Raelynn, Wanita Malang Tuan Logan!

Rencana Frans sudah sangat jelas, dia segera menemui pion utama untuk menjalankan puncak dari balas dendamnya. Dia akan memanfaatkan tangan orang lain untuk mencapai tujuannya. Dengan begitu tidak ada yang akan mengetahui bahwa dibalik kemalangan yang dialami Raelynn adalah perbuatannya.

“Tuan Jhon, apakah kunjunganku yang mendadak ini menganggu waktu anda?” ujar Frans begitu memasuki ruangan Ceo dari QL Group, salah satu perusahan yang cukup besar di Kota H.

“Mana mungkin, Tuan Frans! Saya malah menunggu kedatangan anda,” balasnya, “Lalu tentang bantuan yang anda minta sebelumnya, saya sudah menyampaikannya langsung kepada Tuan Edwin. Saya sangat yakin dia pasti akan memilih putri sulungnya untuk memenuhi tawaran yang aku berikutnya,” lanjutnya.

“Bagus sekali, Tuan Jhon! Aku tahu anda memang selalu bisa diandalkan, maka dari itu saya senang sekali berbisnis denganmu,” puji Frans dengan senyuman penuh kemenangan.

“Senang berbisnis denganmu juga, Tuan Frans!” sahutnya.

“Kena kau, Raelynn! Kau akan benar-benar hancur kali ini!” Dalam hatinya Frans bersorak penuh kemenangan.

...****************...

Disisi lain, Edwin beserta istri dan anak bungsunya tengah menikmati sarapan mewah disalah satu restoran yang terkenal. Sejenak memang terjadi keheningan diantara mereka. Hingga Risha mulai membuka topik pembicaraan yang membuat ayahnya harus berbicara jujur dengan masalah yang selama ini mengganggu pikirannya.

Risha tahu bahwa pengajuan bantuan yang perusahaan mereka selalu ditolak oleh pihak investor. Itulah dugaan yang Risha pikirkan saat sang ayah melampiaskan rasa frustasinya dengan menyiksa Raelynn, sang sumber masalah yang mereka harus hadapi saat ini.

“Papah!”

Risha memanggilnya penuh ragu. Dan benar saja, Edwin tidak begitu menanggapinya dia hanya menatap pada sang anak tanpa mengatakan apapun.

Hingga akhirnya mau tidak mau Risha langsung saja menanyakan apa yang bersarang du pikirannya saat ini, “Kenapa Papah bersikap seperti itu pada Kak Raelynn?”

Edwin diam untuk beberapa saat, menghela napas berat seolah enggan memberikan jawabannya. Namun, dia tidak bisa menyembunyikan masalah ini tersu menerus dan membuat istri dan putri sulungnya terkejut.

Hingga Edwin lantas menjawab, “Karena dia ‘lah penyebab hancurnya keluarga kita besok.”

“Maksudmu apa, sayang?” tanya Emma dengan cepat, dia menangkap firasat buruk dari ucapan suaminya itu.

“Iya, maksud Papah apa?” imbuh Risha merasakan hal yang sama dengan ibunya.

“Begini …” Edwin tampak ragu untuk mengatakannya, tetapi dia harus tetap memberitahukan yang sebenarnya, “… jika hari ini Papah belum juga bisa mendapatkan investor atau suntikan dana untuk perusahaan, maka sudah dipastikan besok kita semua akan jatuh miskin. Perusahaan, rumah dan semua asset yang kita miliki akan segera disita oleh bank.”

“Dan semua itu karena dia yang telah berani menyinggung keluarga Antonio. Tuduhan tentang bisnis illegal dan pencucian uang juga berasal darinya. Lalu para investor juga berada dibawah pengaruhnya, sehingga kita tidak akan bisa berbuat apapun lagi.”

Edwin akhirnya mengungkapkan semua yang dia sembunyikan dari anak dan istrinya itu. Situasi sebenarnya yang harus mereka hadapi karena telah menyinggung keluarga Antonio.

“Sayang, kenapa kau baru cerita sekarang bahwa kita akan jatuh miskin!” seru Emma yang tampak sangat marah dan kecewa, karena suaminya menyimpan sendiri masalah sebesar itu dan baru mengatakan semua itu sekarang. Disaat, situasi mereka benar-benar sudah di ujung tanduk.

“Aku tidak mau membebani kalian berdua dan aku pikir bisa melewati ini semua seorang diri. Akan tetapi, pengaruh keluarga Antonio benar-benar tidak bisa dilawan sama sekali.” Edwin kini hanya bisa pasrah dengan keadaan yang menyudutkannya.

“Apa kalian pernah dengar istilah ini ‘Karena nila setitik rusak susu se-benggala’. Itulah kondisi kita saat ini. Karena Raelynn menolak perjodohan itu dengan alasan sepele, kita semua yang terkena imbasnya karena dia masih bagian dari kita. Apa kau sudah paham situasinya sekarang?” Edwin memperlihatkan dengan jelas semua masalah ini bermula.

Apa yang Edwin katakan tidak salah, semakin memikirkannya Emma semakin marah dengan keputusan Raelynn hari itu. Bahkan Raelynn kembali dengan membawa kekecewaan membuatnya semakin merasa marah, ditambah situasi sekarang yang semakin menyudutkan keluarga mereka.

Kini mereka bahkan sama sekali memikirkan keadaan Raelynn yang terluka akibat kejadian di ruang makan, tapi malah semakin membencinya karena membuat mereka semua berada di posisi tersulit.

“Tapi, Pah! Apakah sudah tidak ada jalan lain lagi sampai Papah menyerah dan putus asa seperti ini?” tanya Risha, sebab dia merasa sang ayah masih memiliki jalan untuk semua permasalahan mereka saat ini.

“Tentu ada! Tapi Papah tidak akan pernah sudi untuk mengorbankan dirimu.” Jawaban sang ayah membuat Risha dan istrinya menjadi bingung sendiri.

“Memang apa hubungannya dengan Risha, Pah?” tanya Risha lagi.

“Kau tahu Tuan Jhon Hotman, bukan? Dia adalah pemilik QL Group dan dia bersedia berinvestasi pada perusahaan kita, jika kau mau menemaninya di hotel semalam.”

Jelas Edwin tentang tawaran bisnis yang Jhon berikan padanya, tapi dengan menginginkan Risha sebagai transaksi bisnis di antara keduanya. Dimana Jhon berjanji akan menanamkan sebagian besar modal milik perusahaannya untuk membantu perusahaan miliknya.

“Lalu apa jawaban Papah? Papah tidak ada niat sedikitpun ingin menjualku, bukan?” Risha pun menjadi sangat khawatir dengan jawaban dari sang ayah.

“Sudah aku katakan, bukan! Mana mungkin aku akan mengorbankan dirimu, Risha!” jawab sang ayah penuh dengan keyakinan dimatanya.

Sudah jelas Risha tidak akan pernah mau melakukannya, apalagi permasalahan ini bukan karena dirinya. Lalu kenapa dia yang harus dikorbankan? Kenapa bukan Raelynn saja yang menjadi sumber masalah mereka saat ini?

“Tunggu, sepertinya aku punya ide bagus!” ucap Risha dalam benaknya.

“Pah kenapa bukan Kak Raelynn saja yang menggantikan Risha?” Risha menyuarakan ide yang terlintas dipikirannya.

“Hmmm, benar juga apa yang Risha katakan! Bukankah masalah ini berawal darinya, maka dia juga yang harus menyelesaikannya.” Mendapat kesempatan bagus untuk keluar dari dua masalah sekaligus, Emma jelas langsung menyetujui ide tersebut.

“Kalian berdua ada benarnya juga!” Edwin tampak sangat menyetujui ide tersebut.

“Memang sudah seharusnya dia berkorban, karena dialah yang membuat masalah ini terjadi.” Emma sungguh tidak peduli lagi dengan putri sulungnya itu. Apalagi keputusannya yang salah membuat keluarga mereka dalam kesulitan seperti ini.

“Baiklah, kalau begitu aku akan segera menemui Tuan John untuk membicarakan masalah ini. Dan tugas kalian berdua harus mendandani Raelynn sampai dia terlihat sangat cantik, lalu bawa dia ke hotel LC nanti malam.” Edwin segera bersiap dan tidak lupa membagi tugas kepada anak serta istrinya.

“Urusan Raelynn serahkan saja pada kami, kau yakinkan saja Tuan John!” sahut Emma yang tersenyum bahagia, setelah menjerumuskan hidup putrinya sendiri di dalam kehancuran. Setidaknya kehidupannya dan juga putrinya yang lain tidak ikut hancur karena keputusan bodoh yang Raelynn ambil saat itu.

Bersambung ….