NovelToon NovelToon
Amor Tenebris (Oh Lord Vampire, I Am Your Mate.)

Amor Tenebris (Oh Lord Vampire, I Am Your Mate.)

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Vampir / Cinta Beda Dunia
Popularitas:355
Nilai: 5
Nama Author: Eisa Luthfi

Amor Tenebris (Cinta yang lahir dari kegelapan)

“Di balik bayangan, ada rasa yang tidak bisa ditolak.”


...

New Book, On Going!


No Plagiat❌
All Rights Reserved August 2025, Eisa Luthfi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eisa Luthfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

...◾▪️Amor Tenebris ▪️◾...

Bab 18 – Strategi di Bawah Sinar Purnama

Sinar bulan menembus celah tenda, menyapu pasir gurun dengan cahaya perak yang menusuk mata. Angin dingin membawa aroma tanah basah dari oasis dekat, menciptakan atmosfer yang sepi tapi penuh ketegangan. Lyra berdiri di tepi bukit pasir, tangan gemetar karena sisa energi simbol yang masih bergetar di tubuhnya.

Ardelia muncul dari bayang-bayang tenda, langkahnya ringan tapi penuh tujuan. “Kau harus berhati-hati,” katanya, menatap Lyra dengan mata yang tajam. “Mereka tidak akan menyerang sembarangan, tapi setiap gerakan kita diawasi.”

Lyra menatap catatan simbol yang baru saja ia salin lagi. “Aku masih belum mengerti sepenuhnya. Mengapa simbol ini… terasa seperti hidup?”

Ardelia mendekat, menepuk pundak Lyra dengan lembut. “Karena simbol itu bukan sekadar pahatan kuno. Ia adalah peta energi, jalur yang menghubungkan dunia manusia dan vampir. Dan kau… kau memiliki kunci untuk membacanya.”

Lyra menelan ludah. “Kunci? Maksudmu aku… bisa membuka jalur itu?”

Ardelia mengangguk. “Tidak sembarang manusia bisa melakukannya. Kau… berbeda. Darahmu, energi simbol, dan keberadaan Theron… semua berpadu, menciptakan resonansi yang mereka tidak mengerti.”

Malam itu, mereka mulai merancang strategi. Ardelia menunjukkan peta gurun, titik-titik lokasi simbol, dan kemungkinan jalur pengawasan faksi vampir yang mengintai. Setiap langkah direncanakan dengan cermat—siapa yang harus berada di mana, kapan harus mengaktifkan simbol, dan bagaimana menghindari mata pengintai.

“Jika mereka mendekat, kita akan menarik energi ke satu titik,” Ardelia menjelaskan sambil menunjuk pola di peta. “Kau bisa menciptakan benteng perlindungan sementara. Tapi ingat, itu hanya menunda, bukan menyelesaikan masalah.”

Lyra mengangguk, meski jantungnya berdebar. Ia merasakan tanggung jawab yang lebih besar daripada sebelumnya. Energi simbol bukan mainan. Ia harus belajar mengendalikannya, atau mereka semua—bahkan Ardelia—bisa terancam.

Malam semakin larut, dan suara gurun yang biasanya sepi kini terasa asing. Ada desah di kejauhan, langkah-langkah samar yang membuat pasir bergetar. Lyra menatap gelap, dan untuk sesaat, bayangan Theron muncul di antara bukit. Wajahnya tembus pandang, namun sorot matanya menyimpan pesan yang jelas: jangan bertindak gegabah.

Ardelia merasakan itu juga. “Kau lihat?” bisiknya. “Dia mengawasi, tapi tidak bisa hadir langsung. Lord telah memberinya tugas yang… ketat. Kau harus menjadi tanggung jawabmu sendiri malam ini.”

Lyra menarik napas, mencoba menenangkan diri. “Aku bisa melakukannya,” katanya lirih, tapi keyakinan itu tidak datang begitu saja. Ia harus belajar membaca energi simbol, mengantisipasi gerakan vampir lain, dan tetap menjaga rahasia dunia manusia.

Beberapa jam berikutnya, mereka mulai menguji jalur simbol di gurun terbuka. Cahaya lembut menyebar dari telapak tangan Lyra, membentuk lingkaran energi yang memantul di pasir. Ardelia berdiri di sampingnya, memantau pergerakan simbol, memberi arahan, dan sesekali menandai jalur yang tampak beresiko.

“Bagus… kau mulai merasakan resonansinya,” Ardelia memuji. “Tapi jangan terlalu lama. Mereka bisa melacak setiap getaran energi.”

Tiba-tiba, suara langkah dari jauh terdengar lebih jelas, diikuti bisikan yang menusuk telinga Lyra. Ia menutup mata, fokus, dan mencoba memisahkan suara manusia dari energi vampir. Dalam sekejap, bayangan samar muncul—beberapa vampir, lebih banyak dari sebelumnya, mengintai mereka dari balik bukit dan oasis.

Lyra menelan ludah, detak jantungnya meningkat. “Mereka datang lebih cepat dari yang kita perkirakan.”

Ardelia mengangguk. “Kita tidak bisa mundur. Kau harus menyiapkan benteng simbol, dan aku akan menandai jalur mundur.”

Energi simbol Lyra memancar lebih kuat, membentuk dinding cahaya tembus pandang. Vampir yang mendekat menahan langkah, merasakan kekuatan yang asing bagi mereka. Namun satu hal jelas: ini hanya pertahanan sementara. Lyra bisa merasakan tarikan dari mereka, ingin menembus benteng dan merasakan energi simbol secara langsung.

Bayangan Theron muncul lagi, dekat dengan Lyra, namun masih dalam wujud tembus pandang. “Kau melakukan yang benar. Pertahankan fokus. Jangan biarkan ketakutan menguasaimu.”

Lyra menelan ludah, merasakan kekuatan simbol yang semakin berat di tubuhnya. Tubuhnya bergetar, dan energi simbol hampir tidak terkendali. Namun ia menahan diri, menarik kekuatan dari dalam, dan membentuk pola baru—lingkaran ganda yang lebih kompleks, memantul di pasir, memancarkan cahaya lembut yang membuat bayangan vampir mundur perlahan.

Ardelia menatapnya kagum. “Kau… kau bisa mengubah pola! Itu luar biasa!”

Lyra tersenyum tipis, meski keringat menetes di dahinya. “Aku… belajar cepat. Tapi ini masih beresiko.”

Beberapa saat kemudian, keheningan kembali menyelimuti gurun. Vampir yang mengintai mundur, tetapi Lyra tahu itu hanya sementara. Bayangan Theron menatapnya dengan mata yang dalam. “Ini baru permulaan. Setiap kali kau mengaktifkan simbol, mereka akan semakin penasaran. Dan kau… kau akan semakin terlihat.”

Lyra menatap bulan purnama. Cahaya perak memantul di pasir, dan ia merasakan satu hal: keberanian. Ia mungkin manusia, tetapi malam ini, di gurun, dengan Ardelia di sampingnya, ia mulai menyadari bahwa dirinya tidak lagi menjadi korban. Ia adalah pemain dalam permainan yang jauh lebih besar daripada yang pernah ia bayangkan.

“Bagaimana jika mereka menyerang lebih banyak lagi?” tanya Lyra, suara bergetar tapi tegas.

Ardelia tersenyum samar, mata penuh strategi. “Kita akan belajar menari dengan bayangan. Setiap serangan, setiap pengintaian, akan menjadi pelajaran. Kau akan menguasai simbol, dan aku akan menuntun mu. Tetapi kau harus selalu ingat… dunia manusia tidak boleh melihat apa yang kita lakukan. Rahasia ini harus tetap tersembunyi.”

Lyra mengangguk. Malam itu, mereka duduk di gurun, memetakan langkah berikutnya. Gurun yang sunyi menjadi saksi latihan simbol pertama yang nyata, sekaligus awal dari strategi pertahanan dan investigasi mereka.

Di kejauhan, bayangan sosok bermahkota hitam terlihat menatap Lyra, diam, mengingatkan bahwa ancaman itu nyata dan tak bisa diabaikan. Tapi untuk pertama kalinya, Lyra merasa tidak sendirian. Ia memiliki Ardelia sebagai sekutu, simbol sebagai senjata, dan bahkan bayangan Theron sebagai panduan yang membatasi dirinya, namun tetap ada untuk menjaga.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!