NovelToon NovelToon
Dia Milikku

Dia Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Idola sekolah
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Caca99

Kisah perjalanan sepasang saudara kembar memiliki sifat yang berbeda, juga pewaris utama sebuah perusahaan besar dan rumah sakit ternama milik kedua orang tuanya dalam mencari cinta sejati yang mereka idamkan. Dilahirkan dari keluarga pebisnis dan sibuk tapi mereka tak merasakan yang namanya kekurangan kasih sayang.

Danial dan Deandra. Meski dilahirkan kembar, tapi keduanya memiliki sifat yang jauh berbeda. Danial yang memiliki sifat cuek dan dingin, sedangkan Deandra yang ceria dan humble.

Siapakah diantara dua saudara kembar itu yang lebih dulu mendapatkan cinta sejati mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Setuju

"Aaahhhh kenyang." Meldy menyenderkan tubuhnya di senderan kursi begitu perutnya sudah terasa kenyang.

"Jadi apa rencana lo?." Tanya Meldy merubah posisi duduknya.

"Jadi gini, lo yakinin papa lo kalau kita menolak pertunangan itu, dan gue juga bakal yakinin papa sama bunda gue." Danial menyampaikan idenya.

"Kalau mereka tetap nggak mau gimana?. Ini tinggal 6 hari lagi loh." Ucap Meldy, ini adalah hari pertama setelah pertemuan terakhir keluarga mereka, jadi tinggal 6 hari lagi kan?.

"Berusaha lah, sebagai anak lo pasti tau kelemahan papa lo supaya bisa luluh."

"Lo yakin berhasil?. Gue kenal betul gimana papa, semua keputusan yang udah dia ambil nggak akan bisa diganggu lagi."

"Ya coba dulu lah, atau emang lo mau tunangan sama gue?." Tanya Danial.

"Iiih ogah banget gue sama cowok jutek kayak lo, amit-amit banget sampe nikah."

"Apa lo bilang?." Danial tak terima dirinya dibilang jutek.

"Cowok jutek." Meldy mengulang kata-kata nya tadi dengan santai bahkan sempat-sempatnya menyeruput minumannya.

"Dasar cewek gila. Kalau bukan buat batalin pertunangan ini, malas banget gue capek-capek jemput lo."

"Helooooo, yang tadi itu namanya jemput? Nggak salah? Itu lebih kepenculikan tau nggak." Ucap Meldy kesal.

"Heh, kalau gue culik lo minimal gue pake topeng atau lo gue bius. Lah tadi, terang-terangan gue berdiri didepan sekolah lo yang jelek itu."

"Apa lo bilang? Jelek? Muka lo tuh yang jelek."

"Terserah, yang waras ngalah." Danial mengambil jaketnya, berdiri dan langsung pergi.

"Ini gimana? Belum dibayar." Teriak Meldy.

Danial tak memperdulikan, dia terus saja keluar dari cafe itu.

"Dasar cowok egois, dia yang ngajak makan disini gue yang bayar. Kalau gitu gue baca novel aja dirumah." Meldy terus ngedumel. Membereskan barang-barang nya lalu berjalan kemeja kasir untuk membayar. Kalau kalian berharap Danial diam-diam telah membayar bill nya, nggak akan ada disini. Cowok itu benar-benar pergi tanpa membayar makanan yang telah mereka makan.

Begitu keluar dari cafe, Meldy melihat dimana tadi motor Danial terparkir, ternyata cowok itu telah pergi. "Iiihhhh, dasar cowok nggak berperasaan. Dia yang ngajak gue kesini malah ditinggal." Meldy menghentak-hentakan kaki nya karena kesal.

"Mel." Panggil seseorang dari seberang jalan. Ternyata itu adalah Pijar. "Sini buruan?." Panggil Pijar dari dalam mobilnya nya.

Meldy menyeberang dan segera masuk kedalam mobil. "Benar-benar ya sepupu lo itu, bisa-bisanya dia ninggalin gue." Gerutu Meldy.

"Maka itu gue nungguin lo disini, gue tau gimana nggak punya hatinya tuh cowok." Ucap Pijar. Ternyata tadi Pijar diam-diam membuntuti Meldy dan Danial, ternyata memang benar perkiraan nya. Danial, cowok tak punya hati itu meninggalkan Meldy sendiri.

"Ayolah pulang, gue harus ngomong sama papa. Gue emang harus menolak keras pertunangan ini." Ucap Meldy kesal. Tak bisa dia bayangkan bagaimana nantinya kalau dia jadi bertunangan dengan Danial terus menikah. Aaakkhh, tidak tidak tidak yang ada makan hati setiap hari.

°°

Meldy menghampiri papa Hendra yang sedang duduk sendirian di taman samping rumah. Disana ada sebuah gazebo kecil yang khusus dibuat papa Hendra untuk menghabiskan waktunya dari kesibukan bekerja. Duduk santai ditemani segelas teh hangat.

"Pa, Meldy boleh duduk?." Tanya Meldy.

Papa Hendra tersenyum, senyuman teduh yang membuat hati Meldy terasa tenang. "Boleh dong sayang, sini duduk disamping papa."

"Pa, maafin Meldy ya karena tadi tadi pagi nyuekin papa terus."

"Nggak apa-apa sayang, papa paham kok. Papa tau itu bentuk kekecewaan kamu sama papa."

"Pa??..."

"Kenapa sayang?."

"Emang harus dilanjutkan ya?." Papa Hendra langsung paham yang dimaksud oleh Meldy.

"Meldy, sayang, anak papa. Meldy tau kan kalau papa sayang banget sama kamu?. Papa akan selalu memberikan yang terbaik untuk kamu sayang. Meldy dan Melvin adalah satu-satunya harta yang paling berharga yang papa miliki. Keputusan ini bukan hanya sebulan dua bulan papa pikirkan sayang. Danial itu anak yang baik, papa percaya suatu saat dia bisa menjadi pelindung kamu disaat papa sudah nggak ada lagi disamping kamu."

"Meldy sama kak Danial itu baru beberapa hari ini mengenal pa. Dan gimana suatu saat yang papa bilang itu nggak pernah datang? Papa mau Meldy hidup bersama laki-laki yang nggak bisa membuat Meldy bahagia?."

"Suatu saat kamu pasti paham kenapa papa bersikap seperti ini. Keputusan papa dan om Edgar sudah bulat sayang. Papa tau tadi kalian bertemu dan merencanakan untuk membatalkan pertunangan ini kan?." Mengusap rambut Meldy lalu papa Hendra meninggal kan Meldy dan masuk kedalam rumah.

°°

Tok

Tok

Tok

"Dan, ini gue Dea. Dipanggil papa tuh dibawah." Dea mengetuk pintu kamar Danial.

"Gue mau istirahat." Saut Danial dari dalam tanpa membuka pintu.

"Dan, please lah jangan kayak gini. Turun bentar doang, papa sama bunda nungguin lo, nggak sopan tau." Dea tak menyerah meminta kakak kembarnya itu untuk keluar kamar menemui papa Edgar dan bunda Kanaya.

"Gue nggak mau Dea, sebelum papa batalin pertunangan itu."

"Makanya lo keluar dulu." Dea mulai meninggikan intonasi bicara nya. "Bocah banget sih."

"Sudah, biar bunda aja yang bujuk. Kamu turun dulu, tunggu dibawah sama papa." Bunda Kanaya datang, dia tau kalau Dea nggak akan berhasil membujuk Danial.

"Iya bun." Dea menurut, dan turun kebawah menyerahkan semuanya kepada bunda Kanaya.

"Danial, sayang ini bunda nak. Buka ya pintu nya." Dengan suara lembut khas keibuan bunda Kanaya memanggil Danial.

"Nggak bun, Danial nggak mau turun."

"Sebentar aja nak, papa sama bunda mau bicara."

"Danial tau apa yang akan bunda sama papa bicarakan. Jawaban Danial tetap sama."

"Ya sudah, kalau kamu nggak mau bukain pintu nya. Sampai pagi bunda nggak akan beranjak dari depan kamar kamu. Kalau bisa bunda gelar karpet dan tidur disini."

"Aakh, bunda main nya ngancem." Bunda Kanaya adalah kelemahan Danial, akhirnya laki-laki itu membuka pintu kamarnya.

"Lima menit atau nggak sama sekali." Ucap Danial lalu turun kelantai bawah.

"Buruan papa ngomong, Danial nggak punya banyak waktu." Dengan wajah datar nya Danial duduk disamping bunda Kanaya berseberangan dengan papa Edgar dan Dea. Dea saat ini telah nyaman dalam duduknya bergantung dilengan papa Edgar.

"Sok sibuk banget sih." Ucap Dea, berhasil mendapatkan tatapan tajam dari Danial.

"Tadi kamu menjemput Meldy kan dari sekolahnya?." Tanya papa Edgar. Tak susah tentunya bagi orang seperti papa Edgar dan papa Hendra mendapatkan informasi sekecil itu.

"Ha? Lo jemput Meldy?." Tanya Dea kaget. Bunda Kanaya langsung memberikan kode agar anak gadisnya itu diam dan tak ikut bicara.

"Kalian merencanakan untuk membatalkan pertunangan ini kan?." Tanya papa Edgar. Tak dijawab pun sudah pasti beliau sudah tau jawabannya.

"Sepertinya Danial nggak perlu jawab pertanyaan papa."

"Oke. Kamu tau alasan terbesar papa sama om Hendra mempercepat pertunangan kalian?. Itu karena om Hendra sakit parah dan dokter telah memvonis hidup dia nggak akan lama lagi." Danial dan Dea kompak menoleh kearah papa Edgar.

"Om Hendra terkenal penyakit jantung dan penyakit nya sudah kronis. Meldy dan Melvin nggak tau akan hal ini." Lanjut papa Edgar.

"Apa hubungannya sama pertunangan ini?." Tanya Danial masih tak mengerti.

"Om Hendra percaya kalau kamu bisa menjaga dan melindungi Meldy."

"Hal bodoh macam apa lagi ini pa?. Ada Melvin kan, dia pasti bisa menjaga Meldy. Kenapa harus Danial sih?."

"Karena om Hendra percaya sama kamu Danial."

"Bodoh banget sih. Tau dari mana om Hendra kalau Danial bisa membahagiakan Meldy?."

"Danial jaga ucapan kamu Danial."Tagur papa Edgar.

"Itulah firasat orang tua nak." Bunda Kanaya yang sedari tadi mengusap lengan Danial, berharap memberikan ketenangan kepada anak laki-laki nya itu.

"Firasat orang bisa aja salah bun. Pokoknya apapun alasannya Danial tetap nggak mau." Danial tetap kekeh dengan keputusan awalnya menolak pertunangan itu.

"Lo nggak kasihan sama Meldy kak?. Dia baik kok anaknya, coba jalani aja dulu." Ucap Dea.

"Diam lo, tau apa lo ha."

"Danial, demi bunda nak. Kamu terima ya pertunangan ini."

Akkhhh, sial. Kenapa bunda harus jadi kelemahan Danial sih. "Oke oke, Danial setuju. Tapi dengan satu syarat."

"Apa itu?." Tanya papa Edgar, merasa dapat angin segar dari putranya.

"Tujuan akhir papa pasti pernikahan kan? Kita akan menikah setelah Danial dan Meldy lulus SMA. Tapi, selama itu kalau Danial dan Meldy nggak menemukan kecocokan, pertunangan ini harus diakhiri dan pernikahan otomatis batal. Gimana?."

Papa Edgar menatap bunda Kanaya, meminta persetujuan istri nya itu. Bunda mengangguk, mengisyaratkan supaya papa Edgar menerima syarat dari Danial.

"Oke, papa terima syarat dari kamu. Besok malam, kita berkunjung ke rumah om Hendra membahas masalah ini."

"Terserah papa, papa atur aja semuanya." Ucap Danial lalu kembali kekamar nya.

"Pa, bun, Dea juga mau ke kamar ya." Izin Dea.

"Iya sayang." Bunda Kanaya mengangguk.

Bunda Kanaya kini beralih duduk disamping papa Edgar. "Mudah-mudahan ini bukan keputusan yang salah ya pa."

"Kita serahkan semuanya sama Allah bun. Kalau memang selama bertunangan ini mereka memang nggak menemukan kecocokan, kita harus hargai keputusan mereka untuk tidak melanjutkannya. Papa nggak mau Danial dan Meldy nantinya menjalankan rumah tangga tanpa rasa cinta."

1
Ritsu-4
Keren thor, jangan berhenti menulis! ❤️
Eca99: terimakasih support nya🤗
total 1 replies
Alhida
Aduh, hatiku berdebar-debar pas baca cerita ini, author keren abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!