NovelToon NovelToon
Titik Akhir Ke Titik Awal Seorang Istri

Titik Akhir Ke Titik Awal Seorang Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Keluarga / Cinta Murni / Penyeberangan Dunia Lain / Menikah Karena Anak
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Heavenhell Athanasia Caventry pernah percaya bahwa cinta akan menyelamatkan hidupnya. Namun, lima tahun pernikahan hanya memberinya luka: suami yang mengkhianati, ibu yang menusuk dari belakang, dan kehilangan terbesar, bayi yang tak sempat ia peluk. Saat ia memilih mengakhiri segalanya, dunia ikut runtuh bersamanya.

Namun takdir memberinya kejutan. Heavenhell terbangun kembali di masa remajanya, sebelum semua penderitaan dimulai. Dengan ingatan masa depan yang penuh darah dan air mata, ia bertekad tidak lagi menjadi pion dalam permainan orang lain. Ia akan menjauh dari Jazlan, menantang Loreynzza ibu yang seharusnya melindungi, dan membangun kehidupannya sendiri.

Tapi kesempatan kedua ini bukan sekadar tentang mengubah masa lalu. Rahasia demi rahasia yang terkuak justru menggiring Heavenhell pada jalan yang lebih gelap… sebuah kebenaran yang dapat membalikkan segalanya.

Kesempatan kedua, apakah ini jalan menuju kebebasan, atau justru jebakan takdir yang lebih kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Posisi Anak Kandung

Keadaan hening menyelimuti ruang tamu tersebut. Tidak ada yang bersuara dan kompak memilih bungkam membuat Gingnita bingung. Bahkan Adhvan yang tadi ia suruh hanya memilih menundukkan kepalanya.

"Adhvan? Kamu dengerin nenek kan? Tolong panggilin kakak kamu," ucap Gingnita sekali lagi yang dibalas keterdiaman oleh Adhvan. Ia tidak harus berbuat apa, haruskah ia jujur atau bagaimana?

Pelayan tadi datang dan meletakkan teh diatas meja beserta beberapa camilan. Ia hendak berlalu pergi namun Gingnita mencegatnya.

"Tolong panggilkan Heavenhell," pinta Gingnita yang membuat pelayan itu mengerjapkan matanya.

Ia menatap kearah majikannya yang hanya membisu membuatnya tidak tahu harus berbuat apa. Dirinya tahu jika Heavenhell adalah anak kandung Nyonyanya dari pernikahan sebelumnya. Ia juga sempat bertemu dengan Heavenhell namun hanya sehari karena keesokan harinya gadis itu memilih minggat.

Dan ia mengasumsikan jika ada permasalahan diantara mereka karena Valdrin dan Loreynzza terkadang bertengkar dengan membawa-bawa nama Heavenhell. Dan sekarang ia di suruh memanggilkan Heavenhell, lah kek mana?

"Kak Ave nggak ada disini, Nenek," cicit Adhvan membuat Gingnita melirik kearahnya.

"Apa?? Heavenhell nggak ada disini? Gimana mungkin? Nenek yang suruh Om Alastar buat anterin dia kesini dan dia bilang Heavenhell udah aman disini. Dan sekarang dia nggak ada disini?" tanya Gingnita bertubi-tubi.

Tubuhnya menegang karena situasi ini. Niatnya kesini untuk mengecek keadaan cucunya itu malah membuatnya menerima berita tidak menyenangkan ini.

"Loreynzza, apa ini? Kenapa bisa Heavenhell nggak ada disini, hah? Kamu kemana kan putri kamu sendiri? Kamu udah janji buat ngerawat dia saat usia dia udah 17 tahun, tapi sekarang dia bahkan nggak ada disini?" cecar Gingnita dengan raut wajah marah.

Hatinya menjadi tidak karuan karena memikirkan kondisi Heavenhell sekarang. Ya Tuhan, dia masih sangat kecil dan awam dengan keadaan di kota ini. Bagaimana jika terjadi apa-apa dengannya? Apakah dia makan dengan baik? Apa dia aman? Apa dia ketakutan? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di kepala Gingnita membuat nafasnya tercekat. Tubuhnya yang sebenarnya masih bugar mendadak linglung dan terduduk diatas sofa membuat semua orang khawatir.

"Nenek," seru Adhvan segera duduk disamping Gingnita dan mengipasi neneknya itu yang sepertinya syok dengan apa yang terjadi.

"Ibu tenang dulu," kata Valdrin berusaha menenangkan situasi.

Gingnita menatap tajam ke arah Valdrin. "Apanya yang tenang? Bagaimana bisa Ibu tenang sementara Ibu nggak tau keadaan cucu kesayangan Ibu baik-baik aja atau enggak. Udah setengah tahun Heavenhell di kota ini dan selama itu dia nggak tinggal disini? Trus dia dimana, Val? Kamu tau kan, Loreynzza itu nggak bisa diandalkan dalam hal ini tapi kenapa kamu ngebiarin Heavenhell pergi dari rumah ini? Kamu udah bersumpah didepan almarhum Ayah mertua kamu di hari pertama kamu menikah dengan Loreynzza kalau kamu akan menjaga dan menyayangi Heavenhell seperti anak kandung sendiri. Dan sekarang apa yang kamu lakukan?" murka Gingnita.

Nafasnya tersengal-sengal saking risaunya.

Cucunya yang malang. Memikirkannya membuat Gingnita merasa ada sesuatu yang menghimpit dadanya dan matanya berkaca-kaca. Jadi selama ini ia dibohongi jika Heavenhell telah hidup nyaman dengan orang tuanya tapi ternyata itu hanyalah omong kosong belaka.

Valdrin menghela nafas pelan. Ia sangat mengerti dengan apa yang dirasakan ibu mertuanya karena Heavenhell adalah cucu yang paling dekat dengannya dan telah hidup bertahun-tahun dengannya. Sehingga ikatan itu sangat kuat bahkan lebih dari ikatan Heavenhell dengan Loreynzza. Tubuh wanita tua bahkan terlihat sangat lesu dan raut wajahnya yang dipenuhi kekhawatiran yang sangat kentara. Sehingga Valdrin memilih untuk duduk di kursi depan Gingnita dan memilih kata-kata yang akan ia ucapkan agar bisa diterima baik oleh Ibu mertuanya.

"Ibu, Heavenhell memang nggak tinggal disini karena dia merasa nggak nyaman dengan situasinya. Tapi Ibu tenang aja dia sekarang tinggal di apartemen aku. Dia hidup dengan nyaman disana karena aku udah nyewa ART dan juga beberapa bodyguard. Plus ada supir yang bakalan anterin dia kemana-mana. Jadi Ibu jangan khawatir, aku selalu nepatin sumpah aku Ibu," jelas Valdrin dengan hati-hati karena jangan sampai ia salah kata dan malah disemprot lagi.

Gingnita melirik kearah Valdrin. "Tidak nyaman bagaimana? Heavenhell begitu excited pas dia tahu kalau dia bakal tinggal disini bareng kalian."

Wanita tua itu melirik kearah Loreynzza dan Aretha lalu mendesah pelan. Ia sudah tahu apa yang terjadi dan pastinya mereka berdualah yang menjadi jawaban dari pertanyaannya. Di usianya sekarang ia masih harus menghadapi drama ini. Yatuhan.

"Loreynzza, Ibu berharap banyak sama kamu saat akhirnya Heavenhell bisa kembali sama kamu. Gadis kecil yang dulu kamu titipkan ke ibu dengan dalih kamu ingin lebih fokus merawat Adhvan yang kala itu terlahir prematur tapi berakhir dengan kamu mengadopsi anak Ren, Aretha. Ibu dan Ayah berusaha memberikan figur orangtua kepada Heavenhell agar dia bisa tumbuh dengan selayaknya. Tapi apa yang kamu lakukan?"jelas Gingnita berlinang airmata.

Disaat cucunya yang satu hidup bahagia disini sementara yang satunya harus hidup sendirian di kota yang mungkin asing baginya karena telah menghabiskan beberapa tahun di pedesaan.

"Ibu nggak gitu, aku cuman agak canggung sama Heavenhell. Ini nggak ada kaitannya sama sekali dengan Aretha. Tolong jangan salahkan dia," balas Loreynzza memeluk erat Aretha yang sedih dengan penuturan sang nenek tadi.

"Ibu sama sekali tidak menyalahkan Aretha tapi kamu Loreynzza. Kamu ini seorang ibu dan Heavenhell anak kandung kamu, putri pertama kamu. Darah kamu mengalir di dalam tubuhnya tapi bagaimana mungkin kamu nggak berusaha mendekatkan diri dengan Heavenhell. Kenapa harus dia yang berusaha?"

Loreynzza menundukkan kepalanya, tidak berani menjawab Gingnita lagi. Apalagi saat melihat sang Ibu yang berlinang air mata. Ia pun bingung dengan dirinya sendiri yang selalu reflek memprioritaskan Aretha diatas segalanya bahkan diatas Heavenhell. Hatinya tidak tenang jika melihat kesedihan di mata Aretha.

Gingnita menghela nafas sejenak lalu berdiri dari sofa tersebut. "Valdrin, antarkan Ibu ke apartemen Heavenhell. Tujuan Ibu kesini hanya untuk ketemu Heavenhell, itu aja dan nggak ada yang lain," katanya sambil meraih kopernya.

"Ibu nggak mau sarapan dulu bareng kita atau paling enggak minum dulu tehnya," balas Valdrin.

"Nggak usah, Ibu nggak bisa makan dan minum kalau enggak liat kondisi Heavenhell dulu," tolak Gingnita.

Valdrin menghela nafas lalu mengangguk.

"Bentar bu, aku ambil kunci mobil dulu di kamar," kata Valdrin sebelum berlalu dari sana.

"Nenek, Adhvan ikut yah?" tanya Adhvan dengan wajah berseri yang dibalas anggukan oleh Gingnita.

Wanita tua itu menoleh kearah Aretha. "Mama kamu pernah jenguk kamu disini? Atau seenggaknya nelfon buat nanyain kehidupan kamu selama ini?" tanyanya yang dibalas gelengan oleh Aretha.

"Enggak pernah, nek."

"Nenek harap kamu inget nama Mama kamu itu Shireena bukan Loreynzza," ujar Gingnita sebelum berjalan keluar sambil menggeret kopernya dan menggandeng tangan Adhvan.

Aretha memandang sedih kearah punggung Gingnita yang berjalan bersama Adhvan. Bagaimana bisa ia lupa nama ibu kandungnya sendiri. Wanita yang melahirkannya ke dunia tapi tidak menyayanginya sepenuh hati seperti Loreynzza.

Sebelum dirawat Loreynzza, Aretha dulunya sangat kucel dan kusam saking jarangnya diperhatikan oleh Shireena.

Hanya Daddynya yang merawatnya namun itupun tidak lama hanya selang beberapa tahun sebelum akhirnya pria itu meninggalkan dirinya sendirian. Dan disanalah Loreynzza datang dan mengulurkan tangannya membuatnya memiliki sosok ibu namun dengan menggeser posisi anak kandung yang sebenarnya yakni, Heavenhell.

1
Ina Yulfiana
knp Jazlan berubah...
dmn papa kandungnya Heavenhell...
knp sikap ibu kanduny Heavenhell mlh lebih syng Aretha ad rahasia apkh...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!