Andre baru saja membeli rumah yang letaknya bisa di bilang antara kota dan juga kampung, dan di sinilah dia merasa nyaman dengan harga rumah yang tidak seberapa mahal.
sedikit terpencil namun di bagian depan begitu asri karena ada pohon rambutan yang menaungi rumah tersebut, tapi ketenangan menunggu rumah ini tidak bertahan lama karena sebulan setelah tinggal di sana. Andre kerap kali menemukan jejak kaki berlumpur.
semula di abaikan saja karena dia tidak berpikiran macam-macam, namun itu terus terjadi sehingga rasa curiga pun mulai muncul.
Ada apakah dengan rumah ini?
Apakah ada sesuatu sehingga rumah di jual dengan harga murah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Di tampar ular ungu
"Ini salah satu mayat yang masih bayi di dalam rawa itu." Andini naik dan menunjukkan tengkorak bayi yang telah dia temukan.
"Gila, untuk apa bayi pun kau bunuh?" Arjuna menatap Adam.
"Ini belum tentu aku pelaku nya, bukti yang mengarah padaku belum ada jadi kenapa malah sekarang kau bicara seolah memang sudah yakin!" Adam langsung tidak terima.
Sebab Arjuna mengatakan bahwa ini semua adalah ulah dia, padahal memang belum tentu kalau Adam adalah pelaku dari semua kejahatan yang telah terjadi di rawa ini, bisa saja Adam adalah korban juga namun dia memiliki kejahatan fatal sehingga di hukum lah dengan ingatan yang menghilang entah ke mana.
Tapi Sagara sebenarnya sangat yakin bahwa ini semua memang ulah Adam, namun pria sabar dan juga kalem ini masih belum yakin sepenuhnya kalau Adam berbuat sendiri tanpa ada yang menemani untuk membuat kejahatan lalu membunuh semua orang dan di masukkan di dalam rawa belakang rumah tersebut.
Adam sendiri mulai merasa ragu apakah memang ini ulah dia semasa masih menjadi manusia, dengan hukuman yang telah dia terima maka itu sama saja mengatakan bahwa perbuatan diri nya di masa lalu memang sangatlah kejam dan juga keji. kalau hanya kesalahan biasa jelas tidak akan mendapat hukuman separah ini, yang di terima Adam adalah hukuman level sangat tinggi.
Purnama juga baru menemukan salah satu iblis yang mendapat hukuman sampai tidak punya ingatan apa pun tentang hidup nya, Yasmin dulu tidak punya ingatan karena memang otak kepala dicongkel sehingga dia tidak bisa tahu siapa yang sudah membunuh dan siapa yang membuat dia menjadi arwah gentayangan di pohon pisang.
Beda sekali tentunya dengan Adam karena bisa jadi Adam adalah pelaku lalu kemudian menjadi korban, walau pelaku yang membunuh Adam pasti adalah orang yang berkekuatan besar atau bisa juga dia mencari dukun sakti untuk membuat Adam hilang ingatan tentang semua ini agar tidak membalas dendam lagi pada diri nya.
"Tidak, tolong jangan tuduh aku terus begitu karena sekarang aku pun juga ragu." Adam rasa ingin menangis karena sangat pusing.
"Apa yang kau tangisi? harus nya kau mempersiapkan hati mu agar nanti tidak terkejut setelah tahu bahwa memang kau adalah pelaku nya!" Dewa iblis menatap Adam.
"Kenapa aku sampai membunuh orang sebanyak itu?" Adam malah bertanya pada mereka semua.
"Ya mana aku tahu, malah tanya pada kami." Jalak menatapnya sengit.
"Kan sekarang kalian yang bertanggung jawab atas diriku, jadi kalian harus mencari tahu apa yang telah terjadi." Adam malah membalas ucapan Jalak.
Plaaaaak.
Jalak bukan lah negara yang bisa bersahabat menahan semua ucapan dari Adam, Iya pikir semua member di sini memiliki kesabaran seperti Sagara sehingga ada malah berkata sesuka hati dia saja. tidak dilihat kalau yang ungu ini malah terlihat lebih galak dan juga menantang, pawang nya Jalak hanya lah Dewa iblis saja.
"Huhuhuuuuu...malah kena tampar aku." Adam menangis memegangi pipi.
"Maka nya kau itu jangan sembarangan kalau bicara, di lihat mana yang galak dan mana yang sabar!" Andini memarahi Adam.
"BANGUN KAU SEKARANG DAN JANGAN BANYAK DRAMA!" Jalak membentak nya galak.
"Jangan terlalu galak pada dia, ini sama seperti bocah yang tidak tahu apa-apa." Sagara berusaha meredam emosi Jalak.
"Banyak sekali tingkah nya, begitu saja sudah menangis padahal bisa jadi dia memang saat masih menjadi manusia sangat jahat!" Jalak susah sekali mau menurunkan emosi.
"Bawa lah dulu dia pergi dari sini." Arjuna menatap Dewa iblis yang terlihat santai saja walau terjadi pertengkaran di sini.
Dewa iblis segera menarik Jalak untuk pergi dari tempat ini dan mengurus arwah yang lain saja karena mereka memang tidak bisa bekerja sama dengan member penyabar, biarlah yang ini diurus dengan member yang kesabaran nya terluas samudra dan itu jelas bukan lah Dewa iblis ataupun siluman ular ungu.
"Semua tulang memang harus di keluarkan dari dalam rawa ini." ucap Andini.
"Ya memang sebaik nya di keluarkan saja semua dan nanti baru dicari tahu itu tulang siapa saja." Arjuna setuju dengan hal itu.
"Aku butuh bantuan banyak member karena ini sangat banyak di bawah sana." Andini tidak sanggup kalau harus bekerja sendirian.
"Ajak saja Fiona dan juga Kana, Bara juga ada kan." Sagara cepat menjawab.
"Ya, aku akan meminta bantuan mereka saja karena memang sekarang agensi Kita kan sudah punya banyak member sehingga bisa berbagi pekerjaan." Andini setuju dengan hal itu.
"Kontak batin lah dengan mereka sekarang agar yang tiga segera datang ke sini." Arjuna juga setuju.
Adam yang masih sangat gelisah dan juga resah karena dia benar-benar tidak sanggup menerima kenyataan saat nanti semua sudah terungkap bahwa dialah yang telah membunuh banyak orang dan di buang dalam rawa ini, dalam hati pun dia bertanya kenapa sampai melakukan hal yang jahat seperti itu.
Ada rasa tidak percaya bahwa dia lah pelaku nya, namun kalau mengingat kembali hukuman yang dia terima maka bisa saja itu memang kesalahan yang telah ada memperbuat ketika masih hidup dulu, sebab hukuman ini sangat luar biasa kuat dan juga jahat nya.
"Aku mungkin saja memiliki hobi untuk membunuh." Adam menatap Sagara.
"Dam, tidak ada yang nama nya hobi itu membunuh." Sagara menyangkal ucapan tersebut.
"Tapi bisa saja memang begitu sehingga sekarang aku mendapat hukuman yang sangat perih, tidak ada satu hal pun tentang manusia yang menyangkut di dalam otak ku." Adam kembali menangis.
"Kau harus tenang dulu karena semua juga belum terungkap." Sagara begitu lembut membujuk iblis satu ini.
Kalau saja siluman ular ungu tadi masih ada di sini jelas dia tidak akan pernah bisa membujuk seperti Sagara, yang ada malah akan kembali di tampar atau pun di banting seperti tadi ketika ada menangis terisak. untung memang dia bersama dengan Sagara, sebuah keberuntungan yang tidak dimiliki oleh iblis lain nya.
"Bawa tenang dulu pikiran mu." bujuk Sagara mengusap punggung Adam.
"Huhuhuuuu.... kenapa banyak sekali tulang manusia di dalam rawa ini?" Adam malah bertanya pada Sagara dan juga Arjuna.
"Ya mana aku tau." Arjuna menjawab cuek.
Tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk mengingat semua yang telah terjadi ketika dia masih menjadi manusia, sedikit saja tidak ada yang masih tersangkut di dalam otak nya sehingga dia bingung untuk memulai semua ini dari mana, kewajiban melayat saja Adam tidak tahu sama sekali.
Selamat malam Besti.
makin seruuu jalan ceritanya , ga sabar thor, penasaran banget/Bye-Bye/
allahumma sholiallah Sayyidinna Muhammed