NovelToon NovelToon
Accidentally Yours

Accidentally Yours

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Dokter
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mutia Kim

Velora, dokter muda yang mandiri, tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah hanya karena satu janji lama keluarga. Arvenzo, CEO arogan yang dingin, tiba-tiba menjadi suaminya karena kakek mereka dulu membuat perjanjian yakni cucu-cucu mereka harus dijodohkan.

Tinggal serumah dengan pria yang sama sekali asing, Velora harus menghadapi ego, aturan, dan ketegangan yang memuncak setiap hari. Tapi semakin lama, perhatian diam-diam dan kelembutan tersembunyi Arvenzo membuat Velora mulai ragu, apakah ini hanya kewajiban, atau hati mereka sebenarnya saling jatuh cinta?

Pernikahan paksa. Janji lama. Ego bertabrakan. Dan cinta? Terselip di antara semua itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Leona buat ulah

Leona baru saja selesai photoshoot di Shibuya, Jepang karena dia seorang aktris dan model yang sedang naik daun. Kru sibuk merapikan set saat seorang rekannya menyerahkan ponsel dengan wajah terkejut. “Leona, kamu sudah melihat berita ini?”

Berita utama terpampang di layar, CEO muda Wardhana Royal Group resmi menikahi putri konglomerat dari keluarga Atmadja, Velora Atmadja.

Darah Leona serasa berhenti mengalir. Tangannya meremas ponsel itu erat. Berita tersebut sudah dari dua hari yang lalu dan dirinya baru tahu sekarang karena Leona terlalu sibuk beberapa hari belakangan ini sampai tidak sempat membuka portal berita yang sedang trending. Arvenzo... menikah? Padahal baru beberapa minggu lalu dia memutuskan dirinya dengan alasan “Sudah tidak cocok”.

Leona langsung memesan tiket pulang ke Indonesia. Semua jadwal pekerjaan ia batalkan tanpa peduli. Dalam kepalanya hanya ada satu hal yakni Arvenzo Wardhana harus memberi penjelasan langsung.

Begitu sampai di Jakarta, ia tidak langsung istirahat. Leona menuju gedung tinggi megah WRG. Tatapannya tajam, langkahnya cepat. Resepsionis yang mengenalinya tampak ragu menahan, tapi Leona menepisnya.

Pintu ruang CEO terbuka keras. Arvenzo sedang duduk menandatangani dokumen. Sekilas, ia hanya mengangkat wajah, seakan kedatangan Leona tidak mengejutkannya sama sekali.

“Leona, apa otak lo udah lupa namanya sopan santun?” sarkas Arvenzo menatap Leona dingin.

Leona melempar tasnya ke sofa ruangan Arvenzo itu. “Jadi benar kamu sudah menikah? Jadi selama ini alasan kamu memutuskan aku bukan karena ‘tidak cocok’, tapi karena kamu sudah punya perempuan lain, iya kan?!”

Arvenzo menyandarkan punggungnya ke kursi, menatapnya lurus. “Bisa jadi... Gue milih Velora karena dia lebih pantas menjadi istri gue daripada lo.”

Leona tertawa getir, matanya berkaca-kaca. “Lebih pantas? Apa aku hanya mainan bagimu, Arvenzo? Aku yang selalu ada ketika kamu sedih, aku yang menemanimu di malam-malam tersulit. Dan kamu buang aku begitu saja demi perempuan yang bahkan baru kamu kenal!”

Arvenzo tetap tenang, tapi sorot matanya menusuk. “Lo bukan mainan. Tapi lo juga bukan orang yang bisa gue bawa ke masa depan.”

Kalimat itu menghantam Leona keras. Dadanya sesak, tapi kemarahannya lebih besar dari air matanya. Ia melangkah mendekat, menatap Arvenzo tajam. “Ingat kata-kataku. Pernikahanmu mungkin bahagia. Tapi aku tidak akan tinggal diam. Kamu akan menyesal, Arvenzo. Sangat menyesal!”

Leona berbalik cepat, mengambil tas lalu berjalan cepat membanting pintu ruang kerja hingga bergetar.

Arvenzo tetap duduk, wajahnya tak bergeming. Tapi jemarinya mengepal di atas meja. Ia tahu Leona bukan tipe wanita yang mudah melepaskan begitu saja.

...****************...

Malam itu di apartemen mewahnya, Leona duduk bersama sang manajer, Ghea. Anggur merah di tangannya bergetar, tapi wajahnya sudah dingin nyaris tanpa emosi.

“Sebarkan berita ini!” katanya akhirnya. “Buat publik percaya kalau aku ditinggalkan karena perempuan itu. Katakan kalau Velora merebut Arvenzo dariku!”

Sang manajer menelan ludah. “Tapi Leona, bukankah mereka orang-orang berkuasa, kamu tidak--”

“Aku tidak takut pada mereka!” potong Leona tajam. “Aku ingin headline besar. Semua orang harus tahu aku korban di sini. Kalau Arvenzo bisa semudah itu mencampakkan ku, biarkan dunia tahu siapa yang merebutnya.”

Keesokan harinya, portal-portal berita penuh dengan judul sensasional:

“HUBUNGAN YANG TERJALIN 1 TAHUN LAMANYA ANTARA AKTRIS SERTA MODEL LEONA LIM DENGAN PEWARIS WARDHANA ROYAL GROUP ARVENZO WARDHANA KANDAS DI TENGAH JALAN, DEMI MENIKAHI SELINGKUHANNYA, SEORANG DOKTER BERNAMA VELORA .”

Di rumah sakit, Velora menatap ponselnya dengan wajah pucat. Rekan-rekannya mulai berbisik di belakang punggungnya. Beberapa bahkan berani menatapnya dengan sinis, seolah berita itu benar adanya.

Velora menggenggam erat ponselnya, jantungnya berdetak kencang. Ia tahu dirinya tidak pernah merebut siapa pun, tapi dunia luar tidak peduli kebenaran.

Suasana kantor pusat WRG langsung terasa berbeda. Semenjak media online dan televisi dipenuhi dengan headline tentang gosip yang disebarkan Leona yang terus menerus menyalahkan Velora sebagai orang ketiga di hubungannya dengan Arvenzo. Nama Velora langsung menjadi trending topik, wajahnya terpampang di berbagai portal berita.

Di ruang kerjanya, Arvenzo duduk di kursi kulit hitam, membaca laporan media di layar komputernya dengan wajah sekeras batu dan tangan yang mengepal di atas meja, kenapa bisa dirinya berpacaran dengan wanita yang seperti Leona? Namun ketegangan itu pecah ketika ponselnya berdering. Nama Wardhana, kakeknya muncul di layar ponsel.

Arvenzo menjawab. “Ya, Kek.”

Suara berat penuh wibawa terdengar di seberang. “Arvenzo, apa yang sedang terjadi ini? Berita tentang Velora sudah ada di mana-mana. Kalau kamu biarkan, nama istrimu akan hancur, apalagi dia seorang Dokter dan keluarga kita ikut tercoreng. Kamu harus segera melenyapkan gosip ini!”

Arvenzo mendengarkan tanpa menyela. “Aku tahu, Kek. Aku sudah baca semuanya. Aku akan urus semuanya!”

Wardhana menekan suaranya lebih keras. “Jangan hanya bilang akan. Lakukan! Kakek tidak mau keluarga kita terlihat lemah di depan publik, apalagi sampai Velora disalahkan.”

Belum sempat panggilan itu berakhir, ponsel Arvenzo berdering lagi. Kali ini dari Pradipta, ayahnya. Arvenzo menerima panggilan kedua, wajahnya tetap dingin.

“Arvenzo!” suara Pradipta terdengar cemas bercampur tegas. “Apa kamu lihat berita pagi ini? Ini sudah gila! Velora jadi bahan caci maki di internet. Kalau kamu diam saja, kamu akan kehilangan kehormatan sebagai suami. Segera adakan konferensi pers dan luruskan semuanya!”

Arvenzo menatap keluar jendela, menahan napas sejenak. “Aku tidak akan biarkan Velora disalahkan, Pa. Aku akan bicara langsung. Konferensi pers siang ini.”

Suara Pradipta sedikit mereda, tapi masih keras. “Bagus. Itu yang seharusnya kamu lakukan sejak awal. Lindungi istrimu, Arvenzo. Jangan sampai orang luar menginjak-injak harga dirinya. Ingat, dia sekarang bagian dari kita.”

Arvenzo menutup panggilan, lalu menaruh ponselnya di meja. Wajahnya masih dingin, tapi ada sedikit ketegangan di sorot matanya. Ia tahu gosip ini bisa menghancurkan Velora yang tidak tahu apa-apa jika ia membiarkannya.

Sesaat kemudian, pintu ruangannya diketuk. Sekretaris sekaligus asisten Arvenzo, Tomi masuk dengan wajah gugup. “Tuan... wartawan sudah mulai berkumpul di lobi. Mereka menuntut klarifikasi. Apa saya perlu menolak?”

Arvenzo berdiri, merapikan jas hitamnya. “Tidak perlu. Siapkan ruang konferensi. Saya yang akan bicara, dan suruh pak Budi menjemput istri saya di rumah sakit!”

Tomi mengangguk cepat, lalu keluar.

Arvenzo menatap meja kerjanya sekali lagi, lalu mengambil ponselnya. Ia mengetik pesan singkat pada Velora.

...****************...

Siang itu, ruang dokter tempat Velora duduk terasa semakin sunyi. Ponselnya yang tergeletak di meja tiba-tiba bergetar, membuatnya spontan menoleh. Ia meraih perangkat itu dengan hati yang tak karuan.

Pesan dari Arvenzo.

"Bersiaplah. Pak Budi akan menjemputmu di rumah sakit. Kita hadapi konferensi pers bersama.''

Velora terdiam lama. Matanya menatap layar, dadanya terasa sesak. Tangan kirinya menggenggam ponsel erat-erat, sementara tangan kanannya tanpa sadar menekan-nekan meja untuk meredakan gemetar.

“Dokter Velora, ada pasien yang minta tanda tangan resep,” suara seorang perawat terdengar dari balik pintu.

“Ya, sebentar!” Velora berusaha menjawab normal. Namun setelah perawat itu pergi, ia menunduk, menutup wajah dengan kedua tangannya.

Matanya memanas. Bukan karena takut, tapi karena sedih. Ia disini hanyalah korban dari sebuah perjodohan yang tidak pernah ia minta. Dan kini, tanpa sempat benar-benar menata hati ataupun memahami arti pernikahannya, masalah besar sudah datang menghantam seakan dunia memaksanya menanggung sesuatu yang bukan salahnya.

Ia berdiri, berjalan ke cermin kecil di ruangannya. Wajahnya terlihat pucat karena memikirkan banyak hal salah satunya masalah yang terjadi sekarang. Dengan cepat ia merapikan rambut, menyeka sudut matanya yang basah, lalu mengatur napas.

“Velora...” gumamnya lirih, menatap bayangannya sendiri. “Kamu harus kuat. Ini bukan hanya tentang kamu, tapi juga tentang kehormatan keluarga. Tentang dia... dan pernikahan kalian.”

Ponselnya kembali bergetar, kali ini dari Pak Budi, sopir keluarga Wardhana. "Nyonya Velora, saya sudah di parkiran rumah sakit. Kalau sudah siap, saya bisa tunggu di lobi."

Velora menutup panggilan dengan anggukan kecil, meski tak terlihat oleh lawan bicara. Ia segera mengambil tasnya, dengan langkah mantap, ia keluar, menyiapkan diri untuk satu babak baru, berdiri di samping Arvenzo menghadapi dunia luar, dan membersihkan namanya dari bayangan yang dilemparkan Leona.

1
Rahma Rain
coba Arvenzo tersenyum sedikit ke arah Velo pasti suasana nya tidak akan secanggung ini.
Rahma Rain
puji dengan kata2 yg manis dong Arvenzo. biar kehidupan rumah tangga mu nggak kaku
Nurika Hikmawati
lebih tepatnya mencoba fokus ya Vel... takut pikiranmu traveling 😂😂
Nurika Hikmawati
walopun Velora dokter di situ, tp emang boleh masuk ke dapur RS trus masak sendiri
Nurika Hikmawati
keluarga arvenzo serem juga ya, tapi Leona juga yg salah. berani bermain api, skg jadinya terbakar sendiri
mama Al
Alhamdulillah velora di terima keluarga Arvenzo
Dewi Ink
velora juga gak bakal ngebolehin, makanya dia turun tangan
Dewi Ink
hemm sepertinya lezat..kasian kalo sakit, gak doyan makanan RS
Istri Zhiguang!
Tapi setiap aku ngeliat sifat dingin Arvenzo, aku selalu keinget dia yang dulu selalu make mantan pacarnya buat nganu/Shy/ ini Arvenzo emang beneran baik dan cinta ke Velora atau cuma bermuka dua aja ya?
Istri Zhiguang!
Semoga Mama Mela gak kayak mertua lainnya yang bakal merintah menantunya sesuka hati
Istri Zhiguang!
Manggilnya langsung ayah/Facepalm/
Rosse Roo
Kiss yg kedua, tp rasanya lebih berbeda eaaa dr yg prtma🤭🤭
Rosse Roo
Aaaaa Lanjut Ar, lanjut di rumah aja. masih di RS soalnya/Facepalm/
Drezzlle
Arvenzo masih malu2 kucing /Facepalm//Facepalm/
Drezzlle
Maunya di suapin ya Ar
Drezzlle
enak ya punya teman yang solid gini
🌹Widianingsih,💐♥️
Deg-degan dong pastinya jantung 💓💓 Velora, sekalinya memandikan lap suaminya sendiri yang selama ini belum tau dalamnya🤪
🌹Widianingsih,💐♥️
Velora jadi nambah gelar baru nih.
Seorang dokter iya profesinya, istri statusnya sekarang jadi perawat dengan pasien suaminya sendiri🤭🤭
☘️🍀Author Sylvia🍀☘️
sepertinya Leona bakal hancur di tangan arvenzo. syukurin deh.
☘️🍀Author Sylvia🍀☘️
arvenzo kl udah marah, nyeremin juga ya Thor. untung aja dia langsung balas perbuatannya si Leona.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!