"Ma... Ma... Papa atu mana? Tata Dindin, Papa atu ladi dipindam ama ante-ante dilang di pelempatan. Matana ndak ulang-ulang," Seru seorang gadis cilik bernama Rachel Helene R dengan mata bulat polosnya.
"Diam, Achel. Mama nanti nanis," seru Ronand Oliver R, yang merupakan kembaran dari Rachel.
Perpisahan antara sepasang manusia yang saling mencintai, membuat dua anak kembar kekurangan kasih sayang terutama dari sang ayah. Diusir oleh mertua karena mengandung bayi perempuan, padahal sang suami belum mengetahui kehamilannya. Tak disangka oleh perempuan bernama Chiara Jane itu jika ia melahirkan anak kembar dan salah satunya adalah laki-laki.
Akankah kedua anak kembar itu bisa kembali menyatukan kedua orangtuanya? Dengan otak cerdasnya, ia berusaha menghalangi orang-orang yang ingin kedua orangtuanya berpisah. Akankah Chiara mau untuk mempertemukan kembali si kembar dan ayahnya? Ikuti kisah si kembar yang lucu dan menyebalkan namun berotak genius hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eli_wi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Baru
"Wah... Lumahna becal tali," seru Rachel sambil berlarian di dalam rumah yang baru beberapa menit lalu mereka sampai di sana.
"Achel, jangan lari-lari. Nanti terpeleset. Kepalanya benjol lagi lho ntar," seru Chiara saat melihat anaknya berlarian dan berhenti hanya karena ingin mengelus guci atau benda lainnya.
"Biarkan saja, sayang. Biarkan Rachel melakukan apapun yang diinginkannya. Sepertinya anak kita yang satu itu, rasa ingin tahunya sangat tinggi." ucap Julian sambil merangkul bahu istrinya.
"Ish... Itu ada guci mahal, kalau pecah aduh... Aku nggak bisa bayangin, Mas." ucap Chiara sambil menggigit kukunya karena panik.
"Pecah ya tinggal beli baru lagi. Yang bahaya itu kalau pecah, kacanya berserakan kemana-mana. Itu bisa buat Rachel dan Ronand terluka. Bukan harga gucinya yang aku pikirkan, tapi keselamatan anak-anak." ucap Julian membuat Chiara hanya bisa meringis pelan.
Chiara masih terbawa perasaan takut akan dimarahi oleh Mama Martha. Dulu saat berada di rumah orangtua Julian, ia sampai tak boleh memegang guci atau barang kesayangan Mama Martha. Dalam otak polosnya sudah terdoktrin bahwa semua barang di sana mahal. Jika pecah, harus ganti dua kali lipat.
"Ronand, kamu nggak mau lari-larian juga sama Rachel?" tanya Julian pada Ronand yang sedari tadi diam di samping Chiara.
"Ndak," jawab Ronand singkat kemudian mendekati kembarannya yang tengah duduk di lantai bawah tangga karena kelelahan.
"Dimana kamal tami?" serunya sambil menarik tangan kembarannya agar segera berdiri.
"Kamar kalian ada di samping kanan tangga. Kamar Mama dan Papa ada di samping kiri kalau kalian butuh sesuatu," seru Julian setelah tersadar dari rasa terkejutnya karena jawaban Ronand yang terlalu singkat.
Ronand membawa Rachel masuk ke dalam ruangan yang dimaksud oleh Julian. Ternyata kamar itu sebenarnya ada dua ruangan. Satu kamar untuk Ronand dan satunya milik Rachel. Ada pintu yang terhubung antar kamar karena Julian khawatir jika Rachel tak berani tidur sendirian.
"Kamu sudah menyiapkan rumah ini dengan baik. Bahkan kamar si kembar saling terhubung," ucap Chiara sambil tersenyum.
"Terimakasih, Mas." lanjutnya.
"Memang sudah seharusnya aku menyiapkan ini dari dulu, sayang. Kamu dan aku tinggal di rumah sendiri, bukan malah numpang di tempat orangtuaku." ucap Julian yang sampai saat ini masih merasa bersalah karena dulu belum mampu memberikan tempat tinggal sendiri.
"Sudahlah... Jangan diingat lagi." ucap Chiara seakan tahu jika Julian masih merasa menyesal dan bersalah akan apa yang terjadi.
"Rumah baru, kehidupan baru yang lebih baik. Jangan pernah tinggalkan aku lagi, sayang. Apapun masalahnya, tolong bilang sama aku. Kita hadapi semuanya sama-sama," ucap Julian sambil mengelus pipi Chiara dengan lembut.
Tanpa menjawab apapun, Chiara hanya menganggukkan kepala dan memeluk erat suaminya. Ia berjanji tidak akan lagi meninggalkan Julian walaupun masalah menghadang. Ia akan selalu mendiskusikan apapun masalahnya dengan Julian.
"Sekarang waktunya aku buka puasa," seru Julian yang kemudian menggendong Chiara ala bridal style.
"Lho... Kamu puasa hari ini? Tapi kok tadi siang makan? Terus tadi kan udah buka puasa pakai nasi goreng," tanya Chiara dengan tatapan polosnya.
"Bukan buka puasa yang itu, sayang." ucap Julian dengan geregetnya.
"Terus yang apa?" tanya Chiara lagi dengan raut wajah kebingungan.
"Yang di kamar sekalian bikin dedek baru," jawab Julian sambil menaikturunkan alisnya menggoda sang istri.
Blush...
Wajah Chiara yang putih itu langsung memerah. Sudah lama ia tak melakukan hal yang berhubungan dengan suami istri, pasti dirinya merasa canggung dan malu. Walaupun sudah suami istri, dia adalah perempuan polos. Bahkan saat menikah dengan Julian, ia baru lulus SMA. Baru juga mencecap manis pernikahan, sudah LDR dan berpisah.
"Lucunya istriku. Wajahnya langsung merah malu-malu gitu," ucap Julian sambil terkekeh pelan menggoda istrinya.
"Ish... Apa sih, Mas?" seru Chiara sambil menyembunyikan wajahnya pada dada bidang sang suami.
Klik...
Ehemm...
"Boleh kan, sayang?" tanya Julian setelah berhasil meletakkan Chiara pada tempat tidur mereka.
Chiara hanya menganggukkan kepalanya. Julian ingin kamarnya berada di dekat kamar milik kedua anaknya. Julian tak mau anaknya kesusahan harus naik turun tangga jika membutuhkan mereka. Sedangkan untuk di lantai dua, ada kamar utama juga. Namun memang belum ditata rapi karena pertemuannya dengan Chiara juga dadakan. Rencananya kamar lantai dua akan dipakai jika kedua anaknya sudah sedikit lebih besar.
Cup...
"Semoga ini akan menjadi awal baru untuk keluarga kecil kita," gumam Julian setelah mengecup lembut dahi Chiara. Julian menatap wajah Chiara kemudian mendekatkan bibirnya pada...
Mama... Papa... Achel tebelet. Itu klocetna tok ndak ada lubanna,
Astaga...
***
"Napa itu mutana tok macam tali padi-padi?" tanya Rachel saat melihat Julian keluar dari kamar dan masuk ke ruang makan.
"Enggak, salah lihat kali kamu. Orang muka Papa senyum ceria begini kok," ucap Julian mengelak tuduhan Rachel. Bahkan Julian memasang senyum yang dibuat-buat.
"Papa ndak ithlas itu coal tadi malam yang tita tidul di kamalna," ucap Ronand yang seakan menabuh genderang perang pada Julian.
"Enggak... Kata siapa? Papa ikhlas kalau kalian tidur bareng kita kok," jawab Julian dengan cepat karena tak ingin tuduhan Ronand itu membuat Rachel marah padanya.
Semalam, Rachel mengetuk pintu kamar kedua orangtuanya karena ingin ke kamar mandi. Kloset yang berbeda, membuat Rachel kebingungan. Bertanya pada Ronand, namun diminta abangnya itu ke kamar kedua orangtuanya. Padahal aslinya Ronand bisa menggunakan kloset duduk yang tertutup itu. Hanya saja ia ingin adiknya mengganggu kebersamaan kedua orangtuanya.
"Tita elum pelnah tidul cama olangtua lentap. Achel penen lacain tidul baleng Mama dan Papa," ucap Rachel semalam memberi alasan setelah selesai dengan urusan kamar mandi.
Bahkan setelah dari kamar mandi, Rachel dan Ronand meminta untuk tidur bersama. Bukannya tidur bersama kedua orangtuanya, namun Julian diminta tidur di sofa. Rachel beralasan kalau sempit, nanti dia sulit bergerak. Padahal ranjang itu sangatlah besar dan muat untuk berempat.
"Belalti tita atan tidul belempat celamana," seru Rachel yang begitu antusiasnya membuat Julian memelototkan matanya.
"Ha? Nggak gitu juga, Rachel. Papa masa tidur di sofa terus. Pegal lho ini semua badannya, sempit." ucap Julian sambil menggerakkan badannya seperti orang yang sakit pinggang.
"Ndak papa. Halus lela beltolban demi nanak dan cama istli," ucap Rachel dengan santainya membuat Chiara hanya bisa menahan tawanya.
"Sayang..." rengek Julian agar Chiara membantunya menjelaskan pada Rachel dan Ronand.
"Terima nasib saja, Mas. Lagian anak-anak masih belum terbiasa di rumah ini. Mungkin masih butuh beradaptasi. Jadi nggak papa, untuk sementara kita tidurnya bareng mereka dulu." ucap Chiara membuat Julian meluruhkan bahunya lesu.
"Tami belum mau puna adek balu," bisik Ronand pada Julian yang hendak duduk di kursinya untuk sarapan pagi bersama.
Deg...
ternyata ada udang dan teri di balik bakwan......
kresek bekas..... selamat menikmati
huru hara di depan mata.....😂