NovelToon NovelToon
My Nerd Bodyguard

My Nerd Bodyguard

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Enemy to Lovers
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ocean Na Vinli

Kekurangan kasih sayang dari papanya, membuat Jessica Maverick selalu mencari perhatian dengan melakukan tindakan di luar batas, hingga dia juluki sebagai manizer atau pemain pria.

Sampai-sampai pengawal yang ditugaskan untuk menjaga Jessica kerap kali mengundurkan diri. Mereka tidak sanggup memantau pergerakkan Jessica yang liar dan binal itu.

Tindakan yang dilakukan Jessica bukan tanpa sebab, dia hanya ingin mendapatkan perhatian dari sang papa. Namun, bukannya mendapatkan perhatian, malah berujung mendapatkan pengawalan lebih ketat dari sebelumnya.

Felix namanya, siapa sangka kehadiran pria berkacamata itu membuat hidup Jessica jadi tidak bebas. Jessica pun berencana membuat Felix tidak betah.

Apakah Felix sanggup menjalankan tugasnya sebagai bodyguard Jessica? Lalu apa yang akan terjadi bila tumbuh benih-benih cinta tanpa mereka sadari?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocean Na Vinli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berubah

Tangan Jessica mendadak terkepal. Belum saja duduk Stella sudah mencari gara-gara.

"Stella bisakah kau jangan membuatku pusing, malam ini aku hanya ingin makan malam di rumah dengan tenang, mumpung jadwalku tidak terlalu padat! Lagipula dress yang dipakai Jessica sekarang aku lah yang membelikannya! Sudah seharusnya dia pakai!"

Aiden lah yang menjawab, bukan Jessica. Suaranya yang menggelegar membuat atmosfer di sekitar mendadak dingin.

Stella dan Mia tercengang. Begitu pula dengan Jessica, tampak terkejut dengan sikap papanya barusan.

"Tapi Aiden ...."

Stella mendadak terdiam, kala Aiden melayangkan tatapan tajam padanya. Siapa sangka malam ini Aiden bersikap sangat berbeda. Padahal sebelum-belumnya Aiden mengacuhkan Jessica. Ada apa sebenarnya? Stella mulai resah bila kejahatannya selama ini terkuak.

"Ma, benar yang dikatakan Papa, pakaian Kakak juga mengikuti tren kok, benar kan Kak?" Entah angin datang dari mana, Mia tiba-tiba menimpali. Dia melirik Jessica sekarang sambil sesekali curi-curi pandang ke arah Felix.

Langsung berkerut kuat kening Jessica. Dia enggan membalas.

Berbeda dengan Stella, saat mendengar komentar Mia. Dia langsung melototkan mata. Mia hanya membalas dengan melempar senyum hambar.

"Sudah, sekarang kita mulai makan malam, duduklah Jessica, Felix, dan Derick," ucap Aiden kala Derick menyembul dari balik tirai.

Jessica pun bergegas menjatuhkan diri di kursi yang bersebelahan dengan Aiden. Diikuti Derick duduk tepat di samping Jessica.

"Baik Tuan," balas Felix, buru-buru duduk di dekat Derick. Sejak tadi dia diam-diam memperhatikan drama keluarga tersebut.

Tak lama, semua makanan telah semua dihidangkan di atas meja. Menu makanan malam ini didominasi dari negara Italia, ada spagheti, pasta, risotto, gelato, sampai makanan penutup tiramisu juga terlihat.

"Selamat makan." Sebagai kepala keluarga Aiden mulai mempersilakan anggota keluarga untuk menyantap makanan yang sudah tersaji di atas meja panjang itu.

Makan pun dimulai.

Jessica berulang kali melirik Aiden, karena malam ini suasana di mansion terasa sangat berbeda. Rasanya sedikit canggung, tapi hal itu membuat Jessica merasa bahagia. Terlebih dia dapat melihat papanya sedang sibuk menyantap pasta di samping saat ini. Berbeda dengan Stella masih menatap tajam Mia, karena anaknya tadi berpihak pada Jessica.

"Di mana Liam?" tanya Aiden seketika. Menoleh ke samping sekilas.

Stella tampak gelagapan. "Um Liam ada kegiatan di kampus, biasalah anak muda."

Mendengar jawaban Stella, Jessica mengerlingkan mata ke atas sambil memasukkan risotto ke dalam mulut. Dia jelas tahu ke mana perginya Liam. Adik tirinya itu pasti sedang balap liar sekarang. Liam memang sering berbohong pada Stella. Kalau pun ketahuan Stella, wanita licik itu memaklumi kelakuan putra bungsunya itu. Dan Jessica sama sekali tidak peduli. Meskipun selama ini Liam terkesan cuek padanya, tapi tetap saja setiap kali bertemu Liam selalu menganggunya.

"Kampus?" Aiden perlahan meletakkan garpu ke sisi piring. "Setahuku hari ini semua jurusan diliburkan karena aku dengar ada pembunuhan di kampus Jessica, jadi tidak mungkin ada kegiatan malam-malam begini di kampus, apa kau sedang berbohong padaku Stella?" sambungnya dengan tatapan menyelidik.

Stella gelagapan lagi. "Haha, kau ini untuk apa aku berbohong padamu, maksudku kegiataannya di belakang kampus, katanya Liam tadi sih kegiatannya mendadak."

Aiden tak membalas. Malah mengambil lagi sendok dan kembali melanjutkan makan.

"Jessica setelah ini jangan naik ke atas dulu, ada yang ingin Papa bicarakan," kata Aiden seketika tanpa menatap sang lawan bicara.

Jessica sedikit terkejut sekaligus penasaran apa yang akan disampaikan papanya nanti. "Iya Pa."

"Felix ke mana kau tadi? Tiga menit yang lalu aku ada ke atas mengetuk pintu kamarmu, aku tidak suka bila kau tidak profesional dalam menjalankan perkerjaanmu." Kali ini Aiden melontarkan pertanyaan pada Felix. Tatapannya kali ini tampak mengintimidasi sang lawan bicara.

Mendengar papanya bertanya,

Jessica tampak mulai panik dan hampir saja tersedak makanan. Sebab tadi dia lupa mengatakan pada Felix bahwa papanya sempat mengetuk pintu kamar Felix. Tadi, saat berjalan bersama Felix, keduanya sama-sama diam. Insiden percintaan yang gagal membuat keduanya malu untuk bertatap muka. Jessica berharap Felix tidak salah menjawab.

"Saya sungguh minta maaf Tuan, karena tadi terlalu lama membersihkan diri dan tidak mendengar Tuan mengetuk pintu kamar." Dengan tenang Felix pun menjawab sambil melirik Jessica sekilas.

"Hmm, begitu." Aiden mengangguk samar-samar.

Setelah itu, ruangan mendadak hening, hanya terdengar lentingan garpu dan piring berbunyi.

Tak lama kemudian, kumpulan manusia yang berada di ruang makan telah menyelesaikan santapannya.

"Tuan Aiden saya permisi dulu ke belakang." Derick seketika bangkit berdiri.

Aiden pun mempersilakan Derick untuk pergi.

"Aiden, aku dan Mia juga mau langsung ke atas," sahut Stella seketika sambil memandang tajam Mia. Yang saat ini tampak keberatan dengan ajakan mamanya. Sebab Mia masih ingin tetap di ruangan.

Stella harus bertanya langsung pada anaknya itu tentang sikapnya malam ini, yang terkesan berpihak pada Jessica. Tentu saja dia tidak suka! Sebagai seorang ibu dia seakan-akan tak dihargai putri kandungnya itu.

"Pergilah,"balas Aiden.

"Ayo Stella, apa kau lupa mau memijit Mama malam ini." Stella menatap tajam Mia sebab putrinya itu tak kunjung bergerak.

Mia hendak protes, tapi Stella menarik tangannya dengan kuat, hingga Mia pada akhirnya pasrah dan berakhir pergi bersama mamanya ke ruang santai di lantai dua.

Selepas kepergian ibu dan anak itu. Ruangan kembali sunyi, Aiden dan Jessica saling pandang sekarang.

"Tuan saya akan menunggu di depan sana," sahut Felix hendak memberi ruang pada Jessica dan Aiden untuk berbicara.

"Tidak usah, kau di sini saja," jawab Aiden. Membuat Jessica semakin penasaran.

"Baiklah."

"Papa mau ngomong apa?" tanya Jessica seketika.

"Selamat ulang tahun putriku." Setelah berkata tiba-tiba dari belakang Derick menyodorkan sebuah kue ulang tahun pada Jessica berserta bunga berwarna merah.

Jessica terperangah. Dengan mata melebar sempurna dia bangkit berdiri. "Untukku? Ini kue dari Papa?"

"Ya, dari Papa." Melihat Jessica terlihat girang sekarang, Aiden ikut berdiri pula sambil tersenyum sangat lebar.

"Terima kasih Pa!" Jessica tanpa sadar memeluk Aiden. Kebahagiaan merasuk sukma Jessica seketika. Jessica merasa apa yang terjadi saat ini adalah mimpi. Padahal ini benar-benar nyata.

Aiden terbelalak, detik selanjutnya dia balas juga memeluk Jessica. Kini, Jessica lah yang terkejut dengan sikap papanya.

Perlahan Jessica mengendurkan pelukan.

"Hehe maaf Pa," ucap Jessica, masih canggung dengan kejutan ini.

"Kenapa kau meminta maaf, seharusnya Papa yang meminta maaf, maafkan Papa karena selama ini mengabaikanmu, maukah kau menerima permintaan Papa?" Aiden menyentuh pelan pundak Jessica sekarang. Tatapannya mendadak sendu.

Jessica justru terpaku. Masih menganggap semua yang terjadi saat ini hanyalah mimpi. Namun, ketika tangannya yang disentuh terasa amat hangat. Jessica tak bisa menampik bila semua ini adalah nyata.

"Papa tahu permintaan maaf ini tidak bisa langsung kau terima, karena Papa membuat kau terluka, sekali lagi Papa minta maaf ...."

Melihat Jessica hanya diam saja. Aiden tanpa sadar meneteskan air mata.

"Papa kenapa menangis?" Jessica jadi ikutan sedih. Cairan bening pun perlahan-lahan mengalir dari sudut matanya sekarang.

Aiden enggan menjawab. Dia kembali memeluk putri kandungnya itu dengan sangat erat. Rasa sesal dalam hatinya semakin bertambah. Setelah diberi nasihat sama Charlie, Aiden merasa apa yang dia lakukan pada putrinya, sangatlah kejam.

Benar, Jessica juga tidak tahu apa-apa. Bukan keinginan Jessica pula mau dilahirkan ke dunia. Dia lah yang meminta Jessica hadir di tengah hidupnya. Namun, apa lah daya takdir mengambil satu orang wanita yang sangat dia cintai di hidupnya dan digantikan dengan kehadiran Jessica. Aiden amat sangat menyesali perbuatannya sekarang.

Semakin pecah pula tangis Jessica. Di kala dia sudah menyerah pada keadaan, kasih sayang yang sudah lama dia dambakan akhirnya terkabulkan.

Melihat pemandangan di depan, Derick dan Felix hanya saling lempar pandang. Derick terharu pada moment malam ini, lelaki tua berambut putih tersebut menangis pula. Sementara Felix memandang dengan sorot mata penuh haru.

Tak lama, moment itu berakhir ketika Emmet tiba-tiba datang menghampiri.

"Um permisi Tuan Aiden, maaf menganggu waktunya, ada yang harus saya sampaikan sekarang." Emmet tampak kikuk sambil sesekali melirik Felix dengan senyum kaku.

Aiden segera mengendurkan pelukan lalu mengusap air mata Jessica dengan jari telunjuknya.

"Ada apa Emmet? Apa kau tidak melihat aku sedang bersama putriku sekarang."

Mendapat pertanyaan itu, tentu saja Emmet berkeringat dingin. Sebab tadi sore Aiden berpesan jangan menganggunya selama dua jam.

"Papa menyeramkan sekali sih, kasihan Emmet siapa tahu saja ada sesuatu yang penting, ingin disampaikan Emmet." Dalam moment bahagia ini, Jessica sempat melirik Emmet sekilas. Tentu saja dia peka terhadap sikap Emmet barusan.

Aiden tersenyum tipis. "Oke, oke putriku menang. Apa yang ingin kau sampaikan Emmet?" tanyanya beralih menatap Emmet.

"Tuan Cloud ingin bertemu Anda sekarang Tuan, dia baru saja sampai ke Washington DC dan akan pergi lagi ke California dalam satu jam lagi,"ucap Emmet sambil menyengir kuda.

Mendengar nama Cloud, Aiden membuang napas kasar setelahnya. Trah Cloud sedang mengembangkan bisnisnya di Amerika Serikat.

"Chester Cloud, pengusaha dari Indonesia itu?"

"Iya Tuan."

Lagi, helaan napas berhembus dari hidung Aiden.

"Siapa Pa? Teman Papa ya?"

"Hmm, ya, Papa pergi dulu, baik-baiklah di sini, jangan membuat ulah lagi, ingat putri Papa harus membanggakan Papa, hadiahmu akan menyusul ya," ucap Aiden lalu mengelus pelan rambut Jessica.

Dengan riang Jessica mengangguk cepat lalu memeluk Aiden lagi. "Hehe, aku tidak perlu hadiah lagi Pa, Papa tenang saja aku tidak akan membuat ulah lagi, janji!"

"Baguslah."

Setelah pamit undur diri, pada malam itu Aiden kembali melanjutkan aktivitasnya yang super padat.

Melambai-lambai di teras mansion, Jessica menatap kepergian mobil Aiden dari kejauhan.

"Felix!" panggil Jessica seketika sambil melayangkan tatapan tajam pada Felix sekarang.

Sebab Felix dari tadi menghindarinya. Dan hal itu membuat Jessica jadi dongkol sendiri.

"Iya Nona, ada apa?" tanya Felix, mencoba memberanikan diri menatap Jessica.

"Ck, dengar ya, jangan sampai kejadian tadi terulang lagi–"

"Kalau sampai terulang lagi memangnya kenapa Nona? Nona mau menghukum saya kah? Hukumlah, saya tidak takut." Ekspresi Felix mendadak aneh. Lelaki itu memandang Jessica sambil melempar senyum penuh arti.

Hingga Jessica merasa was-was sekarang. Dia tutup dadanya yang terlihat dengan kedua tangannya.

"Kau! Jangan macam-macam ya, kalau kau macam-macam, aku akan melaporkan kau sama Papaku! Sekarang Papaku sudah berada di pihakku!" Jessica berkata sambil melototkan mata.

Felix tiba-tiba menyeringai. Ekspresi yang jarang sekali Jessica lihat sebelumnya.

"Lapor saja, saya tidak takut, lagipula Nona lah yang pertama kali menggoda saya kan?"

Wajah Jessica mendadak berwarna merah sekarang. Baru ingat bila dia yang memulai. Mengingat hal itu Jessica mendadak tak berani menatap mata Felix.

"Apa Nona lupa? Kalau Nona tidak merayu saya. Saya tidak akan–"

"Diam! Ya, iya terserah kau saja! Pokoknya kejadian tadi jangan terulang lagi, awas saja kau!" Jessica langsung melengoskan muka dan berjalan cepat masuk ke dalam rumah.

Meninggalkan Felix terkekeh pelan, melihat tingkah Jessica. Setelah itu dia pun mengikuti langkah Jessica.

"Kejadian apa? Hm mencurigakan sekali, aku harus mencari tahu." Berjarak beberapa meter dari mereka tadi, di balik pilar, Stella diam-diam memperhatikan interaksi Felix dan Jessica sejak tadi.

***

Sudah hampir dua bulan Felix berkerja sebagai pengawal Jessica. Selama itu pula hubungan Aiden dan Jessica semakin membaik. Jessica juga tidak pernah membuat masalah lagi di kampus dan tidak pernah pula mendatangi club malam.

Kehidupan Jessica di kampus seperti biasa, masih ada Prita dan Mia serta kawan-kawannya yang masih mencari perhatian pada Felix. Jessica jadi kesal sendiri jadinya.

"Tidak usah sok tampan kau Felix, sekarang ambil tumbler-ku di kelas tadi, karena aku meninggalkan tumblerku!" sahut Jessica ketika berada di parkiran mobil sekarang.

Prita baru saja memberikan sebuah permen berbentuk hati pada Felix. Jessica merasa kesal entah karena apa.

"Baik Nona, jangan kemana-mana."

"Hmm."

Felix pun bergegas kembali ke ruangan kelas terakhir Jessica. Meninggalkan Jessica bersender di kap mobil sambil memainkan ponsel.

"Eh!" Jessica tersentak ketika ponselnya tiba-tiba direbut seseorang. Secepat kilat dia memandang ke depan, melihat Troy dan dua pria yang sempat mengejarnya kala itu berdiri di hadapannya sekarang.

Jessica melototkan mata dengan sangat tajam.

"Akhirnya kau sendirian, aku sudah lama sekali ingin sekali berbicara denganmu, sayangku," kata Troy sambil menjilat bibir.

"Bajingan kau, aku bukan pacarmu lagi, kembalikan ponselku sekarang!" seru Jessica.

Jessica hendak mengambil ponsel dari tangan Troy, tetapi Troy malah mengangkat ponselnya ke atas sambil tertawa bersama kedua temannya di samping.

Rahang Jessica semakin mengetat. "Kembalikan Troy!"

"Tidak mau, aku akan mengambilkan ponselmu ini, kalau kau mau tidur denganku," balas Troy sesekali melirik kedua temannya.

Jessica mengepalkan tangan dengan sangat erat sekarang. "Kau!"

Bugh!

1
Atalia
oke ditunggu yaa author
Atalia: semangat terus yaa dan selalu sehat author😁
total 2 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
misteri nih si Felix jangan2 anak orang kaya juga
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
wah mike yang bakal di jodohkan dengan Jessica
mur:ciyuah
aku penasarannya ama felix...gimana mo focus ya felix..wong kepala atas bawah nyut nyutan...lum tertuntaskan🤭🤭😄😄🤭🤭🤭🤭apa lagi disugui penampilan jesica yg sexi..maki. puyeng tu felixxx..
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
woy stela terserah Jesika mau pake baju apa pun dia yang punya rumah...ingat kamu itu hanya ibu tiri cuma benalu di rumah itu
Zalirang
dinikahin nih🤣🤟
Era Simatupang
hahahaa mampus 🤣🤣🤣🤣
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
nah loh 🤣... kelabakan pasti wkwk
mur:ciyuah
felix dab nggak kuat iman nya ....jes ..mana ada kucing dikasih ikan goreng crispi..nggk mau....yg ada pasti langsung diterkam ..hammmmammmmmm...klakuan si kucing garong...
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
ya ampun sama2 edyan wkwkk ..malu nya 🤣🤣
mur:ciyuah
duh malunya kalian berdua.....deal sama sama malu maluin...mending ajak nikah felix aja jes...
mur:ciyuah
jessica ini emang gila....
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
bengek emang Jesika ini wkw
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
romantis si Felix inget ultah nona nya
Lestari Ami'ne Zia
uchhh tmbh seruuu uuppinn thor
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
kasian ya Jessica bukan salah dia dong kalo ibu nya meninggal karena biar dia tetap hidup harusnya si Aiden malah sayang bener bukan cuek ...

siapa pulak itu yang datang
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
wkwk hukuman yang menyenangkan bukan wkwk
Lestari Ami'ne Zia
up up upiiinnnn thorr ceritanya mkin bagus AQ syuka
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
kok bapak nya kaya orang bego ya ...diem aja anaknya di aniaya terus sama bini muda nya ..di fitnah hadeh
Ariany Sudjana
Aiden ini bodoh, lebih percaya sama dua nenek lampir daripada putri kandungnya sendiri. kapan sih mata Aiden akan terbuka, kalau dua nenek lampir ini ular berbisa?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!