Kata siapa skripsi membuat mahasiswa stres? Bagi Aluna justru skripsi membawa banyak pelajaran berharga dalam hidup sebelum menjalani kehidupan yang sesungguhnya. Mengambil tema tentang trend childfree membuat Aluna sadar pentingnya financial sebelum menjalankan sebuah pernikahan, dan pada akhirnya hasil penelitian skripsi Aluna mempengaruhi pola pikirnya dalam menentukan siapa calon suaminya nanti. Ikuti kisah Aluna dalam mengerjakan tugas akhir kuliahnya. Semoga suka 🤩🤩🤩.
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PARTNER BISNIS
Keenan mengerutkan dahi, saat membuka WA dia melihat update status sesorang dengan nama kontak Pacar Bohongan ❤️ bisa dilihat. "Berarti dia simpan nomor gue?" gumam Keenan, tiba-tiba girang. Ia pun klik status terbaru milik Aluna, ternyata gerakan tangan saat merangkai aksesoris di sebuah meja cafe.
"Kok gue seneng banget bisa lihat update status dia ya," ujarnya sembari menggaruk kepala. Tujuannya tadi mau foto dan cek udang, eh malah tersangkut dengan status Aluna.
Keenan pun iseng update status, "Siapa tahu dikomen Aluna," gumamnya kemudian memotret tangannya yang memegang penyaring saat mengambil udang. Keenan pun menuliskan caption Siap panen untuk melamar anak gadis orang.
Tapi ternyata bukan, justru ia mendapat pesan dari seseorang yang mengaku papa Aluna. Ia mengucek mata, lah kenapa jadi orang tua Aluna yang menghubunginya. Jangan bilang, Aluna melapor ke orang tuanya akibat kejadian pacar bohongan itu. "Waduh, belum nembak sudah ditolak ini mah ceritanya," gumam Keenan setelah membalas pesan Pak Sabda. Jadi orang tua Aluna itu mengirim pesan kepada Keenan begini.
Assalamualaikum wr wb, Siang Mas Keenan. Saya papanya Aluna.
Gitu saja, dan Keenan membalas dengan fast respond. Keenan menunggu balasannya, namun beliau mengetik lama sekali. Inilah yang membuat Keenan overthinking, mungkin papa Aluna sedang mencari kalimat terbaik untuk melarang Keenan menyimpan nomor Aluna. Kalau benar itu terjadi, Keenan bisa apa. Anaknya jutek eh dilarang papanya juga. Melas amat hati Keenan.
Sebenarnya Keenan juga gak tahu alasan kenapa tertarik pada Aluna, mungkin karena dia jutek dan gimmicknya bukan pick me girl, wajar Keenan suka. Banyak gadis yang mencoba cari perhatian pada Keenan, tapi nyatanya tidak bagi Aluna. Gadis itu benar-benar membatasi interaksi dengan pria yang sudah dianggap manipulatif. Entah Keenan harus melakukan apa agar bisa dekat dengan Aluna, walau hanya sekedar berteman saja.
Saya kemarin ke rumah Pak Cokro bersama Aluna. Beliau cerita kalau sedang bekerja sama dengan salah satu alumni, dan Beliau menyebut Mas Keenan. Saya dan istri tertarik untuk kerja sama seperti Pak Cokro, apakah Mas Keenan berkenan untuk saya ajak diskusi?
Keenan membaca satu per satu kalimat yang dikirim papa Aluna, sampai tiga kali, dan dia kaget diminta kerja sama. "Kok feelingku berakhir baik ya!" gumam Keenan. Kemudian ia membalas pesan Sabda dan kemungkinan tiga hari nanti dia berkunjung ke rumah Pak Cokro, setela itu bisa bertemu dengan Sabda.
Oke, Mas. Kabari saja kalau sudah sampai di sini.
"Ya Allah, apa mungkin ini jalan buat dekat dengan Aluna ya! Eh, kenapa aku jadi mikirin Aluna sih?"
Keenan sebenarnya belum pernah pacaran juga. Dia dan Syifana hanya HTS saja. Perbedaan latar belakang keluarga dan strata sosial membuat Keenan sadar diri bahwa tak akan mungkin bersatu dengan Syifana. Apalagi dia beberapa bulan lagi selesai internship, bisa dipastikan akan menjadi dokter. Sedangkan Keenan hanya sebagai petani dan peternak udang, jelas keluarga Syifana tak mau.
Sebagai pria yang pernah merasakan sayang pada Syifana namun tertampar kenyataan membuat Keenan pun berusaha sekuat tenaga untuk move on. Meyakinkan diri bahwa Syifana bukan yang terbaik buatnya, jangan sampai harga dirinya sebagai lelaki diinjak oleh keluarga Syifana juga. Berpikir realistis saja kalau cinta tak harus memiliki, apalagi kalau kriterianya harus kaya. Jelas Keenan tereliminasi.
Perhatian Keenan teralihkan kepada Aluna karena gadis itu terkesan jutek dan angkuh. Marah sekali saat dianggap pacar bohongan Keenan. Selama ini, bukannya para cewek terpesona dengan Keenan. Bahkan ada kok adik tingkatnya chat Keenan, meski mereka tahu kalau Keenan dekat dengan Syifana. Sedangkan Aluna, di depan Keenan jutek terus, terlihat tak minat pada Keenan, itulah yang membuat gengsi laki-laki Keenan bergejolak, ingin sekali menaklukkan Aluna.
"Ya mungkin lewat papanya dulu, baru bisa gaet anaknya," ucap Keenan tersenyum tipis.
Keenan pun segera menyiapkan dokumentasi perkebunan dan laporan penjualannya, berikut dengan simulasi alat yang ia gunakan selama ini. Alat ini memang dirangkai Keenan sendiri, dia sampai ikut pelatihan dengan biaya mahal demi merangkai alat otomatis pengairan dan pemupukan ini.
"Tiga hari temani papa dan mama bertemu sama dia ya, Mbak. Siapa tahu dia canggung kalau bersama kita," pinta Sabda setelah deal tempat dan waktu dengan Keenan.
"Lah kenapa sama Aluna. Yang punya bisnis kan mama sama papa. Lagian dia juga profesional kali, Pa, kalau pertemuan ini tentang bisnisnya."
"Kamu masih dendam banget sama dia kayaknya. Awas lo naksir," ledek sang mama sembari menoel dagu sang putri. Papa hanya tersenyum tipis, sembari menatap Aluna.
"Kalau dendam sih enggak, Ma. Cuma Aluna gak suka kalau berhubungan sama dia lagi. Papa dan mama silahkan tapi tidak dengan Aluna."
"Ya sudah kalau gak mau!" ucap papa Sabda yang tak pernah memaksa keinginan sang putri, begitu juga dengan Arimbi, sangat paham dengan sikap malas Aluna terhadap Keenan.
Arimbi dan Sabda pun meluncur ke cafe tempat pertemuan mereka dengan Keenan, dan Sabda langsung tersenyum puas ketika mendapat chat dari Keenan. Bahwa pemuda itu sudah stand by di meja nomor 10. "On time dia, Ma!" puji Sabda. Kesan pertama on time adalah kata kunci Sabda bakal cocok dengan rekan kerjanya.
"Mas Keenan?" panggil Sabda sembari menyodorkan tangan, Keenan langsung berdiri dan menyambut tangan Aluna.
"Iya, Pak Sabda ya?" Sabda mengangguk, lalu jabat tangan beralih pada Arimbi.
"Mama Aluna," ya elah baru juga pertemuan pertama sudah menyinggung nama gadis itu. Bisa kikuk kalau Aluna sampai menceritakan apa yang terjadi di antara mereka.
"Ouh iya, saya mahasiswa Pak Cokro, Bu!" jawab Keenan sopan, tak mau terpancing soal Aluna. Arimbi mengangguk saja, soal penampilan oke, Keenan menggunakan kemeja hitam, dengan vest rajut yang pas dengan badannya.
Sabda pun basa-basi dulu, bertanya tentang latar belakang dan kegiatan Keenan. Kemudian bertanya soal perkebunan dan pengolahannya, semua dijawab Keenan sesuai dengan pengalamannya. Bahkan Keenan juga menjelaskan kelemahan dan kelebihan selama menjalankan perkebunan ini.
Sabda pun menjelaskan konsep bisnis perkebunan yang ingin ia dan sang istri rintis, terutama ya memanfaatkan tanah yang dibiarkan kosong. Bahkan Arimbi berniat membuka stockist buah dan olahannya.
Keenan mengapresiasi itu, apalagi Arimbi memilih tanaman mangga yang perawatannya lebih mudah pastinya. "Saya kan punya toko frozen, Mas. Nah biasanya durian dan alpukat yang saya jual, rasayanya kok kurang ya. Boleh lah, pakai buah lain. Sirsak juga boleh."
Keenan menyadari bahwa keluarga Aluna ini termasuk keluarga yang visioner, dan punya basic bisnis. Apalagi pintar membaca peluang kalau bidang pertanian dan perkebunan inu memang komoditas dengan permintaan paling tinggi.
Orang tuanya keren, pantas saja anaknya keren.
semangat bikin esmosi suami🤭
yuk ahh,,, semangatin kk authornya. semangatttt ya kakkk...
semoga smakin bnyk yg baca,suport dan doanya tuk kk author... ❤️
ini kok jejak nya mm papa y
sma2 dl pr3sentasi bareng dkira msh single eh taunya sdh ada yg mmlki tampan dan cantik