NovelToon NovelToon
Istrimu Aku, Bukan Adik Iparmu

Istrimu Aku, Bukan Adik Iparmu

Status: tamat
Genre:CEO / Selingkuh / Keluarga / Angst / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Tamat
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Caca Lavender

Yujin hanya ingin keluarga utuh dengan suami yang tidak selingkuh dengan iparnya sendiri.

Jisung hanya ingin mempertahankan putrinya dan melepas istri yang tega berkhianat dengan kakak kandungnya sendiri.

Yumin hanya ingin melindungi mama dan adiknya dari luka yang ditorehkan oleh sang papa dan tante.

Yewon hanya ingin menjalani kehidupan kecil tanpa harus dibayangi pengkhianatan mamanya dengan sang paman.
______

Ketika keluarga besar Kim dihancurkan oleh nafsu semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca Lavender, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masih Bertahan

Sudah genap satu minggu Sumin dirawat di rumah sakit. Kondisi gadis itu berangsur membaik. Saat ini, Sumin duduk bersandar di ranjangnya dengan selimut menutupi tubuhnya hingga perut. Wajahnya masih pucat, tapi matanya lebih hidup daripada beberapa hari lalu. Rambutnya dikepang dua oleh Yujin pagi tadi, seperti dulu saat dia masih kecil.

Ketukan pelan terdengar dari pintu.

Yujin yang sedang menyusun obat di meja samping pun menoleh. Begitu pintu terbuka, tiga orang masuk. Jisung menuntun Sunghan di sisi kiri, yang membawa boneka serigala kecil, dan di sisi kanan Jisung, Yewon berjalan pelan dengan tangan menggenggam erat jemari sang papa.

Sumin langsung menegakkan punggungnya. Matanya membulat melihat adik-adiknya yang begitu ia rindukan, "Hannie... Wonnie..."

Sunghan, tanpa pikir panjang, langsung melepaskan tangannya dari Jisung dan berlari kecil ke sisi tempat tidur.

"Kak Minnie!" serunya, memeluk lengan kakaknya erat, “kakak lama sekali tidak pulang. Aku pikir kakak akan pergi selamanya seperti papa."

Kalimat itu menusuk, tapi Sumin hanya tersenyum tipis. Ia mengangkat tangan yang gemetar dan mengusap kepala adiknya.

"Kakak cuma lelah, Sayang. Kakak akan segera pulang ke rumah bersama Sunghan dan Wonnie."

Sunghan menatap wajah kakaknya lama, lalu menyentuh pipi Sumin yang masih terlihat luka samar, “papa jahat sama Kak Minnie, ya?"

Yujin menahan napas. Tapi Sumin menjawab dengan tenang, "Hannie, ada orang yang menyakiti karena mereka tidak tahu cara mencintai dengan benar. Yang penting kakak sudah kembali bersama Minnie. Kakak akan menjaga Minnie, ya?"

Sunghan mengangguk pelan, lalu duduk di tepi ranjang sambil menggenggam jari Sumin.

Yewon masih berdiri di balik Jisung. Wajahnya tegang, matanya menatap Sumin seolah ingin memastikan bahwa yang ada di depannya benar-benar kakak sepupunya, bukan cangkang kosong semata.

"Kak Minnie kelihatan seperti bukan kakak," ucap Yewon lirih.

Hening sejenak.

Sumin menoleh, tatapannya melembut, “kakak juga merasa seperti bukan diri kakak. Tapi kakak mau kembali. Kakak mau jadi Kak Minnie-nya Hannie dan Wonnie lagi."

Yewon berjalan mendekat, dan dari saku hoodie kecilnya, ia mengeluarkan sebuah ikat rambut.

"Wonnie nemu ini di laci meja belajar. Kak Minnie pernah bilang kalau kakak suka yang warna biru langit."

Sumin menahan air matanya. Ia membuka telapak tangan, dan Yewon meletakkan tali itu di sana.

...----------------...

Satu jam kemudian, mereka berlima beralih ke ruang terapi keluarga yang hangat. Sofa empuk, karpet lembut, dan cahaya kuning dari lampu berdiri membuat suasana terasa seperti di rumah.

Sumin duduk di tengah. Di sebelah kanan dan kirinya, ada Yujin dan Jisung. Di seberangnya, duduklah Yewon dan Sunghan. Di sisi ruangan, Dokter Yoon duduk dengan clipboard kecil.

"Hari ini, kita tidak akan bicara soal masa lalu," ucap Dokter Yoon, "tapi tentang perasaan kita hari ini. Satu kata, dari masing-masing. Boleh?"

Sunghan menjawab cepat, "takut."

Yewon diam beberapa detik, lalu berkata pelan, "marah."

Yujin menunduk, tangannya menggenggam lututnya erat, "hancur."

Jisung menjawab lirih, "berjuang."

Semua menoleh ke Sumin. Gadis itu menggigit bibir, lalu berbisik, "hidup."

Dokter Yoon mencatat, lalu menatap mereka semua, “tidak ada perasaan yang salah. Semua yang kalian rasakan valid. Kita tetap berkumpul di sini, bersama, meski perasaannya tidak sempurna."

Yewon mengangkat wajah, menatap Jisung, "Wonnie benci mama. Tapi waktu Wonnie bilang begitu ke teman-teman, mereka bilang Wonnie anak durhaka. Tapi Wonnie ... Wonnie benar-benar tidak bisa tidak benci mama."

Jisung berpindah tempat duduk dan memeluk Yewon, “Wonnie tidak durhaka, Sayang. Wonnie marah karena Wonnie tahu mana yang salah dan mana yang benar. Dan Wonnie berani menyuarakan pendapat. Papa juga pernah merasa begitu. Tidak apa-apa, Wonnie."

Sunghan mendongak dari pangkuan Yujin, "kalau nanti Kak Minnie takut lagi, kita bisa tidur bersama di kamar, ya? Sunghan tidak akan tidur duluan."

Semua tertawa kecil, bahkan Sumin pun mengangguk.

Sesi diakhiri dengan membuat kode keluarga. Kata rahasia yang bisa mereka ucapkan saat sedang lelah, takut, atau ingin ditemani. Mereka sepakat memilih kata: apel. Kata itu ringan, manis, dan mudah diingat. Seperti kasih yang ingin mereka bangun kembali.

Rumah mereka memang runtuh.

Tapi hari ini, mereka membuktikan bahwa mereka masih bisa berdiri bersama.

...🥀🥀🥀END🥀🥀🥀...

 

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!