Alina seorang wanita muda yang harus menerima kehancuran rumah tangganya karena ulah suami dan ibu tirinya yang suka bermain di belakang.
Selama ini dia sudah menganggap bu Nurma seperti ibu kandungnya sendiri tapi ternyata wanita itu malah mengambil suaminya.
"Emmhhh Rizal... Tambah lagi ya pompanya" Ucap Nurma sambil memejamkan matanya.
"Suka ya sayang?" Tanya Rizal dan menambah ritme pompaannya sesuai dengan permintaan Bu Nurma.
Mau tahu kisah mereka bertiga selanjutnya? baca terus novel ini ya kak, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Rizal sok perhatian
Tin tin tin...
Alina sengaja membunyikan klakson agar Irma keluar dari rumahnya, dia sedikit malu bila bertemu dengan suami Irma.
“Eh udah dateng, ayo bawa masuk” Ajak Irma yang sudah berdiri di samping mobil Alina.
“Apa gak apa-apa aku nitipin disini Ir..?” Tanya Alina dengan sedikit ragu dan turun dari mobil.
“Aman..! Kamu udah beli brangkasnya kan” Jawab Irma.
Alina hanya mengangguk dan mengeluarkan brangkas mini yang dia letakkan di bangku belakang.
Mereka berdua pun kini berjalan ke arah pintu rumah Irma.
“Assalamualaikum...” Ucap Alina saat masuk rumah Irma.
“Waalaikumsallam, sudah datang mbak Alina. Oh ya langsung masukkan saja di kamar tamu nanti kuncinya mbak Alina saja yang bawa” Ucap Luki suami Irma yang duduk di sofa ruang tamu.
Alina menoleh pada Irma seolah bertanya.
“Irma sudah menceritakan semuanya pada saya mbak, tenang saja weekend depan biar saya sama Irma yang memasang cctv di kediaman mbak Alina” Ucap Luki.
“Apa gak merepotkan mas..?” Tanya Alina dengan sungkan.
“Tenang saja mbak santai, lagian saya paling benci dengan yang namanya perselingkuhan. Jadi kami akan membantu mbak Alina lepas dari dua manusia toxic itu” Jawab Luki.
“Terimakasih banyak mas Luki, Irma kalian sudah mau membantuku” Ucap Alina.
“Sama-sama Lin, lagian kita udah kenal lama kan sejak SMA. Kamu itu sudah ku anggap seperti saudara Lin” Jawab Irma.
"Makasih Irma, aku beruntung punya sahabat serta saudara seperti kamu" Ucap Alina.
Kini mereka berdua pun langsung berpelukan, Alina tak terasa meneteskan air matanya karena masih ada orang yang peduli padanya.
Setelah mengamankan seluruh asetnya di tempat yang aman, Alina berangkat ke kantor bersama dengan Irma.
“Lin, biar aku yang nyetir..” Ucap Irma saat mereka akan masuk ke dalam mobil.
Alina yang paham segera mengangguk dan memberikan kunci mobilnya pada Irma.
Mobil yang dia beli dari hasilnya bekerja di perusahaan yang lama.
Di sepanjang perjalanan Alina hanya diam karena sibuk dengan fikirannya sendiri.
“Lin, apakah mereka tadi pagi bersikap seperti biasa..?” Tanya Irma dan menoleh sekilas ke arah sahabatnya itu.
“Iya Ir, bahkan mama sudah tak sungkan lagi menawari kopi pada mas Rizal yang baru saja bangun tidur..! Sedangkan disana ada aku istri sahnya” Jawab Alina dengan kesal.
“Sabar ya Lin, emang dasar mereke itu dua manusia yang tak punya malu” Ucap Irma.
“Iya Ir, oh ya apa selama ini mereka selalu berhubungan ya..? Bahkan aku menemukan satu kaplet pil kb di kamar mama yang sudah kosong” Ucap Alina.
“Kemungkinan iya Lin..! Apa jangan-jangan sejak Rizal tak pernah menyentuhmu itu..?” Tebak Irma.
Alina menoleh ke arah Irma yang masih fokus pada kemudi..
Dia menghembuskan nafas perlahan karena kemungkinan tebakan Irma ini benar.
“Sudah dua bulan lebih dia tak menyentuhku Ir, mungkin saja dia sudah mendapatkan kenikmatan di kamar bawah” Ucap Alina dengan lirih.
“Astagaa...! Kita harus segera membongkar perselingkuhan mereka Lin..! Duh weekend masih dua hari lagi, aku gak sabar ingin segera mendapatkan bukti agar kamu terbebas dari mereka” Ucap Irma dengan emosi.
“Iya Ir, nanti kita pulang sekalian cari cctv yang pas” Jawab Alina.
Irma hanya menganggukkan kepalanya saja.
“hmm aset kamu cuma itu saja Lin..?” Tanya Irma penasaran.
“Rumah peninggalan almarhum kedua orangtuaku dan perhiasan milik ibu yang di simpan Nurma” Jawab Alina.
“Dimana dia menyimpannya..?” Tanya Irma.
“Aku gak tau Ir, selama ini dia gak pernah membahas warisan peninggalan ayah” Jawab Alina.
“Hmm maaf Lin, apa selama ini ayah kamu gak ada uang pensiun..?” Tanya Irma.
“Uang pensiun...?” Tanya Alina sedikit heran.
“Iya...!! Jangan bilang kamu gak tahu Lin” Bentak Irma.
“I-iya Ir, emangnya dapat berapa..?” Tanya Alina.
“Oh astagaa Aliiinaaaaaaa...” Teriak Irma karena gemas dengan sahabatnya ini.
“Almarhum om Hamdan dan ayahku kan dulu satu kerjaan, ayahku dapat tujuh juta perbulan..!” Jawab Irma.
“Aku gak tau sama sekali tentang uang pensiunan Ir..” Lirih Alina,
“Berarti uangnya selama ini di habiskan sama ibu tiri kamu Lin..! Kita laporkan saja ke admin perkebunan agar uang pensiun masuk ke atm kamu” Saran Irma.
“Emangnya bisa ya Ir..?” Tanya Alina.
“Bisa dong...!! Kan kamu anak kandungnya om Hamdan” Jawab Irma.
“Oke besok aku izin setengah hari bekerja dan akan ke tempat kerja ayah dulu” Ucap Alina.
“Nah gitu dong..! Kamu harus tegas dan tega Lin, kalau tidak selamanya kamu akan di injak-injak sama mereka” Ucap Irma.
“Aku selama ini diam dan mengalah karena menganggap Nurma itu seperti ibu kandungku Ir, bahkan dulu dia rela merawatku padahal usia kami hanya terpaut beberapa tahun saja” Lirih Alina.
“Lupakan masa lalu Alina..! Yang jelas dia sekarang merebut suami kamu, jangan sampai warisan ayah kamu juga di rebut sama dia” Jawab Irma.
“Iya Ir, kalau mas Rizal aku rela menghibahkan pada Nurma tapi kalau warisan milik ayah dan ibu aku gak rela” Ucap Alina.
Irma mengangguk setuju dengan ucapan Alina, dia akan membantu Alina sampai terbebas dari Rizal serta mendapatkan haknya kembali.
Beberapa saat kemudian mobil yang dikendarai Irma sudah tiba di kantor tempat mereka bekerja.
“Keep smile... ingat setiap masalah pasti ada jalan keluarnya..” Ucap Irma memberi semangat pada Alina saat mereka berjalan masuk ke kantor.
“Siapp bu mentor..” Jawab Alina dan tertawa lepas.
Selama ini dia memang menyembunyikan kesedihannya ketika di kantor karena selain menjaga profesionalitas, dia juga tak mau berlarut-larut memikirkan permasalahannya.
"Semangat-semangat..!!" Gumam Alina saat sudah tiba di meja kerjanya.
Alina segera menghidupkan komputer di depannya dan dia siap memulai pekerjaannya hari ini.
Ting..!!
Tiba-tiba ada notifikasi masuk di ponselnya, ternyata Rizal yang mengirimi dia pesan.
[Sayang, semangat ya kerjanya. Love you, sampai ketemu nanti di rumah]
[Nanti kamu mau dibawakan sesuatu gak sayang?] Pesan Rizal.
"Ngapain sih sok-sokan perhatian banget" gumam Alina setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh sang suami.
[Sayang, balas dong. Apa kamu marah karena aku pulangnya terlalu malam? Maaf ya, mau gimana lagi aku harus lembur dikantor] Lagi-lagi Rizal mengirimkan pesan padanya.
"Lembur sama mama maksudmu?" gerutu Alina.
Kini Alina langsung meletakkan kembali ponselnya di atas meja dan tidak berniat membalas pesan dari Rizal.
Meskipun suaminya itu memberikan perhatian padanya, suami yang terlihat begitu romantis dan selalu memberikan perhatian tapi ternyata malah bermain di belakang bersama dengan wanita lain.
bahkan yang lebih parahnya wanita yang menjadi selingkuhan sang suami adalah ibu tirinya sendiri meskipun dia belum memiliki bukti yang akurat.
🙏🙏👍👍👍