( Musim Ke 2 : Perjalanan Menjadi Dewa Terkuat )
Setelah menepati janjinya yang tersisa pada Sekte Langit Baru dan Tetua Huo, Tian Feng tidak lagi bersembunyi. Didorong oleh sumpah pembalasannya, ia memulai perburuan sistematis terhadap Aula Jiwa Bayangan. Bersama Han Xue dan Ying sebagai mata-mata utamanya, mereka membongkar satu per satu markas rahasia Aula Jiwa Bayangan, bergerak seperti dua hantu pembalas dendam melintasi Benua Tengah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 306
"Aku akan meledakkan jiwaku dan membawa seluruh Tanah Tandus Iblis ini bersamamu!"
Raungan putus asa Tetua Pertama menggema, dipenuhi oleh kegilaan murni. Energi di dalam tubuhnya yang hancur mulai bergolak dengan liar. Aura Dou Sheng Puncak yang tidak stabil membengkak, mengancam akan meledak dalam badai pemusnahan yang akan melenyapkan segala sesuatu dalam radius seratus mil.
Bahkan Xu Zhao, yang baru saja selesai menyegel jiwa Gu Yao, menoleh dengan ekspresi serius. Ledakan diri seorang Dou Sheng Puncak bukanlah lelucon.
Namun, Tian Feng, yang telapak tangannya masih menempel di dahi sang Tetua, tetap tenang. Matanya yang merah keemasan memancarkan ketidakpedulian yang dingin.
"Sudah kubilang," bisiknya pelan, suaranya nyaris tak terdengar di tengah badai energi yang mengamuk. "Terlambat."
Saat energi iblis di dalam tubuh Tetua Pertama mencapai titik kritis...
"Api Naga Surgawi Pemurnian Inti!"
Tian Feng tidak menarik tangannya. Sebaliknya, ia menuangkan kekuatannya ke dalam.
Api merah keemasan yang agung dan murni—perpaduan sempurna antara esensi Dou Qi Ban Sheng Puncak dan kekuatan fisik Dou Di—mengalir dari telapak tangannya, langsung masuk ke dalam lautan kesadaran dan Dantian Tetua Pertama.
Jika energi Tetua Pertama adalah minyak mentah yang akan meledak, maka api Tian Feng adalah api suci yang memurnikannya.
"TIDAK... APA INI?!"
Jeritan ngeri yang tak terbayangkan keluar dari mulut Tetua Pertama. Ia merasakan sesuatu yang lebih buruk dari kematian. Energi penghancur yang telah ia kumpulkan dengan susah payah untuk meledakkan diri... kini sedang dilahap. Api emas merah itu bertindak seperti asam suci, melarutkan kebencian, memurnikan energi iblis, dan membakar jiwanya dari dalam ke luar.
Proses peledakan diri itu berhenti seketika.
Di bawah tatapan kaget Xu Zhao, tubuh Tetua Pertama yang tadinya bersinar merah darah kini mulai bersinar dengan cahaya merah keemasan yang menyilaukan. Ia kejang hebat.
"Jiwa...ku... Tuan... tidak akan..."
Kata-kata terakhirnya terputus.
FUSSSSHHHHHH!
Tidak ada ledakan. Tidak ada gelombang kejut. Tubuh Dou Sheng Puncak itu, bersama dengan armor tulang iblisnya, hancur lebur menjadi abu hitam pekat dalam sekejap, dimakan oleh api pemurnian Tian Feng.
Abu itu beterbangan di angin belerang yang panas, meninggalkan keheningan total di halaman benteng yang hancur.
Saat abu itu menghilang, satu benda tertinggal, melayang dengan tenang di udara tempat Tetua Pertama tadi berdiri. Sebuah kristal seukuran kepalan tangan, berwarna hitam pekat namun jernih seperti berlian, memancarkan fluktuasi Dou Sheng Puncak yang murni namun kini netral.
Itu adalah Inti Dou Sheng milik Tetua Pertama, yang telah dimurnikan sepenuhnya oleh Api Naga Surgawi.
Tian Feng menangkap inti yang tak ternilai itu. Ia bisa merasakan energi murni yang luar biasa di dalamnya. Ini adalah suplemen energi yang sempurna untuk mengisi Dantian Ban Sheng Puncaknya.
"Kerja bagus, Tuan Muda," suara Xu Zhao terdengar dari belakangnya.
Tian Feng berbalik. Jenderal Naga itu berjalan menghampirinya, tubuh Dou Sheng Bintang Satu barunya tampak puas. Di tangannya, ia memutar-mutar sebuah mutiara hitam kecil yang bergetar samar—jiwa Gu Yao yang tersegel.
"Aku juga sudah 'membersihkan' sampahku," kata Xu Zhao, menyeringai.
Pada saat yang sama, Han Xue dan Ying melebur keluar dari bayang-bayang, pedangnya kembali ke sarungnya. "Semua aman," lapornya singkat. "Seluruh formasi di benteng ini telah runtuh saat Tetua Pertama tewas. Tidak ada yang lolos."
Tian Feng mengangguk. Ia menatap dua 'panen' di tangannya Inti Dou Sheng Puncak milik Tetua Pertama, dan mutiara jiwa yang berisi Gu Yao.
Dua dari Sembilan Jenderal Iblis (meskipun Gu Yao/Tetua Kesepuluh hanyalah Dou Zun) telah ia tangani. Tapi Tetua Pertama telah mengkonfirmasinya. Masih ada delapan Jenderal Iblis lain yang tersebar, dan yang terpenting... Master Aula Dou Di Puncak yang tersegel.
"Bagus," kata Tian Feng. Ia menyimpan Inti Dou Sheng itu dengan hati-hati. Ia kemudian menatap mutiara jiwa Gu Yao di tangan Xu Zhao. Di dalam kegelapan itu, ia bisa merasakan jiwa Mo Chen yang terfragmentasi, terikat pada jiwa iblis Gu Yao.
"Guru," kata Tian Feng pada Xu Zhao, "apakah ada cara untuk... menginterogasi jiwa Dou Zun Puncak?"
Mata Xu Zhao berbinar dengan cahaya licik. "Interogasi? Tuan Muda, kau memberiku mainan baru." Ia tersenyum buas. "Tentu saja ada. Di Alam Naga, kami menyebutnya... 'Penyiksaan Jiwa Naga'."
Tian Feng menatap ke arah Benua Tengah yang jauh. "Kalau begitu, mari kita kembali ke akademi. Aku ingin mendengar iblis ini menjerit."
