NovelToon NovelToon
Doa Kutukan Dari Istriku

Doa Kutukan Dari Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Pelakor / Kutukan / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:47k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Vandra tidak menyangka kalau perselingkuhannya dengan Erika diketahui oleh Alya, istrinya.


Luka hati yang dalam dirasakan oleh Alya sampai mengucapakan kata-kata yang tidak pernah keluar dari mulutnya selama ini.


"Doa orang yang terzalimi pasti akan dikabulkan oleh Allah di dunia ini. Cepat atau lambat."


Vandra tidak menyangka kalau doa Alya untuknya sebelum perpisahan itu terkabul satu persatu.


Doa apakah yang diucapkan oleh Alya untuk Vandra?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

“Untuk saat ini belum,” jawab Alya pelan. Matanya menatap teh hangat di hadapannya, uap dari gelas masih mengepul lembut. Di balik nada suaranya yang tenang, tersimpan keteguhan hati yang sulit dijelaskan, seolah ia sedang menjaga pintu hatinya agar tak mudah dibuka siapa pun.

Maria yang duduk di seberang meja langsung bersandar ke kursinya. “Pak Biru itu pria baik, Alya. Bisa banget jadi kepala keluarga yang baik buat kamu dan anak-anak,” ujarnya sambil menggoda dengan nada menggoda khasnya. “Dia juga terlihat tulus mencintai kamu, loh! Kalau aku yang jadi kamu, mungkin udah dari kemarin nikah sama dia.”

Alya tersenyum kecil. “Kamu tuh, ada-ada aja.”

Maria tertawa kecil. “Ya gimana nggak? Kalau aku bisa cerai, aku pasti juga cari pengganti yang lebih baik dari suamiku sekarang.”

Nada suara Maria berubah sendu seketika. Senyum di bibirnya memudar. Tatapan matanya kosong menatap jendela toko kue Alya yang menghadap ke jalan yang ramai. Namun, di dalam hatinya, Maria merasa sunyi.

Rianti menatap sahabatnya itu dengan iba. “Kamu masih kepikiran soal suamimu, ya?”

“Masih, Rianti,” jawab Maria jujur. “Sejak aku tahu dia selingkuh, aku kayak kehilangan arah. Rasanya benci, tapi masih tinggal serumah. Tidur sekasur tapi kayak dua orang asing.” Ia menghela napas berat. “Sekarang, aku cuma bertahan demi anak-anak.”

Alya menatapnya dengan lembut. “Kamu kuat, Maria. Kadang, bertahan itu juga bentuk perjuangan, meskipun hatinya remuk.”

Ketiganya hening sejenak. Suara lonceng kecil di atas pintu toko berbunyi cling, menandakan seseorang baru saja masuk. Mereka menoleh hampir bersamaan. Seorang pria tinggi dengan rambut pirang keemasan berdiri di ambang pintu, membawa buket cokelat besar dan sebuah mobil mainan berwarna biru.

“Philip?” seru Rianti refleks.

Pria bule itu tersenyum ramah. “Hai, ladies,” ucapnya dalam bahasa Indonesia yang sudah cukup lancar, meski aksen asingnya masih terdengar. Ia melangkah pelan ke arah meja tempat mereka duduk.

Alya terkejut tapi berusaha tenang. “Oh, Philip, kamu datang juga.”

“Ya,” jawab Philip sambil menyerahkan buket cokelat kepadanya. “Untuk kamu. Dan ini,” katanya sambil mengangkat mobil mainan kecil, “untuk Axel. Aku lihat dari foto terakhir, dia suka mobil biru.”

Alya menerima dengan senyum hangat. “Terima kasih, Philip. Kamu nggak perlu repot-repot.”

Maria dan Rianti saling melirik. Mereka tahu perasaan pria itu terhadap Alya bukan sekadar kagum. Philip sudah lama jatuh hati padanya sejak masih bekerja bersama di PT Anggoro dulu.

“Wah, Philip, kamu makin ganteng aja,” goda Maria sambil tertawa kecil. “Jangan-jangan kamu balik ke Indonesia bukan cuma buat urusan kerja, ya?”

Philip hanya tersenyum. “Mungkin saja,” jawabnya dengan nada misterius.

Alya berusaha mengalihkan perhatian dengan kembali melayani pembeli yang datang memesan paket snack dalam jumlah banyak. Akan tetapi sesekali, ia masih bisa merasakan tatapan Philip yang lembut namun dalam. Tatapan yang seperti berusaha menembus lapisan tembok pertahanan di hatinya.

Maria dan Rianti sibuk berbincang dengan Philip, menanyakan kabar, pekerjaan, dan bagaimana rasanya kembali ke Indonesia setelah lama tinggal di Jerman. Suasana di toko terasa hangat dan ramai, tetapi di antara tawa dan obrolan ringan itu.

Sore hari di rumah kontrakan, Vandra tengah menatap foto anak-anaknya yang disimpan di dompet. Sore itu, Erika pergi ke salon terdekat untuk “menyegarkan diri”. Vandra sendirian, menatap dinding kosong di depannya.

Vandra mengingat pesan Papa Indera: “Belajarlah dari kesalahan. Jangan ulangi hal yang sama.”

Entah mengapa ia merasa langkahnya mulai goyah lagi. Vandra tahu Erika masih berhubungan dengan beberapa teman lamanya dan setiap kali ponselnya berbunyi, Vandra selalu curiga. Namun, ia mencoba menahan diri. Ia tidak ingin mengulang pertengkaran. Tidak sekarang, ketika baru mulai menata hidup.

Langit di luar mulai memerah. Vandra menyalakan lampu ruang tamu dan menyiapkan nasi goreng sederhana untuk makan malam. Tak lama kemudian, suara langkah sepatu terdengar dari depan pintu. Erika masuk dengan aroma parfum mahal yang menusuk hidung.

“Kamu dari mana?” tanya Vandra datar.

“Salon, masak kamu pikir aku ngapa-ngapain?” jawab Erika ketus, meletakkan tasnya di sofa.

Vandra tidak menjawab. Ia hanya tersenyum hambar, menatap wajah istrinya yang tampak semakin jauh dari sosok sederhana yang dulu ia cintai.

Dalam hatinya, sesuatu berdesir. Sebuah firasat yang tak ia pahami — seolah badai baru sedang menunggu di balik pintu rumah kontrakan itu.

***

Rumah kontrakan yang ditempati Vandra dan Erika kini mulai terasa pengap oleh kegelisahan. Sudah tiga hari Vandra mencari pekerjaan sudah berkali-kali ia serahkan ke berbagai perusahaan. Ia keluar pagi, pulang sore, dengan wajah letih dan langkah berat. Namun, hasilnya nihil.

“Belum ada panggilan,” gumam Vandra pelan, seolah bicara pada dirinya sendiri.

Sementara Erika berdiri di depan cermin kamar, sibuk memoleskan lipstik merah segar di bibirnya. Wajahnya cantik, matanya tajam, dan wangi parfumnya memenuhi seluruh ruangan. Penampilannya hari ini begitu kontras dengan keadaan rumah kontrakan mereka yang sederhana.

“Kenapa, sih, kamu sampai rela melepas jilbab cuma demi pekerjaan?” tanya Vandra sambil duduk di ranjang. Suaranya datar terdengar kecewa.

Erika berhenti sebentar, lalu menatap suaminya lewat pantulan cermin. “Ya mau gimana lagi? Pak Rudi nggak suka karyawannya pakai jilbab. Ini cuma sementara, kok. Cuma tiga bulan kontraknya. Setelah itu aku bisa pakai lagi.”

Vandra menatapnya dengan pandangan kosong. “Tapi, setidaknya kamu bisa pilih bawahan yang sopan, misal celana panjang atau rok panjang. Rok kamu itu terlalu pendek, Erika.”

Erika berbalik, memegang pinggangnya. “Mas, tolong, deh. Aku udah cukup stres cari kerja. Baju ini masih jauh lebih sopan dari yang lain. Banyak perempuan pakai lebih parah dari ini, tapi nggak dipermasalahkan.” Nada suara Erika meninggi, seperti mulai tersinggung.

Vandra menunduk, memilih diam. Ia tahu, jika diteruskan, hanya akan menimbulkan pertengkaran. Walau di hatinya, ada perasaan yang mengganjal. Ia tahu Erika bukan tipe wanita yang tahan dengan kesederhanaan. Ia takut godaan dunia luar akan menyeret istrinya kembali ke masa lalu.

Erika menatap suaminya sejenak, lalu tersenyum kecil. “Udahlah, Mas. Doain aja aku sukses kerja di sana. Gajinya besar, loh. Bisa bantu ekonomi kita juga.”

Ia meraih tasnya dan menenteng sepatu hak tinggi ke depan pintu. “Aku berangkat dulu. Pak Rudi udah nunggu di depan. Kita harus ke bandara, soalnya hari ini ke Medan buat perjalanan bisnis.”

Vandra berdiri, menghampiri dan mencium keningnya singkat. “Aku berharap Allah selalu jaga kamu,” ucapnya lirih. Tatapannya mengikuti langkah istrinya hingga ke luar rumah.

Sebuah mobil hitam berhenti di depan kontrakan. Seorang pria paruh baya turun dari kursi sopir dan membukakan pintu untuk Erika. Wanita itu tersenyum manis sebelum masuk ke dalam mobil. Vandra berdiri di teras, menatap mobil itu menjauh hingga hilang di tikungan.

Vandra merasakan sesuatu yang aneh di dadanya. Bukan sekadar cemburu, tetapi firasat.

Firasat buruk.

1
Uba Muhammad Al-varo
Erika mungkin masuk lagi ke dunia nya yang dahulu abu2 secara Erika materialistis dan gaya hidupnya yang hedon, kasihan aja kedua orang tuanya.
ken darsihk
Sudah bisa di tebak Vandra Ericka istri mu arah nya kemana
ken darsihk
Vero : Ayah jaga diri aja ya
Jangan bikin aq sedih lagi
Aseli sedih bocah 10 thn bisa bilang seperti itu 🩵🩵
Noor hidayati
erika sudah terbiasa dengan kebebasan,apalagi sekarang pemasukan financial ga ada,kemungkinan dirinya kembali seperti dulu,jadi simpanan orang berduit
Hary Nengsih
vandra saking cintanya y ,,istri y begitu d antepin aja
Susi Akbarini
Rudi mau nerima..
pasti tau kalo Erika mantan simpanan...
😀😀😀❤❤❤
Aditya hp/ bunda Lia
si Erika gak bakalan tobat yang ada makin sesat dia nanti ...
Sunaryati
Sepertinya jadi wanita simpanan lagi, pakai jilbab juga melakukan zina sama kamu Ndra, lebih baik telanjang sekalian
Nar Sih
sekali jdi tukang selingkuh pasti tetep mengulang lgi dan itu blsan untuk mu vandra ,firasat buruk mu pasti akan terjdi
Sunaryati
Pasangan hasil dari selingkuh, kok bangga. Candra tidak malu pada anak-anaknya
Nar Sih
bnr kta sahabat mu alya ,kmu hrus cari bahagia mu juga
partini
tuh lobang mau di Emer lagi benar Baner yah kalau ga sakit ga berhenti
Himna Mohamad
hmmm,,gimana rasanya vandra,,dikhianati
Nar Sih
dendam mu akan membuat mu hancur erika
Ayudya
bahagiakan diri mu Alya dan percantik biar tau tu vandra kalau kamu tu tambah cantik dan bahagia tanpa vandra.🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
juwita
teh santi lp menidurkan burung si vandra. mknya ttep perkasa🤣🤣
🌸Santi Suki🌸: belum dibuat tidur, itu. nanti dulu 😩 ini baru bab 27
total 1 replies
juwita
ko kutukan alya g manjur ya. burung si vandra bisa hidup itu🤣🤣
Hary Nengsih
Albiru
Susi Akbarini
sama Albiruni aja.

seiman..
baik..
sabar..
setia.

❤❤❤😍😙
🌸Santi Suki🌸: ❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
tiara
Akya sudah bahagia dengan hidupnya sekarang tanpa beban,semoga cepat mendapat pengganti Vandra biar aman ada yang melindungi
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!