Wont Let You Go

Jonathan dengan segera masuk ke dalam kamar. Ia sudah tidak dapat lagi menahan rindu kepada Selena.

Jika saja Selena memintanya untuk pulang, tentu saja sudah sejak siang dia kembali.

Jonathan membuka pintu kamar, namun tak menemukan Selena disana. Matanya berkeliling mencari keberadaan sang istri tapi tak ia temukan.

Kakinya berayun menuju ke arah balkon kamar yang pintunya sedikit terbuka. Ia menebak jika Selena berada disana. Dan tebakannya itu benar.

Ia melihat sang istri berdiri di depan batas balkon. Menatap langit yang berwarna kelabu dengan sedikit bias sinar matahari yang sudah akan mengistirahatkan diri.

Selena berdiri membelakanginya, sepertinya istrinya itu tak menyadari kedatangannya. Angin mempermainkan beberapa helai rambut Selena membuatnya seolah menari.

Jonathan berjalan perlahan, tak ingin mengagetkan sang istri yang tengah asyik menikmati suasana petang.

Grep

Jonathan memeluk pinggang Selena, lalu mencium leher wanita yang sangat ia cintai itu.

" I miss you, honey... " ucap Jonathan sambil menghirup dalam-dalam wangi tubuh Selena yang begitu ia rindukan.

Selena tak menjawab, ia hanya menghela nafasnya. Mempersiapkan diri untuk bersandiwara di depan sang suami.

Cup

Sebuah kecupan kembali dilabuhkan oleh Jonathan kali ini pada bahu Selena. Jika biasanya Selena langsung luluh saat Jonathan memberikan sentuhan-sentuhan intim, tapi kini semua rasa itu raib.

" Akhirnya, aku bisa memelukmu lagi honey. Aku sungguh tersiksa saat kau tak ada di sisiku " ucap Jonathan lagi.

Berdecih dalam hati, itu yang Selena lakukan. Ia merasa jijik mendengar ucapan Jonathan.

Tersiksa ? Apanya yang tersiksa ? Bukankah kamu sudah puas bersama wanita jalangmu itu ?

Jonathan membalik tubuh Selena hingga menghadap ke arahnya.

" Honey... " ucap Jonathan sambil menatap wajah cantik Selena.

" Kau baik-baik saja ? " tanya Jonathan menilik ekspresi Selena yang menurutnya sedikit berbeda.

Selena segera memasang senyum di wajahnya. Ia tak ingin Jonathan menyadari perubahan sikapnya.

" Aku baik-baik saja, sayang. Hanya... masih sedikit lelah " jawab Selena beralasan.

Jonathan meraih tubuh Selena, lalu menggiringnya untuk masuk ke dalam kamar mereka.

" Sudah tahu lelah, mengapa masih berdiri di luar seperti tadi ? Seharusnya kau berbaring saja atau duduk di sofa " oceh Jonathan sambil membawa Selena untuk duduk di sofa bersamanya.

" Aku hanya mencari angin saja " sahut Selena.

" Ck... Nanti kau masuk angin. Kau baru saja kembali dari perjalanan jauh. Kondisi tubuhmu tidak fit sepenuhnya. Aku tidak ingin kau sakit, honey " omel Jonathan.

Selena menatap wajah Jonathan yang terlihat begitu khawatir. Dengan sikap seperti ini, Selena berpikir bagaimana bisa pria yang ada di depannya ini mengkhianatinya.

" Hei ada apa honey ? Sejak tadi ku perhatikan, kau terasa berbeda. Apa ada masalah ? " tanya Jonathan penasaran.

Selena menggeleng pelan, lalu ia menatap Jonathan.

" Nath ? Apa kau mencintaiku ? " tanya Selena tiba-tiba.

Jonathan tersenyum tipis,

" Jadi sejak tadi yang ada di pikiranmu ini, honey ? "

" Tentu saja, aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Jadi kau tidak perlu meragukan hal itu " tambah Jonathan, ia mengelus pipi Selena sambil memandangi wajah cantik sang istri.

Selena bisa melihat besarnya rasa cinta Jonathan dari tatapan matanya.

Selena meraih jemari Jonathan lalu menurunkan dari wajahnya.

" Kau tidak akan berpaling dariku ? " tanya Selena lagi.

" Tidak ! Aku tidak akan berpaling darimu, honey " jawab Jonathan tegas.

" Apa aku bisa percaya pada ucapanmu ini ? "

" Tentu saja, kau bisa memegang ucapanku "

" Jika suatu hari nanti aku berpaling darimu, apa yang akan kau lakukan ? "

" Aku tidak akan melepaskanmu. Aku akan membuatmu kembali lagi kepadaku "

" Dan jika dirimu yang berpaling, apa yang akan kau lakukan ? "

" Aku tidak akan berpaling, honey. Aku akan selalu bersamamu karena aku mencintaimu "

" Sebenarnya ada apa ? Mengapa kau tiba-tiba bertanya mengenai hal ini ? "

Jonathan merasa aneh mendengar pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari bibir Selena.

Selena menarik ujung bibirnya,

" Hanya ingin meyakinkan diri saja. Aku tahu kau tidak akan berpaling dan berkhianat dariku " ucap Selena.

Jonathan menautkan kedua alisnya,

" Kau meragukanku, honey ? " tanya Jonathan.

Selena mengelus wajah Jonathan.

" Aku tidak meragukanmu sayang... Hanya berjaga-jaga saja. Perlu ku ingatkan, seberapa besar perasaanku padamu tapi aku tak akan memberi pengampunan jika kau berkhianat. Dan aku pastikan tidak akan pernah ada kesempatan kedua bagi kita " jawab Selena yang tentu membuat Jonathan sedikit tersentak.

Jonathan menelan salivanya susah payah, jujur ia merasa tersentil dengan ucapan tegas Selena.

Mengapa aku merasa Selena mencurigaiku ? Tidak... Tidak mungkin dia mengetahuinya.

" Sayang... Apa kau mengerti ? " Selena menepuk pelan pipi Jonathan sambil menatapnya.

" Ya, tentu saja aku mengerti. Kau jangan khawatir aku tidak akan melakukannya " jawab Jonathan kemudian sambil meraih jemari Selena lalu mengecupnya.

Jonathan memangkas jarak, lalu melabuhkan ciuman di bibir Selena. Selena membiarkan Jonathan tapi ia tak antusias membalas.

Menyadari ciumannya tak berbalas membuat Jonathan melepaskan tautan bibir mereka.

" Ada apa honey ? " tanya Jonathan heran karena mendapat perlakuan yang tak biasa.

" Tidak ada apa-apa. Maafkan aku Nath... Tapi saat ini, aku benar-benar lelah " jawab Selena menyandarkan wajahnya di dada bidang Jonathan.

" Baiklah, maafkan aku karena tak memahami keadaanmu. Aku akan membiarkanmu beristirahat dulu " ucap Jonathan lalu membawa Selena ke dalam pelukannya dan mengusap lembut punggungnya.

Cukup lama Selena berada dalam pelukan Jonathan, hingga kemudian Jonathan mengangkat tubuh Selena dan membawanya menuju ke ranjang.

" Beristirahatlah honey " ucap Jonathan saat menurunkan Selena di atas tempat tidur. Ia juga mengusap kepala Selena dengan lembut lalu mencium keningnya.

" Aku mandi dulu ya " Jonathan kembali bersuara.

Selena hanya mengangguk tanpa mengatakan apa-apa.

Jonathan lantas bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selena mengembus nafasnya dengan berat. Entah apakah ia siap atau tidak menghadapi situasi ini.

Ia menatap pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat. Masih bisa didengar suara gemericik air dari sana.

Seandainya saja, ia tak pernah memergoki secara langsung sisi belang sang suami, mungkin saat ini mereka tengah menuju hal yang lebih intim, bahkan bisa jadi mereka sedang memadu kasih seperti yang sudah sudah.

Menghabiskan malam penuh gairah, memupus kerinduan yang membelenggu diri karena terpisah beberapa waktu.

Sayangnya semua itu kini tak lagi berarti. Semua rasa itu musnah setelah Selena melihat dengan mata kepalanya sendiri perbuatan Jonathan di belakangnya.

Klek

Suara pintu kamar mandi terdengar terbuka. Selena bergegas menutup mata, berpura-pura tertidur.

" Aah, sepertinya dia memang kelelahan " ucap Jonathan saat melihat Selena yang telah tertidur.

Jonathan menyelimuti tubuh Selena, lalu mengecup kening sang istri penuh cinta.

" Aku sangat mencintaimu Selen " ucap Jonathan mengusap pipi Selena. Setelah itu ia lalu berjalan menuju walk in closet untuk berganti pakaian.

Air mata Selena tak terasa menetes, namun dengan segera ia menghapusnya.

Kalau kau memang mencintaiku, mengapa kau melakukan hal itu Nath ?