NovelToon NovelToon
Selenophile

Selenophile

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Healing / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:919
Nilai: 5
Nama Author:

Rasanya sangat menyakitkan, menjadi saksi dari insiden tragis yang mencabut nyawa dari orang terkasih. Menyaksikan dengan mata sendiri, bagaimana api itu melahap sosok yang begitu ia cintai. Hingga membuatnya terjebak dalam trauma selama bertahun-tahun. Trauma itu kemudian memunculkan alter ego yang memiliki sifat berkebalikan. Kirana, gadis yang mencoba melawan traumanya, dan Chandra—bukan hanya alter ego biasa—dia adalah jiwa dari dimensi lain yang terjebak di tubuh Kirana karena insiden berdarah yang terjadi di dunia aslinya. Mereka saling Dalam satu raga, mereka saling menguatkan. Hingga takdir membawa mereka pada kebenaran sejati—alasan di balik kondisi mereka saat ini. Takdir itu memang telah lama mengincar mereka

Bukan Bayangan Kirana

Langit sudah gelap, tapi Chandra belum kunjung menunjukkan tanda-tanda akan segera pulang. Lauri yang sejak tadi menunggu dengan harap-harap cemas tidak bisa diam. Kadang dia duduk, berdiri, kemudian duduk lagi, lalu berdiri lagi, begitu seterusnya. Dia benar-benar tidak bisa tenang sebelum adiknya pulang.

Tidak hanya Lauri yang terjebak dengan rasa khawatir. Sandra juga merasakan hal yang sama. Di dalam kamarnya, dia terpekur di depan jendela, mengintip dari balik gorden kalau-kalau Chandra muncul dengan motornya.

Entah apa yang dilakukan oleh Chandra saat ini. Kelakuannya sungguh membuat seisi rumah menjadi kalang kabut. Bahkan, dia tidak menjawab telepon atau pesan yang Sandra kirimkan. Perasaan cemas terus mendera hati Sandra, membuatnya gelisah dan tak bisa berpikir tenang.

Suara motor yang masuk ke pekarangan rumah memecah keheningan malam itu. Sandra segera bangkit dari tempat duduk dan mengintip dari ruang jendela kamarnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Lauri. Dia bergegas pergi ke jendela untuk memastikan bahwa Chandra sudah pulang.

Setelah Chandra menyimpan motornya di garasi, dia berjalan menuju pintu yang mengarah ke ruang tamu.

Ketika pintu terbuka, Chandra melihat Lauri yang sudah menunggunya dengan raut wajah yang campur aduk antara marah dan khawatir. Tentu saja, kemarahannya itu hanya ditunjukkan untuk dirinya. Sementara kekhawatiran jelas ditunjukkan hanya untuk Kirana.

"Dari mana saja kamu? Kenapa pulangnya malam sekali? Bukannya kamu sudah berjanji akan langsung pulang?" Kedatangan Chandra langsung disambut dengan omelan.

"Aku keluar sebentar mencari udara segar. Kepalaku pusing sekali, jika harus mendengar ocehan untuk kedua kalinya," balas Chandra dengan nada tenang. Dari raut wajahnya, dia sudah benar-benar merasa lelah. Chandra merasa bahwa penjelasan apapun tidak akan memuaskan kakaknya.

"Kenapa kamu selalu membuat Kirana dalam bahaya?" Lauri melanjutkan langsung pada inti permasalahan. Perasaan frustrasi dan cemasnya mencuat, memunculkan nada bicara yang tajam dan menusuk.

Chandra menghela napas, mencoba menjelaskan. "Kak, aku hanya mencoba melindungi Kirana. Aku tidak ingin dia menjadi korban lagi. Terutama setelah apa yang terjadi dengan Kirana kemarin."

Chandra merasa terbebani dengan tanggung jawab melindungi Kirana dan merasa tidak dipahami oleh Lauri.

"Tapi apakah cara yang kamu pilih itu benar? Tidak semua hal harus diselesaikan dengan kekerasan. Kamu harus ingat, yang menempati tubuh ini bukan kamu saja, ada adikku Kirana," sarkas Lauri mengingatkan kembali tentang posisinya saat ini. Dia sampai menunjuk jari telunjuknya ke arah tubuh Chandra. Lauri merasa bahwa Chandra seringkali melupakan batasannya.

"Iya, aku tahu. Aku sangat ingat. Bagi kalian, aku hanya bayangan Kirana saja. Kalian tidak pernah menganggapku ada. Kalau begitu, bilang pada Kirana, untuk tidak selalu merepotkanku. Aku juga lelah, aku lelah harus menghadapi semua masalahnya." Chandra berbicara dengan nada pahit, suaranya terdengar penuh dengan kekecewaan. Chandra merasa diabaikan dan tidak dihargai meskipun telah berusaha sekuat tenaga untuk melindungi Kirana.

Sandra yang menyaksikan dari atas—lantai dua—tampak tertegun mendengar perkataan Chandra dengan segala emosinya. Dia merasa jahat selama ini, karena tidak pernah menganggap keberadaan Chandra. Padahal, bagaimanapun juga, Chandra sudah memberikan banyak hal pada Kirana. Sandra merasakan penyesalan yang mendalam, menyadari betapa dia telah mengabaikan perasaan Chandra.

Lauri terdiam mendengar luahan hati Chandra. Hal itu cukup membuatnya merasa bersalah karena tidak bisa mengendalikan emosi. Tetapi, apa yang sudah keluar dari mulutnya tidak bisa ditarik begitu saja. Lauri merasa bingung dan bersalah atas kata-katanya yang tajam.

"Jika tidak ada lagi, aku mau istirahat. Aku akan pastikan, kalian akan melihat adik kalian kembali besok pagi. Temui dia dan bilang padanya, untuk tidak bergantung padaku. Aku lelah, aku juga punya perasaan seperti kalian," luah Chandra dengan suara yang bergetar, menahan pahitnya kekecewaan yang memenuhi hati. Chandra merasa terbebani dengan tanggung jawab yang tak pernah dia pilih.

Tanpa menunggu balasan dari Lauri, Chandra bergegas pergi ke kamarnya. Lauri membiarkan Chandra pergi, hanya menatap punggungnya yang semakin menjauh dan menaiki anak tangga. Lauri merasa terpukul dan bingung dengan apa yang harus dilakukannya.

Di lantai atas, Chandra dan Sandra bertemu di tengah keheningan. Sandra memandang Chandra dengan tatapan penuh penyesalan. Namun, Chandra hanya membalasnya dengan pandangan hampa.

Tanpa sepatah kata pun, Chandra berjalan melewati Sandra dan meninggalkannya sendiri di koridor yang sunyi. Langkahnya yang cepat meninggalkan kekecewaan yang menyakitkan di belakangnya. Sandra merasa hampa dan tak berdaya melihat kepergian Chandra.

Lauri kembali duduk di sofa. Kata-kata yang dilontarkan Chandra berhasil memotong hatinya, menyisakan perasaan campur aduk yang membuatnya frustrasi. Lauri merasa bingung, marah, dan menyesal sekaligus.

***

Mengunci pintu kamar, kemudian menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang dengan lesu. Matanya menatap langit-langit kamar, mencerminkan perasaan lelah, sedih, dan rindu yang bercampur aduk.

Ada sesuatu yang sangat dia rindukan, sesuatu yang membuatnya merasakan kekosongan di dalam hati. Hingga tanpa sadar, rasa lelah itu menyeretnya dalam alam mimpi. Dia pun tertidur dengan kelopak mata yang mengeluarkan setetes bulir bening.

Suara-suara yang bergema di dalam keheningan menyambut kedatangan Chandra di alam mimpi.

"Kenapa kamu melakukannya?" bisikan tajam menembus kegelapan, menciptakan rasa bersalah yang sulit dijelaskan.

"Kehadiranmu cuma menyusahkan saja!" desisan tak berwujud itu menghantam telinga Chandra, sebuah seruan kekecewaan yang menusuk hati.

"Lebih baik kamu mati saja! Aku membencimu!" teriakan penuh kebencian, suara yang menghantui dari kejauhan, membuatnya gemetar.

Namun, di antara riuh-rendahnya suara kebencian itu, muncul juga suara lembut yang bersahutan dengan hangat. "Nak, Bunda sangat menyayangimu." Kata-kata seorang ibu yang memancarkan kehangatan dan cinta.

Wujud dari suara-suara itu hanya kilasan yang tidak bisa Chandra lihat dengan jelas, seperti potongan-potongan dari kejadian yang seolah pernah Chandra rasakan.

Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi padanya saat ini. Perasaannya benar-benar kacau. Dia kebingungan, menyesal, dan sekaligus rindu pada saat bersamaan.

Setelah berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan kesadarannya, Chandra terbangun dari mimpi buruk itu dan mendapati dirinya masih berada di dalam tubuh Kirana. Chandra bangkit dari tidurnya. Dalam posisi duduk, dia meraup wajahnya dengan kasar. Benar-benar hidup yang sangat melelahkan.

"Bangunlah, Kirana. Jangan seperti pengecut. Aku lelah harus menjadi penggantimu," marahnya pada diri sendiri, yang ditunjukkan pada sang pemilik tubuh yang asli.

Chandra merasakan kerongkongannya kering. Dia butuh segelas air putih sekarang, tapi sebelum itu, dia harus mengganti pakaian dulu. Chandra lantas bangkit dan pergi untuk mengganti pakaiannya, menyeret kakinya dengan langkah yang berat. Selanjutnya, dia pun pergi ke ruang dapur dan mengisi gelas dengan air dingin dari dispenser. Air yang masuk dalam kerongkongannya membantu mengobati rasa haus.

Setelah hajatnya terpenuhi, dia memutuskan untuk kembali ke kamar. Namun ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Suara-suara aneh yang tidak seharusnya terdengar di rumah ini. Dia mengintip ke arah ruang tamu dan mendapati bayangan seseorang yang tidak dikenalnya. Chandra menyadari rumahnya kemalingan. Tanpa berpikir panjang, dia berusaha mengejar maling itu tanpa rasa takut sama sekali.

Maling itu berlari menuju ke kolam karena takut tertangkap, apalagi mengetahui bahwa lawannya pandai membela diri. Chandra mengejar dengan sekuat tenaga, tapi saat dia berhasil menangkap maling itu, terjadi perlawanan sengit. Maling itu mendorong Chandra dengan keras. Chandra kehilangan keseimbangan dan jatuh setelah kepalanya membentur pinggiran kolam. Dunia di sekitarnya berputar, kemudian gelap.

Maling itu ternyata bukanlah orang lain, melainkan tukang kebun yang baru bekerja selama beberapa bulan di rumah tersebut. Tanpa berpikir panjang, dia kabur untuk menyelamatkan diri. Ketakutannya tertangkap lebih besar dari rasa bersalahnya.

Di sisi lain, Chandra mengapung tak berdaya di pinggiran kolam, kepalanya terluka dan kesadarannya menghilang seiring dengan berlalunya waktu.

Di saat yang bersamaan, bulan di langit berubah menjadi dua. Kalung bulan, hadiah terakhir yang diberikan oleh sang bunda tampak mengeluarkan sinar yang terang-benderang.

Dalam keheningan malam yang kian mencekam, antara hidup dan mati, suara gemerisik air dan napas tersengal Chandra saling bersahutan. Hingga beberapa saat kemudian, tubuhnya terkulai lemas dan tidak sadarkan diri, mengapung di kolam yang dingin.

Bersambung

Jum’at, 05 September 2025

1
Zeepree 1994
bagus ceritanya makin bikin penasaran, semangat ka author semoga rame yang mampir baca
Ismi Muthmainnah: Aamiin. Terima kasihhh💐
total 1 replies
Zeepree 1994
assalamualaikum ka othor semoga sukses ya ceritanya, aku izin baca ya Thor
Ismi Muthmainnah: Wa’alaikumussalaam. Terima kasih sudah tertarik buat baca dan kasih like juga😇 Aamiin, semoga ceritanya menghibur yaa🌹
total 1 replies
MARQUES
lanjutkan terus thor nulis novelnya kalau bisa bikin novel romansa fantasi aja terus tapi bikin nagih dan MC cewenya ga gampang luluh sama cowo🙏😄
Ismi Muthmainnah: Iya nih kak😂😭😭 Makasih banget yaa udah kasih masukan. Lumayan juga menurutku fantasi bangun wordbuldingnya
total 3 replies
Ismi Muthmainnah
Ini cerita pertama aku setelah hiatus lama. Selamat menikmati bagi yang suka cerita fantasi transmigrasi, tapi halal🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!