Juanda Mahessa, 32 tahun, wajah tampan, dingin, tertutup serta kejam. ia adalah CEO muda Mahessa grup sekaligus pewaris tunggal. Prestasi yang luar biasa dan reputasi tanpa cela, membuatnya menjadi panutan dikalangan pebisnis dan wanita kalangan atas. Atas desakan sang kakek Solmon Mahessa yang mengharuskan juanda untuk segera menikah sebelum diusianya yang ke 32 tahun.
" Menikahlah dengan ku " kata Juanda, suaranya tenang namun penuh penekanan
" Apa kau mabuk? " Arumi Calista
" Aku serius, aku akan memberi mu uang 20 juta per bulan nya. kau hanya perlu menikah dengan ku " juanda Mahessa
Arumi tau ini gila, tapi ketika pilihan antara bertahan dalam kemiskinan atau mengambil kesempatan gila ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lembayung pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab10
Setelah semua para undangan pulang, kini hanya tinggal juanda dengan arumi saja. kakek solmon terus saja bertanya ini itu kepada arumi tanpa memperdulikan juanda yang duduk di sebelah nya
"Sudah lah kita harus pulang" juanda menarik tangan arumi yang sedang ngobrol dengan kakek nya
Arumi mendongak bingung "Hah" katanya
"Kamu ini, kakek baru saja bertemu dengan nya sekali ini, kamu malah mau bawa dia pulang"
"Lain kali kami datang lagi"
"Hm.. " solmon nampak menarik nafas nya
"Berhati-hati lah kalian di jalan"
"Iya kek, Arumi pulang ya kek" Arumi mencium tangan solmon sementara juanda hanya diam berdiri
"Ayo" juan menarik tangan arumi sampai didepan mobil
"Ish... lepaskan" dan tangan arumi terlepas
"Kamu nih ya, nggak ada sopan-sopan nya sama kakek. Emang salah ya kalau kakek mau ngobrol sama aku" tanya Arumi terlihat kesal dengan kelakuan Juan tadi
"Masuk lah jangan banyak protes"
Dan selama di perjalanan Arumi hanya diam saja sampai lah dirumah. saat di dalam kamar, Arumi sungguh sangat susah umum membuka resleting baju nya yang di belakang. Tangan nya sudah meraih namun tetep saja tak bisa
"Aduh....nih baju kenapa susah banget sih bukak nya. masak iya aku harus minta tolong sama si rubah itu" oceh nya terlihat kesal karena baju
Sementara juanda setelah mengganti pakaian nya menjadi pakaian rumahan, ia duduk santai di ruang tamu sambil memainkan handphone nya.
Karena tak bisa-bisa, maka arumi putus kan untuk meminta pertolongan dari sang suami. Menurun kan ego nya, arumi keluar kamar dengan pakaian yang masih sama
"Alu tau kamu nggak punya baju bagus, tapi nggak juga harus dipakai terus" sindir entah menghina, tapi itu lah juanda
"Heh, siluman rubah, aku tuh bukan nya nggak mau buka baju nya, tapi bajunya nggak bisa dibuka" ucapnya geram
"Nggak bisa gimana, itu baju kan masih terbuat dari kain bukan nya terbuat dari besi baja"
"Tangan ku nggak sampai untuk meraih resleting belakang nya" wajah arumi langsung cemberut
"Pfffttt"
Juanda menahan tawa
"Nggak usah ngeledek"
"Ya udah sini aku bantuin"
Lalu arumi mendekat kearah Juan duduk lalu arumi berbalik badan. Juanda berdiri lalu mencoba menurun kan resleting baju arumi. perlahan lahan tangan Juan menurun kan resleting itu. Dan saat sudah separuh, terlihat jelas punggung belakang nya arumi yang mulus putih bersih. Tangan juanda berhenti sejenak, jakun nya terlihat naik turun menahan rasa dari dalam.
Karena merasa aneh, arumi pun berkata "nggak usah diliatin terus, cepetan buka"
Buyar lamunan nya, lalu juanda terus menurun kan resleting nya sampai ke batas pinggang. Semakin jelas bentuk pinggang arumi yang ramping. Hasrat untuk menyentuh nya tiba-tiba hadir. karena merasa terlalu tenang, arumi lalu berbalik badan
"Jangan pernah berfikir yang macam-macam ya kamu" tunjuk arumi
"Hah" juanda mengerutkan kening nya
Namun malang nya, saat arumi hendak bergerak, kaki nya tersandung lalu ia terhuyung kedepan.Dan dengan cepat Juan menangkap tubuh arumi. Alih-alih menangkap malah mereka jatuh bersamaan diatas sofa dengan posisi arumi diatas tubuh juanda
Lima menit. lima menit mereka di posisi seperti itu. akhirnya sadar saat suara handphone Juan berbunyi
Arumi langsung bangkit, mereka terlihat sama-sama grogi. Namun arumi langsung masuk kedalam kamarnya dan Juan menerima panggilan telepon itu
Keesokan harinya
Hari ini Arumi akan melamar pekerjaan lagi. kali ini ia ingin mencoba keberuntungan nya di perusahaan terkenal Mahessa gup. Ia tak tau kalau perusahaan itu adalah kepunyaan sang suami.
"Mau kemana kamu" tanya juanda saat sang istri melintasi nya
Langkah kaki arumi terhenti
"Oh aku lupa bilang sama kamu, hari ini aku akan melamar pekerjaan"
"Kamu mau bekerja?"
"Iya"
"Apa uang yang tiap bulan kamu terima selama ini dari ku, apa itu masih belum cukup juga"
"Cukup, bahkan lebih dari cukup"
"Terus kenapa kamu masih mau bekerja"
"Aku bosen kalau harus dirumah terus"
"Ok, terserah kamu. Asal kamu tau saja batasan seorang istri itu gimana"
"Hello...apa kamu lupa kalau kita itu nikah hanya diatas kertas"
"Udah ah aku telat nih, bye.. " sambung arumi lagi langsung meninggal kan Juan sendirian
Juanda nampak menghela nafas
"Dasar keras kepala" gerutu nya
Sebelum pergi ke tempat tujuan, arumi akan menemui sinta terlebih dahulu. Karena sejak ia dipaksa pergi oleh anak buahnya Juan, arumi sama sekali tak pernah berkunjung lagi..
Dan kini Arumi telah berada di depan rumahnya sinta. Kebetulan sinta juga hendak pergi, jadi mereka bertemu di depan saja
"Hai" sapa arumi
"Arumi" sahut sinta kegirangan lalu memeluk erat sahabatnya itu
Dan setelah lima menitan, sinta meleraikan pelukannya dan menilik penampilan Arumi dari atas sampai bawah
"Lo mau kemana pakai baju seperti ini" tanya sinta
"Mau kerja. aku mau coba cari pekerjaan. Aku suntuk kalau dirumah terus"
"Apa suami lo nggak ngasih lo uang belanja sampai-sampai lo harus kerja juga"
Sinta memang sudah tau semuanya tentang kisah arumi. karena arumi pernah mengatakan semuanya
"Dia sih ngasih tiap bulan nya bahkan lebih"
"Terus kenapa lo masih mau kerja juga"
"Lah, kamu sendiri mau kemana, kok pagi-pagi udah rapih gini" Arumi mengalihkan topik pembicaraan
"Aku mau kerja lah"
"Kerja, emang kamu kerjanya dimana. Alu ikut dong" rengek Arumi memohon agar dirinya bisa ikut bareng kerja sama sinta
"Iya iya iya...kayak anak kecil aja lo. Ya udah ikut gue. Tapi, diterima apa ngga nya, gue nggak tau ya"
"Iya nggak apa-apa, yang terpenting sekarang aku bisa ikut kamu kerja"
"Ya udah ayok, nanti telat"
"Ok" dengan semangat 45 Arumi mengikuti sinta kerja
Di perusahaan
Juanda masih sibuk memeriksa beberapa dokumen penting yang akan di tanda tangani nya..
"Tok.... tok..."
Terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan
"Masuk lah" sahut Juan masih sibuk dengan dokumen nya
Lalu Ardi pun masuk dan menyerahkan sebuah map kecil berwarna coklat muda kepada tuan nya. Dan seketika tangan juanda berhenti dan menatap map tersebut
"Itu hasil penyelidikan saya mengenai nyonya" ucap Ardi
Juan lalu membuka dan membacanya secara terperinci. Jemari Juan terkepal kuat, ia geram saat membaca semua nya
"Ternyata mereka masih belum jera juga" monolognya geram
Juan menutup map itu dan berkata" bereskan semuanya dan jangan sampai ada yang tersisa"
"Baik tuan"
*****
"Kita udah sampai" ucap sinta setelah mereka sampai di tempat kerja nya
"Kamu kerja disini"
"Iya. yok ah nanti telat"
Namun, disaat Ardi hendak keluar dari loby, sekilas ia melihat Arumi yang tengah berada di bagian resepsionis sedang berbicara
"Nyonya Arumi, mengapa ia ada disini" oceh Ardi pelan
"Aku akan menghubungi tuan segera"
Maka Ardi menghubungi juanda dan menceritakan semua apa yang telah ia lihat
[ Apa, benarkah nyonya ada disini ] tanya Juan masih tak percaya
[ Iya tuan ]
[ Segera cari tau dibagian resepsionis mengapa ia datang ke perusahaan ini ]
[ Baik tuan ]
Dan panggilan telepon pun terputus.
Ardi lalu mendekati bagian resepsionis dan membisikkan sesuatu. Sementara arumi hanya diam. Sementara sinta telah mulai bekerja. sinta bekerja sebagai office girl dikantor itu. Meskipun begitu, gaji office girl dikantor itu sangat lah besar, sebab itu lah sinta betah dan bertahan bekerja dikantor itu
Beruntung nya Arumi sama sekali tak mengenali Ardi kalau ia adalah asisten sang suami.
"Baik lah anda diterima bekerja disini dan bisa langsung kerja sekarang juga" ucap salah seorang resepsionis itu setelah mendapatkan persetujuan dari Ardi
"Benarkah saya bisa langsung kerja disini" terlihat aura bahagia terpancar diwajahnya arumi
"Iya bu"
Tanpa ragu Arumi mengucapkan terima kasih kepada resepsionis itu
" Alhamdulillah akhirnya aku bisa bekerja juga" Arumi terlihat sangat senang
Maka hari itu juga Arumi resmi bekerja dikantor nya Juan sebagai salah seorang office girl.
Sementara Ardi kembali ke ruangan nya Juan dan melaporkan semua apa yang ia lihat
"Ternyata kau bekerja dikantor ini" monolog Juan
Nemu lagi bela ketiga.
ini udah bela ketiga yang ku temukan sifatnya menjengkelkan.
yang satu, sok polos, yang satu nganu, yang ini lagi minta tas baru.
beli sendiri/Right Bah!/