaan Maxi, eh si Malvin langsung pergi gitu aja.
"Dasar aneh," gumam Maxi.
"Nggak tuan nya,,, nggak asisten nya sama aneh nya gumam," Maxi lagi.
"Moga aja aku nggak berubah jadi kang kulkas dan kang Frezer."
"Ganteng sih, tapi udah kayak gapura kabupaten."
Kini Maxi yang memandanggi gambar di dinding hotel ini.
"Cantik sih? Siapa dia?" Maxi disini penyuka wanita cantik. Hampir sama dengan Davis.
"Masa iya gadis secantik ini buronan, ada ada aja nih yang masang," terkekeh pelan Maxi di buat.
Dari kejauhan Malvin melihat ke arah Maxi. Ada
perasaan tak suka, pria itu memandang ke arah wanita gila itu. Apalagi pandangan seperti orang tertarik.
Sedangkan Maxi masih saja melihat wajah cantik Gina yang ada di gambar.
Delapan orang satpam datang mendekat. Mereka langsung menurunkan gambar itu perdetik ini juga.
La,,, kenapa di turunkan? Protes Maxi. Padahal baginya gambar itu cocok ada disana.
"Perintah tuan Malvin tuan."
"Katanya wanita di gambar sudah jadi kuntilanak.
Takut nya dia gentayangan karena sebuah gambar tuan"
" Apa? Dia sudah tiada. Dia hantu?" Mendadak Maxi merinding di buat. Tanpa pamit dia langsung berlari masuk kedalam hotel nya, tepat nya sih kamar nya.
Terlihat wajah Maxi yang mendadak pucat saat bersamaan akan masuk ke dalam bilik nya bersamaan dengan Malvin.
Si Maxi terusan ingat akan senyum Gina. Apalagi dia merasa, mereka saling senyumin meski lewat pandangan mata di gambar saja.
Malvin tertawa jahat karena berhasil mengerjai patner kerjanya. Meski mereka sama asisten, tapi mereka punya kerjaan berbeda. Mereka tak sering bersama, mereka hanya berkomunikasi saat bekerja, sisa nya hanya saling tegur seadanya.
"Siapa suruh melihat sesuatu yang bukan milik nya, jadi kenak batunya kan?" Kembali Malvin tertawa.
"Tunggu sepertinya aku harus mencari tahu siapa wanita itu. Bukan nya ini sudah tengah malam. Bisa nya dia keluyuran sampai selarut ini."
"Nggak mungkin dia bekerja? Apa lagi selarut ini?"
"Jangan bilang dia mau mencari pria lain selain aku.
Atau dia punya mangsa baru?"
"Oh tak bisa di biarkan," gumam pria dewasa ini.
Pagi menyapa di rumah sakit,,, Mentari baru saja membuka matanya. Dia melihat ke arah sekitar. Dia mulai mengingat apa yang terjadi dengan hidup nya saat ini.
"Ah,,, ternyata masih di rumah sakit, dan bapak ku masih juga tidur dengan lelap nya," celetuk Mentari.
Mentari teringat akan berita yang di sebarkan semalam. Jadilah dia langsung mengambil ponsel nya.
Gila sebanyak ini orang yang sudah menayangkan nya.
Aku yakin bentar lagi aku akan jadi artis dadakan membathin Mentari.
Setelah di liat ternyata itu telpon dari Gina. Jelas Mentari langsung menerima nya.
"Gila, berita mu viral. Dimana mana ada kamu?"
ucap Gina.
"Ingat hati hati jika ketemu wartawan, jaga dirimu baik baik, para pemburu berita itu kejam."
"Baik," jawab Mentari pelan.
"Oh ya siang nanti akan ada pengacara yang akan mendampinggi mu perihal surat ceraimu.
Ingat tunggu, jangan keluar seorang diri."
"Baik nona cantik," jawab Mentari lagi.
"Satu lagi, akan ada orang terapis yang akan mencarimu?"
"Untuk apa?"
"Mempercantik dirimu lah. Bentar lagi kamu akan jadi artis dadakan. Jadi kamu juga harus bisa tampil glowing meski hanya gadis kampung."
" Bentar lagi,,, aku yakin kamu pasti akan bertemu dengan pelakor dan suami mu itu. Jadi setidak nya meski kamu tersakiti, tapi tetep tak boleh kalah dengan wanita pulu pulu ini."
" Tunjukan kamu cantik dan berharga di depan mantan suami mu itu."
"Iya sih? Bener yang kamu katakan Gina. Aku tidak boleh lemah. Dan sebentar lagi pasti akan bertemu dengan suami bangs4t dan pelakor itu."
"Aku harus bisa tampil cantik dari wanita pelakor itu. " Ponsel di matikan, giliran Mentari yang melamun, dia memikirkan semua ucapan Gina.
Dia tak boleh kalah dengan si Lisa itu. Buat mantan suaminya menyesal karena membuangnya.
Saat masih melamun, eh ibunya datang mendekat.
Seperti kode buat Mentari.
" Ada apa buk?"
"Itu di luaran, ada orang berjas sepertinya mencarimu," lapor ibu Mirah.
" Siapa nduk?"
"Aku juga nggak tahu sahut Mentari."
"Kan aku belum liat buk."
"Ya sudah cek dulu sana."
" Ya udah aku liat dulu ke depan," ijin nya. Mentari akhirnya keluar mengintip dari celah jendela awal nya.
Takut orang tak di harap.
Masa iya wartawan secepat ini bisa menemukan seorang Mentari? Kan dia belum perawatan mempercantik diri. Dia butuh semua perawatan itu biar bisa cantik maksimal.
Mentari ke luar nyata nya tidak ada siapun. Sepi di lorong itu.
"Ck,,, ibu salah liat. Mungkin orang nyasar."
Baru juga mau masuk, eh emang ada dua pria dari jauh memandang ke arah Mentari. Dari tampilan nya sih orang gedongan.
Tapi makin di perhatikan Mentari sepertinya tahu salah satunya.
"Astagfirulah,,,kok om om mesum itu ada disini.
Mana ngeliat ke sini terusan," gerutu Mentari.
"Wah bahaya iki,,,," Mentari tetiba was was. Jantung nya dag dig dug ser di buat. Tak ingin banyak mikir, dia langsung masuk dan mengunci pintu ruangan bapak nya.
Saking kuat dorongan pintu Mentari, ibunya sampai kaget di buat.
"Astaga nduk,,,pelan pelan."
"Pokok nya buk e, jangan bukan kan pintu. Di luaran ada t3roris, dia ngincer kita. Bahaya!"
AKU LAGI NGEMIS DI FOLLOW NI YAH SAY HEHE..
tetapi blm bucin
yg bucin duluan Gina
mentari hamil
yg ngidam Yg bikin mentari hamil...
lanjut Thor ceritanya