Gimana jadinya jika Putri bangsawan kelas atas jatuh cinta pada Kesatria yang ternyata merupakan keturunan iblis.
Awalnya sang putri hanya ingin berteman dan bermain bersama. Namun disaat sedang bermain, mereka berdua diserang iblis jahat. Mereka berdua dalam bahaya, sang putri tak bisa berbuat apa apa. Untung saja si mc keturunan iblis, jadi dia bisa melindungi sang putri.
Mulai saat itu sang putri berjanji untuk membalas budi pada sang mc, bahkan berjanji untuk menjadikannya suami.
Karya ini hanya karangan belaka, segala sesuatu yang mirip hanyalah kebetula.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zeyynmaloth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dahsyatnya Lightsworn
"Tak ku sangka ternyata kau memang benar orangnya. Aku senang pada kenyataan itu," ucap Guinevere. Senyum tipis terlihat sangat manis seperti segudang gula.
"Benar apa?" tanya William. Kepala bagian belakang digaruk tanpa sadar.
"Enggak kok." Tangan Guinevere ditempatkan dibelakang dan senyumannya melebar sehingga menambah keimutannya.
"Ternyata dia lebih cantik dari yang aku bayangkan," bisik William. Hatinya mengembang dan ringan seakan bisa menari di atas awan. Guinevere mendengar jelas ucapan William yang seharusnya hanya bisa didengar oleh orang yang berada di depannya dalam jarak sejengkal.
"B... baiklah, aku tak punya waktu banyak, aku harus segera mengalahkan musuh ku," ucap Guinevere dengan masih meninggalkan pipi merahnya. "Ya aku juga sama, malah aku harus segera kembali ke istana kalau tidak kerajaan Tudor akan hancur," balas William.
"Melihat matanya yang terluka, aku jadi ingat kejadian 10 tahun yang lalu." Pikir Guinevere. Dia mengerti bahwa William sedang terlibat pertarungan hebat.
"Oohhh iya, kenapa kau membawaku kesini?" tanya William. Matanya yang terkunci pada Guinevere membuat nya tak henti-henti memunculkan warna merah merona pada pipi.
"Hei jangan salah sangka dulu! aku tak memindahkan mu kesini tau," balas Guinevere. Kedua tangannya melambai disertai mata yang berkata "Sudah hentikan pandangan mu William. Aku mali tahu."
"Lalu kenapa kita bisa bertemu disini?"
"Hhpmm... Mana aku tau." Terlihat jelas mata Guinevere menghindar, bukan karena malu.
Tiba tiba mereka berdua terbang saling mendekat. Mereka tak bisa menahan gaya gravitasi yang saling tarik menarik itu. William bahkan berusaha memberontak namun tak membuahkan hasil.
"Apa ini woy?"
"Bukan akuu, percayalah William!"
Begitu tubuh mereka bersentuhan, cahaya terang menyelimuti mereka berdua. Energi sihir cahaya yang kuat masuk ke dalam tubuh keduanya untuk sementara.
Saat membuka mata, William tersadar sudah kembali di istana Tudor dengan kondisi yang sehat. Rasanya tubuh ini lebih ringan dari sebelumnya. "Apa ini? pedang apa ini?" Matanya terkunci pada pedang yang terus memunculkan cahaya terang.
"itu Lightsworn," balas Guinevere. William menyadari bahwa tidak ada Guinevere dimanapun, padahal suaranya berbisik. "Hei Putri, kau ada dimana?" Kepala William bergerak dan matanya melihat sekitar, tak mau berhenti sebelum melihat Guinevere.
"Eehmm.... bisa dibilang sih kita menyatu." "Aapaaa?" Seketika William terkejut.
Serangan sihir Lucent meluncur ke William menganggu percakapan keduanya.
WUSSHHPPP...
Sihir Lucent berhasil ditangkis bahkan dihilangkan oleh bulatan perisai yang tiba-tiba muncul melindungi William.
"Anehnya kau bisa bangkit lagi. Kalau begitu, aku akan menghabisi mu dulu sebelum Princess Mary."
"Iblis itu sepertinya sangat kuat." komentar Guinevere. "Kau benar, dia sendirian telah membunuh ratu dan raja Tudor," balas William.
"Yakinlah kita berdua lebih kuat daripada iblis itu!" Seru Guinevere.
"Sebaiknya ucapanmu benar."
"Aku tak bercanda tahu."
"Hei, kita malah diskusi dalam hati. Sungguh keanehan." William memegang kepalanya, tak mengerti dengan apa yang terjadi.
"Ya iya dong, ini lah kehebatan Lightsworn." balas Guinevere dengan bangganya.
"Baik lah Guiny, kita habisi dia bersama! walau kau jadi pedang sih, hehe." canda William.
"Hei, kau pikir sedekat apa kita hah? Sampai kau memanggilku Guinevere. Jadi malu tahu." Detak jantungnya tak beraturan saat mengatakannya.
Di sisi lain, Lucent yang bersiap menerima serangan dibuat keheranan. "Kenapa kau hanya berdiam saja bocah? DEMON TRIANGLE OF DEATH!!." Sihir Lucent diluncurkan pada William.
"LIGHTSWORN SUPER SLASH!!"
William membalasnya dengan serangan balik. Tebasan sakti William berhasil menembus bahkan memusnahkan jurus pamungkas Lucent dan kemudian serangan slash itu berhasil mengenai Lucent.
"AAARRGGHHHHH..." Lucent terpental jauh oleh serangan dahsyat Lightsworn.
"Ternyata benar, dia jadi sangat kuat." Lucent memuji William begitu terbaring di tanah.
"Baiklah William, kita akhiri saja nyawa iblis itu disini. Ada dua Demon Lord yang menunggu kedatangan ku."
"Baik tuan putri." nadanya terdengar sangat menghormati dan mengagumi.
"LIGHTSWORN SPEED UP!!"
Mantra William membuatnya diselimuti energi cahaya. Seketika itu, gerakan William tambah cepat dan gesit. Bahkan bagi Lucent, kecepatan itu seperti cahaya. Lucent pun langsung kalah telak, dia tak mempunyai celah untuk melawan. Bahkan dalam waktu 2 detik Lucent berhasil dipotong potong kecil layaknya daging kambing cincang.
"Guiny, dia sudah kalah." Bola matanya melihat sekitar, tampak tumpukan mayat yang menghiasi istana Tudor.
"Korban perang yang masih hidup masih bisa diselamatkan. Maka dari itu gunakanlah Lightsworn Heal agar menyelamatkan mereka." Jelas Guinevere.
"LIGHTSWORN HEAL!!!"
Keluar lah cahaya terang yang terpancarkan dari pedang Lightsworn. Kemudian para korban perang pun yang masih hidup langsung bangkit dan berdiri selayaknya terlahir kembali. Bukan hanya prajurit korban perang dan Putri Mary yang sembuh, tapi Istana pun berdiri kokoh lagi seperti sebelumnya.
"Istana pun kokoh lagi? Ini luar biasa."
"Tentu saja. William, mari kita teleportasi ke akademi sihir."
"Baik."
"Ohh iya, jangan lupa, pakai wujud ku ya." ucap Guinevere. Seketika, tubuh yang tadinya lelaki gagah, jadi tubuh gadis muda.
Tanpa mengucap apapun, tiba tiba tubuh William dipenuhi cahaya, dan mulai menghilang. Sampailah mereka di kebun belakang akademi sihir, lebih tepatnya di udara. Tampak dua Demon Lord masih menunggu Guinevere karena tak puas menyiksa.
"LIGHTSWORN SUPER SLASH!!"
Serangan itu hampir mengenai Lilith dan Helena karena kecepatan nya yang hampir tak bisa dihindarkan.
"Kau siapa? Kau Putri Guinevere kan?" Tanya Helena. Pandangan dia diangkat dan matanya tak berhenti henti menatap Guinevere, mencoba memahami apa yang telah terjadi.
"Dia memang Putri Guinevere, tapi kenapa tiba tiba muncul dan kenapa tiba tiba memakai pedang?" Lilith pun mulai keheranan.
"Kelihatannya dia lebih kuat."
"Aku setuju, Helena berhati-hati lah!" seru Lilith.
"Hei, kalian malah asik sendiri. Ajakin aku dong!" seru Guinevere. Dia terbang melesat secepat kilat mengarah lada keduanya.
Lilith yang sedang waspada, tiba-tiba otaknya mulai memahami sesuatu. "Apa jangan-jangan, itu kekuatan Lightsworn?"
"LIGHTSWORN RING!! " Penuh kesengajaan, Guinevere mengucap matranya dalam hati.
Lilith yang terkena serangan itu langsung tak sadarkan diri, walaupun matanya terbuka, tapi tatapannya kosong. Tubuhnya terjebak dalam cincin cahaya yang besar.
"Lilith..." Suara Helena begitu keras. Otaknya mulai memahami sesuatu, bahwa dia tak mungkin bisa menang melawan Princess Guinevere kali ini. Dengan cepat dia melarikan diri sehingga hanya tersisa partikel keungu unguan.
"Yahh sepertinya dia melarikan diri. Kamu sih refleknya kurang," ejek William.
"Sayang sekali, dia sedang beruntung kali ini. Tapi tak apa, kita masih punya satu daging segar."
"LIGHTSWORN SPEED UP!!." Mantra pun dikeluarkan. Serangan tebasan pun tak bisa dihindari Lilith, Lilith mati tanpa perlawanan karena terikat. Lilith berakhir terpotong kecil-kecil seperti daging kambing cincang.
"Dia telah kalah, sekarang kita sembuhkan yang lain."
"Kau benar, mari," balas Guinevere.
"LIGHTSWORN HEAL!!."
Seketika para murid dan guru pun kembali sehat tanpa ingat apa yang terjadi setelah berbincang dengan Don. Semua kembali sehat, kecuali Don. Para murid dan guru keheranan, tak memahami apa yang telah terjadi.
"hei bukan kah itu Princess Guinevere?" tanya Teddy sembari menunjuk Guinevere. Keadaan mulai ricuh. Pertanyaan apa yang telah terjadi pun ditanyakan terus dari setiap murid atau guru kepada lawan bicara mereka masing masing.
"William, Lightsworn yang belum sempurna seperti ini memiliki batas waktu yang singkat." ucap Guinevere. Jauh di lubuk hatinya dia ingin William membalas "Iya, padahal aku ingin bersamamu lebih lama lagi."
"Kau bercanda? Ini sudah sangat luar biasa, dan kai sebut itu belum sempurna?" William malah menanyakan hal semacam itu.
"Ini belum sempurna kau tahu?"
"Kau membuat ku penasaran saja."
"William. Terima kasih banyak yah. Ingatlah aku akan membalas budi bagaimanapun caranya," ucap Guinevere. Hati William menjadi hangat mendengar kesungguhan itu. "Guiny, aku juga ucapkan terima kasih banyak. Tanpa kau, mungkin Tudor sudah di ambang kehancuran," balas William.
"Sama-sama."
Keduanya berada di Lightsworn Dimension lagi. Kedua mata bertemu sehingga membuat perasaan rindu padam. "Ini seperti mimpi indah saja. Rasanya aku telah mati lalu memimpikan ini semua di surga," ungkap Guinevere.
"Guiny, jaga dirimu baik-baik. Aku akan selalu menunggu." Ucapan William yang seperti itu membuat pipi merah merona kembali, fokus Guinevere pun seluruhnya tertuju pada perkataan William. "Aku akan menantikan momen dimana kita bertemu lagi. Ingatlah janji kita." Ucapan itu membuat Guinevere menggigit bibir pelan, menahan senyuman yang tak bisa disembunyikan. Antara perasaan malu dan senang, semua berpadu menjadi satu.
Belum sempat membalas William, tiba-tiba saja Lightsworn memisahkan keduanya. Perpisahan yang manis itu membekas dalam memori untuk selamanya.
Saat William maupun Princess Guinevere melihat sekitar. Keduanya mendapat sambutan hangat dan dianggap pahlawan. Namun, perasaan senang ini tak sama dengan momen indah yang baru saja tercipta.