Kehidupan sempurna. Paras cantik, harta melimpah, suami yang berkuasa. Nayla merasa hidupnya begitu sempurna, sampai ketika Stefan suaminya membawa seorang gadis muda pulang ke rumahnya. Kecewa dan merasa terkhianati membuat Nayla memutuskan untuk menuntut cerai suaminya ...
Dan di saat terpuruknya, ia menerima lagi pinangan dari seorang pria muda bernama Hayden yang menjanjikan kebahagiaan baru padanya ...
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mari bersama-sama simak ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nikma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyembunyikan
Sepulang kerja, Stefan begitu kebingungan melihat banyak pekerja yang berlalu lalang di taman. Begitu juga dengan suara berisik seperti sedang ada pekerjaan di taman belakang. Ia segera menuju ke sumber keramaian itu.
Stefan sangat terkejut melihat taman belakang dimana seharusnya ada sebuah labirin bunga mawar dan tempat favorit istrinya sedang dibongkar. Ia juga melihat para pekerja yang mengangkut barang-barang di gazebo labirin itu tengah dibawa keluar.
"Ada apa ini?" Tanyanya pada pekerja yang lewat.
"Selamat malam tuan. Kami sedang menjalankan perintah nyonya untuk membongkar labirin dan gazebo ini tuan." Jawab salah seorang pekerja dengan sopan.
"Istriku yang menyuruhnya? Tapi kenapa? Bukannya itu tempat favoritnya?" Gumam Stefan bingung. Pekerja itupun juga tak tahu alasan perintah itu.
Akhirny, Stefan segera mencari Nayla di rumah. Saat itu, Nayla sedang bersantai di kamarnya sambil mendengarkan musik dan membaca buku, di atas ranjang. Ia terkejut saat melihat Stefan yang lagi-lagi menerobos masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.
"Kenapa kamu meminta membongkar labirin di taman? Bukannya itu tempat favoritmu?" Tanya Stefan tanpa basa-basi. Ia bisa melihat tatapan tajam penuh ketidak sukaan dari istrinya saat itu.
"Tanya saja pada simpananmu. Aku tak butuh tempat yang sudah kotor itu ... Sekarang, keluarlah. Kau mengganggu." Ucap Nayla sarkas. Stefan semakin bingung, namun ia tak ingin berdebat lebih lama dengan istrinya. Dan akhirnya, ia memilih untuk pergi juga.
...
Di tempat lain, berita kalau labirin taman belakang sedang dibongkar, juga sampai di telinga Roselyn. Ia mengepalkan tangan marah. Ia tak suka dengan sikap sombong Nayla. Bahkan, hanya karena tempat yang tak sengaja ia masuki saja, langsung ia hancurkan.
Saat sedang kesal itu, ia melihat Stefan yang berjalan di kejauhan menuju paviliunnya. Dengan segera Roselyn memulai aktingnya dan berlari terlebih dulu ke arah Stefan dengan menangis.
Stefan juga terkejut dengan kedatangan Roselyn yang langsung lari berhambur ke arahnya sambil menangis tersedu-sedu. Ia pun berusaha menenangkan gadis itu dengan memeluknya erat.
"Ada apa Rose? Apa ada yang mengganggumu?" Tanya Stefan lembut.
"Tuan, apa nanti ketika anda bosan pada saya, anda akan membawa gadis lain sebagai kekasih anda?" Tanya Roselyn sambil mendongak menatap Stefan dengan air mata yang masih mengalir.
"Apa yang kamu katakan?! Siapa yang mengatakan itu padamu?" Tanya Stefan yang cukup terkejut mendengar perkataan Roselyn.
"Nyonya Nayla."
"Nayla? Untuk apa dia mengatakan itu padamu. Sebenarnya apa yang terjadi diantara kalian?" Tanya Stefan menuntut penjelasan.
"Tadi saat saya berjalan-jalan, saya .elihat sebuah labirin bunga mawar. Karena penasaran saya masuk ke sana. Dan di dalam sana ada gazebo yang sangat indah, ada ayunan dari anyaman juga. Karena, saya belum pernah lihat yang seperti itu, saya ingin mencobanya sekali ..."
"Tunggu, berarti kamu masuk ke taman belakang kediaman utama lagi, bahkan kamu juga masuk ke labirin favorit Nayla?" Tanya Stefan memotong perkataan Roselyn.
"Saya tidak tahu kalau tempat itu, tempat favorit nyonya Nayla. Awalnya, saya ke sana juga saat nyonya tidak ada. tapi, saya tidak tahu kalau nyonya Nayla akan ke sana juga saat itu ... Lagipula, semua hal yang ada di kediaman ini bukankah milik anda? Jadi, saya merasa nyonya Nayla sebenarnya tak punya hak sepenuhnya di sini." Ucap Roselyn berusaha membela diri. Air mata juga masih mengalir di kedua matanya.
Mendengar itu, akhirnya Stefan bisa menggambarkan apa yang terjadi tadi. Ia menghela nafas panjang. Sambil mengusap air mata gadis di depannya itu.
"Rose, walaupun semua yang ada di kediaman ini adalah milikku. Tapi, karena pernikahanku dengan Nayla, ada batas yang memang tidak bisa aku sentuh. Contohnya saja tempat favoritnya itu. Lain kali, jangan gegabah seperti itu, oke. Kalau kamu mau aku bisa membuatkan tempat yang sama seperti itu." Ucap Stefan memberitahu.
"Lalu, untuk perkataan nyonya Nayla yang anda akan membawa gadis lain bagaimana?" Tanya Roselyn dengan tatapan mengiba.
"Itu tidak akan terjadi." Jawab Stefan dengan senyum kecil di wajahnya.
"Apakah anda yakin tuan? Apakah anda akan berjanji akan teru mencintai saya dan juga tidak akan berselingkuh dari saya?" Tanya Roselyn dengan mata lebarnya yang masih berkaca-kaca.
Melihat itu, membuat Stefan merasa gemas padanya. Ia segera membawa Roselyn dalam pelukannya.
"Aku berjanji." Ucap Stefan sambil memeluk erat tubuh Roselyn, sambil mengusap punggungnya dengan lembut. Mendengar itu, akhirnya senyum muncul di wajah Roselyn. Ia pun juga membalas pelukan Stefan dengan erat.
...
Di kamar Nayla, setelah kedatangan Stefan tadi membuat kepalanya jadi berdenyut-denyut. Ia sudah cukup lelah dengan persiapan acara akhir tahun. Masih juga di tambah dengan drama simpanan suaminya yang tak selesai-selesai. Nayla memijat pelipisnya frustasi.
"Biar saya pijat kepala anda nyonya. Berbaringlah." Ucap Ana yang baru saja masuk ke dalam kamar Nayla dengan membawa nampan berisi teh herbal untuk membantu Nayla tidur nyenyak.
"Terima kasih Ana." Ucap Nayla tulus.
"Anda tak perlu mengatakan itu pada saya nyonya. Hanya ini yang bisa saya lakukan untuk membantu anda. Padahal, anda sedang mengalami kesusahan seperti ini." Ucap Ana merasa sedih melihat nyonya kesayangannya itu. Nayla hanya tersenyum kecil sebagai balasan.
"Oh iya Ana, sapu tanganku ..."
"Anda tenang saja nyonya, selain kotor sapu tangan anda baik-baik saja. Besok pagi saya akan memberikannya pada anda." Ujar Ana menenangkan Nayla. Nayla bisa bernafas lega mendengar kalau sapu tangan dari sang ibu baik-baik saja.
"Nyonya ... Apa anda sungguh tak mau memberitahu keluarga anda tentang kondisi anda saat ini?" Tanya Ana hati-hati.
Nayla terdiam. Memang seringkali saat ia sudah merasa benar-benar lelah. Ia ingin melarikan diri dan pulang ke rumahnya. Tapi, masalahnya tidak akan berhenti di situ saja. Ini melibatkan dua keluarga besar. Termasuk banyak kerja sama bisnis yang akan terdampak.
Sehingga, hal itu membuat Nayla memilih untuk diam saat ini. Ia akan mencari waktu yang lebih sesuai setelah ia merasa semuanya aman untuk ia meninggalkan kediaman Saverio.
"Aku akan menyimpan semuanya sendiri untuk saat ini. Aku akan memberitahu keluargaku nanti." Jawab Nayla dengan senyum tipis yang terlihat sendu di wajahnya.
Tak berselang lama, saat Nayla mulai merasa rileks. Tiba-tiba saja ketenangan itu kembali rusak dengan kedatangan Stefan lagi ke kamarnya.
"Keluarlah. Aku ingin berbicara dengan istriku." Perintah Stefan pada Ana. Nayla memandang Stefan dengan tatapan jengah. Kepalanya kembali berdenyut-denyut.
Tidak seperti pasangan pada umumnya. Bukannya senang, saat didatangi sang suami. Nayla justru merasa pusing. Karena, kedatangan Stefan padanya tak lain pasti mengajaknya berdebat lagi. Dan topik debatnya tak akan jauh-jauh dari wanita simpanan suaminya itu.
"Apa lagi kali ini?!"
.
.
.
Bersambung ...
