Lima tahun cinta Shannara dan Sergio hancur karena penolakan lamaran dan kesalah pahaman fatal. Bertahun-tahun kemudian, takdir mempertemukan mereka kembali di atas kapal pesiar. Sebuah insiden tak terduga memaksa mereka berhubungan kembali. Masalahnya, Sergio kini sudah beristri, namun hatinya masih mencintai Shannara. Pertemuan di tengah laut lepas ini menguji batas janji pernikahan, cinta lama, dan dilema antara masa lalu dan kenyataan pahit.
Kisah tentang kesempatan kedua, cinta terlarang, dan perjuangan melawan takdir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RYN♉, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB : Di Antara Hujan dan Bayangan Lama
Tanpa sepengetahuan Shannara, saat Shannara dan Lisa tenggelam dalam perbincangan, Lisa sudah menghubungi seseorang.
"Kamu tunggu di sini dulu aja, Nar. Di luar hujan deras banget," kata Lisa, sibuk menenangkan anaknya yang merengek.
Shannara mengangguk. Ia betah. Walaupun rumah Lisa riuh rendah dengan suara tawa dan rengekan tiga anak kecil, suasana itu terasa hangat dan hidup. Jauh berbeda dengan rumahnya sendiri; rumah yang sunyi, bisu, dan dingin karena hawa kebencian yang selalu dipancarkan Ibunya terhadapnya. Rumah Lisa terasa seperti surga kecil, meski berantakan.
Tiba-tiba, terdengar ketukan pintu.
"Nar, tolong bukakan pintu sebentar," pinta Lisa.
Dengan malas, Shannara bangkit dan membuka pintu. Jantungnya langsung anjlok ke perut. Di sana, berdiri Dilan, dengan jaket yang sedikit basah dan senyum canggung di wajahnya.
"Loh, Dilan? Kok kamu di sini?" tanya Shannara, terkejut.
Lisa yang mendengar suara Shannara langsung menyahut dari dalam. "Astaga, Dilan! Maaf banget ya, aku merepotkan kamu. Shannara tadi maksa mau pulang, padahal di luar hujan badai! Aku bilang, 'tunggu aja sampai reda', tapi dia keras kepala!"
Dilan tersenyum, senyum tulus yang selalu menenangkan. "Nggak apa-apa, Lis. Aku kebetulan lagi nggak ada jadwal praktek sore ini." Ia menoleh ke Shannara yang masih terpaku di tempat. "Mau langsung pulang, Nar?"
Shannara hanya bisa mengangguk, masih terlalu terkejut karena kedatangan tak terduga Dilan.
Dilan adalah seorang dokter hewan yang sudah ia kenal sejak masa kuliah. Mereka, Shannara, Lisa, Dilan, dan bahkan Sergio, dulunya adalah teman satu kampus, meski berbeda jurusan. Dilan adalah saksi bisu perjalanan cinta Shannara dan Sergio. Sejak dulu, Dilan sudah memendam perasaan pada Shannara, tetapi ia terlalu pemalu, terlalu sungkan, dan waktu itu Shannara memang terlihat lebih condong ke Sergio. Perasaan Dilan pun terpaksa terkubur.
Di dalam mobil Dilan, suasana terasa tegang. Keheningan yang lama membuat keduanya canggung. Dilan, yang menyadari suasana itu, berusaha memecah kebisuan dengan memutar musik.
Sayangnya, lagu yang terputar di playlist Dilan adalah "Can I Be Him" dari James Arthur. Liriknya tentang seorang pria yang berharap bisa menggantikan posisi pria lain yang dicintai seolah-olah lagu itu adalah suara hati Dilan yang selama ini tersembunyi.
Wajah Shannara memanas, dan Dilan buru-buru menekan tombol skip sambil bergumam, "Aduh, maaf. Random banget lagu ini."
"Nggak apa-apa," jawab Shannara, menahan tawa canggung.
Untuk mencairkan suasana, Dilan tiba-tiba berseru, "Aku lapar. Mau makan ramen di tempat biasa kita nggak? Sebelum kamu pulang."
Shannara mengangguk. Dia merasa tidak enak sudah merepotkan Dilan. "Boleh. Aku juga nggak keberatan."
Restoran ramen kecil yang berada di salah satu Mall besar itu menyambut mereka dengan aroma kuah kaldu yang gurih. Di sana, obrolan mereka mengalir lebih lancar. Dilan menanyakan kabar Shannara, bagaimana pengalamannya bekerja di kapal pesiar, dan pertanyaan basa-basi lain yang terasa akrab.
"Terus, sekarang sudah dapat kerja lagi?" tanya Dilan sambil menyendok ramennya.
Shannara menyeruput kuah. "Kayaknya iya. Kemungkinan aku bakal gantiin Lisa sementara, jadi asisten artis."
Dilan mengerutkan keningnya. "Asisten artis? Kedengarannya kerjaan berat, Nar. Tapi aku yakin kamu bisa. Kamu kan gesit dan cekatan." Dilan tersenyum, memberikan semangat yang tulus.
Setelah selesai makan, karena restoran ramen itu berada di dalam Mall, Dilan berencana mampir sebentar ke toko buku. Ada buku tentang kesehatan hewan yang ia butuhkan. Shannara setuju menemaninya.
Mereka berjalan beriringan menuju area toko buku. Tepat sebelum mereka mencapai pintu masuk, mata Shannara menangkap sosok yang familiar dari kejauhan sosok tinggi dengan aura berkuasa yang tidak mungkin salah dikenali.
Sergio.
Refleks Shannara langsung bekerja. Ia panik, merasa tidak siap bertemu Sergio, apalagi saat ia sedang bersama Dilan. Tanpa berpikir, ia langsung berusaha bersembunyi di balik badan Dilan.
"Aduh!" Shannara kaget, ia tersandung langkahnya sendiri dan oleng.
Dilan, yang merasakan dorongan mendadak dan teriakan kecil Shannara, reflek berbalik cepat. Shannara kehilangan keseimbangan dan tehuyung ke arahnya. Dalam sekejap, Dilan sigap menangkap tubuh Shannara.
Mereka berdiri dalam posisi yang sangat intim. Shannara tenggelam dalam pelukan Dilan, wajahnya menempel di dada pria itu. Ia tidak tahu apakah Sergio melihat mereka atau tidak.
"Ada apa, Nar? Kenapa kamu tiba-tiba begini?" tanya Dilan, khawatir, kedua tangannya masih memegang lengan Shannara.
Shannara buru-buru melepaskan diri, tertawa canggung yang terdengar sangat dipaksakan. "Eeeh, nggak ada apa-apa! Aku... aku tadi hampir jatuh. Kakiku tiba-tiba kaku. Maaf ya, Dilan."
Dilan menatapnya curiga, tetapi ia membiarkannya. Shannara, yang jantungnya masih berdebar kencang, hanya berharap Sergio tidak melihat adegan pelukan yang tidak disengaja itu. Kerumitan hidupnya terasa semakin mencekik.