"ah...Aku tidak akan memaafkanmu Alaska!! " ucap wanita itu dalam hati setelah melihat tunangannya bermesraan di mansion milik ayahnya dengan seorang wanita yang tidak lain adalah sepupunya sendiri.
Hubungan yang awalnya terjalin manis dan menyenangkan itu, kini mulai goyah karna hadirnya seorang wanita berhati licik bermuka dua itu, didepan baik di belakang diam diam menusuk.
Tiba tiba ada yang memperhatikan wanita itu dari lama, dan kini ingin mencuri kesempatan untuk menaklukkan hati si wanita itu.
Apakah wanita itu akan takluk oleh nya? ayok ikuti kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanna Lovina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8Ttm
"Tenangin diri kamu Karolin! Aku juga lagi berusaha membujuk wanita itu oke? " Berusaha meyakinkannya.
"jangan buat aku kecewa!! " ucap Karolin membanting HP di tangannya ke kasur.
"believe me!! " ucapnya sedikit lemas.
"hmm"
*pagi hari..
"pagi sunshine....
Jangan lupa minum air putih yah!! "
Satu pesan singkat masuk ke HP Jeslin.
"What? Sunshine?
"hei mending lo buka jendela kamar lo, lihat keluar itulah yang di sebut sunshine! Bukan gue!!"
Balasnya merasa pria itu terlalu lebay dengan panggilannya tadi.
"apaan sih ni orang, kemarin malam sok perhatian sekarang tiba tiba ngasih gua nama panggilan Sun... shine? aneh... aneh!! argh... " menarik selimut menutupi wajahnya yang kini memerah.
*tring.. " satu pesan lagi masuk ke layar yang masih menyala itu.
"halo... manis....
bangun yok... cepat keluar dan lihat ke sebrang jalan rumah kamu! "
Awalnya dia sedikit malas untuk bangun sepagi ini, tapi rasa penasaran di hatinya lebih kuat hingga membuatnya melangkah keluar.
"uh... dingin!! " ucapnya sambil melipat tangannya di dada.
Sesuai pesan yang dia baca, matanya melihat ke arah sebrang jalan. Dia melihat seseorang melambai tapi wajahnya tidak terlihat karna ketutupan topi yang sedang dikenakannya.
Langkah kakinya tetap menuntunnya untuk menemui orang itu walau badannya menolak.
"pagi... cantik... " membuka topinya memberikan senyum lebar selebar lebarnya.
"elo?? lo ngapain di sini? " tanya Jeslin kaget tiba tiba Jefan sudah ada disini.
"lah... minimal kalau disapa tuh balas dulu kali...bilang pagi kek siang, malam.... "
"stt... udah diam yah... diam... lo sekarang jelasin, tau dari mana alamat rumah gue dan ngapain disini? " menarik tangan itu agar menjauh dari sekitar rumahnya.
"i.. iya... lepasin dulu."
"gak. jelasin dulu! "
"lepasin dulu! "
"jelas..... ahhh" Kaki Jeslin terkilir dan beruntung tangan Jefan yang satu langsung sigap menangkapnya.
"duh... makanya jangan buru buru gitu. Sini gua bantuin kita duduk di rumput sebelah situ. " menunjuk ke arah rumput kosong dekat mereka.
Dia membantunya berjalan karna kaki Jeslin yang sudah sangat sakit.
Mereka akhirnya duduk dan pria itu memijat pelan kaki nya.
"Makasih! " ucap Jeslin malu malu.
"lagian kamu sih.... kan aku udah bilang lepasin dulu aku pasti jelasin... bandel sih jadi orang! "
"iya deh iya... gua minta maaf. lagian lo bikin gua kaget. "
"kamu ingat kan kata kata ku, kalau kita akan sering bertemu setelah hari itu? Ya... aku cuman menepatinya karna... yah... aku gak suka omong kosong. "
Dalam pikiran nya, Jeslin mulai sedikit tertarik dengan kepribadian Jefan.
"oke... buat apa? "
"Jes.... kamu lupa yah buat permintaan kamu kemarin dan saya rasa kita sudah sepakat bukan?"
Dia terdiam mulai bingung lagi dengan perasaannya.
"tapi Jef... lo tau kan hubungan yang dibangun bertahun tahun itu bukanlah hal yang bisa di lepaskan secepat itu. "
"oke... trus lo mau apa? Berhenti dan kembali bersama pria itu, atau lanjut dan melepaskannya. lo cuman punya 2 pilihan. "
"Bukan gitu..... "
"trus gimana? " mulai geram dengan ke lingkungan wanita di depannya tapi tetap bertanya dengan nada lembut.
"gua pasti sulit untuk memberikan hati ini untuk lo! Apa lo bermasalah dengan hal itu? " tanyanya ragu.
"Aku rasa nggak!!"
"Maksud lo? " tanyanya bingung.
"Ya gak masalah! " jawabnya mulai tersenyum.
Dalam hatinya justru Jefan merasa sangat senang. Bagaimana mungkin dia akan melepaskan wanita secantik Jeslin bersama pria yang bahkan tidak bisa menghargainya sama sekali.
"kok lo malah senyum? Ada yang lucu? "
"iya.... ada!! "
"apa?? "
"kamu! "
"hah... gua??? "
"Udahlah Jeslin jangan pikirin pria bernama Alaska itu. Sekarang yang harus kamu pikirin adalah aku! "
"kamu?? "
"iya! aku kan pacar kamu sekarang! "
Jeslin mulai kehabisan kata untuk menjawab kata kata pria yang tidak ada habisnya itu. Hatinya kini mulai terombang ambing harus melangkah kemana.
Memperhatikan hal itu, Jefan mulai memahami situasi wanita yang sedang dilema itu.
"Jes.. maaf yah aku gak bermaksud memaksa! Jujur aja, melihatmu begini agak membuatku ingin sekali menghabisi pria yang sangat kamu cintai itu. Tapi sekarang keputusanmu sudah tepat untuk meninggalkannya. Jika aku adalah orang yang berada diposisi itu, mungkin kamu akan menjadi satu satu nya ratu di hatiku! "
"sayangnya dia bukan kamu! " potong Jeslin mulai menangis lagi.
"yah... sayangnya begitu. Ah.. sudahlah! kamu disini jangan kemana mana oke? "
"hei mau kemana? "
"tunggu aja!! " berdiri dan meninggalkan Jeslin yang masih menangis.
"Dasar laki laki kayaknya semua memang begitu. Meninggalkan wanita yang sedang menangis bukannya menghibur atau menenangkan! "
Jeslin melipat kedua tangan di lututnya dan mulai menyembunyikan wajahnya diantara lutut itu sambil menunggu pria itu kembali.
Setelah 15 menit Jefan sudah berada di depan tanpa disadarinya.
"nih minum dulu! " menyodorkan minuman di tangannya.
"udah jangan menangis lagi! buat apa sih nangisin dia lagi? " merubah posisi dan duduk di sampingnya.
"Gua gak nangisin dia! "
"trus? "
"lo! pergi selama itu dan cuman membawa minuman doang? Gua lapar... kok lo gak peka banget sih jadi cowok? "
Kata katanya membuat Jefan hampir tertawa terbahak tapi menahannya. Dia mengerti kalau mood cewek selalu bisa berubah sangat cepat. Bisa aja satu menit ke depan dia tiba tiba sudah tertawa lagi tentunya dengan memenuhi keinginannya.
"oke... oke.. di depan ada tukang jualan sate, lo suka kan? sabar yah bentar lagi juga di anter! "
Ternyata sebelumnya, Jefan sudah memesan sebelum wanita itu mengatakan apapun.
"hah? lo udah pesen? "
Jefan mengangguk dan tersenyum mengiyakan.
"oke... dia gak seburuk itu! " gumam Jeslin tersenyum.
"Eh... dari pada menunggu kamu mengirim data si Alaska itu, mending kamu ceritain aja sekarang sambil menunggu pesanan kita datang yah. " Kata Jefan karna setelah dari rumah sakit wanita itu belum jadi mengirim biodata itu.
Akhirnya mereka berdua asyik mengobrol sampai pesanan nya datang. Tidak berhenti hingga menghabiskan sate yang rasanya lebih nikmat di pagi yang cerah ini. Entah karna mereka keasyikan ngobrol atau karna ada rasa nyaman yang mulai menyelimuti hati Jeslin yang sedang patah dan rasa nyaman yang mengisi hati Jefan yang saat ini masih kosong belum berpenghuni.