NovelToon NovelToon
REINKARNASI BERANDALAN

REINKARNASI BERANDALAN

Status: tamat
Genre:Kebangkitan pecundang / Action / Time Travel / Romansa / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:250
Nilai: 5
Nama Author: andremnm

Arya Satria (30), seorang pecundang yang hidup dalam penyesalan, mendapati dirinya didorong jatuh dari atap oleh anggota sindikat kriminal brutal bernama Naga Hitam (NH). Saat kematian di depan mata, ia justru "melompat waktu" kembali ke tubuh remajanya, 12 tahun yang lalu. Arya kembali ke titik waktu genting: enam bulan sebelum Maya, cinta pertamanya, tewas dalam insiden kebakaran yang ternyata adalah pembunuhan terencana NH. Demi mengubah takdir tragis itu, Arya harus berjuang sebagai Reinkarnasi Berandalan. Ia harus menggunakan pengetahuan dewasanya untuk naik ke puncak geng SMA lokal, Garis Depan, menghadapi pertarungan brutal, pengkhianatan dari dalam, dan memutus rantai kekuasaan Naga Hitam di masa lalu. Ini adalah kesempatan kedua Arya. Mampukah ia, sang pengecut di masa depan, menjadi pahlawan di masa lalu, dan menyelamatkan Maya sebelum detik terakhirnya tiba?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon andremnm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 6. berlari dari naga...

Lampu sorot mobil hitam membelah kegelapan halaman belakang. Arya dan Maya menjadi siluet yang jelas.

Bargas: (Berteriak keras, suaranya dipenuhi amarah) "TANGKAP MEREKA! KHUSUSNYA SI BOCAH! AKU MAU DIA HIDUP!"

Arya mencengkeram tangan Maya. Arya: "Jangan lihat ke belakang! Lari ke arah pagar!"

Maya berlari secepat yang ia bisa, sementara Arya terpincang-pincang di sampingnya. Pergelangan kakinya berdenyut setiap kali ia menjejak tanah.

Di belakang mereka, terdengar suara kaca pecah dan teriakan marah Ayah Maya yang baru saja menyadari ada yang salah. Namun, suara itu tenggelam oleh suara sepatu bot berat yang mengejar.

Maya: (Terengah-engah, air mata mengalir) "Arya! Aku tidak kuat! Apa yang terjadi?!"

Arya: "Naga Hitam! Mereka datang untukmu! Kita harus keluar dari kompleks ini!"

Mereka mencapai pagar kayu belakang, yang memisahkan halaman dari hutan kecil. Pagar itu tinggi dan tertutup rapat.

Arya: "Naik! Cepat!"

Maya, didorong oleh ketakutan murni, memanjat pagar dengan cepat. Ketika ia mencapai puncak, Bargas dan anak buahnya, Riko dan satu preman lagi yang Arya kenali sebagai Joko, sudah berada tepat di belakang mereka.

Bargas: "BERHENTI!"

Joko menerjang. Arya tidak punya pilihan. Ia melepaskan pegangan ke pagar dan berbalik. Dengan sisa tenaga dan pengalaman bertarung dari masa depan, ia mengayunkan pipa besi kecil yang masih ia pegang.

BUK!

Pipa itu menghantam sisi kepala Joko. Pria itu tersentak dan jatuh ke rumput.

Bargas: (Melihat Arya melawan, wajahnya menyeringai kejam) "Dasar tikus pemberani! Kau pikir kau bisa melawanku?"

Bargas tidak memberi Arya kesempatan. Ia menerjang maju, tangan besarnya mencengkeram kerah jaket Arya.

Bargas: "Di mana buku itu?!"

Arya: (Berjuang, mencekik) "Aku tidak punya—"

Bargas: "Jangan bohong!"

Bargas mengangkat Arya dan membantingnya keras ke dinding pagar.

BRAK!

Arya terbatuk, udara keluar dari paru-parunya. Rasa sakit di kakinya mengalahkan segalanya.

Maya: (Berteriak dari atas pagar) "JANGAN SAKITI DIA!"

Bargas mendongak. Ia tersenyum sinis.

Bargas: "Maya yang cantik. Kau ikut kami, atau pacarmu ini mati di sini."

Saat itulah, Arya melihat celah. Bargas terlalu fokus pada Maya.

Dengan sisa kekuatan terakhir, Arya mengayunkan siku ke rahang Bargas. Pukulan itu tidak melukai Bargas, tapi cukup untuk membuatnya melepaskan cengkeraman.

Arya segera merangkak menuju kaki pagar.

Arya: (Berteriak kepada Maya) "LARII! KABARIKAN PADA DION DI BENGKEL! AMBIL PAKAIAN LAMA! KITA BERTEMU DI JEMBATAN PELABUHAN LAMA!"

Bargas: "KAU MAU KE MANA?!"

Bargas menendang perut Arya. Tendangan itu menghantam luka di kakinya, dan rasa sakit itu membuat Arya nyaris pingsan.

Namun, Arya sudah mencapai bagian bawah pagar. Ia menyelinap cepat melalui lubang kecil yang tersembunyi di balik semak-semak yang hanya ia yang tahu, karena sering menyelinap keluar di masa lalu.

Riko: "Dia kabur ke hutan, Bos!"

Bargas: "Sialan! Kejar! Maya, kau ikut kami sekarang!"

Maya, yang melihat Arya terjatuh dan berlumuran darah, kini berada dalam dilema yang mengerikan. Ia adalah sandera yang sempurna.

Maya berada di puncak pagar kayu. Di satu sisi, hutan gelap adalah kebebasan. Di sisi lain, Bargas dan Riko berdiri di halaman, di samping tubuh Ayahnya yang kini keluar rumah, terkejut dan ketakutan.

Bargas: (Suara dingin, menusuk) "Turun, Maya. Kami tidak ingin menyakiti Ayahmu. Tapi jika kau lari, kami akan menyusulmu dan kami akan membakarmu perlahan. Sekarang, turun!"

Maya melihat ke bawah. Ayahnya menatapnya dengan mata memohon. Maya tahu, Bargas akan menggunakan Ayahnya sebagai umpan. Tapi dia juga tahu Arya tidak akan lari tanpa alasan; dia pasti punya rencana.

Maya mengingat bisikan Arya: "KABARIKAN PADA DION DI BENGKEL! KITA BERTEMU DI JEMBATAN PELABUHAN LAMA!"

Itu adalah perintah.

Maya: (Berteriak dengan tekad yang menggantikan ketakutan) "Aku tidak akan ikut denganmu!"

Ia melompat dari pagar, bukan ke sisi Bargas, melainkan ke sisi hutan di belakang rumah. Ia mendarat dengan tidak sempurna di atas tumpukan daun kering dan langsung berlari ke dalam kegelapan.

Bargas: (Mengaum) "TANGKAP DIA! JOKO, URUS AYAHNYA! RIKO, IKUT AKU! JANGAN BIARKAN GADIS ITU SAMPAI KE JALAN UTAMA!"

Bargas, mengabaikan Ayah Maya, dengan brutal mendobrak pagar kayu hingga patah, lalu melesat masuk ke dalam hutan mengejar Maya. Ia tahu, gadis itu adalah satu-satunya yang bisa memimpinnya ke Arya.

Hutan kecil di belakang kompleks perumahan itu gelap gulita dan penuh dengan semak belukar berduri. Maya berlari tanpa arah, hanya mengandalkan insting. Napasnya terengah-engah, jantungnya berpacu seperti drum yang dipukul liar. Dia mendengar suara Bargas yang memotong semak-semak di belakangnya, mendekat.

Bargas: (Tertawa sinis, suaranya menggema di antara pepohonan) "Kau tidak bisa lari dariku, Maya! Kota Cakra Manggala ini milik kami! Menyerah dan kami akan membuat kematian pacarmu cepat!"

Tiba-tiba, Maya menginjak akar pohon yang licin dan jatuh tersungkur. Ia merasakan cengkeraman ketakutan yang dingin.

SRAK!

Di antara siluet pohon, ia melihat bayangan Riko yang muncul. Wajah Riko terlihat ganas di bawah sinar bulan yang samar.

Riko: "Ketemu kau, Nona Manis!"

Riko menerjang. Maya tidak punya waktu untuk berteriak. Ia merangkak mundur, mengambil batu yang tidak rata di tanah. Saat Riko mendekat, Maya mengayunkan batu itu sekuat tenaga.

KREK!

Batu itu menghantam lutut Riko. Riko menjerit kesakitan dan limbung.

Maya melompat, memanfaatkan kesempatan itu, dan berlari semakin dalam ke dalam hutan. Ia tahu hutan ini adalah jalur pintas menuju jalan utama di Kota Cakra Manggala bagian timur—tempat yang jauh dari area industri.

Ia harus sampai ke Bengkel Sinar Harapan. Ia harus menemukan Dion.

Sementara itu, Arya merangkak melalui lubang kecil di pagar. Rasa sakit di pergelangan kaki dan luka robeknya membuatnya nyaris pingsan. Ia menyeret dirinya di bawah kegelapan semak-semak, menjauh dari lampu mobil Bargas.

Dia mendengar suara teriakan Maya dan Bargas di hutan.

Arya: ( berbisik) Maya... Aku hanya bisa memberinya instruksi. Aku harus percaya padanya. Aku harus mencapai motor Dion. Aku harus menyusun serangan balik.

Arya berhasil mencapai pagar depan rumah tetangga. Ia memanjat pagar rendah itu, lalu merangkak di balik mobil-mobil yang diparkir. Ia hanya punya satu tujuan: Bengkel Sinar Harapan.

Dia harus bersatu kembali dengan Maya, mengamankan 'Daftar Hitam', dan menggunakan dokumen itu sebelum Naga Hitam menemukan cara membungkam mereka selamanya.

Arya menyeret dirinya keluar dari perumahan. Rasa sakit di pergelangan kakinya kini terasa seperti sengatan listrik. Berkat adrenalin yang tersisa, ia berhasil mencapai jalan utama. Ia berdiri terhuyung, mencoba memindai jalanan Kota Cakra Manggala yang gelap untuk mencari bantuan.

Ia tidak bisa naik taksi. Tidak bisa memanggil polisi.

Motor Dion.

Arya menggunakan tongkat darurat dari ranting tebal yang ia temukan. Dengan tertatih-tatih, ia berjalan pincang menyusuri trotoar menuju lokasi Bengkel Sinar Harapan. Pikirannya hanya terfokus pada Maya dan 'Daftar Hitam'.

Butuh waktu dua puluh menit yang terasa seperti berjam-jam, tetapi akhirnya, ia mencapai rolling door kusam milik bengkel Dion.

Arya: (Berteriak pelan, suaranya serak) "Dion! Buka! Ini aku!"

Tidak ada jawaban.

Arya panik. Apakah Dion kabur? Apakah dia meninggalkanku?

Ia mengetuk pintu logam itu lagi, kali ini lebih keras, mengabaikan rasa sakit.

KREK!

Sebuah pintu kecil di sisi rolling door terbuka sedikit. Mata Dion yang ketakutan mengintip keluar.

Dion: "Astaga, Arya! Kau... kau berdarah banyak! Aku pikir kau sudah mati!"

Arya: "Tutup pintunya! Cepat!"

Dion menarik Arya masuk dan segera mengunci pintu baja itu kembali.

Arya roboh di lantai bengkel yang berbau oli. Dion segera memapahnya ke kursi tua yang sobek.

Dion: (Panik) "Aku... aku tidak lihat Maya! Kau meninggalkannya? Apa yang terjadi?!"

Arya: "Aku tidak meninggalkannya. Bargas... dia muncul di rumahnya. Aku bilang padanya untuk datang ke sini. Dia harus bisa lolos dari hutan. Dia harus segera datang."

Dion mulai mengobati luka Arya, menyeka darah dengan kain lap. Dion: "Bargas ada di sini, Arya! Di Cakra Manggala! Kita harus menyerahkan diri! Mereka pembunuh!"

Arya: (Menggertakkan gigi menahan rasa sakit saat Dion membersihkan luka robek di pahanya) "Tidak. Kita harus bertahan. Di mana 'Daftar Hitam'?"

Dion menunjuk ke kotak perkakas yang dalam. Arya merasa lega.

Arya: "Dengar, Dion. Rencananya berubah. Kita tidak bisa melarikan diri. Kita harus menggunakan Daftar Hitam ini sebagai perisai."

Dion: "Perisai? Itu bom bunuh diri, Arya!"

Arya: "Mereka tidak akan menyentuh Maya selama mereka tahu aku adalah satu-satunya yang tahu lokasi Daftar Hitam. Aku tidak membawanya ke rumah Maya untuk menyembunyikannya. Aku menyembunyikannya di sini, di tempat yang aku tahu Bargas tidak akan pernah duga. Dan sekarang, aku harus menghubunginya."

Arya mengambil ponsel Dion yang terisi penuh. Ia mencari nomor yang ia dapat dari ponsel Beni: Nomor Komandan Jaya.

Dion: "Kau mau telepon Komandan Jaya?! Kau gila! Mereka akan melacak kita!"

Arya: "Itu intinya. Aku mau mereka melacak kita."

Arya menekan tombol panggil. Nadanya bergetar karena kedinginan dan rasa sakit, tetapi suaranya penuh otoritas ketika Komandan Jaya akhirnya mengangkat.

Komandan Jaya: (Suara kasar, mengantuk) "Halo! Siapa ini malam-malam begini?!"

Arya: "Ini kurir dari Sarana Biru. Sekarang, dengarkan aku baik-baik, Komandan. Aku tahu kau mencari List Daftar Hitam. Dan aku tahu kau mengirim Bargas untuk membunuhku. Dia gagal."

Hening di seberang sana. Komandan Jaya pasti sudah mendapat laporan dari Bargas.

Komandan Jaya: (Berubah dingin, berbahaya) "Kau. Kau di mana, bocah?"

Arya: "Aku dan Daftar Hitam ini aman. Aku menyembunyikannya di tempat yang hanya aku yang tahu. Jika kau menyentuh gadis itu, Maya, atau Ayahnya, atau bahkan temanku Dion, aku akan menyebarkan Daftar Hitam ini ke semua media, polisi, dan bahkan musuh-musuhmu di Cakra Manggala sebelum kau bisa mengejarku."

Komandan Jaya: "Kau mengancamku? Kau pikir kau bisa bermain-main dengan Naga Hitam, bocah?"

Arya: "Aku tidak main-main. Kau punya waktu sampai matahari terbit. Bawa Maya ke Jembatan Pelabuhan Lama. Tukar nyawa Maya dengan Daftar Hitam. Jika tidak, pagi ini, seluruh kota akan tahu siapa Naga Hitam sebenarnya. Keputusan ada di tanganmu, Komandan."

Arya menutup telepon. Ia tersengal-sengal, mencengkeram ponsel.

Dion: "Kau... kau baru saja menyatakan perang terbuka."

Tiba-tiba, pintu rolling door bengkel itu bergetar keras.

BRAK! BRAK!

Suara Wanita: (Panik, berbisik) "Arya! Buka! Ini aku! Maya!"

1
Calliope
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
andremnm: makasih🙏🙏
total 1 replies
Deqku
Aku jatuh cinta dengan ceritamu, tolong update sekarang juga!
andremnm: makasih ya
total 1 replies
tae Yeon
Terlalu emosional, sampai menangis.
andremnm: makasih 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!