Jeha, pria tampan dengan ambisi besar, menjebak Anne, CEO cantik dalam cinta satu malam hingga akhirnya keduanya menikah. Setelah Anne lumpuh akibat kecelakaan, Jeha mengambil alih kekuasaan dan berubah menjadi pria arogan yang menghancurkan hidup Anne.
Sementara itu, Reu adalah pelayan restoran miskin dengan hidup terbelit hutang. Ketika Jeha bertemu Reu dan menyadari kemiripan wajah mereka, dia menawarkan kesepakatan. Reu harus menjadi Jeha selama 2 tahun, dan semua hutangnya akan lunas.
Akankah Reu berhasil menjalankan peran ini? Dan apa yang akan terjadi pada hidup Jeha dan Anne?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
Setelah lelah mengajari Lyox bermain baseball Reu duduk santai mengelap keringatnya, Anne datang ke halaman belakang. Dua orang pelayan menyiapkan tiga gelas jus jeruk dan potongan buah apel di atas piring. Melihat kedatangan Anne, Reu berlari menghampirinya dengan senyum mengembang. Sikap Reu membuat Anne merasa berdebar, dia tidak menyangka suaminya bisa terlihat begitu santai dan bahagia. Biasanya, Reu dikenal dengan sikap seriusnya.
"Kamu datang! Bagaimana, Lyox sudah lumayan pandai kan?" Reu meneguk jus jeruk dengan cepat, membuat Anne menatapnya dengan perasaan aneh. Ada sesuatu yang membuatnya tergoda dan berdebar melihat cara suaminya minum. Anne mencoba mengabaikan perasaan itu dan memukul dadanya berulang kali.
"Mama!" Lyox berlari mendekat dengan senyum gembira dan merangkul Anne. "Mama lihat, aku bisa memukul bola!" Lyox dengan antusias menceritakan keberhasilannya. Reu kemudian ikut memeluk Lyox dari belakang, dan tanpa sadar tangannya menyentuh pundak Anne, membuat Anne merasakan sesuatu yang berbeda.
"Sudah untuk hari ini, Papa mau mandi," ucap Reu sambil mencium pipi Lyox sebelum pergi. Saat hendak beranjak, Reu tanpa sengaja mencium pipi kiri Anne juga. Anne menoleh, dan keduanya saling menatap dengan wajah terkejut. Reu dengan cepat menutup bibirnya, karena baru menyadari hal yang dilakukan sebuah kesalahan. Reu pergi meninggalkan halaman, dengan tergesa-gesa.
Setelah tiba di kamar, Reu segera menutup pintu dan berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar. Dia merasa seperti sedang memerankan sebagai suami semestinya, dan itu membuatnya sedikit bingung.
"Apa yang aku lakukan tadi?" gumam Reu sambil bersandar di dinding. Pikirannya melayang kembali ke momen di mana dia mencium pipi Anne, dan dia masih bisa merasakan aroma rambut Anne yang menempel di tangannya.
"Tuhan, jangan biarkan aku menyukai wanita itu," Reu memohon dalam hati, berharap bisa mengendalikan perasaannya.
Setelah merasa lebih tenang, Reu mengeluarkan buku catatan Jeha dari tasnya dan mulai membacanya dengan saksama. Dia mencari tahu lebih banyak tentang wanita yang disebutkan Willy di kantor. Saat membolak-balik halaman, Reu terkejut menemukan bahwa Jeha ternyata memiliki catatan tentang puluhan wanita, bukan hanya Bella, Sonya, dan Natasya seperti yang dia duga sebelumnya. Reu menghela napas panjang, merasa sedikit terkejut dengan betapa rumitnya kehidupan Jeha.
Di sisi lain, Anne berada di kamarnya, merasakan debaran yang sama. Dia mondar-mandir dengan kursi rodanya, terus menepuk dadanya berulang kali, seakan baru pertama kali dia merasakan sentuhan mesra dari suaminya. Apalagi saat melihat wajah suaminya secara dekat, mata coklat yang bersinar itu terasa berbeda dari tatapan Jeha yang biasa dia lihat selama ini.
"Apa aku sudah gila? Bagaimana perasaan ini bisa menggebu-gebu seperti ini? Apakah karena sudah lama aku dan dia tidak bersentuhan seperti ini?" Anne mempertanyakan kebimbangan itu dalam hati.
Memang sudah hampir tiga tahun Jeha berubah, jarang menyentuhnya atau menatapnya dengan hangat. Sejak Anne mengalihkan jabatannya kepada Jeha, dia selalu memberikan alasan lelah dan sibuk ketika Anne mengajaknya untuk bermesraan. Padahal dulu, saat hamil Lyox, Jeha sangat peduli dan perhatian padanya, bahkan saat itu Anne sudah dinyatakan mengalami kelumpuhan oleh dokter. Namun, seiring waktu, Jeha terlihat semakin sibuk dan jauh, seakan Anne harus mengantri untuk mendapatkan perhatiannya.
Sebuah notifikasi masuk di layar ponselnya, dan Anne terkejut melihat email dari sebuah rumah sakit di California. Dia merasa heran karena tidak pernah pergi ke luar negeri setelah kecelakaan. Setelah membuka email tersebut, Anne dikejutkan dengan pemberitahuan bahwa nama suaminya, Jeha, tertera sebagai pasien di rumah sakit itu. Tanpa sadar, Anne melempar ponselnya ke tempat tidur.
‘Apakah ini hanya kesalahan?’ Anne berpikir, mungkin rumah sakit salah mengirimkan alamat email karena suaminya saat ini ada di rumah. Namun, rasa penasaran mendorong Anne untuk mengambil ponselnya kembali dan memeriksa email itu lebih teliti. Saat matanya tertuju pada nama Jeha, dia merasa tercengang. Untuk memastikan, Anne langsung menelepon pihak rumah sakit. Saat panggilan diterima, pihak rumah sakit mengonfirmasi bahwa Jeha memang terdaftar sebagai pasien dan sedang menjalani perawatan setelah mengalami kecelakaan. Kabar yang lebih mengejutkan datang ketika pihak rumah sakit menyebutkan bahwa ada seorang wanita yang bersama Jeha meninggal di lokasi kejadian kecelakaan.
Dengan perasaan bingung, Anne langsung mengakhiri teleponnya. Pertanyaan ‘Siapa sebenarnya yang ada di rumah ini?’ menghantui pikirannya. Anne penasaran dan bergegas menuju kamar suaminya. Dia mengetuk pintu dengan keras, membuat Reu terkejut. Reu cepat-cepat menyembunyikan buku catatan di laci dan menguncinya sebelum membuka pintu. Saat Reu keluar, Anne menatapnya tajam.
"Ada apa?" tanya Reu dengan senyum. Anne diam, menghela napas, tetapi masih berusaha mengendalikan rasa penasarannya. Anne memasuki kamar dan matanya menyapu setiap sudut ruangan, mencari petunjuk. Reu duduk di kursi, penasaran dengan tindakan Anne yang tiba-tiba memasuki kamarnya. Saat Anne tidak menemukan apa pun yang aneh, dia mendekati Reu tanpa sepatah kata pun.
"Apa yang kamu cari?" tanya Reu sambil menarik kursi roda Anne lebih dekat. Keduanya berhadapan dengan jarak yang sangat dekat. Anne tersenyum tipis, lalu menarik kerah baju Reu dan menciumnya tanpa peringatan.
kan biasanya suara tidak ada yang mirip