NovelToon NovelToon
Suara Dari Balik Sajadah

Suara Dari Balik Sajadah

Status: tamat
Genre:Spiritual / Cinta Terlarang / Trauma masa lalu / Cintapertama / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:21.9k
Nilai: 5
Nama Author: Caeli20

Maheswara merasakan sesuatu yang berdiri di bagian bawah tubuhnya ketika bersentuhan dengan wanita berhijab itu. Setelah delapan tahun dia tidak merasakan sensasi kelaki-laki-annya itu bangun. Maheswara pun mencari tahu sosok wanita berhijab pemilik senyum meneduhkan itu. Dan kenyataan yang Maheswara temukan ternyata di luar dugaannya. Membongkar sebuah masa lalu yang kalem. Menyembuhkan sekaligus membangkitkan luka baru yang lebih menganga.
Sebuah sajadah akan menjadi saksi pergulatan batin seorang dengan masa lalu kelam, melawan suara-suara dari kepalanya sendiri, melawan penghakiman sesama, dan memenangkan pertandingan batin itu dengan mendengar suara merdu dari Bali sajadahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caeli20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 : Jangan Gugurkan, Bunda.

Maheswara tersenyum bahagia ketika panggilan itu berakhir. Bunga-bunga semakin bermekaran di hatinya. Ada kepuasan yang dia rasakan ketika belajar cara sholat meskipun hanya melalui video call.

"Hana, cepatlah kita menikah, aku ingin menjadi imam buat keluarga kita. Untuk mu dan anak kita," Maheswara menyadari sesuatu ketika mengucapkan anak.

"Malam itu, aku menumpahkan nya di dalam. Apa dia tidak hamil? Ah, tidak, tidak mungkin dia bisa hamil. Itu hanya sekali. Lagipula, mana sempat aku memakai pengaman waktu itu. Kesadaran ku pun kurang karena pengaruh obat untuk mencabutnya sebelum tumpah. Dan kalau pun sadar pasti juga sulit untuk mencabutnya, terlalu sempit, siapapun pasti tidak akan bisa menahannya,"

Di hatinya yang berbunga-bunga tiba-tiba dia merasakan ada duri kecil yang muncul.

"Tapi bagaimana kalau hamil? Di mana anak kami? Oh tidak, tidak, pasti digugurkan. Mana ada yang mau melahirkan anak hasil hubungan paksa,"

**

FLASHBACK ON

"Lama-lama bunda rantai tangan dan kakinya," keluh Ratna sambil menggerakkan bahunya.

"Lihat ini, dada ayah biru, memar, kena sikutnya," dr. Farid menyingkap kaosnya.

"Apa kita bawa ke psikiater saja ayah? Sudah tiga Minggu lebih loh dia tantrum seperti ini,"

"Itu kan saran ayah dari awal tapi bunda menolak dengan alasan malu kalau orang lain tahu,"

"Sepertinya bunda berubah pikiran ayah. Bawa ke psikiater saja. Tidak mampu bunda kalau harus menghadapi tantrumnya setiap hari,"

Ratna merebahkan tubuhnya ke tempat tidur.

"Bunda ingin tidur," suara Ratna berat, matanya hampir menutup.

"Ayah, Bunda, kakak muntah," Ammar membuka pintu tiba-tiba. Dia sedang bertugas menggantikan bundanya menjaga kakaknya. Kalau tidak jaga, dia akan melukai dirinya sendiri. Mereka sudah cukup kenyang dengan tindakan Hana yang mengiris urat nadi, mencekik lehernya dengan kabel charger, bahkan ingin melompat dari balkon.

Ratna sontak bangun.

"Muntah?,"

"Iya bunda, muntah-muntah,"

Ratna dan dr. Farid bertatapan, sejurus kemudian langsung berlari ke kamar Hana diikuti Ammar.

"Uuueekk... Kkhhhh-uuueekk," Hana muntah di wastafel kamar mandinya.

Ratna membuka pintu kamar mandinya.

"Hana, kamu kenapa?,"

Hana terus memuntahkan semua isi perutnya.

"Ayah, coba lihat dia,"

Dokter Farid masuk langsung menepuk lembut tengkuk leher Hana.

"Sudah, sudah. Tuh muntahnya kuning. Sudah habis isi perutnya Hana," ujar dr. Farid lembut.

Butuh beberapa saat untuk Hana tenang kembali. Wajahnya pucat. Ratna menyerahkan botol minyak kayu putih agar bisa dihirup baunya oleh Hana.

"Ayah," Ratna memberi kode pada dr. Farid untuk melangkah keluar.

"Ada apa, Bunda?," dr. Farid bertanya sambil menutup pintu kamar Hana.

"Bunda curiga,"

"Ayah juga,"

"Ayah bisa memeriksanya?,"

"Bisa saja tapi biar lebih yakin, kita bawa dia ke dokter obgyn agar hasilnya pasti,"

Ratna mulai menangis.

"Kenapa beban kita harus seberat ini ayah,"

"Mau bagaimana lagi, Bunda. Kalau saat itu langsung dibawa ke rumah sakit, mungkin rumah sakit bisa melakukan pencegahan, tapi ingat kan, siapa yang menolak? Bunda,"

Tangisan Ratna makin bertambah.

FLASHBACK OFF.

**

Hana mengambil sebuah buku yang masih kosong. Di bawah cahaya lampu baca, dia mulai menulis di buku itu. Sepertinya catatannya cukup panjang hingga dia tertidur dengan posisi duduk saat hari hampir subuh.

Sementara Maheswara, jangan ditanya lagi. Dia punya kesibukan baru setiap malamnya.

Berfantasi dengan foto Hana. Bahkan dia merekam layar video call mereka tadi agar sosok Hana terlihat riil di hadapannya.

Maheswara berada di atas tempat tidurnya dengan posisi terlentang. Separuh tubuhnya ditutupi selimut untuk menutupi aktivitas tangannya di bawah sana. Tangan yang satu lagi menonton cuplikan rekam layar Hana.

"Hana.. Aku mencintaimu, aku ingin memilikimu seutuhnya. Kamu sangat cantik," gumam Maheswara dengan suara berat dan napasnya tersengal-sengal.

"Hanaaaaaa," lenguhan panjang pun menutup tengah malamnya.

**

FLASHBACK ON

Wajah Ratna sangat tegang, sedangkan wajah dr. Farid terlihat pasrah. Mereka menunggu dokter obgyn di depan mereka membaca hasil pemeriksaan.

Sementara Hana diapit mereka berdua. Dokter Farid menggenggam jemari putrinya.

"Selamat ya Pak, Bu, Anda berdua akan jadi Oma dan Opa. Usia kandungannya dua Minggu. Masih terlalu dini memang jadi wajib dijaga dengan baik. Jangan sampai kelelahan,"

Tubuh Ratna mengeras.

Dokter Farid terkejut mata-mata nya berkaca-kaca

Hana mematung dengan tatapan kosong dan bulir air mata yang jatuh.

"Ini buku ibu dan anak. Dibawa setiap kali kontrol. Dua Minggu depan balik lagi ya,"

Sekilas mereka bertiga seperti patung. Tak bereaksi sama sekali hingga membuat dokter obgyn itu canggung.

Dokter Farid berdehem.

Dia berdiri mengambil buku yang disodorkan dokter obgyn.

"Terima kasih dok, kami pamit kalau begitu. Bunda ayo,"

Dokter Farid menyadarkan Ratna yang masih membeku. Tidak siap mendengar kabar bahwa anaknya hamil. Tanpa tahu siapa yang menghamilinya.

Suasana kacau dalam mobil pun tidak bisa dihindari.

"Hana, lihat yang kamu lakukan pada keluarga kita. Kamu hamil," ujar Ratna disertai tangisan.

"Bunda, hentikan. Jangan menambah masalah,"

"Bunda terus yang salah. Kapan ayah akan sadar Hana sudah mempermalukan keluarga kita," suara Ratna meninggi.

"Lalu apa yang bunda inginkan sekarang?,"

"Gugurkan. Bunda tidak mau orang tahu Hana sudah punya anak. Dia baru mau genap 20 tahun dan belum menikah, itu sangat mempermalukan kita. Pokoknya gugurkan!," tegas Ratna Dewi.

"Jangan, Bunda. Jangan gugurkan, Bunda," Hana yang selalu diam tiba-tiba bersuara. Ratna dan dr. Farid menoleh ke kursi belakang.

Ratna ingin bersuara tapi tangannya ditahan dr. Farid tandanya dia harus diam.

"Hana tidak malu punya anak ini?," tanya dr. Farid.

Hana menggeleng.

"Hana mau lihat anak ini nanti, hati Hana tidak sakit?,"

Hana menggeleng.

"Baiklah. Kita tidak gugurkan tapi Hana harus mau ke psikiater. Hana harus sehat. Bagaimana Hana menjadi seorang ibu kalau kondisi mental Hana tidak sehat, mau kan?,"

Hana mengangguk.

Ratna Dewi menangis sekeras-kerasnya.

1
Ruben
terbaik. ini baru karya.
Caeli: makasih supportnya kak ruben😍🙏

jangan lupa mampir di karyaku yang lain ya kak🙏 sedang on going :
- Pada Ibu Pertiwi Kutitipkan Cintaku
- Ketika Matahari Terbenam

makasih kak🙏
total 1 replies
Sri Wahyuni
kak kasih ending yang g sad donk..... masyaallah 💪💓
Caeli: hehehe.. masih ada kelanjutannya kak Sri di Suara dari Balik Sajadah 2. terbit bulan depan. Kasih jalan berliku dulu untuk Mahes supaya jadi pembelajaran bagi orang di luar sana agar mikir2 dulu sebelum melakukan sesuatu🤗

Sambil tunggu kelanjutannya, mampir juga di novelku yang lain ya kak, yang lagi on going :
- Kutitipkan Cintaku Pada Ibu Pertiwi
- Ketika Matahari Terbenam.

makasih sudah berkontribusi dalam karya2ku kak😍🤗🙏
total 1 replies
Wiwi Mulkay
ini masih ada lanjutan lagi ngak
Caeli: terbaik kak wiwi😍🤗
total 6 replies
Syafrinel Edi Bote
lanjut dong,,,, aqu suka karyamu thoor,, lanjut ya, ya, ya..... 😄
Caeli: gaskeeunn kak syaf🙏😍
total 1 replies
charista
akhrnya brnapas stlh baca novel ini 3hri.endingnya gantung tapi suka.aku ikuti novel barumu thorrr.ganbatte
Caeli: makasih supportnya kak😍🙏
nanti kelanjutannya ya🤗

mampir juga di novelku yang lain ya kak, yang lagi on going sekarang:
- Pada Ibu Pertiwi Kutitipkan Cintaku
- Ketika Matahari Terbenam 🤗🙏
total 1 replies
Trifosa Property
Baru berani kasih komentar setelah baca endingnya ini. satu kata : keren💪
ini bukan karya picisan.dari hati banget nulisnya.
ada unsur syiar agama tapi tidak monoton.menyatu dgn cerita. pembahasan mudah dimengerti. aku curiga Thor nya udah banyak nulis buku nih.
Trifosa Property
Thoorr lanjutkan karyamu aku suka tulisanmu😍🙏
Caeli: Gaskeeunn kaknl Rini😍 tunggu seru dua Suara dari Balik Sajadah tahun depan ya. sambil menunggu, mampir di novel ku yang lain juga ya kak Rin. sementara on going, ada Pada Ibu Pertiwi Kutitipkan Cintaku dan Ketika Matahari Terbenam 🤗🙏
total 3 replies
Trifosa Property
Keren sih. Gaya penulisannya beda. Ini bukan karya picisan. Ide ceritanya brilian. Lanjutkan karya karyanya thor
Caeli
tamat di bab 98 ya kak🤗
Wiwi Mulkay
masa udh tamat
Asriani Rini: Iya ko tamat suh ceritanya masih gantung
total 1 replies
Wiwi Mulkay
kapan up lagi
Wiwi Mulkay
ini kapan up lagi
Wiwi Mulkay: sdh di baca ini ngak ada lanjutannya
total 2 replies
Wiwi Mulkay
ini tdk ada lagi lanjutannya
Wiwi Mulkay
knp belum up lagi
Wiwi Mulkay
Thor ini belum up lagi ya
Wiwi Mulkay
hari ini ngak ada lanjutan lagi
Wiwi Mulkay
lanjut
Wiwi Mulkay
lanjut lagi dong
Wiwi Mulkay
oke 🫰🫰
Wiwi Mulkay
lanjut lagi
Caeli: gas kak Wiwi😍..
sudah ada 2 bab yang dipost, masih sedang direview🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!