Bima Satriya mati konyol, tapi terbangun di tubuh Dante Romano, bos mafia paling kejam di Sisilia. Saat semua orang menunggu perintah pembantaian darinya, sebuah suara asing bergema:
“Misi pertamamu: Jadilah orang baik, atau mati selamanya.”
Bisakah jiwa polos Bima mengubah dunia penuh darah menjadi jalan penebusan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengkhianatan di Meja Bundar
Malam itu, aula besar vila Romano kembali dipenuhi orang. Lampu kristal berkilau di atas meja bundar panjang tempat para capo—para tangan kanan keluarga Romano—duduk.
Di hadapan mereka, Dante Romano alias Bima duduk dengan tenang, wajahnya teduh tapi penuh wibawa. Sejak insiden dermaga, kabar tentang “Don Dante yang berubah” sudah menyebar ke seluruh Sisilia. Ada yang kagum, ada yang curiga, tapi lebih banyak yang bingung.
Bima membuka rapat dengan suara mantap.
“Keluarga Barzini telah kita cegah tanpa pertumpahan darah. Itu berarti reputasi kita tidak jatuh, bahkan justru naik. Sekarang orang melihat Romano bukan hanya kuat, tapi juga… bijak.”
Beberapa capo saling pandang. Biasanya Dante dikenal brutal, keputusan rapat selalu berakhir dengan rencana berdarah. Kini, nada bicaranya seolah ia seorang negarawan.
Marco, yang duduk di sisi kanan, mengangguk setuju. “Boss benar. Gudang tetap aman, anak buah selamat, dan Barzini pulang dengan perut kenyang. Belum pernah ada yang seperti ini.”
Namun Giovanni, si penasihat tua, mengerutkan kening. “Tapi, Boss, ada desas-desus… sebagian orang menganggap cara itu kelemahan. Mereka bilang Dante Romano kehilangan taringnya.”
Bima tersenyum tipis. “Kalau mereka berpikir begitu, biarkan saja. Taring yang sebenarnya… bukan hanya soal darah, tapi soal bisa menguasai keadaan tanpa harus menghunus pedang.”
Para capo terdiam. Kata-kata itu begitu asing keluar dari mulut sang Don.
---
> [Notifikasi Sistem]
[Misi Baru: Temukan Pengkhianat di Dalam Keluarga Romano.]
[Batas Waktu: 48 Jam.]
[Hadiah: 300 Poin Kebaikan + Skill ‘Mata Kebenaran’.]
Bima menahan napas. Pengkhianat? Di dalam keluarga sendiri?
Ia melirik satu per satu wajah di meja bundar. Marco yang setia, Giovanni yang selalu kritis, Riccardo si pengelola kasino, Fabio yang mengurus senjata, dan beberapa lainnya. Semuanya tampak tenang, tapi siapa yang diam-diam menusuk dari belakang?
---
Rapat berakhir tanpa keputusan mengejutkan, tapi Bima merasa dadanya sesak. Setelah semua orang bubar, Marco menghampirinya.
“Boss, kau kelihatan gelisah. Ada yang salah?”
Bima menimbang sejenak, lalu memutuskan untuk jujur. “Marco… aku dapat firasat, ada orang dalam yang berkhianat. Kita harus hati-hati.”
Mata Marco membelalak. “Pengkhianat? Mustahil… semua capo sudah bersamamu bertahun-tahun.”
Bima menepuk bahu sahabat barunya itu. “Justru karena itu, mereka paling berbahaya. Pengkhianatan terdalam datang dari orang terdekat.”
---
Malam itu, Bima tidak bisa tidur. Ia berjalan di koridor panjang vila Romano, merenung.
Sistem muncul kembali.
> [Petunjuk: Pengkhianat berhubungan dengan keluarga Barzini.]
[Petunjuk tambahan akan terbuka jika Host melakukan interaksi langsung.]
“Ya ampun, ini sistem kayak main game RPG. Harus unlock clue lewat ngobrol. Capek, tahu nggak?”
Tiba-tiba terdengar suara bisik-bisik di lorong belakang. Bima mendekat dengan hati-hati, lalu bersembunyi di balik pilar.
Ia melihat Fabio, capo yang mengurus senjata, berbicara lewat telepon dengan suara lirih.
“…ya, semuanya berjalan sesuai rencana. Besok malam aku akan pastikan gudang barat kosong. Kalian bisa masuk dengan mudah. Tak ada yang akan curiga.”
Bima mengepalkan tangan. Sial… jadi benar, Fabio.
Namun ia tidak bisa langsung menuduh. Jika salah langkah, keluarga bisa pecah.
---
Keesokan paginya, Bima memanggil Giovanni secara pribadi.
“Giovanni, aku butuh pandanganmu. Kalau ada pengkhianat di dalam, bagaimana kita menghadapinya?”
Giovanni menatap tajam. “Boss, pengkhianat hanya ada dua akhir: mati… atau dipermalukan.”
Bima menghela napas. “Aku ingin cara ketiga. Cara yang… mengubah pengkhianat jadi sekutu.”
Giovanni mengernyit, jelas bingung. “Boss… kau makin aneh saja. Tapi entah kenapa, aku mulai kagum.”
---
Malam berikutnya, Bima memutuskan untuk menguji Fabio. Ia sengaja mengundangnya ke gudang barat—yang Fabio janjikan kepada Barzini.
Di sana, gudang tampak kosong. Fabio datang dengan wajah datar.
“Boss, kenapa kita di sini?”
Bima menatapnya lurus. “Aku ingin memastikan sesuatu. Katakan, Fabio… apakah kau setia pada keluarga Romano?”
Fabio terdiam. Ada keraguan di matanya.
Dan sebelum ia sempat menjawab, suara deru mobil terdengar dari luar. Puluhan orang Barzini datang membawa senjata.
Marco yang bersembunyi bersama anak buah langsung bersiap. “Boss, jebakan!”
Fabio tersentak, wajahnya pucat. “Aku… aku tidak bermaksud mengkhianatimu, Boss! Mereka memaksa keluargaku. Anakku ditahan Barzini. Jika aku tidak membantu mereka, anakku dibunuh!”
Bima terkejut. Jadi begitu alasannya… Fabio bukan pengkhianat karena serakah, melainkan karena terpaksa.
---
> [Notifikasi Sistem]
[Pilihan Terbuka:]
Habisi Fabio di tempat → reputasi kejam meningkat, poin kebaikan turun.
Selamatkan anak Fabio dan jadikan dia sekutu sejati → reputasi baik meningkat, poin kebaikan bertambah besar.
Bima menggertakkan gigi. “Sial, sistem ini kayak drama sinetron. Tapi ya jelas aku pilih nomor 2.”
---
Pertarungan pecah. Anak buah Romano berhadapan dengan Barzini. Namun Bima punya strategi. Ia memerintahkan Marco untuk menahan serangan, jangan bunuh siapa pun.
Sementara itu, ia menyelinap bersama Giovanni menuju mobil musuh di belakang. Di sana ia menemukan… seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun, diikat dan ditutup mulutnya.
Itu pasti anak Fabio.
Bima segera melepaskan ikatan bocah itu. “Tenang, Nak. Kau aman sekarang.”
Begitu anak itu dipeluk ayahnya, Fabio menangis keras di tengah baku tembak. “Boss… maafkan aku! Aku berhutang nyawa padamu!”
Bima menepuk bahunya. “Setia padaku, itu sudah cukup.”
---
Dengan anaknya kembali, Fabio berbalik melawan Barzini. Pertempuran pun berakhir cepat. Musuh mundur dengan luka, tanpa ada nyawa melayang.
---
> [Misi Selesai!]
[Pengkhianat Ditemukan & Diselamatkan.]
[Hadiah: 300 Poin Kebaikan + Skill Baru: Mata Kebenaran Lv.1.]
Mata Kebenaran? Bima segera melihat notifikasi detailnya.
> [Skill: Mata Kebenaran Lv.1]
Dapat melihat emosi dan kebohongan orang saat berbicara.
“Wih, ini kayak punya lie detector bawaan. Keren banget!”
---
Setelah semua reda, Fabio bersimpuh di hadapan Don Dante.
“Boss, mulai hari ini, hidupku milikmu. Aku akan mati demi keluarga Romano.”
Bima tersenyum kecil. “Tidak perlu mati untukku, Fabio. Cukup… hidup dengan benar.”
Anak buah yang lain terdiam, lalu perlahan bertepuk tangan. Mereka mulai melihat Dante bukan hanya sebagai pemimpin yang ditakuti… tapi sebagai pemimpin yang mengubah orang.
---
Namun jauh di Palermo, Don Carlo Barzini mendengar laporan kekalahan itu. Ia menggebrak meja marmer dengan marah.
“Romano… kau berubah jadi orang baik, ya? Hah! Kita lihat… seberapa lama kau bisa bertahan. Dunia mafia bukan untuk orang berhati lembut!”
Dan rencana yang lebih gelap mulai disusun…