"Hai ganteng, malam ini, mau bermalam bersamaku?"
~ Keira ~
"Kau tidak akan menyesalinya kan, little girl?"
~ Reynald ~
**********
Demi bisa menghadiri pesta ulang tahun pacarnya di sebuah klub malam, Keira nekat mencari cara untuk kabur dari pengawasan Raka, sang kakak yang overprotektif, dengan bantuan sahabatnya, Selina. Namun, sesampainya di sana, betapa terkejutnya ia saat mendengar bahwa Dion, kekasih yang selama ini ia sembunyikan dari sang kakak, justru malah menghina Keira di depan teman-temannya.
Hatinya hancur. Di tengah rasa sakit dan kekecewaan, Keira bersumpah akan mencari laki-laki lain yang jauh lebih tampan dan mempesona dari Dion. Saat itulah ia bertemu dengan sosok pria asing yang sangat tampan di klub. Mengira pria itu seorang host club, Keira tanpa ragu mengajaknya berciuman dan menghabiskan malam bersama.
Namun, keesokan harinya, Keira baru menyadari kalau pria yang bersamanya semalam ternyata adalah Reynald, teman dekat kakaknya sendiri!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Habis Manis Sepah Dibuang
"Hai, Dek Keira,"
Keira benar-benar dibuat kaget karena sekarang Marisa tau-tau sudah ada di dalam rumahnya. Wanita itu tampak santai menikmati makan siang di ruang makan bersama dengan Reynald saat Keira baru pulang dari kampus.
"H-hai," Keira menyapa dengan wajah terpaksa.
Apa-apaan ini? Kenapa wanita ini sekarang bersikap serasa di rumah sendiri?
"Sini, sini, Kakak tadi bawa makanan ke sini. Kamu coba juga, ya?" Marisa menarik Keira agar ikut duduk di kursi meja makan. Karena sudah ditarik begitu, mau tak mau Keira menurut. Ia kini duduk tepat di samping Reynald.
"Ini hasil masakan Kakak sendiri loh," Marisa berkata dengan bangga. "Cobain deh, enak nggak? Kalau kata Raka sama Reynald tadi sih enak,"
Keira melirik ke arah Reynald yang sama sekali tak melihat ke arahnya.
Apa-apaan pria ini? Kenapa gue merasa seperti habis manis sepah dibuang?
"Berarti seharusnya nggak masalah dong kalau Reynald deket sama cewek mana pun, kalian kan juga belum jadian. Kenapa Lo malah galau begini?"
Perkataan Selina saat di kampus tadi kembali terngiang-ngiang di kepala Keira. Membuat batinnya terasa kalut.
"Nih, cobalah," Marisa mengulurkan semangkuk kecil sop ayam pada Keira. Keira menerimanya sambil menganggukkan kepala canggung. Lantas, ia pun mencobanya.
Enak! batin Keira saat rasa sop itu menyapa lidahnya. Gue sebenernya pengen mencari-cari kesalahan dia, tapi kenapa masakannya aja bisa seenak ini?
"Gimana? Enak kan?" Marisa bertanya dengan nada antusias.
"Ehm," Keira menjawab sambil mengangguk singkat. Awalnya ia mau berbohong supaya mempermalukan Marisa, tapi lidahnya yang melahap makanan itu dengan nikmat berkata lain.
"Syukurlah," wajah Marisa terlihat senang. "Untung Reynald tadi bilang supaya aku bawa masakanku ke sini,"
Apa? Keira langsung menoleh ke arah Reynald. Kenapa Lo nyuruh dia bawa makanan ke sini segala?
"Masakan kamu enak soalnya, sayang kalau nggak dimakan kan?" Sahut Reynald sambil tersenyum.
Cara bicara Reynald saat ini terdengar begitu manis di telinga Keira. Apa itu? Kenapa Lo seolah terkagum-kagum sama cewek ini? Semudah itu kah Lo berpindah hati?
"Dek Keira mau nambah?" Marisa ternyata masih menatap Keira. "Sini, biar Kakak tambah lagi," Katanya sambil menarik mangkuk Keira.
"Eh, nggak usah Kak," Keira berusaha menarik mangkuknya kembali. "Aku udah kenyang,"
"Aduh, kamu cuma makan sedikit, gimana bisa kenyang, sih? Udah, nggak apa-apa, sekali-kali makan yang banyak! Jangan diet mulu, ah!" Marisa menarik mangkuk Keira lagi.
"Nggak usah Kak, beneran, aku udah kenyang," Tolak Keira sambil kembali menarik mangkuknya.
"Nggak mungkin makan segitu udah kenyang,"
"Beneran Kak, nggak usah!" Keira yang terlanjur kesal tidak sengaja menyenggol mangkuk itu hingga isinya tumpah dan mengenai Marisa.
"Aduh!" Marisa langsung berdiri dari duduknya. Kuah sop ayam membasahi baju dan celananya.
"Astaga, Marisa, kamu nggak apa-apa?" Reynald buru-buru menghampiri Marisa. "Ya ampun, bajumu jadi kotor begini. Padahal nanti kamu masih ada sidang, kan?"
"Hehehe, iya," Marisa berkata sambil setengah tertawa. "Udah nggak apa-apa kok, nanti aku bisa mampir ke rumah lagi sebelum balik ngantor,"
"Tapi urusan kita di sini kan belum selesai, bisa-bisa kamu masuk angin kalau nunggu bajumu kering sendiri,"
Reynald lalu beralih menatap Keira. "Oh ya, Keira,"
Keira mendongakkan kepala menatap Reynald.
"Tolong kamu cucikan bajunya Marisa ya. Sekalian pinjamkan baju ganti untuk Marisa. Supaya bisa dia pakai sementara setelah bajunya kering,"
"Hah?" Keira langsung mengernyitkan dahi. "Kenapa harus Gue yang cuci bajunya?"
"Karena kamu yang sudah membuat bajunya kotor," Raka muncul sambil menyentil pelan dahi Keira. "Jadi kamu yang harus bertanggungjawab,"
"Eh, nggak usah, Raka," Marisa menggelengkan kepalanya, merasa tak enak hati. "Tinggal aku lap aja pakai tisu kok,"
"Tapi pasti kamu merasa nggak nyaman, kan?" di mata Keira, Reynald sekarang benar-benar terlihat sangat perhatian pada wanita itu. "Badan kamu pasti akan terasa lengket. Sudah, kamu tidak perlu merasa tidak enak pada Keira. Anggap saja dia seperti adikmu sendiri,"
What? Sejak kapan Gue mengakui dia sebagai kakak gue? Lo nggak usah ngadi-ngadi ya! batin Keira kesal.
"Dek," Raka yang ada di sampingnya menyenggol dengan bahu. "Cepet ambilin baju ganti buat Marisa,"
Keira menatap kakaknya itu dengan wajah kesal. Tapi karena sudah disuruh, mau tak mau dia menurut juga meski sambil menghentakkan kaki.
Beberapa saat kemudian Keira kembali lagi ke ruang makan dan membawa sepasang pakaian miliknya.
"Nih," katanya pada Marisa dengan wajah tidak ikhlas.
"Makasih.. Ruang cucinya dimana, ya? Biar aku cuci sendiri baju kotorku,"
Keira sudah mau menjawab, tapi Raka buru-buru menyahut.
"Udah, tinggal aja di kamar mandi. Biar Keira yang cuci. Anak ini harus belajar bertanggungjawab,"
"Eh, tapi aku nggak enak Ka.."
"Nggak apa-apa, Keira juga nggak keberatan kok. Lagipula, kita kan masih ada urusan yang harus diselesaikan," kata Reynald.
Keira langsung melayangkan tatapan tajam ke arah dua pria itu. Kenapa mereka memutuskan pendapat Gue tanpa nanya ke Gue dulu?!
"Kalau gitu, Kakak minta tolong ya Kei," Marisa tersenyum pada Keira. Lalu ia pun bergegas ke kamar mandi untuk mengganti bajunya. Sementara Raka dan Reynald melanjutkan mengobrol berdua, tanpa mempedulikan tatapan Keira.
"Kalau gitu kita bahas sedikit dulu sambil menunggu Marisa," kata Raka sambil berjalan menuju ruang tengah bersama Reynald. Keira yang kesal pada sang kakak berlari ke arahnya dan melayangkan tangan.
Plakkkk!
Ia pukul bahu Raka keras-keras.
"Aduh!" Raka langsung mengaduh kesakitan sambil menatap heran ke Keira.
"Kamu apa-apaan sih, Dek?!"
"Nggak apa-apa," Keira menjawab dengan nada ketus sambil menjulurkan lidah. Setelah itu, ia bergegas pergi ke ruang cuci yang ada di sebelah kamar mandi.
...----------------...
...Ada yang kesel nih karena merasa dicuekin🤭...