Salahkah jika aku menyukaimu Abang?
Kedekatan Dea dengan Abang tirinya menghadirkan sebuah perasaan yang tak seharusnya ada, sebisa mungkin dia mencoba membuangnya namun tanpa dia sadari ternyata Abangnya juga menyimpan perasaan yang sama untuknya.
Ada yang penasaran? yuk simak cerita mereka 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
“Woah bagus banget Bang! Emang kita boleh naik kesini?” saat ini aku dan Ran sedang ada di salah satu atap gedung hotel untuk melihat pemandangan sore hari yang langsung menghadap ke laut.
“Boleh dong, buktinya gak ada yang larang kan.” ucapnya sambil berdiri di sampingku.
“Masa sih?” aku mengernyit tak percaya sambil menilik keadaan sekitar lalu kembali lagi menatap Ran, memang sejak awal tak satupun penjaga atau karyawan yang menghentikan kami, seolah mereka telah mengenal Ran sebelumnya.
“Fokus liat ke sana sunsetnya akan segera muncul.” ujarnya sambil mendorong kepalaku agar beralih menatap lurus ke depan bukan menatap dirinya.
Aku tersenyum samar, “tapi wajah Abang lebih enak di liat dari pada sunset.” kekehku.
“Ini nge-gombal atau apa nih ceritanya, atau kamu lagi ada maunya?” cibir Ran.
“Apaan sih Bang, Dea itu lagi muji tahu,” ucapku sambil manyun.
“Manyun mulu jelek kaya tutut sawah.” ejeknya.
“Dih Abang. Eh Bang liat burungnya banyak banget!” aku menatap antusias sekelompok burung yang terbang bergerombol seolah menuju sinar matahari yang hendak tenggelam.
“Cantik ya Bang?” ucapku enggan mengalihkan pandangan.
“Hooh cantik banget, seandainya Abang bisa memilikinya.” ucapnya.
“Hah? Abang mau punya matahari atau burungnya?”
“Dua-duanya boleh lah.” Aku mendengus senyum mendengar candaan Ran.
“Si Abang candaannya receh banget sih, masa ia pengen punya matahari pribadi.”
“Gak harus matahari asli kali Ya, mungkin sesuatu yang bisa kita anggap sebagai cahaya dalam hidup kita, matahari hanya kata Kiasan.” aku menganggukkan kepalaku, mungkin maksud Ran adalah seseorang yang dia suka, aku menyimpulkannya begitu.
‘Berarti Bang Ran udah punya cewek yang dia suka dong? Ko gue agak gak rela yah.’ aku mencuri-curi pandang kearahnya.
“Ya, temenin Abang ke reuni bentar yah.” ucapnya.
“Hah, enggak ah Bang Dea gak kenal satu pun temen Abang, terus Dea mau ngapain disana?” tolakku.
“Bentaran doang ko, Abang kan jadi punya alesan gak harus lama-lama disana,” bujuknya, “lagian gak banyak orang yang hadir ko, cuma beberapa kenalan Abang doang.”
“Nggak ah, Dea malu.”
“Kenapa malu sih, Adek, Abang kan cantik.” bujuknya lagi, ya ampun hati hayati berkembang-kembang ini di bilang cantik sama si Abang ganteng.
“Pokonya Dea gak mau, titik.” aku melipat tangan di dada dengan ekspresi wajah mematut.
“Ya please, temenin Abang yah, Dea mau apa aja entar Abang beliin deh.” bujuknya lagi dan lagi.
“Beneran nih?”
“Bener, Abang janji.”
Pada akhirnya mau tak mau aku harus ikut menemani Ran kumpul bareng temennya, emangnya kenapa sih, bukannya harusnya dia seneng ya kumpul-kumpul bareng temen lamanya. Aku menilik ekspresi wajah Ran, dia seolah enggan pergi ke tempat reuni tersebut, apa akan ada sesuatu disana?
Aku dan Ran sampai di sebuah mall yang cukup besar jaraknya tak terlalu jauh dari hotel barusan.
“Ko malah ke toko baju sih Bang?” tanyaku saat Ran membawaku masuk kedalam salah satu toko pakaian yang cukup terkenal.
“Ya masa kamu mau pake seragam sekolah ketemu temen-temen Abang.” ujarnya sambil memilih-milih pakaian untukku.
“Nah ini kayanya cocok buat kamu, coba gih.” Ran menyerahkan satu setel dress selutut berwarna putih dengan pita hitam di masing-masing lengan serta pinggangnya. Aku langsung pergi ke ruang ganti dan lekas memakainya, aku melihat pantulan diriku di cermin ternyata pilihan Ran tidak salah baju ini memang cocok untukku.
Setelah menyimpan seragamku ke dalam tas aku pun lekas keluar, “Bang.” panggilku pada Ran yang tengah berdiri memunggungiku sambil bermain ponsel.
“Yah?” dia menoleh, dia menatap aku dalam diam.
“Ko diem aja sih Bang, gimana bagus gak?”
“Bagus banget ya cocok buat kamu,” sahut Ran sedikit gugup.
“Tapi ini lumayan mahal loh Bang, emang Abang punya duit?” bisiku di telinganya, Ran hanya tersenyum sebagai tanggapan.
Setelah membayar bajunya Ran langsung mengajak aku pergi, kami masuk ke salah satu restoran yang cukup mewah.
‘beh emang anak-anak sultan kumpul-kumpul aja pake di tempat mewah gini,’ aku menatap takjub sepanjang jalan yang aku lewati. Tiba-tiba aku merasa insecure, sepertinya tak seharusnya aku berada disini.
“Bang, Dea tunggu di luar aja yah.” kakiku seakan memberat, semakin lama semakin enggan melangkah.
“Ko gitu? Tadi katanya janji mau temenin Abang,” keluhnya sambil berbalik menatapku.
“Duh Dea takut, Abang sendiri aja deh, Dea tunggu di luar.”
“Gak bisa, pokonya kamu harus temenin Abang!” Ran langsung menggenggam tanganku, Deg... Jantungku berdetak tak karuan, gini ya rasanya tangan di genggam ama cowok.
“Ran!” suara seseorang memanggil nama Ran membuat kami langsung menatap sejurus.
“Tuh mereka, ayuk.” Mau tak mau aku mengikuti langkah Ran, eh bukan yang sebenarnya kami berjalan berdampingan dengan tangan saling bertautan, kami sudah seperti pasangan kekasih kan hehe.
“Hay Ran!” sapa seorang gadis cantik, mungkin usianya tak terlalu jauh dariku, ternyata ada seorang gadis yang ikut serta dalam pertemuan ini, tiba-tiba Ran melepas genggaman tangannya dari tanganku, sungguh itu membuat aku sedikit terkejut.
“Eh si Adek manis juga ikut. Hay Dea, nama Kakak Dimas.” ucapnya sambil tersenyum ramah, aku balas tersenyum sebagai respon.
“Oh ini toh yang namanya Dea, kenalin aku Haikal temennya Ran dan ini Mas Ikhsan temennya Bang Ran juga,” Mas Ikhsan ini dia yang paling kalem, dia mengangguk saat di perkenalkan padaku dan sedikit tersenyum namun dia hanya melirikku sekilas, aku tebak dia anak pesantren terlihat dari sikap dan tutur katanya yang sopan, aku tak menyangka ternyata Ran punya teman seperti Mas Ikhsan ini.
Aku dan Ran duduk berdampingan, sejak tadi Ran hanya diam dan terlihat tegang, “Lu gak jawab sapaan Flora, Ran, tadi dia nyapa lu tahu,” ucap Dimas memulai percakapan.
“Terus gue harus jawab apa, tadi kan dia cuma bilang hay doang.” keluhnya sambil melipat tangan di dada.
“Tuh Flo, seharusnya elu ngomong lebih dari kata Hay katanya.” goda Dimas, Flora hanya tersenyum sambil menyesap sedotan jus di hadapannya.
“Btw, Dea ini siapa, apa gue ketinggalan info nih?” tanya Flora di tunjukkan random.
“Atau dia pacar kamu Ran?”
Aku langsung menyahut, ”Bukan Kak, aku Adik tirinya Bang Ran.” jawabku karena enggan di salah fahami, tapi entah mengapa jawabanku itu membuat hatiku justru tak nyaman.
“Oh gitu, kalau gitu kenalin aku Flora temen SMA-nya Ran,” Flora menyodorkan tangannya kearahku, yang langsung aku jabat tanpa ba-bi-bu.
“Aku pikir tadi kamu pacarnya Ran loh, kalau gitu Ran masih jomblo dong.” kekehnya.
“Iya lah, sejak dulu dia kan jomblo abadi.” timpal Dimas.
“Dia ini kan sad boy.” goda Haikal, sedang Ikhsan hanya diam saja tak ikut mencandai Ran.
“Sad boy paan coba,” decak Ran dengan suara rendah, “to the poin aja deh, kalian ngajakin gue ketemu hari ini mau ngomongin apa?”
“Ya ela, udah jelas dong buat nyambut kedatangan Flora apa lagi coba, dia mau pindah kuliah ke kampus kita, emangnya elu gak seneng?” ucap Dimas antusias, tampak kentara disini Dimas lah yang paling antusias dengan kembalinya Flora.
“Terus kalau gue seneng emang gue harus jingkrak-jingkrak gitu depan lo, dahlah gak penting banget, ayo Ya kita pergi.” Ran bangkit dan aku pun langsung mengikutinya.
❤❤❤❤❤
awal bertemu di rumah Ran ..
dia kan musuhin Dea..
apa.karena gak yeeima papanya nikah lagi...
😀😀❤❤😘😍😍😙
tapi Dea gak tau...
pantesan Ean betah jomblo..
laahhh...
wmang nungguin Dea...
❤❤❤❤❤
apa masalah flo dimas dan Ran..
❤❤❤❤❤
pasti Ran jujur jga klao suka ma Dea..
😀😀😀❤❤❤😍😙😗
ko bisa flashback Thor
❤❤❤❤
😀😀❤❤❤
akankah dea cemburu kalo tau flora sekampus ama Ran?
❤❤❤❤
bolrh banget malahhh..
halal kok..
😀😀😀❤❤❤❤
biar gak terlambat...
😀😀😀❤❤❤
bingung mau ngaku syka ama Dea...
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤❤😍😙😙😙
yg ketahuan jadian....
❤❤❤❤❤
mkasi udah up banayakkkk...
❤❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤
kok davi diam aja dicium maa sitaa ....
kan harusnya . protes...
❤❤❤❤
moga2 davi mau ama. sita..
❤❤❤❤❤