NovelToon NovelToon
Cinta Bisa Di Nego Tanggung Jawab Dan Perhatian Yang Utama

Cinta Bisa Di Nego Tanggung Jawab Dan Perhatian Yang Utama

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Single Mom / CEO / Janda / Duda / Nikah Kontrak
Popularitas:829
Nilai: 5
Nama Author: Rr716

Cerita ini hanya fiksi belaka. cerita ini mengandung cerita dewasa. Lebih bijak lagi mencari bacaan sesuai umur.

"Kita memang menikah tapi saya belum tentu cinta sama kamu karena cinta saya hanya untuk almarhum istri saya. Saya akan bertanggung jawab dengan anak-anak mu dan kamu. Jangan pernah berharap untuk saya cinta kepadamu. Tapi karena menikah sah KUA kebutuhan biologis bisa kita bicarakan nanti." Ucap Braja.

"Tenang saja Tuan saya tak akan menuntut cinta sama anda. Yang penting anda bisa melindungi anak-anak saya itu sudah cukup untuk saya." Ucap Berlian.

"Soal nafkah nanti kita bicarakan lagi." Ucap Braja.

"Jangan terlalu di pikirkan tentang nafkah untuk saya Tuan. Yang penting tuan bisa tanggung jawab dan perhatian dengan anak-anak saya sudah cukup. Saya masih bisa memenuhi kebutuhan saya sendiri." Ucap Berlian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rr716, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 22 CBDN

"Bu......." Ucap guru Bara ke Berlian.

"Biarin dulu Bu.... mereka harus bisa nyelesain masalahnya sendiri. Biarin dulu ajah. Saya yakin Bara dan temennya itu hanya berselisih paham biasa ajah. Namanya juga anak-anak. Kita lihat ajah sebentar lagi mereka pasti baikan." Ucap Berlian.

Di tempat Bara.

"Sini Bara kasih tau ya. Orang miskin sama orang kaya itu sama-sama punya mata hidung dan yang lainnya. Lihat kita semuanya nya sama di mata Allah. Itu yang di bilang mamih Bara tiap hari. Kita gak boleh ngehina orang. Kamu kalau mau banyak temennya, mau punya temen buat main, jangan lihat kaya sama miskin nya sini kita main barengan. Jangan iri sama orang lain juga. Walaupun kehidupan kita beda tapi kamu gak tau kan kita bahagia atau gak sehari-hari nya." Kata Bara yang langsung megang temennya dan ngajak main temennya itu.

"Keren anak siapa itu masih kecil tapi ngobrol nya kaya orang dewasa."

"Itu mamah sama bapaknya di sana itu sama ibu Sinta."

"Mereka sengaja gak misahin. Biar bisa jadi temenan kali ya?"

"Iya untung anak yang itu baik."

Di tempat Berlian.

"Kan apa kata saya juga Bu. Kalau kita langsung ikut campur nanti mereka malah musuhan biarin saja dulu. Bara tak apa-apa paling itu lecet sedikit nanti saya yang obatin. Sekarang dia masih main dia gak akan ngeluh di depan orang. Pasti di rumah dia ngeluh. Ibu tenang saja." Ucap Berlian.

"Makasih Bu atas pengertiannya. Saya takutnya anak yang itu ngadu yang gak bener sama orang tuanya. Orang tuanya salah satu donatur yayasan Bu. Dulu ada sepupu nya yang sekolah di sini juga. Sampe anak yang bertengkar dengan sepupunya itu di keluarin padahal dia yang salah. Kami tak bisa apa-apa karena di ancam sama mereka."

"Tak semua orang tua seperti sepupu nya anak itu. Saya pun tak akan tiap hari antar Bara pasti nanti saya lepas dia sekolah sendiri. Tapi karena hari ini hari pertama nya sekolah jadi saya dengan suami saya nganter ke sini. Dan kebetulan kita pengen jajanan di depan hehehehe..." Ucap Berlian.

"Hehehehe...bukan anaknya yang banyak jajan ya Bu tapi malah ibunya yang banyak jajan."

"Iya saya anaknya 5 Bu yang gede SMA 3 jadi kalau jajan harus banyak mereka pulang sekolah pasti nanyain makanan." Ucap Berlian.

"Saya juga begitu Bu. Bu maap saya mau masuk lagi ke kelas sebentar lagi mau ngajar."

"Iya Bu silahkan." Ucap Berlian.

Setelah guru itu pergi Braja baru ngobrol sama Berlian.

"Lian pasti Bara kesakitan itu." Ucap Braja.

"Kalau bener sakit dia pasti ke sini mas. Lihat dia masih asik main biarin ajah dulu. Nanti di rumah kita periksa apa yang luka. Mas lupa kehidupan dia dulu lebih sadis dari ini untuk makan ajah dia harus nyari sendiri." Bisik Berlian.

"Iya maap lupa." Ucap Braja yang masih asik ngunyah.

"Mas iiiiiiiiiiiihhhhhhh....dari tadi mulutnya gak bisa diem ngunyah terus." Ucap Berlian.

"Meningan mas ngunyah makan atau ngunyah bibir kamu yang cerewet itu?" Tanya Bara.

"Mesum pikasebelen." Ucap Berlian yang langsung duduk di sebelah Braja.

"Hehehehe....meni lucu muka kamu kaca tomat busuk merah." Ucap Braja.

"Idih...."

"Lian.........Besok anterin mas ke perusahaan baru yang ada di sini untuk pertama kali ya. Mas gak mau pergi sendirian nanti di kira Duda mas." Ucap Braja.

"Gak malu nanti bawa Lian ke perusahaan?" Tanya Berlian.

"Gak lah ngapain malu jalan sama istri sendiri." Ucap Braja.

"Lian gak cantik loh." Ucap Berlian.

"Cantik tapi galak." Ucap Braja.

"Idih..."

"Lian mantan kamu masih hidup kan?" Tanya Braja.

"Masih tapi gak tau sekarang di mana. Semoga gak pernah ketemu lagi." Ucap Berlian.

"Gimana kalau suatu hari ketemu gak sengaja dan dia ingin ngobrol sama Brian dan Briana?" Tanya Braja.

"Ya silahkan ajah ngobrol sama Brian dan Briana dia punya gak untuk itu. Tapi jangan pernah bawa Brian dan Briana ikut dengan dia. Apalagi harus ngurus dia di masa tuanya Lian gak Rido. Karena dulu dia juga gak ngurus Brian dan Briana di masa kecil sampe masa gedenya. Tak ada sedikitpun perhatian dan nafkah yang dia kasih dengan tulus dan ikhlas buat kembar." Ucap Berlian.

"Udah ah jangan galau." Ucap Braja tiba-tiba.

"Idih mas yang mancing-mancing tadi pikasebelen pisan." Ucap Berlian.

"Udah nanti di rumah kamu boleh pegang jagur biar gak galau lagi oke mas ridho Lian." Ucap Braja.

"Sumpah mas pikasebelen pisan mesum pisan iiiiiiiiiiiihhhhhhh..." Ucap Berlian yang kesel sama Braja.

Tak terasa satu jam mereka ngobrol sambil ngemil dan Bara pun sudah selesai sekolah nya.

"Mamih......... Daddy......." Teriak Bara.

"Gimana udah selesai?" Tanya Berlian.

"Udah yuk buru pulang ini perut Bara udah dangdutan lagi cacingnya tauran kayanya ini." Ucap Bara.

"Emang gak mau jajan kamu itu banyak jajanan?" Tanya Braja.

"Itu kan banyak di plastik yang di beliin Daddy. Makan itu ajah nanti di rumah juga banyak cemilan yang kemarin masih banyak yang belum di makan." Ucap Bara.

"Hebat ini baru anak mamih." Ucap Berlian yang sekarang pegang tangan Bara.

"Boy.....mau beli sepeda gak?" Tanya Braja.

"Mau Daddy mau...." Ucap Bara yang antusias.

"Kalau gitu nanti malem pijitin punggung Daddy dulu nanti besok pulang sekolah kita beli sepeda." Ucap Braja.

"Asik....bener ya jangan bohong." Ucap Bara.

"Mana ada Daddy bohong pasti Daddy beliin. Tapi sepeda nya buat pergi sekolah ya gak boleh ngebut-ngebut juga bawa sepeda nya oke." Ucap Braja.

"Oke...tapi nanti ajarin naik sepeda nya ya." Ucap Bara.

"Siap nanti Daddy ajarin." Ucap Braja.

Mereka nyampe di rumah ternyata ada mobil baru di sana.

"Maap tuan saya baru datang tadi ke sekolah Aden Brama, dan kembar dulu."

"Emang ada apa?" Tanya Berlian.

"Gak nyonya saya bayar semua administrasi selama satu tahun pelajaran. Biar semuanya nanti saya gak bolak balik lagi ke sini karena saya juga ngurus perusahaan Tuan di kota."

"Oh...gitu..." Ucap Berlian.

"Waw....mobil nya keren." Ucap Bara.

"Saya juga beliin Aden sepeda Aden mau lihat gak? Sini ikut saya."

"Om beliin Bara sepedah?" Tanya Bara.

"Hehehehe...bukan Om sih sebenernya tapi Daddy nya Aden. Yuk lihat sini." Pengacara yang langsung ngajak Bara ke belakang rumah ternyata di belakang rumah di tempat jemur baju ada 4 sepeda sepeda besar 3 sepeda kecil 1. Dan ada motor 3.

"Itu motor siapa?" Tanya Bara.

"Itu motor punya kakak sama Abang kamu yang warna hitam biru. Dan itu yang warna pink punya neng Briana."

"Waw...... Daddy...... mamih.....lihat ini." Teriak Bara.

1
knovitriana
update, jangan lupa mampir 🙏😍
knovitriana
update
Rr716: baru di kirim BESTie tunggu sebentar lagi ya. makasih sudah baca buku emak BESTie 🥰🥰🥰🙏🏻🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!