NovelToon NovelToon
Soulverse Beast

Soulverse Beast

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Spiritual / Epik Petualangan / Fantasi Isekai / Game
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: MoonShape

Soul-verse Beast adalah sebuah game MMORPG yg populer tidak hanya gamenya yang asik,tapi juga game ini memberikan akses kesempatan bagi para player untuk bermain secara realtime!


Soul-verse Beast,game yg berusia 2 tahun mengguncang dunia karena setiap update patch 2 bulan sekali,mereka melakukan pemilihan bagi semua player yg beruntung dapat bermain game Soul-verse Beast secara realtime. Dan pemeran utama dalam cerita ini Wazeng dan Vogaz,mendapatkan keberuntungan itu!


perjalanan dimulai apa saja yang akan mereka lakukan disana? dan apa mereka akan mendapatkan kehidupan yg lebih berwarna dalam dunia game? ikuti cerita mereka menjelajah dunia Soul-verse Beast!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MoonShape, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cahaya yang melahap bayangan

...----------------...

...----------------...

(Asap tebal ledakan aura terjadi, menutupi mereka, dari balik asap itu Zai menjingkrak. Dua tanduknya menyala tajam menembus langit, membersihkan asap disekitar. Cahaya murni meledak dari dalam tubuh Albior, dan seluruh luka serta retakan di armornya tertutup seketika. Nafasnya kembali stabil. Tombaknya kembali bersinar emas.)

"𝐊𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚 𝐲𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐚𝐩𝐚𝐢 𝐭𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐢𝐧𝐢, 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐜𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐝𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧" (Kata Albior tegas dan menggema)

"𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢 𝐚𝐦𝐩𝐮𝐧" (Lanjutnya dengan suara dingin dan dalam) "𝐈𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐢𝐧𝐠𝐤𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧."

...[Albior Passive Triggered – Zai Covenant: Overdrive Rebirth]...

...ATK +100% | SPD +100% | CRIT +100%...

"Sepertinya akan dat—!"

(Sebelum mereka bereaksi, Albior langsung menghilang dari pandangan. Menekan tanah di sekitar, dan dalam 1 detik tiga suara tusukan menggema di ladang rumput berbunga, kelopak bunga berhamburan di udara. Cahaya jalur tebasannya terbelah.)

...[Divine Cross Split Dash]...

...[Slash 1 – Hazuki] -500.000 CRIT...

...[Slash 2 – Vogaz] -500.000 CRIT...

...[Slash 3 – Wazeng] -500.000 CRIT...

(Albior menusuk mereka, menyatukan tubuh mereka pada ujung tombaknya yg emas dan panjang, Zai menjingkrak dan pada waktu yg sama Albior melempar tubuh mereka pada 1 tempat yg sama,)

(Albior duduk tegak di atas Zai, dengan tombaknya yg di lapisi darah segar, ia memutar tongkatnya menyipratkan darah segar mereka, melapisi rerumputan sekitanya, matanya masih menyala merah terang.)

"Dia sudah menjadi semakin gana—" (Eimi menoleh dan langsung terdiam, wajahnya pucat seketika, keringat dingin mengucur dari pelipis, ia terbelalak melihat mereka semua tersungkur dengan bersimba darah.)

(Eimi perlahan mendarat, berdiri di samping mereka, wajahnya menjadi pucat, suaranya serak): "Ti...tidak,...he-hei... Ini... Ini dungeon beast loh,...kalian...tidak bol—!"

(Darah segar dari Wazeng mengalir menyentuh kakinya. Suara dan teriakan di pikirannya bergetar. Ingatan Dungeon Fenrir menabrak kepalanya.)

...----------------...

...----------------...

...----------------...

(Eimi berteriak histeris, nafasnya berat, suaranya serak) “TIDAK!!! INI DUNGEON BEAST!!! KALIAN NGGAK BOLEH MATI DISINI!!JANGAN TINGGALKAN AKU!! JANGAN MATI!!... JANGAN MATIII!!"

(Teriakan histerisnya makin keras dan tak karuan, menggema di seluruh ladang.)

(Ia terduduk lemas di tengah ladang berbunga yg kini telah menjadi kolam darah para rekannya. Air mata dan keringat dingin ketakutannya bercampur dengan darah mereka di tanah. Tangannya yg gemetar memegang kepala dan mengacak acak rambutnya.)

(Ia perlahan menyentuh lembut wajah mereka yg dingin, menggunakan tangan mungilnya yg gemetar) "Kalian....tidak boleh....tidak boleh mati...jangan...kumohon... Kita harus mengumpulkan Fragment beast, bangunlah, Wazeng, Vogaz, kak Hazuki... Dia akan datang lagi, kalian harus bangun.........." (Nafasnya berat, mulutnya kering, suaranya serak dan pelan, ia bahkan lupa caranya bernafas.)

(Eimi mengingat sesuatu, ia pun cepat cepat mencari dan mengangkat tangan kiri Wazeng lalu membersihkannya dari darah menggunakan mantelnya, ia lega menatap cincin birunya bersinar kecil, ada secercah harapan dari matanya, senyum kecil terlihat dari ujung bibirnya) "Frosgon, Frosgon... Bangunlah..." (suaranya pelan mengharapkan sesuatu)

(ia menempelkan tangan Wazeng pada dahinya) "Bangunkan majikanmu,... Bangunkan dia... Kumohon..." (suaranya semakin pelan hampir tak terdengar, nafasnya tersedu sedu) "Kumohon... kumohon.... Kumohon, Frosgon...."

(Cahaya cincin redup total, mata Eimi terbelalak, air mata tak mampu keluar lagi dari matanya... Ia pun melepaskan tangan Wazeng perlahan, ia menunduk, terduduk lemas tak berdaya.)

(Ia menggigit bibirnya utk meredahkan kesedihannya namun— Angin dingin menerpanya dengan lembut, membuatnya semakin merinding dengan kenyataan yg terjadi.)

...----------------...

(Setelah beberapa saat meratapi itu semua, menunggu akan keajaiban namun ternyata tak kunjung datang—)

(Kini wajahnya berubah menjadi serius, matanya tajam. Nafasnya mulai teratur. Ia menatap langit sesaat, lalu menunduk utk membuka Tab Hologram, dan mengetik dengan cepat lewat chat) "Aku akan membunuhmu!" (pesan singkat dan jelas namun tak diketahui utk siapa.)

(Ia perlahan merunduk dan memeluk Wazeng di tanah, beberapa rambutnya menutupi wajahnya mereka, ekspresinya serius, matanya kering tapi tatapannya tajam, ia berbisik dengan suaranya yg dingin dan dalam, seperti bukan suaranya): "Tenang, aku ada disini, akan kuputar balikkan dunia untukmu." (Lanjutnya dengan suara mantap) "Karena aku adalah, 'support manis dari balik layar'...."

(Ia mencium Wazeng di bibir— Ia tersenyum lembut sambil mengelus pipi Wazeng. Dan dengan kaki lemas dan bergetar ia perlahan berdiri. Tangannya menjejak pada kolam darah rekannya.)

(Ia mengambil nafas yg dalam dan aura putih terang mengelilinginya, tubuhnya mulai terangkat sendiri, rambutnya terangkat di udara, angin kuat menerpa menggoyangkan rambut dan mantelnya dengan keras— Seketika lingkaran mantra gear jam besar muncul di belakangnya, menyusun ulang ruang dan waktu.)

...[SYSTEM]...

...[Sorcerer Awakening – “Chrono Sanctum”]...

(Ia menatap ke langit kosong, tersenyum lebar giginya bergesekan kuat, ia berseru...) "TUNGGU AKU, BAJINGAN TUA!!!” (Suaranya benar benar bukan seperti Eimi)

(Ia kembali menatap tajam ke depan, menggertakkan gigi, matanya bersinar terang, ia mengambil nafas dalam sekali lagi lalu mengangkat kedua tangannya dengan jari jemari mungilnya yg terbuka lalu ia menjatuhkan tangannya ke arah mereka di tanah sembari berseru —.....)

...[𝕎𝕆ℝ𝕃𝔻 ℝ𝔼𝕎𝕀ℕ𝔻]...

(Cahaya putih meledak, semua partikel waktu berhenti. Ladang hijau luas jadi beku dalam satu frame, dan waktu pun mundur...)

...[SYSTEM]...

...[World Rewind Success]...

...(Waktu kembali sebelum tebasan Albior.)...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

(Di sisi lain yg tak diketahui, di ruangan gelap dengan berbagai suara gesekan besi dan suara ledakan terdengar samar— sesosok pria paruh baya berkacamata memantulkan cahaya biru dari kacanya menatap layar terang, kedua tangannya menopang dagunya)

"...kau terlalu serius dalam game, Eimi." (suaranya rendah dan dalam)

(Di sampingnya terdapat 3 formulir dengan foto hasil scan dari Wazeng, Vogaz, dan Hazuki dengan nomor aneh 20. 20. 15.)

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

(Tubuh Hazuki, Vogaz, dan Wazeng kembali berdiri, darah yg tadi telah menjadi hitam kini kembali menjadi merah segar dan terhisap kembali ke tubuh mereka, luka tusukan tertutup, posisi mereka kembali seperti semula.)

(Hazuki melihat tangannya, nafasnya berat seperti baru sadar dari tidur panjang) “…Perasaan apa itu tadi?”

“Kita gak sempat mikir soal itu sekarang.” (Vogaz memasang masker lagi, suaranya datar)

(Wazeng menarik napas dalam, menatap tajam ke depan.)

(Eimi berteriak histeris, air matanya menetes lagi): “LARI!! HINDARI SERANGANNYA!! DIA AKAN DATANG DARI DEPAN KALIAN DALAM 3 DETIK!!”

(Semua langsung menatap ke depan— tubuh mereka kembali dilapisi dengan aura mencekam— Wazeng dengan aura biru terang, Vogaz dengan Ungu gelap dan Hazuki dengan api menyala.)

(Zai menjingkrak, melesat dengan Albior di punggungnya. Serangan yang sama, kecepatan yang sama, bahkan lebih cepat. Tapi kali ini, mereka sudah tahu.)

(Hazuki menghindar ke atas, menyiapkan Fire Dragon Fist Charge. Wazeng flash step ke kiri meninggalkan cahaya biru di jalurnya dan Vogaz dodge ke kanan meninggalkan jejak aurnya di belakang.)

(Albior melesat lurus ke depan, menerjang ruang kosong. Menekan jalur lajunya. Angin keras bertiup di seluruh ladang, menghempaskan kelopak bunga yg terpotong.)

(Mereka bertiga menyeringai kesenangan dan dengan satu langkah cepat mereka menerjang langsung ke arah Albior di tengah melakukan serangan terakhir dari berbagai titik, Hazuki menerjang dari atas dengan tinju apinya, Wazeng melesat dari kiri dengan belati bercahaya birunya dan Vogaz melesat dari kanan dengan belati beraura gelap.)

...Hazuki [DRAGON FIST: FINAL TRACE]...

...Vogaz [RAPTURE SLASH: FINAL TRACE]...

...Wazeng [PHANTOM SLASH: FINAL TRACE]...

...[Combo Attack 500.000 | 500.000 | 500.000]...

(Ledakan luar biasa menghantam Albior di tengah, kelopak bunga dan rumput rumput berhamburan ke udara seperti salju yang jatuh perlahan—)

(Kabut tebal mengambang, menyamarkan dunia, dan di balik kabut itu Albior jatuh berlutut, tombaknya tersandar pada bahunya, sinar matanya redup, dan Zai meringkik pelan di sisinya lalu perlahan lenyap bersama cahaya mengambang ke langit.)

"𝐊𝐚...𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧...𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡...𝐥𝐢...𝐜𝐢𝐤...." (Armor kosong Albior berasap di tengah ladang. Sinar matanya pun hilang total.)

...[SYSTEM]...

...[BOSS DEFEATED]...

(Eimi masih melayang di udara. Aura cahaya yang membungkus tubuhnya mulai pecah pelan pelan) "Su..sudah selesai?"

(Ia tak sadar tubuhnya meluncur turun, mendarat lemah di antara lavender yang terinjak. Di kejauhan, di samping armor kosong Albior— Wazeng berdiri lemah mendongak menatap langit kosong, Hazuki duduk bersila sambil tertawa, dan Vogaz merebahkan tubuhnya terlentang di ladang, lalu memejamkan matanya.)

(Eimi berjalan terhuyung huyung, langkahnya lemah, suaranya serak dan pelan): “…Wazeng... Vogaz... Kak Hazuki...”

(Mereka menoleh, tapi belum sempat bicara…)

(Eimi berlari. Kakinya terpeleset sedikit, tapi ia terus memaksa, air mata bahagia mengalir pelan di terpa angin lembut, ia langsung memeluk Wazeng erat dari depan, menatapnya ke atas): “...Kau hidup... Kita menang...ki..kita...kita selamat....—” (Eimi menunduk, membenamkan wajahnya di dada Wazeng yang masih berbekas darah. Tangisnya meledak sekali lagi, tak bisa dikendalikan. Wazeng mebalas memeluk tubuh Eimi dengan lembut)

(Tangannya memeluk erat Wazeng, tubuhnya gemetar seperti badai kecil yang pecah di pelukannya, nafasnya tersedu sedu.)

(Hazuki mencoba meraih mereka namun Vogaz menahan bahu Hazuki menggunakan bayangannya, Hazuki menoleh seolah mengerti, ia merebahkan tubuhnya di samping Vogaz— menatap langit biru.)

“Aku... masih di sini, Eimi… Kita menang... Kita selamat." (bisik Wazeng)

(Wazeng menunduk, mengelus lalu mencium kepala Eimi dengan lembut, perlahan mereka terduduk.)

...----------------...

(Semua tenang. Hanya ada suara tangisan kecil Eimi yg tersedu sedu di antara hembusan angin ladang, dan armor kosong Albior.)

(Beberapa saat kemudian, kilauan cahaya emas terang turun perlahan dengan suara hembusan angin. Warna emas putih bercampur aura spiritual menyelubungi permukaannya— Satu peti besar bersinar sangat terang, muncul di bawah pohon.)

(Mereka saling menatap dan perlahan berdiri, Wazeng menggendong Eimi di punggungnya, mereka berjalan menuju pohon besar, melewati tubuh kosong Albior yg terlutut.)

"Gaz..." (Wazeng berhenti sejenak di samping armor Albior suaranya pelan)

(Vogaz menoleh) "hm?"

"kita...(Wazeng menatap armor kosong Albior di sampingnya) ...harus membawa armor Albior di bawah pohon, dia harus beristirahat di tempatnya."

"Baiklah." (Vogaz mengangkat bahu dan berbalik utk membawanya)

(Hazuki terkekeh, menggeleng pelan dan berbalik utk ikut membantu mengangkatnya)

(Mereka bertiga mengangkat armor kosong Albior dalam diam. Perlahan menuju pohon besar.)

"Bukankah... akan lebih baik kalau aku turun?" (kata Eimi pelan)

(Wazeng menggeleng pelan) "Tak apa."

(Eimi tersenyum lembut, memeluk erat Wazeng dari belakang, lalu membenamkan wajahnya lagi di punggung Wazeng.)

(Armor itu mereka tempatkan perlahan, bersandar tenang pada batang pohon. Tombaknya ditaruh melintang di pangkuannya, helmnya diturunkan, memperlihatkan kekosongan di dalamnya— kemudian Wazeng memakaikan kembali helmnya.)

(Angin pelan bertiup, menjatuhkan dedaunan pohon perlahan. Mereka memberikan penghormatan terkahir dengan membungkuk pelan pada armor Albior.)

...----------------...

(Di samping itu, terdapat peti berwarna putih besar bercahaya emas terang, berukir kepala kuda putih dengan dua tanduk.)

(Wazeng menurunkan Eimi, dan semua menatapnya, ia tersenyum lalu perlahan menyentuh permukaan peti. Bersamaan dengan angin lembut peti pun terbuka perlahan, sinar lembut menyebar seperti kabut pagi dan angin sejuk terasa. Di dalamnya, tertidur seekor kuda kecil putih dengan dua tanduk mungil dan bulu yang berkilau seperti debu bintang. Di sampingnya ada fragment dengan dua tanduk mungil.)

(Kuda kecil itu membuka matanya, menjingkrak pelan dan menggenggam fragment menggunakan mulutnya lalu melompat keluar, berdiri di udara— Eimi berjongkok lalu mengulurkan tangannya, si kuda kecil itu meletakkan Fragment di atas telapak tangan Eimi dan berubah menjadi partikel cahaya yg menuju liontin Eimi yg tergantung di dadanya.)

...[TAB HOLOGRAM - SYSTEM]...

...[Soulverse Beast Didapatkan: Zai: the Sainted Horse]...

...Sinkronisasi: 20%...

...Level: 15...

...Status: Terikat dengan Eimi...

...Element: Light...

...Mini Form...

...Note: 'Fragment beast ditemukan. 2 dari 12 Zai: the Sainted Horse fragment berhasil didapatkan.'...

...----------------...

...[Tab Hologram]...

...Wazeng Level Up 90...

...Vogaz Level Up 90...

...Eimi Level Up 87...

...Hazuki Level up 87...

...----------------...

...----------------...

"Heee, sepertinya dia pemalu ya." (ucap Hazuki)

(Eimi menoleh bingung, menggenggam lembut liontinnya di dada) "...kenapa?.."

"Karna dia langsung ke liontinmu, tidak seperti Frosgon yg masih memperkenalkan diri." (kata Vogaz datar sambil membuka maskernya, ia bernafas lega)

"Nah itu!" (kata Hazuki cepat sambil tertawa pelan)

...----------------...

(Portal keluar sudah terbuka, berputar pelan dengan cahaya lembut di ujung ladang. Namun, saat mereka bersiap melangkah...)

(Eimi berdiri, menunduk malu, tangannya di belakang punggung, sedikit tersenyum malu): “Aku mau pulang, tapi jalan kaki aja ya... sampe keluar dungeon. Soalnya... pemandangan di sini bagus banget... boleh ya...?”

(Hazuki terkekeh pelan): “Heh... setelah pertarungan gila itu kamu masih mikirin bunga."

“Terserah. Selama gak ada yang muncul buat bunuh kita lagi.” (Kata Vogaz mengangkat bahunya)

(Wazeng menatap langit sejenak, lalu mengangguk): “Kita jalan bareng.”

(Mereka pun mulai berjalan perlahan melewati ladang rumput berbunga yang menghampar sejauh mata memandang. Bunga-bunga bergoyang pelan di bawah hembusan angin ringan. Langit biru bersih membentang di atas kepala.)

'𝓢𝓮𝓹𝓮𝓻𝓽𝓲 𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓔𝓷𝓭 , 𝓹𝓪𝓭𝓪𝓱𝓪𝓵 𝓶𝓪𝓱 𝓶𝓪𝓼𝓲𝓱 𝓳𝓪𝓾𝓱 '

(Wazeng dan Vogaz saling menatap dan tertawa canggung)

(Eimi dan Hazuki terlihat kebingungan): "kalian kenapa?"

(Wazeng dan Vogaz): "Gak ada."

(Hazuki berjalan mundur, tangannya menyilang dibelakang kepala, menatap Eimi): "Btw, tadi aku kayak spawn lagi di tempat...aku tuh... Kayak, mati(?) Aku... inget banget darahku udah keluar semua, habis di tusuk Albior. Apa kamu tau, Ei?"

“Gue juga." (Vogaz menimpali) "Rasanya... kayak nggak bisa bangun lagi. Tapi tau-tau balik, dan kamu ada di langit sambil nangis.”

(Wazeng memegang bahu Eimi dengan lembut): “Itu... kamu, kan? Yang balikin waktu?”

(Eimi menunduk tidak menjawab. Ia hanya tersenyum kecil sambil menggenggam liontinnya di dada) “Aku nggak tau apa yang kalian bicarain" (Ia mengangkat wajahnya, dan tersenyum lembut) "Yang aku tau… kita semua masih hidup. Itu aja cukup, kan?”

(Suasana sejenak hening. Tapi tidak ada yang memaksa. Mereka melanjutkan berjalan jalan santai di padang rumput berbunga, langkah mereka makin menjauh dari pohon besar tempat peristirahatan Albior.)

...----------------...

...----------------...

...----------------...

1
Harman Dansyah
bagus lanjutkan cerita author di tunggu kelanjutan nya
Melinda Falencia
lanjutin bangg aku penasarann
MoonShape: SIAPP
Terima kasih ratingnya 🥰
total 1 replies
Melinda Falencia
yah kasian banget hazuki bang, merengek aku😭😭
MoonShape: /Sob//Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
Melinda Falencia
bang typonya benerin bang
MoonShape: okee.../Sweat/
total 1 replies
Ayam Bakar
Mantap bang!! Lanjutannya mana 😆
Melinda Falencia
lanjut banggg
Donutt
bagus banget bangg, smngt bikin lagii yaa /Smile//Smile//Smile/
MoonShape: makasihh yaa😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!