NovelToon NovelToon
THE MASK OF SILENCE

THE MASK OF SILENCE

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Akademi Sihir
Popularitas:261
Nilai: 5
Nama Author: MishiSukki

Di balik reruntuhan peradaban sihir, sebuah nama perlahan membangkitkan ketakutan dan kekaguman—Noir, sang kutukan berjalan.

Ditinggalkan oleh takdir, dihantui masa lalu kelam, dan diburu oleh faksi kekuasaan dari segala penjuru, Noir melangkah tanpa ragu di antara bayang-bayang politik istana, misteri sihir terlarang, dan lorong-lorong kematian yang menyimpan rahasia kuno dunia.

Dengan sihir kegelapan yang tak lazim, senyuman dingin, dan mata yang menembus kepalsuan dunia, Noir bukan hanya bertahan. Ia merancang. Mengguncang. Menghancurkan.

Ketika kepercayaan menjadi racun, dan kesetiaan hanya bayang semu… Siapa yang akan bertahan dalam permainan kekuasaan yang menjilat api neraka?

Ini bukan kisah tentang pahlawan. Ini kisah tentang seorang pengatur takdir. Tentang Noir. Tentang sang Joker dari dunia sihir dan pedang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MishiSukki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33: Tambang Merah dan Bara Dendam

Noir menambang dengan tubuh letih bersama ratusan budak lainnya. Suara denting cangkul yang menghantam batu bersahutan, menciptakan simfoni mengerikan di dalam perut bumi. Tangannya melepuh, kulitnya pecah dan mengering, dan kuku-kukunya menghitam oleh tanah dan debu kristal sihir yang tajam.

Setiap helaan napasnya terasa berat dan panas, paru-parunya menyesak di udara yang pengap dan lembap. Dinding tambang berpendar samar oleh cahaya merah yang memancar dari kristal-kristal sihir, menyulap lorong itu seperti rahim bumi yang membara—sebuah rahim yang melahirkan penderitaan tanpa akhir.

Di antara mereka, para mandor tambang berjalan mondar-mandir, menggenggam pecut panjang dengan genggaman penuh kekuasaan. Mereka berteriak seperti binatang liar, memerintahkan kerja tanpa henti. Suara cambuk yang menyayat udara sering kali disusul oleh erangan budak yang tubuhnya dihantam tanpa ampun.

"Gali lebih dalam! Kristal itu lebih berharga dari nyawa kalian!" teriak salah seorang mandor, wajahnya bermandikan keringat dan debu.

Noir tidak menjawab. Tidak ada yang menjawab. Hanya suara cangkul yang terus menghantam batu, batuk darah yang ditelan diam-diam, dan gemeretak tulang yang menahan rasa sakit. Tubuh Noir memang hidup—tapi jiwa dan raganya menanggung luka-luka yang tak terlihat, sisa-sisa racun dari eksperimen Geraldine.

Residu potion itu masih membara di dalam nadinya, membuat kepalanya pening, pandangannya buram, dan sesekali batuk darah menodai tanah di bawahnya. Namun, ia terus menggali. Setiap tetes keringat, setiap ayunan cangkul, adalah sisa-sisa kesadaran yang bertahan dalam satu kata: "Bertahan."

Hari demi hari berlalu seperti siklus neraka yang tak pernah selesai. Setiap pagi dimulai dengan teriakan mandor, derit pecut yang mengoyak udara, dan rasa lapar yang menggerogoti lambung. Noir menggali, memikul, dan menyeret karung-karung kristal tanpa tahu kapan semua ini akan berakhir.

Tubuhnya semakin melemah. Luka-luka bekas cambuk di punggungnya tak kunjung sembuh. Beberapa mulai mengering, tapi lebih banyak yang menganga, meradang dan panas seperti terbakar. Setiap kali keringat menetes di atasnya, rasa perihnya seperti ditusuk jarum api.

Langkah Noir menjadi lebih goyah. Bahkan untuk menggenggam cangkul, tangannya mulai bergetar. Matanya kadang buram, dunia berputar tak menentu, dan dadanya sering terasa sesak. Kadang ia menyandarkan tubuhnya ke dinding batu tambang, menarik napas pelan sambil mencoba menahan batuk.

Tapi setiap kali darah keluar bersama lendir dari mulutnya, ia tahu—waktu yang dipinjamkan padanya sudah tidak banyak lagi.

Di dalam kegelapan dan penderitaan itu, ada bara kecil yang belum padam. Api itu bernama dendam. Dan ia menyala… diam-diam… dalam kegelapan. Itulah satu-satunya hal yang membuatnya terus bergerak maju, bahkan ketika tubuhnya sudah tidak lagi mau menurut.

Dendam itu adalah kompasnya, tujuannya, dan satu-satunya alasan ia masih berjuang. Ia bukan lagi manusia, bukan lagi budak. Ia adalah sebuah bom waktu yang berjalan, menunggu saat yang tepat untuk meledak, dan membakar semuanya.

Di sampingnya, suara gedebuk keras menghentikan ayunan cangkul Noir. Seorang budak yang lebih tua, dengan janggut yang memutih dan punggung membungkuk, jatuh. Kristal yang dipikulnya tumpah, berhamburan di lantai batu. Sang mandor yang sedari tadi mondar-mandir segera berbalik.

Wajahnya memerah, matanya menyala. Tanpa ragu, ia melayangkan pecutnya. Sekali, dua kali, tiga kali. Suara cambukan memekakkan telinga, dan erangan si budak terasa seperti pisau yang mengiris udara.

"Bangun, sampah! Kerja atau mati!" teriak mandor itu.

Budak itu mencoba bangkit, tangannya gemetar, tetapi tubuhnya tidak lagi mau menurut. Darah mengalir dari luka-luka di punggungnya, membentuk genangan merah gelap di antara kristal-kristal yang berserakan. Perlahan, matanya mulai kosong, dan napasnya berhenti. Ia tidak lagi bergerak. Ia mati.

Para budak lain menunduk, tidak ada yang berani menatap. Mereka terus menggali, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Kematian adalah hal yang biasa di tempat ini, hal yang diharapkan. Tapi Noir tidak bisa. Ia tidak bisa mengalihkan pandangannya. Ia melihat wajah budak itu, wajah yang penuh dengan penderitaan dan keputusasaan. Dan di sana, ia melihat bayangannya sendiri. Ia melihat akhir yang menantinya.

Rasa muak dan amarah yang dingin mengalir di dalam nadinya, mengalahkan rasa sakit dan lelah. John, Liora, Pangeran Jack—mereka semua hanyalah parasit, melahap nyawa orang-orang seperti budak ini. Noir menggenggam cangkulnya erat-erat, sendi-sendinya memutih.

Jika ia tidak bisa mati, jika tubuhnya ditakdirkan untuk bertahan dari semua penderitaan ini, maka ia akan menggunakannya untuk menghancurkan mereka semua. Ia akan menjadi monster yang mereka ciptakan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!