Penderitaan yang dialami Hana selama ini kini terbalas melalui Seorang perempuan yang dibawah oleh Suaminya untuk dijadikan Madu untuknya.
Dia tidak pernah menyangka Hidupnya akan berbeda dan Terlindungi oleh Madu yang dianggap sebagai saingan dan juga penderitaan.
Madunya Tidak hanya menjadi pelindung Tapi juga Bisa mengembalikan segala Yang dia miliki yang selama ini gdi kuasai suami dan juga keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Hana mengkerut kan keningnya mendengar perkataan suster anaknya ini.
"Membalas budi?? ". Tanyanya mengulang jawaban dan suster.
" Iya mbak Hana, jika bukan karena bantuan Kayya padaku selama ini aku tidak akan bisa berdiri sebagai seorang perawat dengan jabatan bagus dirumah sakit, saat dia pergi dan melahirkan Kana, aku sungguh terpukul karena kehilangan sahabat yang begitu selalu ada untukku apalagi aku belum sempat membalas jasanya sejak kami masih kecil, itu sebabnya ketika Kayya yang baru menawarkan aku untuk mengasuh Kana, aku tidak pernah berpikir panjang untuk setuju".
Hana mengangguk, walau tidak semuanya orang bisa membalas budi ketika diberikan bantuan selama ini dan suami serta keluarganya menjadi contohnya.
"Sebegitu nya?? ". Tanyanya dengan penasaran.
"Iya mbak, aku belum menikah dan belum kepikiran, tidak ada salahnya aku menyayangi Kana seperti anak sendiri, selain membalas jasa Kayya, aku juga senang merawat anak kecil, apalagi modelannya seperti Kana". Ucapnya sambil terkekeh pelan.
"Modelan seperti Kana?? ". Tanyanya dengan heran.
Miranda tertawa pelan, dia yakin Hana pasti penasaran dengan apa yang dia katakan.
"Aku yakin, mbak pasti merasakan hal yang sama dengan saya rasakan saat dekat dengan Kana, sejujurnya aku selalu melihat Kayya disetiap berinteraksi dengan Kana, andai Kana perempuan mungkin mereka seperti anak kembar beda umur".
Hana mengangguk sambil tersenyum, benar juga yang dikatakan pengasuh anaknya itu, itu juga yang dirasakan dirinya setiap kali berdekatan dengan keponakannya itu.
"Kamu benar, aku selalu melihat adikku setiap bersama anak itu".
Percakapan mereka terhenti mendengar pekikan ruang dari sang anak saat melihat Hana berada disana.
"Bunda". Ucapnya langsung melompat memeluk sang ibu sampai dia lupa jika bundanya menggunakan kursi roda.
"Astaga, Hati-hati nak, nanti kamu bisa terkena kursi roda bunda". Ucapnya sambil mengecek keadaan sang anak.
Yang ditegur hanya cengengesan sambil memperlihatkan gigi putihnya itu.
Hana dan Miranda menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Kana yang sangat menggemaskan itu.
"Mommy mana bunda?? ". Tanyanya sambil mengedarkan pandangannya mencari keberadaan sang mommy.
"Masih dikantor nak, tapi dia akan menyusul kita saat jam makan siang, kita bisa makan siang bersama".
Hana mengelus kepala sang anak yang terlihat kecewa tapi langsung menampilkan senyumannya begitu tahu kalau Sang mommy akan menyusul mereka untuk makan siang bersama.
"Kata mommy, kita pergi ke wahana bermain saja dulu sambil menunggu mommy saat jam makan siang, setelah rapat dia akan menyusul kita kesana".
"Wahana bermain bunda? ". Tanyanya dengan mata berbinar.
Dia jarang pergi kesana karena kesibukan sang mommy, ditambah mommy nya melarang pengaruhnya untuk membawanya kesana, sekarang ini keinginannya itu kesampaian.
"Iya nak, itu bentuk permintaan mommy katanya, mau kan?? ".
"Mau". Teriaknya dengan girang langsung memeluk Hana kembali dengan sayang.
Miranda tersenyum kecil melihat interaksi keduanya, jika ada yang melihatnya mereka pasti akan dikira ibu dan anak.
"Ya sudah, yuk kita pergi, Ayo suster". Ajaknya kepada keduanya dengan senyuman.
Keduanya mengangguk kemudian mengikuti Hana, sedangkan Miranda mendorong kursi roda Hana menuju mobil dan dengan sigap sopir mengurusnya.
Sesampainya disana, Kana tidak berhenti tersenyum dan berlarian dengan girang setelah dirinya mengganti pakaiannya dan akan bermain.
"Aku disini saja Miranda, kamu saja jaga Kana dan awasi dia, aku akan melihat dari sini saja, tidak apa kan?? ".
"Tentu kak, kakak disini saja, biar aku yang mengawasi Kana sepertinya dia terlalu senang sampai sangat aktif seperti itu". Ucapnya sambil terkekeh pelan.
"Kamu benar, dia sangat girang, katanya ini adalah pertama kalinya dia pergi ke tempat ini karena Kaya selalu melarang nya".
"Iya kak, dia terlalu protektif pada anaknya itu, kadang aku kasihan tapi dia memiliki alasannya sendiri".
Hana mengangguk, sedangkan Miranda menyusul Kana yang berlarian kesana kami dengan kegirangan.
Kayya yang selesai meeting pun menyusul keluarga kecilnya itu, dia sudah sangat kangen dengan sang anak.
"Mau kemana Kayya?, sepertinya kamu sedang terburu-buru? ". Tanyanya dengan pelan
"Aku akan menyusul kak Hana dan juga anakku untuk bermain di Wahana bermain Ndre, jadi aku akan kesana sekarang, toh bentar lagi jam makan siang".
"Anak?? ". Tanyanya dengan tidak percaya.
Matanya membulat sempurna mendengar perkataan Kayya yang memiliki anak.
"Iya anak aku, memangnya kenapa?? ". Kayya menyipitkan matanya karena tidak suka dengan nada bicara Andre padanya.
"Tidak kok, aku hanya terkejut mendengar kamu punya anak, kok aku tidak tahu yah?? ". Tanyanya dengan pelan.
Dia menggaruk kepalanya tidak gatal, kenapa dia tidak kepikiran untuk bertanya pada Hana saat tadi supaya jelas.
Perkataan pelan itu masih terdengar jelas ditelinga Kayya, dia mengangkat sebelah alisnya menatap Andre dengan kesal.
"Ya bisalah, kan tidak semua harus diberi tahu, sudah yah, aku mau berangkat, takut telat". Ucapnya sambil berjalan meninggalkan Andre yang masih bengong.
"Eh, eh tunggu aku Kayya, aku ikut". Ucapnya keras saat dia sudah sadar dari rasa terkejutnya.
Kayya yang sudah berjalan menjadi Andre menghentikan langkahnya kemudian berbalik.
"Apa maksudmu, kamu mau ikut?? ". Tanyanya dengan mata menyipit.
"Iya, aku akan ikut, boleh yah, aku juga mau kenalan dengan anak kamu". Ucapnya dengan girang.
Jika dia ingin menikahi Kayya, itu artinya dia harus menerima anaknya juga maka dari itu dia berusaha mendekatkan diri dengan anak Kayya nanti.
"Terserah kamu, tapi aku akan naik taksi kesana, kamu ikut saja kalau mau". Ucapnya sambil berjalan meninggalkan Andre.
Andre menghela nafas, Kayya memang berbeda dengan perempuan lain yang sangat sulit dia taklukkan, selama ini banyak wanita mengantri untuk mendapatkan dirinya sedangkan Kayya hanya berhubungan dengannya hanya untuk kepentingan Hana dan juga perusahaannya.
"Kita bersama saja, daripada kamu naik taksi". Tawarnya sambil membuka pintu mobilnya.
Kayya menatap Andre dengan intens membuat lelaki itu salah tingkah ditatap seperti itu oleh pujaan hatinya.
"Baiklah, terserah kamu saja, aku hanya tidak mau ada gosip murahan yang menimpa diriku dikantor karena pergi denganmu". Ketuanya lagi sambil memasuki mobil Andre.
Andre hanya bisa tersenyum kaku sambil menggaruk kepalanya tidak gatal, baru kali ini dia mati kutu menghadapi seorang perempuan.
Dia masuk kedalam mobil dan menjalankan mobilnya ketempat ya g akan mereka tuju.
Sesampainya disana, Andre duduk disebelah Hana yang terlihat tertawa pelan menyaksikan aksi sang anak.
"Maaf kak, sudah menunggu lama". Ucap Kayya yang langsung duduk disebelah sang kakak dengan wajah masam.
Melihat wajah adiknya yang seperti itu, dia kemudian mengalihkan pandangannya pada lelaki yang bersama adiknya.
"Dia kenapa? ".
Andre tersenyum canggung melihat dan mendapatkan pertanyaan to do point dari Hana itu.
"Aku juga tidak tahu Han, mungkin dia tidak terlalu senang aku ikut". Ucapnya dengan wajah memelas
nikmati hari hari mu di penjara Arman...
mengasuh bagusnya
apakah dia adik yang hilang??