seorang gadis muda yg tidak sengaja bertemu dengan tuan muda yg seorang mafia. pertemuan yg tidak sengaja, lalu di pertemukan kembali dengan ada nya perjodohan di antara ke dua nya. nikah paksa pun terjadi, namun di antara kalian hanya terjadi seperti sebuah kontrak. bagaimana cerita nya??? ikuti terus cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Nanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 (harapan awal)
Vino pun berjalan menghampiri Laura, membawa piring makan dan segelas air minum. Vino meletakkan nya tepat di sebelah Laura "aku tidak pandai memasak, tapi kau belum makan apa pun dari pagi. apa ini bisa di Terima!?? " Vino melihat Laura
Laura pun meraih piring itu, dia berusaha menahan tawa karena melihat nugget yg hampir gosong itu. namun dia pun mulai mencicipi nya demi menghargai Vino, Vino pun mengambil satu dan memakan nya. dia langsung membuang nya dari mulut nya itu, dan merebut piring itu dari tangan Laura. "hei, ini bisa di Terima kenapa kau mengambil nya lagi" protes Laura
"lupakan, ini tidak bisa di makan. " Vino membuang makanan itu
"seharusnya kau tidak membuat nya jika ingin membuang nya. " ucap Laura
"maaf... " Vino pun duduk di samping Laura "jangan diam saja, aku bersalah malam itu. aku melukai mu. aku... benar-benar minta maaf. katakan pada ku bagaimana aku harus menebus kesalahan ku" ucap Vino
Laura pun hanya diam memandang Vino "tidak perlu ada yg di lakukan Al, aku juga salah karena berbicara kasar pada mu. "
"kalau memang begitu, ayo kita pergi cari makan. terus terang aku sangat lapar. " ajak Vino
Laura pun tertawa "aku akan buatkan makanan, kalau untuk keluar. sebisa mungkin aku slalu menghindari keluar rumah saat sedang begini. " Laura pun bangun
Laura dan Vino pun masuk ke dalam rumah, Laura memasak untuk Vino sedang kan Vino membantu nya membereskan rumah. saat makanan sudah di hidang kan, Laura dan Vino pun makan bersama.
saat sedang makan, Vino terus memandangi Laura. dia akan bertanya namun masih ragu, saat itu Laura pun bicara "carilah tempat yg lebih aman dari sana, aku takut mereka akan kembali untuk mengorek informasi tentang ku" ucap Laura membicarakan geng Wolfe
"aah, mereka tidak akan datang lagi aku yakin itu. emm, kenapa Nico jadi sangat menginginkan mu!?? " ucap Vino penasaran
"tentu saja karena malam itu aku telah menggagalkan rencana nya untuk menghabisi mu. cepat atau lambat dia pasti akan mengetahui siapa aku!" ucap Laura
"kalau begitu, berhenti lah membantu. " pinta Vino
"kau takut!?? "
"emm, aku takut kau akan terluka. "
mendengar ucapan Vino itu, Laura pun terdiam beberapa saat. lalu dia menghabiskan makanan nya. setelah selesai, Laura pun bangun dan membawa piring kotor untuk di cuci. namun Vino mengambil alih "biar aku saja, kau duduk lah!! " ucap Vino memegang tangan Laura
"kenapa!? aku bisa melakukan nya" ucap Laura tidak paham
"tidak apa-apa, biar aku saja. kau duduk lah" ucap Vino lagi
Laura pun duduk dan melihat Vino melakukan pekerjaan nya "oiya, besok siang aku harus ke kantor. ada klien yg ingin melihat contoh perhiasan, kau besok ada pekerjaan!?? " tanya Laura
"ooh, jadi kau besok akan ke kantor?? " tanya Vino
"hemm... "
"aku di rumah saja, mungkin akan pergi ke markas sebentar untuk melihat keadaan mereka. " ucap Vino
malam itu pun hujan turun, Laura berdiri di balkon kamar nya. melihat air hujan yg turun bersama dengan angin yg meniup nya. "seperti nya kau terbiasa berdiri di sini saat malam hari" Vino datang dari arah belakang dan meletakkan selimut di punggung Laura
"aku suka hujan, tapi aku tidak suka angin nya" ucap Laura masih memandangi hujan yg turun
"ooh, itu sedikit aneh... " Vino masih berdiri di belakang Laura
"hemm.... "
"apakah kita sudah baikan!?? " Vino sedikit memajukan wajah nya
Laura pun berbalik dan hampir saja mencium Vino karena jarak yg dekat "baikan?? apakah kita punya hubungan sedekat itu!?? " tanya Laura melihat Vino
"memang belum... "
"belum!! " Laura mengulang kata nya
"benar. Laura, bisakah kita menjadi dekat!?? " ucap Vino
"apa kau sadar yg sedang kau ucap kan tuan!?? " tanya Laura tidak percaya
"tentu, aku dengan kesadaran penuh. kenapa seakan kau meragukan ucapan ku?? " Vino terlihat heran
"apa kau tidak ingat?!? beberapa hari yg lalu, kau baru saja membela kekasih mu. dan sekarang kau meminta izin untuk mendekati ku!!? bukan kah itu terdengar seperti pria bre*gsek" Laura melihat Vino hanya diam "dan lagi, kau tidak ingat. pernikahan kita juga hanya sebagai kontrak, tidak perlu memiliki harapan pada hubungan yg di awali dengan kesepakatan ini. " tegas Laura
"bagaimana jika kesepakatan ini bisa menjadi nyata!?? apakah kau bisa menerima nya!?? " ucapan Vino seakan menantang
"kau sedang menantang ku?? baik, jika memang kau bisa membuat aku jatuh cinta pada mu. kau bebas melakukan apa pun pada ku!?? " Laura kembali menantang ucapan Vino
"setuju...." Vino menegakkan tubuh nya dan mengulurkan tangan nya
"setuju... " ucap Laura meraih tangan Vino
"ingat untuk tidak ingkar janji, dan tidak membohongi perasaan mu" bisik Vino di dekat telinga Laura
"tentu... " Laura pun mengangguk dan tersenyum
Vino pun tersenyum puas. setidak nya Laura telah memberi nya kesempatan untuk dekat dengan nya. Vino juga tidak menceritakan kalau dia telah menyelidiki Aster, setidak nya dia tidak mengungkit masalah Aster di hadapan Laura.
pagi itu, Laura bangun awal. namun, saat Laura bangun Vino sudah tidak ada di samping nya. Laura pun bergegas bangun dan membereskan kamar, membuka pintu kaca dan berdiri di balkon kamar. "hemmm, sejuk sekali udara pagi ini" ucap Laura sembari menghirup udara segar pagi itu. Laura pun bergegas ke dapur untuk membuat sarapan, dia pun membuat roti bakar dengan selai. duduk di meja makan sendiri, Laura pun menelfon elif sebelum sarapan.
"halo Elif... "
"hemm, Laura aku akan menghubungi mu lagi nanti. aku sedang meeting" ucap Elif sedikit berbisik
"ooh oke.. " Laura pun menutup telfon nya
Laura pun mulai memakan sarapan buatan nya sembari melihat ponsel nya. saat sedang asik menikmati makanan Vino pun datang "ouh, kau sudah bangun rupa nya. " Vino berjalan mendekati Laura "hei, kau sarapan sendiri!??? "
"ooh maaf kan aku, aku fikir kau pergi kemana. " ucap Laura melihat Vino
Vino pun duduk dan menuang air minum "aku pergi lari beberapa kilo, karena seperti nya tubuh ku harus di lemas kan. "
"oh, apa luka mu sudah tidak sakit. kau bisa membangun kan ku lain kali, aku bisa menemani mu" ucap Laura meminum susu
Vino pun mendekatkan wajah nya ke wajah Laura, mengusap sisa susu yg ada bibir Laura dengan tangan nya "apa aku harus membersihkan nya dengan mulut ku. " ucap Vino tersenyum menggoda, dan dia pun mengambil roti yg ada di depan Laura.
Laura pun melihat nya sembari menggeleng, "oiya aku akan pergi beli beberapa keperluan dapur dan kamar mandi. apa.... "
"aku akan mengantar mu, aku mandi sekarang... " saut Vino sembari berlalu
tanpa sadar, Laura pun hanya tersenyum melihat tingkah nya.